Ability (Kemampuan)

B. Ability (Kemampuan)

Keterampilan-keterampilan atas dasar gerak ketubuhan ditinjau dari konsep psikologi, disebut “ability”. Hal tersebut, menyangkut Keterampilan-keterampilan atas dasar gerak ketubuhan ditinjau dari konsep psikologi, disebut “ability”. Hal tersebut, menyangkut

Fleishmen (1967), mengidentifikasikannya unsur ability menca- kup; fleksibilitas statis, fleksibilitas dinamis, kekuatan statis, kekuatan dinamis, kekuatan togok, kekuatan eksplosif, koordinasi tubuh, keseimbangan tubuh, dan stamina (daya tahan kardiovaskular).

Singer (1980), menjelaskan bahwa kemampuan ( ability) suatu ciri individu, yang diwariskan dan relatif permanen dan sebagai dasar terbentuknya keterampilan. Kemampuan gerak ( motor ability) memiliki perbedaan dengan keterampilan gerak. Kemampuan adalah terjemahan dari kata „ability‟ yang hampir dimaknai sama dengan pengertian keterampilan, meskipun dua kata ini memiliki pengertian yang berbeda.

Selanjutnya menurut Singer (1980), kemampuan gerak merupakan suatu keadaan segera dari seseorang untuk menampilkan variasi keterampilan gerak. Oleh karena itu, kemampuan gerak ( motor ability) sangat bervariasi tidak terbatas pada satu yang terkait dengan keterampilan.

Demikian pula menurut Schmidt (1991), ability adalah suatu karakteristik yang bersifat relatif stabil pada diri seseorang. Ciri-ciri ini biasanya bersifat genetically dalam menentukan atau mengembangkan sesuatu melalui proses yang cenderung relatif otomatis di dalam waktu pertumbuhan sampai menjadi matang, dan mereka tidak dengan mudah dapat diubah oleh praktek atau pengalaman.

Pengkajian merujuk pada olah raga dan diadaptasi pada bidang pekerjaan yang memerlukan dominasi gerak tubuh, dapat mengadopsi konsep Fleshman yang membedakan antara motor ability dengan physical proviciency abilities (kemampuan kecakapan fisik).

Secara garis besar, Fleshman mendeskripsikan kemampuan gerak; (1) Control precicion (kecermatan kontrol), adanya pelibatan gerakan-

gerakan yang dikontrol otot besar; (2) Multilimb coordination (koordinasi anggota tubuh), adanya koor-

dinasi serempak dari gerakan-gerakan sejumlah anggota tubuh;

(3) Respone orientation (orientasi ruang), adanya pemilihan respon (diskriminasi visual), tanpa memperhatikan ketepatan dan koor- dinasi;

(4) Reaction time (waktu reaksi), adanya kecepatan merespon dari suatu stimulus; (5) Rate control (kontrol kecepatan), adanya penyesuaian gerak secara antisipatif terus menerus menurut tanda-tanda keadaan yang berubah-ubah;

(6) Speed arm movement (kecepatan gerakan lengan, adanya kecepatan dan tidak mempertimbangkan ketepatan; (7) Manual decterity (ketangkasan manual), adanya manipulasi objek- objek besar di bawah kondisi kecepatan; (8) Finger dexterity (ketangkasan jemari), adanya manipulasi objek- objek kecil dengan ketepatan dan control; (9) Arm hand steadiness (kestabilan lengan-tangan), adanya pengontrolan gerak lengan dan tangan, baik ketika atau tanpa berpindah tempat maupun pada saat berpindah;

(10) Wrist finger speed (kecepatan pergelangan jari), adanya kegiatan menepuk atau mengetuk; (11) Kinesthetic sensitivity (kepekaan kinestetik), adanya kepekaan dan kesadaran pada posisi anggota tubuh hubungannya dengan posisi.

Sebagai upaya pencapaian kinerja vokasi dan kejuruan bidang teknik, diperlukan kemampuan tubuh, mencakup; (1) Kekuatan statis; (2) Kekuatan dinamis; (3) Kekuatan eksplosif; (4) Kekuatan torso; (5) Kelenturan; (6) Koordinasi tubuh; (7) Stamina.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, menunjukkan bahwa gerak tubuh termasuk dalam gerkan kerja vokasi atau kejuruan, diperlukan suatu latihan yang tepat sesuai dengan kepentingan dan tujuan pekerjaan. Secara garis besar, diperlukan latihan yang terintegrasi mencakup;

Pertama, kemampuan fisik melakukan gerakan, kualitas suatu keterampilan kerja diperlukan, mencakup kekuatan, ketahanan, kecepatan, keluwesan, kelenturan, ketajaman indra dan kecepatan reaksi.

Kedua, kemampuan mental yang memerlukan fungsi pikir dan imajinasi ruang. Kemampuan pemahaman gerakan yang akan dilakukan mencakup memahami rangsangan, kecepatan keputusan, pemahaman jarak dan penaksiran irama, mengingat gerakan, pemahaman mekanika gerak dan konsentrasi. Ketiga, kemampuan emosional merupakan faktor kesempurnaan gerak. Kemampuan emosional berpengaruh pada saat melakukan gerak, mencakup; pengendalian emosi dan perasaan tertekan atau memandang sepele, bersikap positif terhadap gerak sesuai dengan tujuan.

Kemampuan ( ability) yang dimiliki seseorang, merupakan faktor penentu dalam penguasaan keterampilan gerak motorik sederhana secara berkelanjutan berupa respon terkoordinasi, terkendali dan teratur sampai pada tingkat kompleks sehingga menjadi mahir.