Gambaran Umum Responden
4.1. Gambaran Umum Responden
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif penelitian disajikan agar dapat dilihat profil dari data penelitian dan hubungan yang ada antar variable yang digunakan dalam penelitian (Hair et al, 1995). Data deskriptif yang menggambarkan keadaan atau kondisi responden perlu diperhatikan sebagai informasi tambahan untuk memahami hasil-hasil penelitian.
Responden dalam penelitian ini karyawan yang sudah bekerja di Sentral Pengolahan Pos dengan masa kerja minimal 2 tahun sejumlah 166 karyawan. 166 karyawan yang berpartisipasi dalam penelitian ini selanjutnya dapat diperinci berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan masa kerja di PT. Sentral Pengolahan Pos. Keempat aspek demografi tersebut mempunyai peran penting dalam menilai komitmen organisasi dan kinerja karyawan PT. Sentral Pengolahan Pos.
4.1.1. Responden Menurut Usia dan Kinerja Karyawan
Usia responden sangat mempengaruhi kinerjanya, hal tersebut didasarkan atas 3 alasan yaitu: (1) ada keyakinan yang meluas bahwa kinerja merosot dengan meningkatnya usia, (2) realita bahwa angkatan kerja menua dan (3) pensiun (Robbins, 2001, p.42). Berdasarkan hal tersebut maka sangat penting dalam penelitian ini usia digunakan sebagai salah satu ukuran dalam mengidentifikasi responden. Berdasarkan data primer yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner, diperoleh profil responden menurut usia sebagaimana nampak dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1. Responden Menurut Usia
29 31.18 26 52 gi (>64 -80)
37.95 Seda
ah 100 Sumber: data primer, diolah, 2007
Dari Tabel 4.1. nampak bahwa responden berusia 30-39 tahun adalah yang terbesar yaitu sebanyak 93 responden dari total 166 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Sementara hubungan antara usia responden dan kinerja karyawan menunjukkan bahwa usia responden berhubungan dengan kinerja karyawan, meski karyawan berusia < 30, 30-39 tahun dan ≥ 40 mempunyai kinerja yang sedang, namun responden yang berusia ≥ 40 mempunyai kinerja tinggi lebih banyak yaitu 26 responden dengan prosentase 52% sementara responden berusia < 30 mempunyai 6 karyawan yang berkinerja tinggi dengan prosentase 26,09%. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa semakin bertambah usia karyawan maka kinerjanya meningkat.
4.1.2. Responden Menurut Jenis Kelamin
Tempat terbaik untuk memulai adalah dengan pengakuan bahwa terdapat beberapa perbedaan penting antara pria dan wanita yang mempengaruhi kinerja. Satu masalah yang nampaknya membedakan antar jenis kelamin, khususnya saat karyawan mempunyai anak-anak prasekolah, adalah pilihan atas jadwal kerja. Ibu-ibu yang bekerja lebih mungkin untuk memilih pekerjaan paruh waktu, jadwal kerja lembur dan telekomuting agar bisa menampung tanggung jawab terhadap keluarga (Robbins, 2001, p.44). Komposisi responden berdasarkan aspek jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Responden Menurut Jenis Kelamin
Total Jenis Klmn Skor P %W % Prosentase Tinggi
50 159 100 7 100 100 Sumber: data primer, diolah, 2007
(>19-30)
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas nampak bahwa responden pria merupakan responden paling banyak yaitu sebanyak 159 responden dari 166 karyawan yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Sementara hubungan antara jenis kelamin responden dan karyawan bahwa jenis kelamin responden mempunyai dengan kinerja karyawan, dimana responden pria mempunyai kinerja yang tinggi lebih banyak yaitu 50,94%, sementara responden wanita mempunyai kinerja yang tinggi sejumlah 28,57%. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja karyawan pria lebih berperan daripada karyawan wanita. Fenomena ini juga sesuai dengan pendapat Pulkinnen (1996) bahwa pria cenderung lebih agresif dan cepat melakukan aktivitas, hal ini sangat diperlukan PT. Sentral Pengolahan Pos, dimana job desk karyawannya dituntut mobilitas yang tinggi.
4.1.3. Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Pendidikan terakhir sangat mempengaruhi kemampuan, wawasan dan tingkat kepercayaan diri dari responden dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal tersebut dikarenakan pendidikan sangat penting guna meningkatkan Pendidikan terakhir sangat mempengaruhi kemampuan, wawasan dan tingkat kepercayaan diri dari responden dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal tersebut dikarenakan pendidikan sangat penting guna meningkatkan
Tabel 4.3.
Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Skor Pendidikan Terakhir T
gi (>30 -40)
ng (>19 -30)
Sumber: data primer, diolah, 2007 Berdasarkan Tabel 4.3 di atas nampak bahwa responden lulusan SMA merupakan responden mayoritas yaitu sebanyak 163 responden dari total 166 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini, namun responden lulusan diatas SMA mempunyai kinerja tinggi lebih banyak yaitu sebesar 66,67%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan terakhir mempengaruhi kinerja karyawan.
4.1.4. Responden Menurut Masa Kerja di PT. Sentral Pengolahan Pos
Masa kerja sangat mempengaruhi penguasaan rincian pekerjaan dari seorang karyawan, dimana responden dengan masa kerja yang lebih lama mempunyai Masa kerja sangat mempengaruhi penguasaan rincian pekerjaan dari seorang karyawan, dimana responden dengan masa kerja yang lebih lama mempunyai
Tabel 4.4.
Responden Menurut Masa Kerja
Skor Masa Kerja Total Kinerja <2
100 % Sumber: data primer, diolah, 2007
Dari Tabel 4.4 di atas nampak bahwa responden dengan masa kerja > 10 tahun merupakan responden mayoritas yaitu sebanyak 70 responden dari total 166 yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Sementara hubungan antara masa kerja responden dan kinerja karyawan menunjukkan bahwa masa kerja mempengaruhi kinerja karyawan, karyawan dengan masa kerja > 10 mempunyai kinerja tinggi sejumlah 39 responden dengan prosentase 55,71% dan karyawan <2 hanya mempunyai 16 responden yang mempunyai kinerja tinggi dengan prosentase 43,24%, Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat masa kerja karyawan maka akan meningkatkan kinerjanya.