71 Dari hasil evaluasi Tebal Perkerasn Tipe B dari perencaan I sampai
perencanaan XV didapatkan bahwa perencanaan tebal perkerasan menggunakan Manual Desain perkerasan Jalan 2012 jumlah repetisi beban yang dihasilkan lebih
besar dari jumlah repetisi beban yang direncanakan. Jadi tebal perkeraan dengan Manual Desain Perkerasan Jalan 2012 mampu menahan beban yang direncanakan.
Namun jauhnya beda antara nilai repetisi beban yang dihasilkan dengan nilai repetisi rencana, mengindikasikan bahwa tebal perkerasan masih bisa direncakan ulang
sehingga menghasilkan tebal perkerasan yang optimum.
IV.3 PEMBAHASAN HASIL
PERHITUNGAN DESAIN
TEBAL PERKERASAN
Perencaaan tebal perkerasan tipe A pondasi atas granular base A dan perencanaan tebal perkerasan tipe B pondasi atas Cement Treated Base telah
dievaluasi menggunakan program Kenpave. Dari hasil yang didapat bahwa tebal perkerasan tipe A tidak mampu menaham beban lalulintas yang direncanakan,
sedangkan tebal perkerasan tibe B mampu menahan beban lalu lintas yang direncanakan
Tebal perkerasan kedua tipe perkerasan tersebut akan direncakan ulang dengan menggunakan program Kenpave. Tebal perkerasan Tipe akan direncanakn
agar mampu menahan beban lalu lintas yang direncanakan. Tebal perkerasan Tipe B akan direncanakan ulang juga karena nilai repetisi beban yang dihasilkan jauh
melebihi dari beban lalu lintas yang direncanakan, sehingga nantinya akan menghasilkan tebal perkerasan yang optimum
Universitas Sumatera Utara
72 Kedua jenis tipe perkerasan tersebut akan direncanakan ulang dengan
program Kenpave menggunakan data modulus elastisitas, poissson ratio dan beban pada permukaan perkerasan sesuai dengan data yang telah ada. Perhitungan tebal
dilalkukan dengan mengasumsikan nilai tebal perkerasan setiap lapis perkerasan.
Perencanaan I Perkerasan Tipe A Asumsi tebal perkerasan
- Lapis permukaan = 13 cm, E = 4.150.000, μ = 0,35
- Lapis pondasi atas granular base A = 24 cm, E= 245.000, μ = 0,4
- Lapis pondasi bawah = 45 cm, E = 140.000, μ = 0,35
- Tanah dasar = ∞, E = 21000, μ = 0,45
Dengan menggunakan program Kenpave didapat nilai regangan tarik horizontal = 0,0001975, dan nilai regangan tekan vertikal = 0,000343. Jumlah repetisi beban
dengan analisa retak fatik diperoleh nilai Nf = 1.838.053,952 dan jumlah repetisi beban dari analisa rutting diperoleh nilai Nd = 4.432.215,579. Nilai repetisi beban Nf
dan Nd lebih besar dari nilai Nrencana, sehingga dapat disimpulkan tebal perkerasan mampu menahan beban lalu lintas yang direncanakan.
Dengan mengasumsikan tebal perkerasan yang dilakukan sama dengan perencanaan I yang memenuhi kriteria kerusakan fatigue dan rutting untuk
perencanaan II sampai XV. Tebal perkerasan yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
73 Tabel 4.7 Tebal Perkerasan Tipe A dengan Program Kenpave
Perencanaan Lapis
Lapis Pondasi Lapis Pondasi
Perkerasan Permukaan
Atas Bawah
Perencanaan I 13 cm
24 cm 45 cm
Perencanaan II 13 cm
23 cm 40 cm
Perencanaan III 13 cm
24 cm 34 cm
Perencanaan IV 13 cm
23 cm 30 cm
Perencanaan V 13 cm
21 cm 31 cm
Perencanaan VI 25 cm
44 cm 58 cm
Perencanaan VII 25 cm
40 cm 52 cm
Perencanaan VIII 25 cm
38 cm 50 cm
Perencanaan IX 25 cm
34 cm 48 cm
Perencanaan X 25 cm
30 cm 40 cm
Perencanaan XI 42 cm
64 cm 73 cm
Perencanaan XII 42 cm
56 cm 67 cm
Perencanaan XIII 42 cm
50 cm 60 cm
Perencanaan XIV 42 cm
46 cm 56 cm
Perencanaan XV 42 cm
40 cm 49 cm
Perencanaan I Perkerasan Tipe B
Asumsi tebal perkerasan -
Lapis permukaan = 6 cm, E = 4.150.000, μ = 0,35 -
Lapis pondasi atas CTB = 14 cm, E= 4.900.000, μ = 0,2 -
Lapis pondasi bawah = 38 cm, E = 140.000, μ = 0,35 -
Tanah dasar = ∞, E = 21000, μ = 0,45 Pada perkerasan tipe B perlu dilakukan perencaan ulang dengan program Kenpave,
walaupun nilai repetisi yang dihasilkan mampu menahan nilai repetisi beban lalu lintas yang direncanakan. Akan tetapi nilai yang dihasilkan jauh lebih besar dari
nilai beban rencana. Sehingga perencanaan ulang dengan program Kenpave dilakukan untuk mendapatkan tebal perkerasan yang optimum
Universitas Sumatera Utara
74 Dengan menggunakan program Kenpave didapat nilai regangan tarik
horizontal = 0,00006072, dan nilai regangan tekan vertikal = 0,0004166. Jumlah repetisi bebab dengan analisa retak fatik diperoleh nilai Nf = 89.150.658,31 dan
jumlah repetisi beban dari analisa rutting diperoleh nilai Nd = 1.856.305,704. Nilai repetisi beban Nf dan Nd lebih besar dari nilai Nrencana dan nilai yang didapat tidak
beda jauh dengan nilai N rencana , sehingga dapat disimpulkan tebal perkerasan yang didapat sudah optimum.
Dengan mengasumsikan tebal perkerasan yang dilakukan sama dengan perencaan I yang memenuhi kriteria kerusakan fatigue dan rutting untuk perencaan II
sampai XV. Tebal perkerasan yang dihasilkan adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Tebal Perkerasan Tipe B dengan Program Kenpave
Perencanaan Lapis
Lapis Pondasi Lapis Pondasi
Perkerasan Permukaan
Atas Bawah
Perencanaan I 6 cm
14 cm 38 cm
Perencanaan II 6cm
11 cm 32 cm
Perencanaan III 6 cm
9 cm 28 cm
Perencanaan IV 6 cm
8 cm 23 cm
Perencanaan V 6 cm
7 cm 20 cm
Perencanaan VI 9 cm
21 cm 36 cm
Perencanaan VII 9 cm
17 cm 29 cm
Perencanaan VIII 9 cm
14cm 26 cm
Perencanaan IX 9cm
12 cm 24 cm
Perencanaan X 9cm
10 cm 23 cm
Perencanaan XI 14 cm
28 cm 40 cm
Perencanaan XII 14 cm
22 cm 36 cm
Perencanaan XIII 14 cm
`19 cm 29 cm
Perencanaan XIV 14 cm
17 cm 24 cm
Perencanaan XV 14 cm
15 cm 22 cm
Universitas Sumatera Utara
75
IV.4. ANALISIS HASIL PERHITUNGAN