c. Macam dan peranan lembaga niaga
Semakin banyak lembaga niaga yang terlibat dan semakin panjang rantai tataniaga, maka semakin besar biaya tataniaganya.
2.2.3. Efisiensi Tataniaga
Menurut Mubyarto 1986 dalam Rahim dan Hastuti 2008, efisiensi pemasaran untuk komoditas pertanian dalam suatu sistem pemasaran dianggap
efisien apabila mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya yang semurah-murahnya dan mampu mengadakan
pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen akhir kepada semua pihak yang ikut serta di dalam kegiatan produksi dan pemasaran.
Efisiensi tataniaga merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai dalam suatu sistem pemasaran. Efisiensi tataniaga dapat terjadi jika sistem tersebut dapat
memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang terlibat, yaitu produsen, konsumen akhir, dan lembaga-lembaga pemasaran.
Margin tataniaga adalah perbedaan harga atau selisih harga yang dibayar konsumen dengan harga yang diterima petani produsen. Margin pemasaran atau
marketing margin
terdiri dari biaya-biaya untuk melakukan fungsi pemasaran dan keuntungan lembaga-lembaga pemasaran. Setiap lembaga pemasaran biasanya
melaksanakan fungsi-fungsinya yang berbeda sehingga
share margin
diperoleh pada masing-masing lembaga pemasaran yang terlibat akan berbeda. Salah satu
kegunaan dari perhitungan
marketing margin price spread
dan
share margin
adalah mengetahui tingkat efisiensi pemasaran. Secara umum dapat dikatakan
Universitas Sumatera Utara
bahwa semakin tinggi
marketing margin
suatu komoditi, maka semakin rendah tingkat efisiensi sistem tataniaga Gultom, 1996.
Pasar yang tidak efisien akan terjadi bila biaya pemasaran semakin besar dengan nilai produk yang dipasarkan jumlahnya tidak terlalu besar. Sedangkan
efisiensi pemasaran akan terjadi jika: 1.
Harga pemasaran dapat ditekan sehingga keuntungan pemasaran lebih tinggi
2. Elastisitas transmisi harga atau Persentase perbedaan harga yang
dibayarkan konsumen dan produsen tidak terlalu tinggi 3.
Adanya kompetisi pasar yang sehat Soekartawi, 2002.
Elastisitas transmisi harga adalah perbandingan persentase perubahan harga di tingkat konsumen dengan persentase perubahan harga di tingkat
produsen. Analisis transmisi ini memberikan gambaran bagaimana harga yang dibayar konsumen akhir ditransmisikan kepada petani produsen. Pada umumnya
nilai elastisitas tranmisi ini lebih kecil dari satu, artinya pada volume dan harga input konstan maka perubahan nisbi harga di tingkat petani pengecer tidak akan
melebihi perubahan nisbi harga di tingkat petani Sudiyono, 2004.
2.3. Penelitian Terdahulu