Perbedaan Algoritma-algoritma ACO Berdasarkan Cara Kerjanya Parameter Terbaik pada Setiap Algoritma ACO

78 exploration edge-edge yang baru dengan eksploitasi exploitation pers. 2.8 dan 2.1. • Aturan pembaruan Pheromone global hanya dilakukan pada edge-edge yang merupakan bagian dari tour terbaik, sehingga semut akan lebih mudah dalam menentukan titik selanjutnya. • Disaat semut-semut membangun sebuah tour, diterapkan suatu aturan pembaruan Pheromone lokal local Pheromone updating rule. Sehingga membuat Pheromone pada edge berkurang dan kehilangan daya tarik, dengan demikian edge yang telah dilewati tidak akan dilewati lagi oleh semut yang lainnya. Hal ini menyebabkan semut mencari edge baru yang lebih pendek atau edge yang banyak dikunjungi semut dengan jumlah Pheromone yang banyak.

3.7.2 Perbedaan Algoritma-algoritma ACO Berdasarkan Cara Kerjanya

Berdasarkan pembahasan dari beberapa algoritma ACO, maka diperoleh perbedaan dari cara kerjanya. Berikut diberikan perbedaan cara kerja yang ada pada masing – masing algoritma ACO, yang ditunjukkan pada tabel 3.8 dibawah ini : Tabel 3.4 Perbedaan cara kerja pada algoritma-algoritma ACO Algoritma Konstruksi Tour Evaporasi Update Pheromone AS Random Proportional Rule Semua edge dengan faktor konstan ρ terendah. Menambahkan Pheromone pada semua edge yang dikunjungi semut. EAS Random Proportional Rule Semua edge dengan faktor konstan ρ terendah. Menambahkan Pheromone pada semua edge yang dikunjungi semut, menambahkan Pheromone pada edge-edge yang merupakan bagian dari tour terbaik jarak terpendek. AS Rank Random Proportional Rule Semua edge dengan faktor konstan ρ terendah. Mengelompokkan semut berdasarkan panjang pendek tournya peringkat; menambahkan Pheromone pada edge-edge yang dikunjungi semut dan sesuai dengan rank dari setiap semut. MMAS Random Proportional Rule Semua edge dengan faktor konstan ρ terendah. Pheromone bisa ditambahkan pada edge – edge yang merupakan bagian dari best tour yang ditemukan sejak awal algoritma best so-far tour atau pada egde-edge yang merupakan bagian best tour yang ditemukan pada setiap iterasiiteration best-tour. Penambahan Pheromone boleh juga ditambahkan pada keduanya. Terdapat interval penambahan intensitas Pheromone sebesar [ ] max min , τ τ . ACS Pseudorandom Proportional Rule Hanya pada edge – edge yang merupakan bagian dari best- so-far tour yang terlemah Hanya menambahkan Pheromone pada edge – edge yang merupakan bagian dari tour terbaik yang ditemukan sejak awal algoritma dijalankan. 79

3.7.3 Parameter Terbaik pada Setiap Algoritma ACO

Menurut eksperimen yang telah dilakukan pada algoritma – algoritma ACO untuk TSP, maka diperoleh penetapan parameter yang bisa menghasilkan performa terbaik dari tiap-tiap algoritma tersebut. Pada tabel 3.5 berikut adalah Penetapan parameter terbaik yang dihasilkan dari algoritma-algoritma ACO. Tabel 3.5. Penetapan parameter terbaik algoritma ACO untuk TSP Algoritma ACO α β ρ m τ AS 1 2 sampai 5 0,5 n nn C m EAS 1 2 sampai 5 0,5 n nn C m e ρ + AS Rank 1 2 sampai 5 0,1 n nn C z z ρ 1 5 , − MMAS 1 2 sampai 5 0,02 n nn C ρ 1 ACS - 2 sampai 5 0,1 10 nn nC 1 Dimana n adalah jumlah titik dalam TSP, m adalah jumlah semut dalam algoritma. Untuk semua algoritma kecuali algoritma AS ada penambahan parameter. Berikut nilai terbaik untuk parameter pada algoritma variasi AS : EAS : parameter e = n. AS Rank : Parameter yang menyatakan adanya tour terbaik, w = 6. 80 81 MMAS : Batas nilai Pheromone adalah bs C ρ τ 1 max = dan n best n best avg ρ ρ τ τ 1 1 max min − − = dengan nilai best ρ = 0,05. ACS : Dalam Local Pheromone Update nilai 1 , = ξ . Dan didalam pseudorandom proportional rule nilai 9 , = q . Penetapan parameter diatas mungkin saja tidak berlaku pada beberapa kasus dan eksperimen yang berbeda, bisa saja diperoleh penetapan parameter berbeda yang bisa menghasilkan performa yang lebih baik.

3.7.4 Perbandingan hasil algoritma ACO pada beberapa kasus