Proses blending pencampuran CPO tersebut dilakukan dengan menggunakan rumusan secara teoritis sehingga menghasilkan kadar ALB CPO blending secara
teoritis. Akan tetapi setelah dilakukan proses analisa, kadar ALB CPO blending secara teoritis akan menghasilkan nilai yang berbeda dengan kadar ALB CPO blending
secara analisa. Atas dasar inilah penulis ingin membuat karya ilmiah berjudul
“Analisa Asam Lemak Bebas ALB dari CPO Fresh, CPO Outspec, dan CPO Blending di PTPN III Perdagangan PKS Sei Mangkei”.
1.2. Permasalahan
Menentukan persentase kadar asam lemak bebas ALB dari CPO fresh, CPO outspec, dan CPO blending secara analisa, kemudian membandingkan hasil yang diperoleh
dengan persentase kadar asam lemak bebas secara teoritis.
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui kadar ALB dari CPO blending secara analisa.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan kadar
ALB dari CPO blending secara analisa dan secara teoritis. 3.
Untuk mengetahui pengaruh suhu yang digunakan pada proses pemblendingan.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat
Adapun manfaat penulisan karya ilmiah ini adalah : 1.
Mengetahui prosedur yang tepat dalam pembuatan CPO blending sehingga diperoleh kadar ALB yang memenuhi standar mutu.
2. Meningkatkan pencapaian sasaran mutu CPO yang terbaik dengan
mempelajari faktor-faktor yang dapat memperlambat kenaikan asam lemak bebas pada minyak sawit.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelapa Sawit
Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit Elaeis guinensis Jack adalah
tanaman berkeping satu yang termasuk dalam famili Palmae. Warna daging buahnya ialah putih kuning ketika masih muda dan berwarna jingga setelah buah menjadi
matang Ketaren, 2008. Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal. Varietas itu
dapat dibedakan berdasarkan tebal tempurung dan daging buah atau berdasarkan warna kulit buahnya. Berikut ini merupakan varietas dari kelapa sawit, yaitu :
1. Dura
Ciri-ciri: - tempurung tebal 2 - 8 mm. - tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar tempurung.
- daging buah relatif tipis, yaitu 35 - 50 terhadap buah. - kernel daging biji besar dengan kandungan minyak rendah.
- dalam persilangan, dipakai sebagai pohon induk betina. 2.
Pisifera Ciri-ciri: - ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada.
- daging buah tebal, lebih tebal dari daging buah Dura. - daging biji sangat tipis.
- tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis lain dan
Universitas Sumatera Utara
dipakai sebagai pohon induk jantan.
3. Tenera
Ciri-ciri: - hasil dari persilangan Dura dan Pisifera. - tempurung tipis 0,5 - 4 mm.
- terdapat lingkaran serabut di sekeliling tempurung. - daging buah sangat tebal 60 - 96 dari buah.
- tandan buah lebih banyak, tetapi ukurannya relatif lebih kecil.
4. Macro carya
Ciri-ciri: - tempurung tebal sekitar 5 mm. - daging buah sangat tipis.
Perbedaan ketebalan daging buah kelapa sawit menyebabkan perbedaan jumlah rendemen minyak kelapa sawit yang dikandungnya. Rendemen minyak paling
tinggi terdapat pada varietas tenera yaitu mencapai 22 - 24, sedangkan pada varietas dura hanya 16 – 18 Fauzi, 2008.
2.2 Fraksi-Fraksi Buah Kelapa Sawit