Sanusi 2014 data ini telah tersedia dan dapat dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder yang tersedia di lokasi penelitian disebut dengan data sekunder internal.
Sedangkan data sekunder yang tersedia di luar lokasi penelitian disebut data sekunder eksternal.
Data ini dapat berupa informasi yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan, dokumen perpustakaan, data online, situs Web, internet, data dari penelitian
terdahulu, atau publikasi pemerintah seperti Undang-Undang, buletin statistik, atau arsip data kepegawaian Dinas Pendidikan Kota Semarang tahun 2015 berupa
data jumlah Guru Tidak Tetap yang mengajar di Kota Semarang Sekaran, 2011. Pengumpulan data sekunder dapat bersumber dari penelusuran dokumentasi
organisasi, studi pustaka dan publikasi informasi.
3.7. Metode Pengumpulan Data
Penelitian kualitatif memberikan jawaban dan respons yang luas atas pertanyaan spesifik pada wawancara. Selain itu jawaban juga dapat diperoleh melalui
informasi dari sumber yang telah ada sebelumnya. Data kualitatif dapat berbentuk kalimat, uraian dan naratif melalui proses wawancara Sekaran, 2011. Selain data
kualitatif, penelitian kualitatif mengenal adanya data pengalaman individu. Data ini diperoleh melalui keterangan atas apa yang dialami oleh individu yang
menjadi subjek penelitian Bungin, 2009. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara
Wawancara menurut Emzir 2011 didefinisikan sebagai bentuk interaksi antara dua orang yang saling berhadapan dimana satu orang berperan sebagai peminta
informasi sedangkan satu orang lainnya sebagai narasumber. Pada tahap awal saat proses pengumpulan data, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada
narasumber dari Dinas Pendidikan Kota Semarang, yaitu Pak Sudaryanto. Peneliti mengajukan pertanyaan terkait jumlah Guru Tidak Tetap SMP di Kota Semarang,
jumlah SMP Swasta Islam yang ada di Kota Semarang, alamat-alamat SMP Swasta Islam di Kota Semarang, serta meminta rekomendasi mengenai SMP
Swasta Islam di Kota Semarang yang dapat dijadikan subjek penelitian ini. Narasumber selanjutnya ditentukan kemudian setelah mendapatkan rekomendasi
dari narasumber pertama, atau dapat pula ditentukan saat peneliti mempunyai inisiatif lain setelah memperoleh data dari narasumber pertama.
Metode wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan
mengetahui informasi apa saja yang dibutuhkan, sehingga peneliti telah merencanakan dan mempersiapkan daftar pertanyaan terlebih dahulu Sekaran,
2011. Wawancara terstruktur bersifat terarah dengan bahan wawancara yang telah dipersiapkan sebelum proses wawancara. Wawancara terstruktur tidak
mengharuskan peneliti terlibat langsung ke dalam kehidupan responden di lokasi penelitian Bungin, 2009. Peneliti menyiapkan bahan wawancara sebelum proses
tanya jawab dimulai, sehingga memiliki pengetahuan terhadap masalah penelitian adalah keharusan
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara tertutup-terbuka. Hal ini dikarenakan peneliti mengharapkan jawaban yang paling lengkap, jelas dan tidak
dibatasi ketika peneliti mengajukan pertanyaan. Wawancara tertutup-terbuka merupakan gabungan wawancara tertutup dan wawancara terbuka. Peneliti
memulainya dengan wawancara tertutup berupa pertanyaan yang menuntut jawaban tertentu seperti setuju, tidak setuju, sudah, belum, ya, tidak, pernah, atau
belum pernah. Kemudian peneliti melanjutkan dengan wawancara terbuka berupa pertanyaan yang tidak dibatasi jawabannya, seperti menambahkan pertanyaan
“mengapa?” atau “apa alasannya?”. 2.
Dokumentasi
Metode dokumentasi bertujuan untuk menelusuri data historis, karena sifat dari data ini adalah tidak lekang oleh waktu dan ruang. Pada dokumentasi terdapat
fakta dan data sosial Bungin, 2009. Dokumentasi dalam penelitian ini berbentuk surat-surat penting seperti surat izin penelitian, foto, laporan, data responden, dan
data profil Sekolah.
3.8. Alat Pengumpulan Data