PENDAHULUAN Proporsi Trichomonas vaginalis pada wanita resiko tinggi di desa Tiga binanga, desa Kuta bangun dan desa Sempa jaya Kabupaten Karo

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Infeksi menular seksual IMS adalah infeksi yang umum dijumpai, dengan lebih kurang 340 milyar infeksi kasus baru “yang dapat disembuhkan” setiap tahunnya secara global pada wanita dan pria yang berusia 15-49 tahun. 1 Infeksi ini termasuk yang disebabkan bakteri, jamur, dan protozoa yang telah dapat diobati dengan antibiotik yang sesuai. Walaupun telah dapat diobati dengan antibiotik yang sesuai, berbagai IMS tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat baik pada negara berkembang maupun negara maju. 2 Proporsi IMS paling besar terjadi di negara berkembang, yaitu di Asia Tenggara dan Asia Selatan, diikuti Afrika Sub-Sahara, Amerika Latin, dan Karibia. IMS bukan hanya menyebabkan morbiditas akut pada dewasa, namun juga dapat menyebabkan komplikasi pada fertilitas wanita dan pria, kehamilan ektopik, kanker leher rahim, sifilis kongenital, berat badan lahir bayi rendah, dan prematuritas. 3 4 Kebanyakan dari IMS adalah asimptomatik sehingga dapat sulit untuk dikenali dan dikontrol, sehingga insidensi kasus baru di seluruh dunia mungkin dapat lebih tinggi dari yang diperkirakan 340 milyar seperti yang disebutkan diatas. Beberapa faktor risiko IMS yang ada, membuat beberapa populasi lebih rentan untuk mengalami IMS dibandingkan yang lain. Beberapa faktor risiko itu antara lain; perilaku seks risiko tinggi seperti seks dengan pasangan yang banyak, dan seks tanpa pengaman termasuk didalamnya wanita penjaja seks langsung WPSL ataupun wanita penjaja seks tidak langsung WPSTL, penggunaan narkotika dan zat adiktif 5 Universitas Sumatera Utara NAPZA suntik dan tahanan di penjara. Beberapa faktor risiko lain termasuk lelaki tanpa sirkumsisi, sosioekonomi rendah dan higienitas yang buruk. Trichomonas vaginalis T. vaginalis, protozoa patogenik, adalah penyebab IMS nonviral paling umum di dunia. 2 6 Organisasi Kesehatan DuniaWorld Health Organization WHO memperkirakan insidensi T. vaginalis sebanyak 170-190 milyar kasus baru di dunia setiap tahunnya. 7 Wanita yang terinfeksi dengan T. vaginalis dapat asimptomatis sebanyak 30 tetapi kebanyakan mengalami vaginitis. Sebagai tambahan T. vaginalis dapat menyebabkan sekuele pada kesehatan reproduksi termasuk penyakit inflamasi panggul, persalinan preterm dan berat badan lahir bayi rendah. 6,8 Satu hal yang penting, T. vaginalis diindikasikan sebagai salah satu kofaktor yang utama dalam transmisi HIV. Rentannya satu kelompok tertentu tertular suatu IMS, terutama T. vaginalis, tidak hanya disebabkan oleh perilaku seksualnya sendiri namun dapat juga disebabkan oleh perilaku pasangan seksualnya yang berisiko tinggi. WHO menetapkan beberapa kriteria untuk menetapkan seseorang berperilaku risiko tinggi, yaitu bila dijumpai jawaban ya untuk satu atau lebih atas beberapa pernyataan berikut; yaitu: mempunyai pasangan seksual lebih dari satu orang, mempunyai suamipasangan seksual yang memiliki pasangan seksual lebih dari satu orang, mempunyai suamipasangan seksual yang menderita HIV serta mempunyai suamipasangan seksual yang menderita penyakit-penyakit IMS. 9 Dari pemaparan diatas, maka peneliti berminat untuk mengetahui berapa proporsi T. vaginalis dan karakteristik wanita risiko tinggi di beberapa lokalisasi di Kabupaten Karo. Peneliti memilih wanita risiko tinggi sebagai kelompok yang diteliti adalah karena kerentanan kelompok tersebut untuk menularkan penyakit 10 Universitas Sumatera Utara T. vaginalis. Lokasi yang dipilih adalah Kabupaten Karo, dikarenakan kabupaten ini adalah tujuan utama wisata masyarakat Sumatera Utara, dan dikarenakan memiliki lokalisasi yang lebih dari satu. Serta ketiadaan data proporsi T. vaginalis pada lokasi yang rentan ini mendorong peneliti untuk mengetahui proporsi T. vaginalis pada lokalisasi Desa tiga Binanga, Desa Kuta Bangun dan Desa Sempajaya di Kabupaten Karo. 1.2. Rumusan Masalah Berapa proporsi Trichomonas vaginalis pada wanita risiko tinggi di Desa Tiga Binanga, Desa Kuta Bangun dan Desa Sempajaya, Kabupaten Karo ? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui proporsi T. vaginalis pada wanita risiko tinggi di Desa Tiga Binanga, Desa Kuta Bangun dan Desa Sempajaya, Kabupaten Karo. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui proporsi T. vaginalis pada wanita risiko tinggi di Desa Tiga Binanga, Kabupaten Karo. 2. Untuk mengetahui proporsi T. vaginalis pada wanita risiko tinggi di Desa Kuta Bangun, Kabupaten Karo. 3. Untuk mengetahui proporsi T. vaginalis pada wanita risiko tinggi di Desa Sempajaya, Kabupaten Karo. Universitas Sumatera Utara 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Dalam bidang akademik atau ilmiah Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan mengenai penyakit T. vaginalis dan penularannya pada kelompok wanita risiko tinggi. 1.4.2. Dalam bidang pelayanan masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang penyakit T. vaginalis serta penularannya sehingga dapat disadari akan pentingnya menghindari perilaku seks bebas serta perlunya penggunaan kondom yang konsisten bagi pelaku seks bebas untuk mencegah penularan penyakit T. vaginalis maupun IMS lain. 1.4.3. Dalam pengembangan penelitian Hasil penelitian ini dapat menjadi data dasar bagi penelitian selanjutnya untuk melihat kecenderungan perilaku seksual, potensi penyebaran penyakit IMS guna merencanakan, memonitor, mengevaluasi serta meningkatkan upaya penanggulangan penyakit IMS. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA