PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN

5

I.6 SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memperjelas tahapan yang dilakukan dalam studi ini, di dalam penulisan tugas akhir ini dikelompokkan ke dalam 5 lima bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Merupakan rancangan yang akan dilakukan yang meliputi tinjauan umum, latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menjelaskan teori, serta hal-hal yang berkaitan dengan studi ini. Dalam hal ini studi umum yang berhubungan dengan struktur perkerasan, metode perencanaan perkerasan, analisa kerusakan fatik dan ruting pada perkerasan lentur dan menjelaskan Manual Desain Perkerasan Jalan No.22.2KPTSDb2012 dan program KENPAVE.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab Metodologi penelitian berisi tentang metodologi penelitian, yang memperlihatkan bagan alir perencanaan tebal lapis perkerasan dan evaluasi tebal lapis perkerasan, serta datadan asumsi perkerasan lentur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV akan memaparkan hasil dan pembahasan tentang perencanaan tebal perlerasan metode Manual Desain Perkerasan Jalan No.22.2KPTSDb2012 dan evaluasi menggunakan program Kenpave. Universitas Sumatera Utara 6

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang telah diperoleh dari pembahasan dari bab sebelumnya dan saran mengenai hasil penelitian yang dapat dijadikan masukan. Universitas Sumatera Utara 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.I UMUM Tanah dalam kondisi alam jarang sekali dalam kondisi mampu mendukung beban secara berulang dari kendaraan tanpa mengalami deformasi yang besar. Karena itu, dibutuhkan suatu struktur yang dapat melindungi tanah dari beban roda kendaraan. Struktur ini disebut perkerasan pavement. Jadi perkerasan adalah lapisan kulit permukaan keras yang diletakkan pada formasi tanah setelah selesainya pekerjaan tanah atau dapat pula didefenisikan, perkerasan adalah struktur yang memisahkan antara ban kendaraan dengan tanah pondasi yang berada di bawahnya [1] . Lapis yang berada diantara tanah dan roda dapat dibuat dari bahan yang khusus yang terpilih yang lebih baik yang selanjutnya disebut lapis kerasperkerasanpavement [9] . Guna dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada si pemakai jalan, maka konstruksi perkerasan haruslah memenuhi syarat dalam berlalu lintas dan kekuataan atau struktural. Syarat-syarat tersebut adalah: a. Syarat-syarat berlalu lintas  Permukaaan rata, tidak bergelombang, tidak melendut dan tidak berlubang  Permukaan cukup kau, sehingga tidak mudah berubah bentuk akibat beban yang bekerja di atasnya  Permukaan cukup kesat, memberikan gesekan yang baik antara ban dan permukaan jalan sehingga tidak mudah selip Universitas Sumatera Utara 8  Permukaan tidak mengkilap, tidak silau jika kena sinar matahari b. Syarat-syarat kekuatanstruktural  Ketebalan yang cukup sehingga mampu menyebarkan bebanmuatan lalu lintas ke tanah dasar  Kedap terhadap air, sehingga air tidak mudah meresap ke lapisan di bawahnya  Permukaan mudah mengalirkan air, sehingga air hujan yang jatuh di atasnya dapat cepat dialirkan  Kekakuan untuk memikul beban yang bekerja tanpa menimbulkan deformasi yang berarti. Untuk mendapatkan perkerasan yang memiliki daya dukung yang baik dan memiliki daya dukung yang baik dan memenuhi faktor keawetan dan faktor ekonomis yang di harapkan maka perkerasan dibuat berlapis-lapis [10] . Berdasarkan bahan pengikatnya konstruksi perkerasan jalan dapat dibedakana atas: a. Konstruksi perkerasan lentur flexible pavement, yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar b. Konstruksi perkerasan kaku rigid pavement, yaitu perkerasan yang menggunakan pelat beton tanpa atau dengan tulangan sebagai bahan pada lapis atasnya, yang berada di atas tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah Universitas Sumatera Utara 9 c. Konstruksi perkerasan komposit composite pavement, yaitu gabungan antara perkerasan kaku dan perkerasan lentur, dengan aspal diatas pelat beton maupun sebaliknya. Perbedaaan utama antara perkerasan kaku dan perkerasan lentur dapat dilihat pada Tabel 2.1 Tabel 2.1 Perbedaan utama perkerasan kaku dan perkerasan lentur Perkerasan Lentur Perkerasan kaku 1 Bahan Pengikat Aspal Semen 2 Repetisi beban Timbul rutting lendutan pada jalur roda Bersifat sebagai balok diatas perletakan 3 Penurunan tanah dasar Jalan bergelombang mengikuti tanah dasar Bersifat sebagai balok diatas perletakan 4 Perubahan temperatur Modulus kekakuan berubah. Timbul tegangan dlam yang kecil Modulus kekakuan tidak berubah Timbul tegangan dalam yang besar Sumber: Silvia Sukirman 1993

II.2. KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR