Siklus II

3. Siklus II

Pembelajaran pada siklus II ini siswa diajak belajar tentang luas bangun gabungan dari beberapa bangun datar. Sehari sebelum pelaksanaan tindakan siswa diajak membahas tentang tugas pembuatan soal pada tiap- tiap kelompok. Telah disepakati bahwa setiap kelompok bebas membuat soal dengan gabungan beberapa bangun tetapi setiap kelompok wajib mencantumkan bangun kelompoknya. Misalnya kelompok lingkaran harus mengandung unsur lingkaran. Begitu pula persegi bangun gabungan yang dibuat harus mengandung unsur persegi begitu seterusnya. Siswa juga Pembelajaran pada siklus II ini siswa diajak belajar tentang luas bangun gabungan dari beberapa bangun datar. Sehari sebelum pelaksanaan tindakan siswa diajak membahas tentang tugas pembuatan soal pada tiap- tiap kelompok. Telah disepakati bahwa setiap kelompok bebas membuat soal dengan gabungan beberapa bangun tetapi setiap kelompok wajib mencantumkan bangun kelompoknya. Misalnya kelompok lingkaran harus mengandung unsur lingkaran. Begitu pula persegi bangun gabungan yang dibuat harus mengandung unsur persegi begitu seterusnya. Siswa juga

Pada saat pelaksanaan tindakan, pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana. Pada saat pembelajaran klasikal semua siswa diberi beberapa potongan kertas yang berbentuk berbagai macam bangun datar. Sebelum memberi tugas guru mengingatkan kembali rumus-rumus luas bangun datar dilanjutkan dengan demontrasi menghitung luas gabungan berbagai macam bangun. Setelah demonstrasi menghitung luas gabungan bangun diberi kesempatan bertanya dan mencatat. Sebagian besar siswa mencatat dan ada empat siswa yang mengajukan pertanyaan yaitu:

a. Siswa A : "Jika gambar separoh lingkaran bagaimana mencari luasnya?" Guru : "Siapa yang dapat menjawab pertanyaan temanmu ?" Sebagian siswa menjawab: "Caranya sama dengan mencari luas lingkaran, kemudian hasilnya dibagi 2"

b. Siswa B : "Tugas membuat soal nanti, membuat bangun gabungan sebanyak-banyaknya atau ada batasnya ?" Guru menawarkan kepada semua siswa, bagaimana, dibatasi apa bebas? semua siswa sepakat bebas.

c. Siswa C : "Jika bangun digabung sesuai dengan panjang sisinya apakah dapat disebut satu bangun?" Guru: "Bagaimana, siapa yang dapat menjawab pertanyaan temanmu?" Karena tidak ada yang menjawab maka guru memberi penjelasan bahwa jika gabungan bangun itu membentuk suatu bangun baru boleh saja dikatakan satu bangun asal kalian dapat menghitungnya langsung satu bangun. Tetapi jika kesulitan, menghitungnya satu persatu kemudian baru dijumlahkan kedua luasnya.

d. Siswa D : "Jika bangun gabungan dikatakan dua bangun, apakah dicari luasnya sendiri-sendiri?" Guru : "Bagaimana menurut Kalian mengenai pertanyaan tadi?" Siswa: "Ya dicari luasnya sendiri-sendiri, kemudian dijumlahkan".

Pada pembelajaran klasikal tim pengamat mengadakan pengamatan bersama-sama. Tidak seperti pada siklus I dimana kedua pengamat mengamati sendiri-sendiri. Pemeblajaran klasikal berjalan lebih baik dari siklus I, karena terjadinya interaksi yang semkin hidup antara siswa dan guru dan antara siswa dan siswa. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan tabel 4.7 hasil observasi pembelajaran klasikal berikut ini:

Tabel : 4.7 Hasil Pengamatan Belajar Klasikal Siklus II

Jumlah Siswa

No. Nama Kegiatan Prosentase Keterangan

Aktif

Jumlah siswa 26 1. Melihat

prosentase = 2. Mendengar

yang melakukan 3. Mencatat

jumlah yang 4. Bertanya

hadir x 100 5. Menjawab

Rerata : 330,76 : 5 = 66,15% Hasil pengamatan belajar klasikal menunjukkan rerata 66,15%. Hal

ini menunjukkan kenaikan rerata dari siklus I yang hanya mencapai rerata 54,22%. Kenaikan rerata ini disebabkan adanya peningkatan kegiatan pembelajaran mencatat dan bertanya sebagaimana dijelaskan pada uraian di atas.

Belajar kelompok juga berjalan dengan lancar. Semua kelompok bekerja membuat soal dan jawaban dengan menggunakan potongan- potongan kertas yang berbentuk bermacam-macam bangun. Semua siswa dalam kelompok dengan semangat merangkai beberapa potongan kertas tersebut menjadi bangun gabungan yang bervariasi sesuai dengan imaninasi masing-masing. Ada yang menyerupai rumah, pesawat terbang, roket, dan sebagainya. Pengamat I mengamati kelompok A, B,dan C. Pengamat II mengamati kelompok D, E, F, dan G. Sedangkan guru berkeliling memberikan bimbingan pada semua kelompok. Bagaimana hasil pengamatan kerja kelompok, dapat dilaporkan pada tabel berikut ini:

Tabel : 4.8 Hasil Pengamatan Belajar Kelompok Siklus II

Jumlah/ No Kelompok

Kegiatan

Jumlah Anggota

A B C D E F G Rerata

1. Kerjasama 3 3 3 3 3 3 3 21 2. Berpendapat

3 2 3 2 3 3 3 19 3. Semangat

3 3 3 3 3 3 3 21 4. Hasil Kerja

3 4 3 4 3 3 3 23 Prosentase

100 75 100 75 1oo 100 100 92,85%

Tabel di atas menunjukkan angka rerata dari belajar kelompok sebesar 92,85%. Sedangkan pada siklus I belajar kelompok telah menunjukkan rerata 91,66%. Maka terdapat peningkatan yang sangat tipis yaitu 2,19% dari siklus I. Hal positif yang perlu dijelaskan adalah bahwa semua siswa bekerja menyelesaikan tugas dengan senang tanpa ada gangguan teman-temannya yang biasanya suka mengganggu karena mereka yang suka mengganggu pun juga asyik bekerja dengan senang. Munculnya situasi positif tersebut karena adanya alat peraga potongan kertas dengan berbagai macam bangun.

Membuat soal dan jawaban dalam kerja kelompok telah selesai sesuai waktu yang disediakan. Kemudian dilanjutkan dengan kuis. Ada sedikit perbedaan pada saat kegiatan kuis siklus I dan siklus II. Pada siklus

I penanya menyampaikan soal dengan lisan tetapi pada siklus II penanya menyampaikan soal dengan gambar dan tulisan di papan tulis. Begitu juga indikator penilaian pada instrumen juga ada perubahan sedikit pada aspek penampilan pada siklus I ada penilaian suara pada siklus II diganti penilaian gambar. Hasil kerja masing-masing kelompok penanya menunjukkan bangun-bangun gabungan yang cukup rumit, sehingga tim pengamat harus cepat bekerja untuk menyelesaikan jawaban dari soal-soal yang ditampilkan oleh kelompok penanya. Karena untuk memberi penilaian kinerja masing-masing kelompok dan individu kelompok diperlukan kunci jawaban yang benar dari soal-soal yang dibuat oleh penanya. Kadang-kadang siswa lebih cepat selesai dari pada pengamat I penanya menyampaikan soal dengan lisan tetapi pada siklus II penanya menyampaikan soal dengan gambar dan tulisan di papan tulis. Begitu juga indikator penilaian pada instrumen juga ada perubahan sedikit pada aspek penampilan pada siklus I ada penilaian suara pada siklus II diganti penilaian gambar. Hasil kerja masing-masing kelompok penanya menunjukkan bangun-bangun gabungan yang cukup rumit, sehingga tim pengamat harus cepat bekerja untuk menyelesaikan jawaban dari soal-soal yang ditampilkan oleh kelompok penanya. Karena untuk memberi penilaian kinerja masing-masing kelompok dan individu kelompok diperlukan kunci jawaban yang benar dari soal-soal yang dibuat oleh penanya. Kadang-kadang siswa lebih cepat selesai dari pada pengamat

Tabel : 4.9

Rekapitulisi Hasil Observasi Kelompok Penanya Siklus II No. Nama Kelompok

Perolehan Nilai dalam Prosen

1. A 100 2. B 82,35 3. C 83,82 4. D 79,41 5. F 97,05 6. G 80,39

Tabel 4.9 menunjukkan keberhasilan kinerja kelompok penanya yang mencapai rerata 89,00%. Keberhasilan tersebut di samping mencapai target yang ditentukan yaitu 60% -70%, juga mengalami kenaikan dari siklus I yang telah mencapai 85,17%. Sedangkan hasil observasi kinerja kelompok penjawab dapat dijelaskan pada tabel 4.10 berikut ini:

Tabel: 4.10

Rekapitulasi Hasil Observasi Kelompok Penjawab Siklus II No. Nama Kelompok

Perolehan Nilai dalam Prosen

1. I 75,00 2. II 69,23

3. III

73,07 4. IV 90,38 5. V 88,46 6. VI 97,43

Tabel 4.10 menunjukkan hasil kegiatan kelompok penjawab yang mencapai rerata 83,33%. Keberhasilan yang dicapai kelompok penjawab selain mencapai target yang ditentukan 60%-70% juga mengalami kemajuan yang berarti dibandingkan dari siklus I yang baru mencapai

64,47. Apabila diambil terata dari kelompok penanya dan penjawab dapat dilihat sebagai berikut: (89,00% + 83,33%) : 2 = 86,16% terdapat kenaikan dari siklus I (74,82%)

Dari beberapa kenaikan proses kegiatan pembelajaran yang dicapai, maka dapat dilihat keberhasilan hasil belajar pada tabel 4.11 berikut ini:

Tabel : 4. 11 Hasil Belajar dan Analisis Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II

Jumlah No Kode

Nomor Soal

Nilai Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Benar

1 A1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Tuntas 2 A2 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 4 40 Tak Tuntas 3 A3 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 6 60 Tuntas 4 A4 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 40 Tak Tuntas

5 B1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Tuntas 6 B2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 5 50 Tak Tuntas 7 B3 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 80 Tuntas 8 B4 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 70 Tuntas

9 C1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Tuntas 10 C2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 Tuntas 11 C3 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5 50 Tak Tuntas 12 C4 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 6 60 Tuntas 13 D1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 Tuntas 14 D2 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 80 Tuntas 15 D3 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 6 60 Tuntas 16 D4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 Tuntas 17 E1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 Tuntas 18 E2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Tuntas

19 E3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Tuntas 20 E4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 Tuntas 21 F1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Tuntas 22 F2 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 5 50 Tak Tuntas 23 F3 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 5 50 Tak Tuntas 24 G1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 70 Tuntas 25 G2 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 6 60 Tuntas 26 G3 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 6 60 Tuntas

Jumlah 76,92% Salah

0 4 3 3 5 9 8 8 16 16 72/188 72,30 /Rerata

Tuntas

Dari tabel 4.11 dapat dilihat siswa yang mencapai ketuntasan belajar mencapai 76,92%. Walaupun belum mencapai target yang ditentukan yaitu 100% siswa tuntas, namun terdapat kenaikan ketuntasan belajar dibandingkan dengan siklus I yang baru mencapai 66,66%. Dengan demikian masih ada 23,08% atau 6 siswa yang belum tuntas. Untuk itu diperlukan remidial melalui bimbingan belajar bagi keenam siswa tersebut.

Dilihat dari materi soal nomor 9 dan 10, masih >50% siswa belum berhasil menyelesaikan dengan benar. Maka diperlukan penjelasan ulang atau remedial klasikal tentang soal nomor 9 dan 10.

Setelah seluruh kegiatan siklus II selesai maka dilanjutkan dengan pertemuan tim peneliti untuk merefleksi kegiatan siklus II dan dipakai pedoman untuk penyusunan rencana siklus III. Beberapa masukan yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Dari Pengamat I: untuk menghemat waktu pada saat pembelajaran klasikal berpindah ke pembelajaran kelompok, diperlukan penataan tempat duduk secara kelompok.

2. Dari Pengamat II: Pada siklus III supaya tetap diusahakan alat peraga untuk semua siswa agar kegiatan pembelajaran klasikal meningkat.

3. Peneliti berinisiatif untuk memberikan banyak latihan-latihan soal untuk dikerjakan di rumah, karena materi pelajaran semakin sulit.