BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teknologi Informasi
Teknologi Informasi dilihat dari kata penyusunnya adalah teknologi dan informasi. Kata teknologi bermakna pengembangan dan penerapan berbagai
peralatan atau sistem untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari, kata teknologi berdekatan artinya
dengan istilah tata cara. Menurut Azmi 2009, “informasi adalah data yang diproses kedalam bentuk yang lebih berarti bagi penerima dan berguna dalam
pengambilan keputusan, sekarang atau untuk masa yang akan datang”. Untuk lebih jelasnya berikut ini penulis kemukakan beberapa defenisi
mengenai teknologi informasi. Menurut McKeown yang dikutip oleh Suyanto 2005, “teknologi informasi merujuk pada seluruh bentuk teknologi yang
digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah dan menggunakan informasi dalam segala bentuknya”.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Williams dan saywer yang dikutip oleh Seesar 2010, bahwa “teknologi informasi merupakan sebuah bentuk
umum yang menggambarkan setiap teknologi yang membantu menghasilkan, memanipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan dan atau menyampaikan
informasi”.
11
75
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Ningrum 2012, “teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari pengirim ke
penerima sehingga pengiriman informasi akan lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya”. Selain pendapat di atas, Information
Technology Association of America ITAA yang dikutip oleh Sutarman 2009 menyatakan bahwa, “teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan,
pengembangan, implementasi, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer, khususnya aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras
komputer”. Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa teknologi informasi adalah
suatu kombinasi antara teknologi komputer dan teknologi komunikasi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,
menyimpan, memanipulasi data dengan mendalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat
dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan
keputusan. Teknologi informasi dewasa ini menjadi hal yang sangat penting karena
sudah banyak organisasi yang menerapkan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan organisasi. Penerapan teknologi informasi pada tiap perusahaan atau
organisasi tentunya memiliki tujuan yang berbeda karena penerapan TI pada suatu organisasi adalah untuk mendukung kepentingan usahanya. Adapun yang menjadi
tujuan dari adanya teknologi informasi menurut Sutarman 2009, “untuk
Universitas Sumatera Utara
memecahkan masalah, membuka kreativitas, dan meningkatkan efektivitas dan efesiensi dalam melakukan pekerjaan”.
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa teknologi informasi memiliki tujuan dan fungsi yang berbeda bagi suatu perusahaan dan itu semua tergantung
pada bidang usaha masing-masing perusahaan. Komponen teknologi informasi merupakan sub sistem yang terbentuk sehubungan dengan penggunaan teknologi
informasi. Peranan teknologi informasi bagi perusahaan sangatlah penting. Teknologi
informasi berperan penting untuk meningkatkan kualitas informasi dan juga sebagai alat bantu maupun strategi yang tangguh untuk mengintegrasikan dan
mengolah data dengan cepat dan akurat serta untuk penciptaan produk layanan baru sebagai daya saing untuk menghadapi kompetisi. Selain itu teknologi
informasi juga berperan penting bagi perusahaan untuk mengefisiensi waktu dan biaya yang secara jangka panjang akan memberikan keuntungan ekonomis yang
sangat tinggi. Penerapan teknologi informasi pada tiap perusahaan atau organisasi
tentunya memiliki tujuan yang berbeda karena penerapan Teknologi Informasi pada suatu organisasi adalah untuk mendukung kepentingan usahanya. Apalagi
dengan kondisi saat ini, dengan persaingan dan fluktuasi dunia bisnis yang tinggi sehingga penerapan Teknologi Informasi bukan hanya sebagai supporting tools
saja, tetapi menjadi strategic tools, dimana fungsi dan perannya lebih komprehensif dan lebih luas terkait pada visi, misi dan tujuan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Peran teknologi informasi bagi suatu perusahaan dapat dilihat dengan menggunakan kategori yang dikutip oleh Mulyadi 2001, ada 5 peranan mendasar
teknologi informasi di suatu perusahaan, yaitu: 1. Fungsi Operasional akan membuat struktur organisasi menjadi lebih
ramping telah diambil alih fungsinya oleh teknologi informasi. 2. Fungsi Monitoring and Control mengandung arti bahwa keberadaan
teknologi informasi akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas di level manajerial di dalam setiap fungsi manajer, sehingga
struktur organisasi unit terkait dengannya harus dapat memiliki span of control atau peer relationship yang memungkinkan terjadinya interaksi
efektif dengan para manajer di perusahaan terkait. 3. Fungsi Planning and Decision mengangkat teknologi informasi ke tataran
peran yang lebih strategis lagi karena keberadaannya sebagai enabler dari rencana bisnis perusahaan dan merupakan sebuah knowledge generator
bagi para pimpinan perusahaan yang dihadapkan pada realitas untuk mengambil sejumlah keputusan penting sehari-harinya.
4. Fungsi Communication secara prinsip termasuk ke dalam firm infrastructure dalam era organisasi modern dimana teknologi informasi
ditempatkan posisinya sebagai sarana atau media individu perusahaan dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan berinteraksi.
5. Fungsi Interorganisational merupakan sebuah peranan yang cukup unik karena dipicu oleh semangat globalisasi yang memaksa perusahaan untuk
melakukan kolaborasi atau menjalin kemitraan dengan sejumlah
Universitas Sumatera Utara
perusahaan lain. Konsep kemitraan strategis atau partnerships berbasis teknologi informasi.
2.1.2. Sistem Pengukuran Kinerja
Pengukuran Kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi dan personilnya, berdasarkan sasaran, standar dan
kriteria yang ditetapkan sebelumnya Mulyadi dan Setyawan, 2001. Sedangkan menurut Handoko 2000 Sistem Pengukuran Kinerja merupakan proses dimana
organisasi–organisasi menilai kinerja karyawan untuk memperbaiki pengambilan keputusan dalam perusahaan.
Dari definisi diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Sistem Pengukuran Kinerja merupakan mekanisme perbaikan secara periodik terhadap
keefektifan tenaga kerja dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan berdasarkan standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu agar berhasil dalam
menetapkan stategi perusahaan dan memperbaiki dalam pengambilan keputusan. Adapun parameternya adalah kemudahan akses, penggunaan Teknologi
Informasi, ketersediaan bahan ajar, pemerataan ketersediaan, pengawasan, peraturan.
Pengukuran kinerja merupakan suatu proses yang harus dilakukan dalam upaya pengendalian tenaga kerja. Pengukuran tersebut dimaksudkan untuk
memperoleh informasi yang akurat dan valid tentang perilaku dan kinerja anggota dalam organisasi.
Adapun tujuan pengukuran kinerja menurut Mulyadi dan Setyawan 2001, adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Memotivasi personil yang lalai mencapai sasaran organisasi dan lalai mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar
membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi. b. Untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang
serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta reward.
Adapun manfaat Penilaian kinerja organisasi menurut Mulyadi dan Setyawan 2001 adalah:
a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian personil secara optimal.
b. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan reward personil, seperti promosi, transfer dan pemberhentian.
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan personil dan untuk menydiakan kriteria seleksi dan evaluasi.
2.1.3 Sistem Reward
Reward adalah segala bentuk pengembalian baik finansial maupun non finansial yang diterima karyawan karena jasa yang disumbangkan ke perusahaan.
Kompensasi dalam bentuk finansial dapat berupa gaji, upah, bonus, komisi, tunjangan, libur atau cuti tetapi tetap dibayar dan sebagainya. Sedangkan dalam
bentuk non finansial dapat berupa seperti tugas yang menarik, tantangan tugas, tanggung jawab tugas, peluang, pengakuan, pencapaian tujuan serta lingkungan
pekerjaan yang menarik.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Schuler Fluber 1993 seperti yang dikutip oleh Kurnianingsih dan Indriantoro 2001, kompensasi merupakan salah satu strategi manajemen
sumber daya manusia untuk menciptakan keselarasan kerja antar staf dengan pimpinan perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan.
Oleh karena itu program kompensasi sangat penting untuk mendapatkan perhatian Sungguh-sungguh karena kompensasi dapat meningkatkan maupun menurunkan
prestasi kerja, kepuasan kerja, maupun motivasi karyawan. Menurut Mulyadi dan Setyawan 2001 Reward menghasilkan dua macam
manfaat, antara lain : a. Memberikan Informasi
Reward dapat menarik perhatian personil dan memberi informasi atau menginggatkan mereka tentang pentingnya sesuatu yang diberi reward
dibandingkan dengan hal yang lain. b. Memberikan motivasi
Reward akan meningkatkan motivasi personil terhadap ukuran kinerja, sehingga membantu personil dalam memutuskan bagaimana mereka
mengalokasikan waktu dan usaha mereka. Berdasarkan pengelompokkannya,menurut Mulyadi dan Setyawan 2001
reward dapat digolongkan kedalam dua kelompok 2001 yaitu : a. Reward Intrinsik
Adalah reward yang berupa rasa puas diri yang diperoreh seseorang yang telah berhasil menyelesaikan pekerjaannnya dengan baik dan telah mencapai
sasaran tertentu. Untuk meningkatkan reward intrinsik manajemen dapat
Universitas Sumatera Utara
menggunakan berbagai teknik seperti penambahan tanggung jawab, partisipasi dalam pengambilan keputusan dan usaha lain yang meningkatkan harga diri
seseorang yang mendorong orang untuk menjadi baik. b. Reward Ekstrinsik
Merupakan kompensasi yang diberikan kepada personil, terdiri dari : 1 Kompensasi langsung adalah pembayaran langsung berupa gaji atau upah
pokok, honorarium lembur dan hari libur, pembagian laba, pembagian saham dan berbagai bonus lain yang didasarkan atas kinerja personil.
2 Kompensasi tidak langsung adalah semua pembayaran untuk kesejahteraan personil seperti asuransi kecelakaan, asuransi hari tua, honorarium liburan,
tunjangan masa sakit. 3 Kompensasi non moneter. Berupa sesuatu yang secara ekstra diberikan
secara ekstra oleh perusahaan kepada personilnya. Distribusi reward ekstrinsik baik yang langsung, tidak langsung maupun non moneter
memerlukan data hasil penilaian kinerja personil agar reward tersebut adil oleh personil yang menerima pengahargaan.
2.1.4. Total Quality Management
Pengertian kualitas menurut Goetsch Dafis seperti yang dikutip oleh Nasution 2001 adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
jasa dan manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Kualitas merupakan kunci dalam memenangkan persaingan. Dasar
perlunya perlunya Total Quality Management sangatlah sederhana yakni bahwa cara terbaik agar dapat bersaing dan unggul dalam persaingan adalah dengan
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan kualitas yang terbaik, untuk itu diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan manusia, proses dan lingkungan. Maka
cara terbaik agar dapat memperbaiki kemampuan komponen–komponen tersebut adalah menerapkan Total Quality Management.
Menurut Nasution 2001 Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba memaksimumkan daya saing
organisasi melalui perbaikan terus–menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.
Total Quality Management merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu diperlukan
perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi. Seperti yang dikutip oleh Husein 2004 ada 4 prinsip utama dalam TQM yaitu sebagai berikut:
a Kepuasan pelanggan Total Quality Management merupakan konsep mengenai kualitas dan
pelanggan diperluas. Kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi- spesifikasi tertentu, tetapi ditentukan oleh pelanggan.
b Respek terhadap setiap orang Karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Maka dari
itu setiap orang dalam suatu organisasi diperlakukan dengan baik dan diberikan kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi langsung dalam tim
pengambilan keputusan.
Universitas Sumatera Utara
c Manajemen berdasar fakta Maksudnya bahwa setiap keputusan didasarkan pada data bukan sekedar
perasaan feeling. d Perbaikan berkesinambungan
Agar dapat sukses, setiap perusahaan agar dapat melakukan proses sistematika dalam melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan.
Perusahaan yang menerapkan teknik Total Quality Management akan memperoleh beberapa manfaat utama yang pada akhirnya akan meningkatkan laba
serta daya saing perusahaan yang bersangkutan antara lain: 1. Rute pertama
Perusahaan dapat memperbaiki posisi persaingannya sehingga pangsa pasarnya semakin besar dan harga jualnya dapat lebih tinggi. Kedua hal ini
mengarah pada meningkatnya pengahasilan sehinagga laba yang diperoleh juga semakin besar.
2. Rute kedua Perusahaan dapat meningkatkan output yang bebas dari kerusakan melalui
upaya perbaikan kualitas. Hal ini menyebabkan biaya operasi perusahaan berkurang. Dengan demikian laba yang diperoleh akan meningkat.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Manfaat Total Quality Management
Sumber : Tjiptono dan Diana, Total Quality Management 2001:10.
2.1. 5. Kinerja Manajerial
Kinerja Manajerial adalah kinerja para individu manajer dalam kegiatan manajerial Kurnianingsih, 2001. Kegiatan personal dari kinerja manajerial
meliputi delapan dimensi, yaitu: a Evaluasi
Menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan,
pemeriksaan produk. b Investigasi
Mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan laporan dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan dan analisis pekerja.
P E
R B
A I
K A
N
K U
A L
I T
A S
Meningkatkan Output yang
bebas Dari kerusakan
Mengurangi biaya
Operasi Meningkatka
n Laba
Memperbaiki Posisi
Meningkatkan Pangsa Pasar
Harga yang lebih tinggi
Meningkatkan Penghasilan
Universitas Sumatera Utara
c Negosiasi Pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk produk, menghubungi
pemasok, tawar-menawar dengan mewakili penjual, tawar menawar secara kelompok.
d Perencanaan Menentukan tujuan kebijakan dan tindakan pelaksanaan penjadwalan kerja,
penganggaran, merancang prosedur dan pemograman. e Pengkoordinasian
Tukar menukar informasi dengan orang lain dibagian organisasi yang lain untuk mengkaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu bagian lain,
hubungan dengan manajer lain. f Pengawasan Supervisi
Mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan anda, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas
pekerjaan dan menangani bawahan. g Pengaturan staff Staffing
Mempertahankan angkatan kerja dibagian anda, merekrut, mewawancarai, dan memelih pegawai baru, mnempatkan, mempromosikan dan mutasi pegawai.
h Perwakilan Representatif Menghadiri pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan perkumpulan
bisnis, pidato untuk acara kemasyarakatan, mempromosikan tujuan umum perusahaan anda.
Universitas Sumatera Utara
Pekerjaan seorang manajer harus selalu berdasarkan tugas yang diperlukan untuk mencapai sasaran perusahaan. Pekerjaan itu harus tampak nyata. Pekerjaan
yang memberikan sumbangan yang kelihatan jika mungkin dapat ditukar demi keberhasilan perusahaan. Menurut Mulyadi 2001 Kinerja adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Terdapat faktor – faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja sehingga mempermudah pelaksanaan penilaian. Hal ini sesuai dengan pendapat
Mangkunegara 2001 yaitu: Pengetahuan akan pekerjaan, Keandalan, Kerjasama, Kemampuan beradaptasi, Pelayanan, Pemeliharaan.
2.2. Review Penelitian Terdahulu Teoritical Mapping
Mardiyah 2005, Penelitian menggunakan topik pengaruh system pengukuran kinerja, sistem reward dan profit center terhadap Total Quality
Management terhadap kinerja manajerial. Objek penelitian lebih difokuskan pada manager tingkat menengah dan manager pemasaran pada perusahaan perusahaan
manufaktur di Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama dan kedua yaitu pengaruh antara interaksi Total Quality Management
dengan sistem pengukuran kinerja serta pengaruh antara Total Quality Management dengan sistem reward terhadap kinerja managerial pada perusahaan
perusahaan manufaktur di Indonesia, hasilnya signifikan namun arah hubungan- nya negatif. Sedangkan hipotesis ketiga menunjukkan tidak adanya pengaruh
interaksi Total Quality Management dengan profit center terhadap kinerja manajerial.
Universitas Sumatera Utara
Nurfitriana, dkk 2005 Penelitian ini menggunakan topik tentang teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan sebagai
pemoderasi hubungan antara Total Quality Management dengan kinerja manajerial. Hasil penelitian yang diperoleh adalah Total Quality Management
berpengaruh terhadap kinerja manajerial, teknologi informasi sebagai variabel pemoderasi tidak berpengaruh terhadap Total Quality Management dengan kinerja
manajerial, sistem pengukuran kinerja sebagai variabel pemoderasi tidak berpengaruh terhadap Total Quality Management dengan kinerja manajerial dan
sistem penghargaan tidak berpengaruh terhadap hubungan Total Quality Management dengan kinerja manajerial pada perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di BEJ. Lastanto 2010, Pengaruh Total Quality Management, Sistem Reward
Dan Sistem Pengukuran Kinerja Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. Garam Malang Persero. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua variabel yang
diujikan menunjukkan pengaruh signifikan. Dari ketiga variabel tersebut hanya Total Quality Management yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja menejerial, sedangkan sistem reward dan sistem pengukuran kinerja tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial. Walaupun
variabel tersebut diinteraksikan Total Quality Management dengan sistem reward maupun Total Quality Management dengan sistem pengukuran kinerja tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan. Jadi berdasarkan teknik analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini, hanya ada satu variabel yang berpengaruh
terhadap kinerja menejerial yaitu Total Quality Management
Universitas Sumatera Utara
Suwastiko 2011 pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Reward Sebagai
Variabel Moderating Pada Rumah Sakit Haji Di Surabaya. Hasil penelitian adalah variabel Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem
Reward secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada rumah sakit umum haji Surabaya, bahwa sistem pengukuran
kinerja memperkuat hubungan moderating terhadap hubungan antar Total Quality Management dan kinerja manajerial pada rumah sakit umum haji Surabaya, dan
bahwa sistem reward memperkuat hubungan moderating terhadap hubungan antar Total Quality Management dan kinerja manajerial pada rumah sakit umum haji
Surabaya. Beberapa penelitian di atas akan dijadikan sebagai pedoman dalam
melakukan penelitian mengenai Pengaruh Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran kinerja dan Sistem Reward terhadap Kinerja Manajerial dengan
Total Quality Manajemen sebagai variabel Moderating dapat dilihat pada tabel 2.1. sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Review Penelitian Terdahulu No
Nama Jenis
Penelitian Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
1 Mardiyah
2005 Pengaruh sistem
kinerja,sistem reward dan
profit center terhadap TQM
dengan kinerja manajerial
Variabel Independen
Sisem kinerja, sistem reward,
profit center dan TQM
Variabel Dependen
Kinerja manajerial
Pengaruh antara interaksi TQM dengan
sistem pengukuran kinerja serta pengaruh
antara TQM dengan sistem reward terhadap
kinerja managerial pada perusahaan perusahaan
manufaktur di Indonesia, hasilnya
signifikan namun arah hubungannya negatif
2 Nurfitriana
2005 Teknologi
informasi, sistem
pengukuran kinerja, dan
sistem penghargaan
sebagai pemoderasi
hubungan antara TQM dengan
kinerja manajerial
Variabel Independen
TQM Variabel
Dependen Kinerja
manajerial TQM berpengaruh
terhadap kinerja managerial, sedangakan
variabel pemoderasinya tidak berpengaruh
terhadap hubungan antara TQM dengan
kinerja manajerial.
3 Lastanto
2010 Pengaruh
Total Quality
Management
, Sistem Reward
Dan Sistem Pengukuran
Kinerja Terhadap
Kinerja Manajerial Pada
PT.Garam Persero
Variabel Independen
TQM, Sistem
pengukuran kinerja, dan
sistem reward Variabel
Dependen Kinerja
manajerial Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak semua variable
yang diujikan menunjukkan pengaruh
signifikan. Dari ketiga variable tersebut hanya
TQM yang mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja menejerial,
sedangkan sistem reward dan sistem
pengukuran kinerja tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan.
Universitas Sumatera Utara
4
Suwastiko 2011
Pengaruh Total Quality
Management TQM
Terhadap Kinerja
Manajerial Dengan Sistem
Pengukuran Kinerja Dan
Sistem Reward Sebagai
Variabel Moderating
Pada Rumah Sakit Haji Di
Surabaya. Variabel
Independen Total Quality
Management TQM Terhadap
Kinerja Manajerial
Dengan Sistem Pengukuran
Kinerja Variable
Dependen Sistem
Reward Total Quality
Management TQM, Sistem Pengukuran
Kinerja, dan Sistem Reward secara simultan
atau bersama-sama berpengaruh terhadap
kinerja manajerial pada rumah sakit umum haji
Surabaya, bahwa sistem pengukuran kinerja
memperkuat hubungan moderating terhadap
hubungan antar TQM dan kinerja manajerial
pada rumah sakit umum haji Surabaya
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS