Variabel-variabel prediktor dalam prediksi distress keuangan

2.4. Variabel-variabel prediktor dalam prediksi distress keuangan

Foster 60 mengemukakan bahwa ada beberapa indikator atau sumber informasi yang dapat digunakan untuk menganalisis distress keuangan. Pertama

adalah analisis cash flow untuk periode saat ini dan saat mendatang. Kedua, analisis strategi korporat (corporate strategy analysis). Ketiga, analisis yang menggunakan sumber informasi dari laporan keuangan perusahaan dan sekelompok perusahaan yang diperbandingkan dengan fokus pada variabel keuangan tunggal (analisis univariat) atau kombinasi berbagai variabel keuangan

55 T. Shumway, “Forecasting Bankruptcy More Accurately : A Simple Hazard Model”, Jornal of Business. (Vol. 74, 2001). pp. 101-124.

56 Tyree, E. W. and J. A. Long, “Bankruptcy prediction models: probabilistic neural networks versus discriminant analysis and backpropagation neural networks”, Dept. of Business

Computing School of Informatics, City University, Northampton Square (London , 1996) 57 B.Back, T. Laitinen, K. Sere, and M. van Wezel, loc.cit.

58 Fanning, K.M. and K.O. Cogger, “A Comparative Analysis of Artificial Neural Networks

Using Financial Distress Prediction”, International Journal of Intelligent Systems in Accounting, Finance, and Management. (Vol. 3, 1994.), pp. 241-252.

59 J. Kolari, D. Glennon, H. Shin, and M. Caputo, “Predicting Large U.S. Commercial Bank Failures”, Economic and Policy Analysis Working Paper (2000-1)

60 Foster, op.cit., p. 536.

(analisis multivariat). Keempat, analisis yang menggunakan sumber informasi eksternal seperti security returns dan bond ratings.

Dalam penelitian ini, sumber informasi yang digunakan adalah sumber informasi dari laporan keuangan. Dari informasi keuangan tersebut selanjutnya dihitung beberapa rasio keuangan yang akan digunakan sebagai variabel prediktor. Sumber informasi lainnya tidak digunakan sebagai variabel atau prediktor karena diluar ruang lingkup penelitian ini.

2.4.1. Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah angka yang mengekspresikan nilai relatif yang menunjukkan hubungan antara satu variabel keuangan dengan variabel keuangan lainnya. Nilai relatif suatu rasio keuangan memberikan beberapa keunggulan

dibandingkan dengan nilai mutlak yang tercantum dalam laporan keuangan. 61

Menurut Foster 62 , penggunaan data keuangan dalam bentuk rasio berdasarkan beberapa alasan dan motivasi sebagai berikut :

1. Untuk mengontrol efek perbedaan ukuran (size) antar perusahaan dan waktu.

2. Untuk membuat data lebih sesuai dengan asumsi yang disyaratkan dalam penggunaan alat statistik.

61 T.J. Gallagher and J.D. Andrew, Jr., Financial Management (New Jersey: Prentice Hall Inc., 1997), pp. 81-82

62 Foster. op. cit. 96.

3. Untuk menguji sebuah teori di mana rasio digunakan sebagai variabel penting.

4. Untuk mengeksploitasi sebuah penelitian yang berhubungan dengan keteraturan empirik antara sebuah rasio keuangan dan estimasi atau prediksi sebuah variabel tertentu, seperti risiko suatu sekuritas atau pernyataan kebangkrutan suatu perusahaan.

Foster mengelompokkan rasio-rasio keuangan ke dalam 7 kategori yang berjumlah 19 rasio keuangan yang sering digunakan untuk analisis keuangan.

Rasio-rasio tersebut adalah sebagai berikut 63 :

1. Rasio Posisi Kas (Cash Position) yaitu rasio kas dan surat berharga yang tersedia untuk digunakan dalam operasi perusahaan dan memenuhi kewajiban yang jatuh waktu. Rasio posisi kas terdiri dari :

Kas + Surat Berharga

a. -------------------------- Kewajiban Lancar

Kas + Surat Berharga

b. --------------------------

Penjualan

Kas + Surat Berharga

c. --------------------------

Total Aktiva

63 Ibid., p. 60 .

2. Rasio Likuiditas yaitu kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek yang telah jatuh waktu. Rasio likuiditas terdiri dari :

Aktiva Lancar - Persediaan

a. Quick Ratio

= ---------------------------------

Kewajiban Lancar

Aktiva Lancar

b. Current Ratio = --------------------------

Kewajiban Lancar

3. Rasio Modal Kerja/Aliran Kas yaitu kemampuan perusahaan menghasilkan dana kas. Rasio modal kerja terdiri dari :

Modal Kerja

a. --------------------------

Penjualan

Modal Kerja

b. --------------------------

Total Aktiva

Aliran Kas dari operasi

c. ----------------------------

Penjualan

Aliran Kas dari operasi

d. ---------------------------- Total Aktiva

4. Rasio Struktur Modal yaitu bagian relatif dari modal non ekuitas yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Beberapa rasio struktur modal adalah :

Kewajiban Jangka Panjang

a. -------------------------------- Total Ekuitas

Total Kewajiban

b. --------------------------

Total Ekuitas

5. Rasio Debt Service Coverage yaitu kemampuan perusahaan menghasilkan dana untuk memenuhi kewajiban pembayaran bunga atas modal non ekuitas. Rasio ini antara lain :

Laba Usaha

a. ----------------------------- Beban bunga pinjaman

Aliran Kas dari operasi

b. -------------------------------- Beban bunga pinjaman

6. Rasio Profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan yang melebihi biaya. Rasio profitabilitas antara lain :

Laba Bersih

a. --------------------------

Penjualan

Laba Bersih

b. --------------------------

Total Ekuitas

Laba Bersih

c. --------------------------

Total Aktiva

7. Perputaran (Turn Over) yaitu efisiensi penggunaan aktiva perusahaan. Rasio perputaran antara lain adalah :

Penjualan

a. --------------------------

Total Aktiva

Penjualan

b. --------------------------

Piutang Dagang

Harga Pokok Penjualan

c. ----------------------------

Persediaan

Pada dasarnya, rasio-rasio keuangan sebagaimana dikemukakan oleh Foster tersebut bersifat umum dan banyak digunakan dalam analisis laporan keuangan dan analisis rasio. Perbedaan dengan penulis lain hanyalah pada pengelompokkan rasio.

Brigham and Gapenski 64 mengelompokkan rasio keuangan ke dalam 5 kelompok rasio yaitu : rasio likuiditas, rasio manajemen aktiva, rasio manajemen

hutang, rasio profitabilitas, dan rasio nilai pasar. Sedangkan Back et al. 65

64 Brigham and Gapenski, op. cit. pp. 623-631 65 Back, Laitinen, Sere, and Wezel, loc. cit.

mengelompokkan 31 rasio keuangan yang sering digunakan ke dalam 3 kelompok rasio yaitu : rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio soliditas.

Dalam penelitian ini, rasio keuangan sebagai variabel prediktor dipilih berdasarkan rasio keuangan yang dikemukakan oleh Back et al. Dari 31 rasio keuangan tersebut, yang sebagian besar adalah kelompok rasio likuiditas, ternyata beberapa rasio memiliki persamaan dan tidak ada perbedaan secara substansial. Dari kelompok rasio likuiditas, dipilih rasio keuangan yang umum dan sering digunakan adalah current ratio dan quick ratio. Kelompok rasio profitabilitas seluruhnya digunakan, kecuali rasio return on stock (R27). Terakhir kelompok rasio soliditas, seluruhnya digunakan, kecuali rasio ekuitas/aktiva tetap (R11).

Dengan demikian, maka rasio keuangan yang dipilih secara arbitrage sejumlah 15 rasio keuangan terdiri dari 3 kelompok rasio yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio soliditas masing-masing 5 rasio sebagai berikut :

Rasio Likuiditas :

1. Aktiva Lancar/Kewajiban Lancar

2. Aktiva Lancar/Penjualan Bersih

3. Aktiva Lancar/Total Aktiva

4. Aktiva Cepat Cair/Kewajiban Lancar

5. Modal Kerja/Total Aktiva

Rasio Profitabilitas :

6. Laba ditahan/Total Aktiva

7. Laba sebelum bunga dan Pajak/Total Aktiva

8. Penjualan Bersih/Total Aktiva

9. Laba Bersih/Total Aktiva

10. Laba Bersih/Total Ekuitas

Rasio Soliditas :

11. Total Ekuitas/Total Kewajiban

12. Penjualan Bersih/Ekuitas

13. Kewajiban Jangka Panjang/Total Ekuitas

14. Kewajiban Jangka Panjang/Total Aktiva

15. Total Kewajiban/Total Aktiva Dari 15 rasio keuangan tersebut akan dipilih beberapa rasio yang memiliki kekuatan diskriminasi (discriminating power) terbesar melalui tahapan prosedur stepwise untuk dimasukkan ke dalam model analisis. Prosedur stepwise dilakukan pada masing-masing model yaitu model diskriminan dan model logit, sehingga dapat terjadi perbedaan variabel rasio keuangan terpilih pada kedua model tersebut.