Namun EVA juga memiliki kelemahan, menurut Pradoho, Christiawan. 2004, yaitu sebagai berikut :
1. Sebagai ukuran kinerja masa lampau EVA tidak mampu memprediksi
dampak strategi yang kini diterapkan untuk masa depan perusahaan. 2.
Pengukurannya bersifat jangka pendekk, sehingga manajemen cenderung menolak untuk berinvestasi jangka panjang, karen bisa mengakibatkan
penurunan nilai EVA dalam periode yang bersangkutan. 3.
EVA mengabaikan kinerja non keuangan yang sebenarnya bisa meningkatkan kinerja keuangan.
Young O’Byrne juga memperkenalkan ukuran kinerja yang lain untuk melihat kinerja perusahaan dari perspektif yang berbeda. MVA merupakan salah
satu ukuran kinerja yang dapat dimanfaatkan investor untuk melihat kekayaaan atau return saham yang mereka peroleh dari investasi yang mereka tanamkan.
2.1.5 Market Value Added MVA
Young O’Byrne 2001:26 menyatakan bahwa Market Value
Added MVA adalah perbedaan antara nilai pasar perusahaan termasuk ekuitas dan utang dan modal keseluruhan yang diinvestasikan dalam perusahaan. MVA
secara teknis diperoleh dengan cara mengalikan selisih antara harga pasar per lembar saham stock price per share dan nilai buku per lembar saham book
value per share. Nilai pasar adalah nilai perusahaan. Yakni jumlah nilai pasar dari semua tuntutan modal terhadap perusahaan oleh pasar modal pada tanggal
tertentu. MVA meningkat hanya jika modal yang diinvestasikan mendapatkan
Universitas Sumatera Utara
angka pengembalian lebih besar dari pada biaya modal. Semakin besar MVA, semakin baik. MVA yang negatif berarti nilai dari investasi yang dijalankan
manajemen kurang dari modal yang diserahkan kepada perusahaan oleh pasar modal, yang berarti bahwa kekayaan telah dimusnahkan Young, 2001:27.
MVA merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan
mengalokasikan sumber-sumber yang sesuai. MVA juga merupakan indikator yang dapat mengukur seberapa besar kekayaan perusahaan yang telah diciptakan
untuk investornya atau MVA menyatakan seberapa besar kemakmuran yang telah dicapai.
MVA dihitung dengan rumus: MVA= Nilai pasar saham – Ekuitas modal yang diberikan oleh
pemegang saham MVA = saham beredarharga saham – Total ekuitas saham biasa
Selain MVA, analisis rasio keuangan juga mampu sebagai landasan bagi investor untuk menetapkan keputusan berinvestasi pada perusahaan. Rasio
Ukuran Pasar Rasio ini disebut juga market meansure Wild, Subramanyam. 2010:45.
Analisis rasio keuangan yang menjadi obyek penelitian bagi peneliti adalah Price Earning Ratio PER. PER merupakan salah satu rasio ukuran pasar yang
sering digunakan investor. Price Earning Ratio PER adalah rasio pasar yang berhubungan dengan laba per saham. PER yang tinggi menunjukkan prospek yang
Universitas Sumatera Utara
baik pada harga saham, namun semakin tinggi pula resikonya. PER yang rendah dapat berarti laba perusahaan yang tinggi, dan potensi dividen yang tinggi pula.
2.1.6 Price Earning Ratio