3.10 Teknik Analisis
Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan analisis kuantitatif dan menggunakan software SPSS. Analisis kuantitatif disebut pula
analisis statistik E. M. Sangadji Sopiah, 2010 : 199. Prosesnya dapat dibagi menjadi tiga tahap yang satu sama yang lain berkaitan erat. Tahap pertama adalah
tahap pendahuluan yang disebut tahap pengolahan data. Tahap berikutnya adalah tahap utama, yaitu yang disebut dengan tahap pengorganisasian data. Adapun
tahap yang terakhir adalah tahap penentuan hasil. Peneliti melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan
pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan terdiri atas uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.
3.10.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa sampel yang diteliti terbebas dari gangguan normalitas, mulitikolinearitas, dan
heterokedastisitas.
3.10.1.1 Uji Normalitas
Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah
dalam model regresi, variabel penggangu atau residu memiliki distribusi normal Erlina, 2008 : 102. Jika data normal maka statistik
parametik yang akan digunakan, dan jika data tidak normal maka
Universitas sumatera Utara
statistik non-parametik atau melakukan treatment agar data menjadi normal.
Model regresi yang baik memiliki data distribusi yang normal atau mendekati normal. Jika asumsi ini tidak dipenuhi maka uji
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah model regresi terdistribusi normal atau tidak
yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. a. Analisis Grafik
Untuk melakukan pengujian normalitas dengan analisis grafik dapat dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya, dan sebaliknya jika pola distribusi tidak normal dan terlihat titik-titik menyebar di sekitar
garis diagonal dan penyebarannya jauh dari garis diagonal, hal tersebut menunjukkan bahwa model regresi menyalahi asumsi
normalitas. b. Analisis Statistik
Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas adalah uji statistik non parametic one Kolmogorov Smirnov. Jika angka
probabilitas � = 0,05 maka variabel tidak terdistrubusi secara
normal. Sebaliknya, bila angka probabilitas � = 0,05 maka variabel
terdistribusi secara normal.
Universitas sumatera Utara
3.10.1.2 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel- variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya Erlina,
2008 : 105. Pengujian ini bermaksud untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen,
model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat
problem multikolinearitas. Pengujian multikololiaritas dilakukan dengan melihat nilai
VIF dan korelasi diantara variabel independen. Jika nilai VIF lebih besar dari 2, maka terjadi multikolineritas diantara variabel
independen. Di samping itu, suatu model dikatakan terdapat gejala multikolinearitas jika korelasi diantara variabel independen lebih
besar dari 0,9 Ghozali dalam Erlina, 2008 : 105. Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi
multikolinearitas, yaitu: a. Mengeluarkan salah satu variabel, misalnya variabel independen
A dan B saling berkolerasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan dari model regresi.
b. Menggunakan metode lanjut seperti regresi Bayesian atau regresi Ridge.
Universitas sumatera Utara
3.10.1.3 Uji Heteroskedastisitas