Tindakan Dialog Pola Narasi Feature “Neraka di Rumah Mertua” .1 Episode Perkenalan

mendorong Heni untuk terus memakai uang tabungan pribadinya, tatkala kebutuhan kehidupan keluarga besar sudah tak lagi bisa dipenuhi oleh Doni.

3.3.2.3 Tindakan

Beberapa tindakan sudah dilakukan Heni sebagai bentuk usaha menjaga keharmonisan keluarga. Salah satunya yaitu dengan keluar dari pekerjaannya yang mapan dan hanya berperan murni sebagai ibu rumah tangga yang menjaga dan mengasuh ketiga anaknya dengan maksimal. Terhadap kemandirian keluarga agar terpisah dari ibu mertuanya juga sudah dilakukan dengan memberikan ide untuk mengontrak rumah secara terpisah. Ketika konflik muncul, diantaranya keluarga besar menginginkannya untuk memakai uang tabungan sewaktu Heni lajang dahulu demi memenuhi kebutuhan keluarga besarnya, Heni juga sudah menurutinya. Doni yang digambarkan sebagai sosok manja terutama pada ibunya juga digambarkan sebagai sosok sangat egois sebagai kepala keluarga dan suami. Ia tak mau mendengarkan usulan Heni sebagai istrinya untuk mau hidup terpisah dari ibunya meskipun harus mengontrak terlebih dahulu dalam mengawali kehidupan rumah tangganya. Ia juga tak mau bertanggung jawab dalam hal mengupayakan dana untuk proses persalinan yang pertama. Bahkan mendampingi sekalipun istrinya bertaruh nyawa tak ia lakukan sampai pada proses kelahiran yang kedua. Ia bahkan menghabiskan waktunya dengan bersenang-senang dengan teman-temannya pada saat yang bersamaan. Doni masih juga memiliki rasa tak bertanggung jawab dalam mengupayakan tempat tinggal untuk keluarganya. Tatkala istrinya Heni melahirkan anak ketiganya masih juga menginginkan hidup terpisah dari mertuanya. Doni mengiyakan dan menyetujui usul tersebut asalkan uang kontrakan tiap bulan yang membayari istrinya.

3.3.2.4 Dialog

Dalam feature ini dialog antara para tokoh hanya terjadi sangat minim ketika berdialog secara eksplisit. Sebagian dialog diungkapkan secara implisit. Seperti halnya dengan dialog yang dilakukan oleh Doni kepada istrinya Heni setelah mereka melangsungkan pernikahan. Seperti terlihat pada alinea ke-8 berikut ini; Mas Doni memang memaksaku berhenti bekerja, dengan alasan untuk menemani ibu di rumah. Praktis, penghasilanpun menyusut drastis meskipun suamiku memiliki pekerjaan tetap dan mampu memberiku uang belanja untuk keperluan seisi rumah. Dari cuplikan feature di atas terungkap bahwa suami melakukan dialog kepada istrinya, dengan dialog yang berunsur paksaan. Paksaan yang disampaikan Doni memiliki tendensi kepentingan pribadinya dan ibunya agar istrinya tak lagi bekerja dan murni hanya berperan sebagai ibu rumah tangga saja. Dialog eksplisit suami Heni sendiri bisa diketahui dari alinea ke-12, alinea ke-19, alinea ke-26 dan alinea ke-42 berikut; “Buat jaga-jaga kalau ada keperluan mendadak,” begitu kilahnya setiap kali aku meminta uang belanja di setiap tanggung bulan. Bayangkan saja, rumah sepetak dengan tiga kamar ini harus menampung tiga keluarga. Lebih mengesalkan, lagi-lagi giliranku yang harus mengatur uang belanja untuk mereka semua. Pernah suatu hari ibu bilang, “Kamu dulu kan masih punya tabungan sewaktu kerja. Pakai dulu saja daripada kita semua kelaparan.” “Tabunganmu buat apa kalau minta jemput begini ? Memangnya aku tidak punya kepentingan lain ?”. Apa yang kudapat dari permintaan itu ? Suamiku hanya berkata singkat,”Ya udah kalau itu keinginanmu. Tapi kamu mesti tanggung uang kontrak tiap bulannya”. Dialog di atas mengungkapkan perasaan suami Heni yang nyata-nyata sedang memperdayai Heni istrinya tentang keuangan rumah tangga yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga. Doni menganjurkan memakai dulu uang tabungan istrinya sewaktu belum menikah untuk dipakai guna keperluan keluarga besarnya. Sedangkan sisa uang hasil kerja Doni disimpan sendiri atau bahkan untuk kepentingannya sendiri bersenang-senang dengan teman-temannya. Konten dialog eksplisit juga masih dilakukan dengan tema seputar uang pribadi Heni yang seharusnya juga digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dalam berumah tangga mereka.

3.3.2.5 Bagian-bagian Cerita