2.2.9.1 Perencanaan Makanan
Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak yang sesuai dengan
kecukupan gizi baik yaitu : 1. Karbohidrat sebanyak 60 ± 70
2. Protein sebanyak 10 ± 15 Total dari seluruh energi
3. Lemak sebanyak 20 ± 25 Makanan sejumlah kalori terhitung dengan komposisi tersebut diatas
dibagi dalam beberapa porsi yaitu : 1. Makanan pagi sebanyak 20
2. Makanan siang sebanyak 30 Total dari seluruh energi
3. Makanan sore sebanyak 25 4. 2-3 porsi makanan ringan sebanyak 10-15 diantaranya
Hiswani,2007.
2.2.9.2 Latihan Jasmani
Dianjurkan latihan jasmani secara teratur 3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyakit
penyerta. Sebagai contoh olahraga ringan adalah berjalan kaki biasa selama 30 menit, olahraga sedang berjalan cepat selama 20 menit dan olah raga berat jogging
Hiswani,2007.
Tabel 2.2 Aktivitas Fisik Sehari-hari
Kurangi aktivitas Hindari aktivitas sedenter
Persering aktivitas Misalnya : menonton televisi,
menggunakan internet, main game computer
Mengikuti olahraga rekreasi dan beraktivitas fisik tinggi pada waktu
liburan Misalnya : jalan cepat, golf, olah otot,
bersepeda, sepak bola
Aktivitas harian Kebiasaan bergaya hidup sehat
Misalnya : berjalan kaki ke pasar tidak menggunakan mobil, menggunakan
tangga tidak menggunakan lift, menemui rekan kerja tdak hanya
melalui telepon internal, jalan dari tempat parker
Sumber : Konsesus Pengelolaan DM Tipe-2 di Indonesia, PERKENI 2006
2.2.9.3 Pengelolaan farmakologis
Sarana pengelolaan farmakologis diabetes mellitus dapat berupa Obat Hipoglikemik Oral OHO. Berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi menjadi 6
jenis obat, antara lain Soegondo,2007 : 1. Sulfonilurea
Obat golongan sulfonilurea bekerja dengan cara : 1. Menstimulasi pelepasan insulin yang tersimpan.
2. Menurunkan ambang sekresi insulin. 3. Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa.
Obat golongan ini biasanya diberikan pada pasien dengan BB normal dan masih bisa dipakai pada pasien yang beratnya sedikit lebih. Klorpropamid kurang
dianjurkan pada keadaan insufisiensi renal dan orangtua karena resikohipoglikema yang berkepanjangan, demikian juga gibenklamid. Glukuidon juga dipakai untuk
pasien dengan gangguan fungsi hati atau ginjal. 2. Biguanid
Preparat yang ada dan aman dipakai yaitu metformin. Sebagai obat tunggal dianjurkan pada pasien gemuk IMT 30 untuk pasien yang berat lebih IMT 27-
30, dapat juga dikombinasikan dengan golongan sulfonylurea .
3. Glinid Glinid merupakan obat yang cara kerjanya sama dengan sulfonilurea,
dengan penekanan pada meningkatkan sekresi insulin fase pertama. Golongan ini terdiri dari 2 macam obat yaitu: Repaglinid derivat asam benzoat dan Nateglinid
derivat fenilalanin. Obat ini diabsorpsi dengan cepat setelah pemberian secara oral dan diekskresi secara cepat melalui hati.
4. Penghambat Alfa-Glukosidase Contoh golongan obat ini adalah arcabose. Arcabose menurunkan
hiperglikemia postprandial dengan cara memperlambat penyerapan glukosa di usus. Arcbose tidak mempengaruhi ambilan glukosa maupun sekresi insulin. Obat
ini diminum sebelum makan. Efek samping antara lain flatus, diare, dan perut kembung.
5. Thiazolindione Kelompok obat yang termasuk obat generasi baru ini bekerja dengan
menurunkan resistensi insulin dan menaikkan sensitivitas insulin, meningkatkan ambilan glukosa di jaringan perifer, serta mengurangi produksi glukosa dihati.
Kelompok obat ini antara lain troglitazone, rosiglitazone, dan pioglitazone. Thiazolindione tidak boleh diberikan pada penderita dengan penyakit hati dan
gagal jantung kongestif berat. Pemberian pada wanita hamil tidak dianjurkan. 6. Insulin
Indikasi pengobatan dengan insulin adalah : Semua penderita DM dari setiap umur baik IDDM maupun NIDDM dalam keadaan ketoasidosis atau
pernah masuk kedalam ketoasidosis. DM dengan kehamilan DM gestasional yang tidak terkendali dengan diet
perencanaan makanan. DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral dosif maksimal. Dosis insulin oral atau suntikan dimulai
dengan dosis rendah dandinaikkan perlahan - lahan sesuai dengan hasil glukosa darah pasien. Bilasulfonylurea atau metformin telah diterima sampai dosis
maksimal tetapi tidak tercapai sasaran glukosa darah maka dianjurkan penggunaan kombinasi sulfonylurea dan insulin.
2.2.9.4 Edukasi