2.4.2 Dasar Hukum
Pembinaan usia lanjut di Indonesia dilaksanakan berdasarkan beberapa undang-undang dan peraturan sebagai dasar dalam menentukan kebijaksanaan
pembinaan. Dasar hukum atau ketentuan perundang-undangan dan peraturan dimaksud adalah:
1. UU No.10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan
2. UU No. 36 tahun 2009 pasal 138 tentang kesehatan usia lanjut
3. UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia
4. UU No. 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah
5. UU No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah
6. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah
dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonomi.
2.4.3 Tujuan Posyandu Lansia
Tujuan umum dari Posyandu lanjut usia adalah meningkatkan kesejahteraan lansia melalui kegiatan posyandu lanjut usia yang mandiri dalam
masyarakat. Tujuan khususnya, meliputi:
1. Meningkatkan kesadaran para usia lanjut untuk membina sendiri
kesehatannya. 2.
Meningkatkan kemampuan dan peran serta keluarga dan masyarakat dalam menghayati dan mengatasi kesehatan usia lanjut.
3. Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut.
4. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut.
2.4.4 Sasaran Posyandu Lansia Sasaran Posyandu lansia adalah:
a. Sasaran langsung, yaitu kelompok pra usia lanjut 45-59 tahun, kelompok
usia lanjut 60 tahun ke atas dan kelompok usia lanjut dengan risiko tinggi 70 tahun ke atas.
b. Sasaran tidak langsung, yaitu keluarga dimana lansia berada, oraganisasi
sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut dan masyarakat luas Departemen Kesehatan RI, 2003.
2.4.5 Organisasi Posyandu Lanjut Usia
Organisasi posyandu lanjut usia adalah organisasi kemasyarakatan non struktural yang berdasarkan azas gotong royong untuk sehat dan sejahtera, yang
diorganisir oleh seorang koordinator atau ketua, dibantu oleh sekretaris, bendahara dan beberapa orang kader. Organisasi posyandu lanjut usia ini tidak
saja dapat dibentuk oleh masyarakat setempat, tetapi dapat juga oleh:
1. Kelompok seminat dalam masyarakat misalnya Majelis Ta’lim, Warga usia
lanjut, kelompok gereja, dan lain-lain 2.
Organisasi profesi 3.
Institusi pemerintah atau swasta 4.
Lembaga Swadaya Masyarakat LSM
2.4.6 Sumber Daya Manusia SDM
Tenaga yang dibutuhkan dalam pelaksanaan posyandu sebaiknya 8 orang namun bisa kurang dengan konsekuensi bekerja rangkap. Kepengurusan yang
dianjurkan adalah:
1. Ketua Posyandu
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Kader sekitar 5 orang:
a. Meja 1: pendaftaran anggota kelompok lanjut usia sebagai pelaksanaan
pelayanan b.
Meja 2: penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan c.
Meja 3: pencatatan tentang pengukuran tinggi dan berat badan, Indeks Massa Tubuh IMT dan mengisi KMS
d. Meja 4: penyuluhan, konseling dan pelayanan pojok gizi, serta Pemberian
Makanan Tambahan PMT e.
Meja 5: mengisi data-data hasil pemeriksaan kesehatan pada KMS dan diharapkan setiap kunjungan para lansia dianjurkan untuk selalu membawa
KMS lansia guna memantau status kesehatannya Adapun tugas dan fungsi masing-masing SDM diuraikan sebagai berikut:
1. Ketua Posyandu
a Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang dilakukan posyandu
b Bertanggung jawab terhadap kerjasama dengan semua stakeholder dalam
rangka meningkatkan mutu pelaksanaan posyandu 2.
Sekretaris Mencatat semua aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan serta
pengendalian posyandu
3. Bendahara
Pencatatan pemasukan dan pengeluaran serta pelaporan keuangan posyandu 4.
Kader Kader posyandu lanjut usia adalah kader yang bertugas di posyandu lanjut
usia dengan kegiatan rutin setiap bulannya membantu tenaga kesehatan saat pemeriksaan kesehatan pasien lanjut usia.
2.4.7 Mekanisme Kerja