KERAGAAN KOPI NASIONAL

3.3. PERKEMBANGAN KONSUMSI KOPI DI INDONESIA

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) oleh BPS, permintaan kopi untuk konsumsi rumah tangga pada umumnya berupa kopi bubuk/kopi biji. Selama tahun 2002-2014, konsumsi kopi per kapita terlihat tidak mengalami perubahan yang signifikan (Gambar 3.20). Pada tahun 2002, konsumsi kopi per kapita per tahun sebesar 1,298 kg dan hanya meningkat 3,78% atau menjadi 1,347 kg pada tahun 2014. Selama periode tersebut, terjadi penurunan konsumsi kopi tertinggi di tahun 2012. Pada tahun 2012 konsumsi kopi Indonesia tercatat 1,064 kg/kapita/tahun atau menurun 22,14% dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2011 konsumsi kopi Indonesia mencapai 1,366 kg/kapita/tahun. Namun demikian setelah penurunan konsumsi kopi di tahun 2012, konsumsi kopi ditahun 2013 kembali meningkat dengan pertumbuhan mencapai 28,92% atau meningkat menjadi 1,371 kg/kapita/tahun.

Gambar 3.20. Perkembangan Konsumsi Kopi Per Kapita Per Tahun, 2002–2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

O UTLOOK K OPI

3.4. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPI INDONESIA

3.4.1. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia

Perkembangan volume ekspor kopi Indonesia pada tahun 1980– 2013 cukup berfluktuatif namun cenderung meningkat (Gambar 3.21) dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 4,57% per tahun. Jika pada tahun 1980 volume ekspor kopi Indonesia sebesar 238.677 ton dengan nilai ekspor sebesar US$ 656 juta, maka tahun 2013 volume ekspor meningkat menjadi 534.023 ton atau senilai US$ 1.174 juta.

Gambar 3.21. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia, 1980–2013

3.4.2. Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia

Gambar 3.22 menyajikan keragaan perkembangan volume impor kopi Indonesia tahun 1980-2013. Dari Gambar 3.22 terlihat bahwa impor kopi Indonesia cenderung meningkat pertahunnya. Pada periode 1980- 2013, impor kopi Indonesia meningkat rata-rata 172,36% pertahun atau 463 ton per tahun. Impor kopi Indonesia pada tahun 1980 hanya sebesar

46 ton dan meningkat menjadi sebesar 15.800 ton pada tahun 2013. Adapun volume impor kopi tertinggi Indonesia terjadi ditahun 2012 dengan volume impor mencapai 52.645 ton atau senilai US$ 117.175 ribu. Data volume dan nilai impor kopi Indonesia disajikan pada Lampiran 21.

32 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

O UTLOOK K OPI 2015

Gambar 3.22. Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia, 1980–2013

3.4.3. Neraca Perdagangan Kopi Indonesia

Perbedaan volume ekspor dan impor yang besar menjadikan Indonesia selalu mengalami surplus pada neraca perdagangan, yang berarti dapat menyumbang devisa negara. Neraca perdagangan kopi Indonesia dari tahun 1980-2013 mengalami peningkatan dengan rata- rata per tahun sebesar 8,16% (Gambar 3.23). Surplus kopi terbesar terjadi pada tahun 2013 sebesar US$ 1.135,2 juta, sedangkan surplus terendah terjadi pada tahun 2001 sebesar US$ 183,41 juta. Perkembangan volume, nilai dan neraca perdagangan kopi Indonesia tahun 1980-2013 secara rinci disajikan pada Lampiran 21.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

O UTLOOK K OPI

Gambar 3.23. Perkembangan Nilai Ekspor dan Nilai Impor Perdagangan Kopi Indonesia, 1980-2013

34 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

O UTLOOK K OPI 2015