Kejahatan di Masyarakat

2. Kejahatan di Masyarakat

Wujud nyata dari penyimpangan sosial berupa kejahatan. Yang dimaksud dengan kejahatan ialah perbuatan atau tingkah laku yang dapat menimbulkan penderitaan, baik bagi si pelaku kejahatan sendiri maupun bagi masyarakat pada umumnya. Kerugian yang diderita berbentuk material dan moral. Demikian diungkapkan oleh Abdulsyani (1987).

Ketika membahas kejahatan, biasanya akan terbayang berbagai jenis kejahatan yang tercantum dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Misalnya perampokan, penipuan, perkosaan, penganiayaan, atau pemerasan. Namun Light, Keller, dan Calhoun (Kamanto Sunarto , 2000) membedakan kejahatan menjadi beberapa tipe. Ada kejahatan tanpa korban (crimes without victims), kejahatan terorganisasi (organized crime), kejahatan kerah putih (white collar crime), serta kejahatan korporat (corporate crime).

Tidak semua kejahatan mengakibatkan penderitaan pada korban. Inilah yang disebut kejahatan tanpa korban (victimless crime), antara lain berjudi, penyalahgunaan obat bius, bermabuk-mabukan, dan hubungan seks tidak sah yang dilakukan secara sukarela di antara orang dewasa. Perbuatan itu digolongkan sebagai kejahatan karena dianggap sebagai perbuatan tercela oleh masyarakat dan kelompok yang ber- kuasa. Ada kemungkinan perbuatan tersebut mengakibatkan jatuhnya korban. Seorang yang sedang mabuk-mabukan dapat saja melakukan penganiayaan terhadap orang lain. Mereka yang menganut seks bebas dapat menularkan penyakit kelamin dan AIDS kepada orang yang ber- hubungan seks dengan mereka. Pemakai narkoba sering menjadi korban tindakannya sendiri saat sakau (ketagihan).

Kejahatan terorganisasi (organized crime) dilaku- kan oleh sekelompok orang yang berkesinambungan untuk memperoleh uang atau kekuasaan dengan jalan menghindari hukum melalui penyebaran rasa takut atau melalui korupsi. Bentuk kejahatan ter- organisasi antara lain monopoli secara tidak sah atas jasa dan barang kebutuhan umum tertentu, pemu- taran uang hasil kejahatan dalam bursa saham, pen- jualan bayi, penggelapan barang hasil kejahatan, dan

Sumber: Tempo, 7 Januari 2001

peminjaman uang dengan bunga tinggi.

Gambar 5.5 Sejumlah TKI ilegal tengah beristirahat

Di tingkat dunia internasional, kejahatan terorga-

di tempat penampungan.

nisasi juga terjadi. Misalnya penyelundupan senjata dan mesiu, perdagangan obat terlarang dan bahan

nuklir, perdagangan gadis di bawah umur untuk dilacurkan, penye- lundupan pekerja asing ke dalam suatu negara, serta penggunaan uang hasil kejahatan dalam usaha legal atau disimpan di rekening bank yang sah (money laundering).

Konsep white collar crime diperkenalkan oleh Edwin H. Sutherland dan mengacu pada kejahatan yang dilakukan oleh orang terpandang atau orang berstatus tinggi demi keuntungan pribadinya. Kejahatan yang masuk dalam kategori kejahatan kerah putih antara lain memanipulasi pajak, penggelapan uang perusahaan, dan penipuan.

Sosiologi Kelas X

Sedangkan corporate crime merupakan kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi formal dengan tujuan menaikkan keuntungan atau menekan kerugian. Kejahatan ini dilakukan oleh suatu badan hukum. Light, Keller, dan Calhoun membedakan corporate crime menjadi empat jenis, yaitu kejahatan terhadap konsumen, kejahatan terhadap publik, kejahatan terhadap pemilik perusahaan, dan kejahatan terhadap karyawan. Kamanto Sunarto (2000) memberi contoh kejahatan terhadap konsumen berupa kasus biskuit beracun yang terjadi di Indonesia pada tahun 1989. Karena di lima pabrik biskuit di Kota Tangerang, Palembang, Medan, dan Pontianak, amonium bikarbonat (bahan pemekar biskuit) tertukar dengan sodium nitrit yang beracun, maka sekurang-kurangnya dua puluh orang konsumen biskuit yang diproduksi oleh kelima pabrik tersebut dinyatakan meninggal dan ratusan korban memerlukan pe- rawatan di rumah sakit.

Kejahatan terhadap publik sering terjadi di Indonesia. Misalnya, masyarakat sekitar pabrik menderita penyakit tertentu akibat limbah industri yang mencemari lingkungan tempat tinggalnya.

Kejahatan terhadap pemilik perusahaan yang dimaksudkan Light, Keller, dan Calhoun ialah kegiatan memperkaya diri secara melawan hukum di pihak manajemen perusahaan yang merugikan para pemegang saham.

Kejahatan terhadap karyawan, misalnya perusahaan tidak mem- berikan alat pelindung yang memadai bagi para karyawan sehingga kesehatan mereka terancam. Karyawan di pabrik industri kimia dapat mengalami gangguan pernafasan karena menghirup gas-gas beracun, buruh di pabrik pengolahan kayu dapat mengalami nasib serupa karena menghirup debu halus atau mengalami cacat tubuh karena mengen- dalikan mesin berbahaya tanpa pengaman yang memadai, buruh bangunan dapat jatuh dari perancah bangunan sehingga cacat bahkan meninggal karena tidak dilengkapi alat pengaman. Begitu contoh kejahatan terhadap karyawan yang dicontohkan Kamanto Sunarto (2000).

Selain tipe kejahatan yang diungkapkan oleh Light, Keller, dan Calhoun tersebut, terdapat tipe kejahatan lain yang diungkapkan oleh Anthony Giddens (1989). Menurut Anthony Giddens (1989), ada governmental crime, yaitu kejahatan moral oleh para pejabat pemerintah yang membawa dampak mengerikan. Contohnya kamp-kamp konsen- trasi di Uni Soviet di zaman pemerintahan Stalin dan holocaust (pem- bunuhan jutaan orang Yahudi oleh Nazi Jerman di bawah kepemimpinan Hitler). Anthony Giddens juga menyebutkan adanya instansi pemerintah yang justru melanggar hukum yang seharusnya ditegakkan. Tidak jarang pemerintah terlibat berbagai kejahatan, seperti penganiayaan terhadap tahanan politik, penghilangan barang bukti secara sengaja, dan kasus suap-menyuap.

Seiring perkembangan teknologi informasi, kini muncul suatu jenis kejahatan baru yang dinamakan cybercrime, yaitu kejahatan berupa penyebarluasan virus komputer melalui internet dengan tujuan mengubah atau merusak sistem informasi dalam situs tersebut.

Perilaku Menyimpang