Gambaran Penderita Osteoartritis Lutut di Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang Analisis Multivariat

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Penderita Osteoartritis Lutut di Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang

Data di catatan medis Rumah Sakit Dokter Kariadi RSDK Semarang pada Januari 2007 sampai dengan Maret 2007 menunjukkan kasus Osteoartriis OA lutut sebanyak 118 kasus dari 615 kasus reumatik lainnya, atau sebesar 19,19. Persentase kasus selama 3 bulan pada tahun 2007 tersebut lebih sedikit dibandingkan persentase kasus pada tahun 2004 – 2007, yang menunjukkan angka 23,71, 25,51 dan 25,49. Dari 118 kasus OA lutut yang tercatat di RSDK selama Januari 2007 – Maret 2007, sebanyak 10 pasien 8,47 berasal dari luar Kota Semarang Demak 7 pasien, Kudus 1 pasien, Rembang 1 pasien, Blora 1 pasien, sedangkan sisanya sebesar 91,53 atau sebanyak 108 pasien berasal dari Kota Semarang.

B. Gambaran Karakteristik Responden Penelitian

Gambaran karakteristik responden penelitian di sini meliputi umur responden, pendidikan responden, jenis pekerjaan responden dan daerah tempat tinggal responden.

1. Umur

Gambaran umur responden antara kasus dan kontrol tidak jauh berbeda. Rata-rata umur responden pada kelompok kasus dengan Mean ± SD adalah 59,34 tahun ± 10,44. Rata-rata umur responden pada kelompok kontrol dengan Mean ± SD adalah 57,38 tahun ± 9,9. Distribusi umur kasus dan kontrol dapat dilihat pada grafik berikut : 65 65 N = Status Responden kontrol kasus U m u r R e s p o n d e n T a h u n 90 80 70 60 50 40 30 77 Grafik 5.1 Boxplot Umur Responden pada Kelompok Kasus dan Kontrol di RSDK Semarang Tahun 2007 62 Sedangkan berdasarkan risiko terserang OA lutut, maka umur responden dikategorikan menjadi 2, yaitu ≤ 50 tahun dan 50 tahun. 5,14 Pada kelompok kasus, responden yang berumur 50 tahun sebesar 77 dan pada kelompok kontrol sebesar 80. Sedangkan umur responden yang ≤ 50 tahun pada kelompok kasus sebesar 23 dan kelompok kontrol sebesar 20. Gambaran distribusi kategori umur responden pada kelompok kasus dan kontrol dapat dilihat pada grafik berikut : Kategori Umur Responden =50 th 50 th P e rs e n ta s e 100 80 60 40 20 Status responden kasus kontrol 20 80 23 77 Grafik 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Umur pada Kelompok Kasus dan Kontrol di RSDK Semarang Tahun 2007

2. Tingkat Pendidikan

Pada kelompok kasus, paling banyak adalah responden yang berpendidikan tamat SLTA, yaitu sebesar 29. Sedangkan pada kelompok kontrol, pendidikan responden paling banyak adalah tamat SLTP dan SLTA, masing-masing memiliki persentase yang sama, yaitu sebesar 25. Pendidikan responden paling sedikit pada kelompok kasus adalah tamat pasca sarjana 1,5 dan pada kelompok kontrol adalah tamat sarjana 3,1. Secara keseluruhan, distrbusi responden berdasarkan tingkat pendidikan pada kelompok kasus dan kontrol adalah setara hampir sama. Untuk lebih jelas, distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan pada kelompok kasus dan kontrol dapat dilihat pada grafik berikut ini : Pendidikan Responden Ta ma t P asc a Sa rja na Ta m at S arj an a Ta ma t Ak ad em i Ta ma t S LT A Ta m at S LT P Ta m at S D Tid ak ta ma t S D Tid ak p er na h s ek ola h Pe rs e n ta s e 40 30 20 10 Status responden kasus kontrol 3 9 25 25 14 9 15 12 3 29 15 18 12 8 Grafik 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan pada Kelompok Kasus dan Kontrol di RSDK Semarang Tahun 2007

3. Jenis Pekerjaan

Berdasarkan jenis pekerjaan, pada kelompok kasus paling sedikit adalah responden yang bekerja sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak 3 orang 5 dan paling banyak adalah pensiunan dulu bekerja yaitu sebanyak 23 orang 35. Sedangkan pada kelompok kontrol, paling sedikit adalah responden yang bekerja sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak 2 orang 3 dan paling banyak adalah wiraswasta yaitu sebanyak 21 orang 32. Gambaran distribusi responden berdasarkan jenis pekerjaan pada kelompok kasus dan kontrol dapat dilihat pada grafik berikut : Jenis Pekerjaan Sekarang Tidak bekerja Pensiunan dulu bek Wirasw asta Pegaw ai sw asta PNS ABRI P e rs e n ta se 40 30 20 10 Status responden kasus kontrol 17 28 32 3 20 18 35 25 5 17 Grafik 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan pada Kelompok Kasus dan Kontrol di RSDK Semarang Tahun 2007

4. Daerah Tempat Tinggal

Daerah tempat tinggal responden dibedakan menjadi 2, yaitu Kota Semarang dan luar Kota Semarang. Dari 130 responden penelitian, sebanyak 115 88 responden berasal dari Kota Semarang dan hanya 15 12 responden berasal dari luar Kota Semarang, yaitu Blora 1 responden, Kudus 1 responden, Demak 3 responden, Mranggen 6 responden dan Kendal 1 responden. Distribusi responden berdasarkan daerah tempat tinggal responden dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Daerah Tempat Tinggal Distribusi faktor risiko responden dianalisis menggunakan tabel silang berdasarkan daerah tempat tinggal responden Kota Semarang dan luar Kota Semarang. Hasil analisis menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara distribusi faktor risiko responden yang berasal dari Kota Semarang dengan responden yang berasal dari luar Kota Semarang. Berdasarkan hasil tersebut, maka untuk selanjutnya analisis hubungan setiap faktor risiko dengan kejadian OA lutut tidak dibedakan antara responden yang berasal dari Kota Semarang dengan responden yang berasal dari luar Kota Semarang. Ringkasan hasil analisis silang tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Analisis Silang Faktor Risiko dengan Daerah Tempat Tinggal Responden NO VARIABEL p 1. Jenis kelamin 0,21 2. Kebiasaan merokok - Perokok berat 20 batang hari - Perokok sedang 10 - 20 batang hari - Perokok ringan 10 batang hari 0,45 0,79 0,21 3. Kebiasaan konsumsi vitamin D - Tidak biasa konsumsi vitamin D 1 kali seminggu - Jarang konsumsi vitamin D 1 – 2 kali seminggu 0,35 0,72 4. Obesitas - Obesitas berat IMT 27 - Obesitas ringan IMT 25 – 27 0,31 0,17 5. Histerektomi 0,29 6. Menisektomi 0,46 7. Riwayat trauma lutut 0,45 8. Kebiasaan bekerja dengan beban 0,14 9. Kebiasaan aktivitas fisik berat 0,08 10. Kebiasaan olah raga 0,33 Keterangan : nilai p menggunakan uji chi-square .

C. Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan dan besar risiko dari masing-masing faktor risiko variabel bebas dengan kejadian OA lutut variabel terikat. Terdapatnya hubungan antara faktor risiko dengan kejadian OA lutut ditunjukkan dengan nilai p 0,05; nilai odds ratio OR 1 dan 95 CI tidak mencakup nilai 1.

1. Jenis Kelamin

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan merupakan faktor risiko terjadinya OA lutut nilai p = 0,043 dengan uji chi-square ; OR = 2,14; 95 CI = 1,02 – 4,48. Distribusi jenis kelamin pada kasus dan kontrol secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.2 Distribusi Jenis Kelamin pada Kasus dan Kontrol Osteoartritis Lutut di RS Dokter Kariadi Semarang Tahun 2007 VARIABEL KASUS N KONTROL N OR 95 CI p Jenis kelamin - Perempuan - Laki-laki 17 26,20 48 73,80 28 43,10 37 56,90 2,14 1,02 – 4,48 0,043 JUMLAH 65 100,00 65 100,00 Keterangan : nilai p 0,05 dengan uji chi – square

2. Kebiasaan Merokok

Perokok berat bukan merupakan faktor risiko kejadian OA lutut nilai p = 0,65 dengan Fisher’s Exact Test ; OR = 0,89 dan 95 CI = 0,12 – 6,56. Untuk variabel perokok berat ini, nilai p menggunakan Fisher;s Exact Test dengan hipotesis satu ekor , karena terdapat 2 sel yang memiliki nilai kurang dari 5, sehingga tidak memenuhi syarat untuk menggunakan uji chi-square. Distribusi kebiasaan merokok berat pada kasus dan kontrol secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.3 Distribusi Kebiasaan Merokok Berat pada Kasus dan Kontrol Osteoartritis Lutut di RS Dokter Kariadi Semarang Tahun 2007 VARIABEL KASUS N KONTROL N OR 95 CI p Kebiasaan merokok - Perokok berat - Bukan perokok 2 3,57 54 96,43 2 4,00 48 96,00 0,89 0,12 – 6,56 0,65 JUMLAH 56 100,00 50 100,00 Keterangan : nilai p 0,05 menggunakan Fisher’s Exact Test Perokok sedang secara statistik juga tidak terbukti sebagai faktor risiko OA lutut dengan nilai p = 0,043 dengan uji chi-square ; OR = 0,27 dan 95 CI = 0,07 – 1,03. Distribusi kebiasaan merokok sedang pada kasus dan kontrol secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.4 Distribusi Kebiasaan Merokok Sedang pada Kasus dan Kontrol Osteoartritis Lutut di RS Dokter Kariadi Semarang Tahun 2007 VARIABEL KASUS N KONTROL N OR 95 CI p Kebiasaan merokok - Perokok sedang - Bukan perokok 3 5,26 54 94,74 10 17,24 48 82,76 0,27 0,07 – 1,03 0,043 JUMLAH 57 100,00 58 100,00 Keterangan : nilai p 0,05 dengan uji chi – square Perokok ringan secara statistik tidak terbukti sebagai faktor risiko OA lutut nilai p = 0,92 dengan uji chi-square ; OR = 0,27 dan 95 CI = 0,07 – 1,03. Distribusi kebiasaan merokok ringan pada kasus dan kontrol secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.5 Distribusi Kebiasaan Merokok Ringan pada Kasus dan Kontrol Osteoartritis Lutut di RS Dokter Kariadi Semarang Tahun 2007 VARIABEL KASUS N KONTROL N OR 95 CI p Kebiasaan merokok - Perokok ringan - Bukan perokok 6 10,00 54 90,00 5 9,43 48 90,57 1,07 0,31 – 3,72 0,92 JUMLAH 60 100,00 53 100,00 Keterangan : nilai p 0,05 dengan uji chi – square

3. Kebiasaan Konsumsi Makanan yang Mengandung Vitamin D

Tidak biasa mengkonsumsi vitamin D tidak terbukti sebagai faktor risiko OA lutut nilai p = 0,18 dengan Fisher’s Exact Test; OR = 2,99 dan 95 CI = 0,55 – 16,32. Untuk variabel tidak biasa mengkonsumsi vitamin D, nilai p menggunakan Fisher’s Exact Test dengan hipotesis satu ekor , karena terdapat 2 sel yang memiliki nilai kurang dari 5, sehingga tidak memenuhi syarat untuk menggunakan uji chi-square. Distribusi tidak biasa mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin D pada kasus dan kontrol secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.6 Distribusi Tidak Biasa Mengkonsumsi Makanan yang Mengandung Vitamin D pada Kasus dan Kontrol Osteoartritis Lutut di RS Dokter Kariadi Semarang Tahun 2007 VARIABEL KASUS N KONTROL N OR 95 CI P Asupan vitamin D - Tidak biasa - Sering 5 12,19 36 87,81 2 4,44 43 95,56 2,99 0,55 – 16,32 0,18 JUMLAH 41 100,00 45 100,00 Keterangan : nilai p 0,05 menggunakan Fisher’s Exact Test Jarang mengkonsumsi vitamin D juga tidak terbukti sebagai faktor risiko OA lutut, yang ditunjukkan dengan nilai p = 0,34 dengan uji chi-square ; OR = 1,43 dan 95 CI = 0,68 – 3,02. Distribusi jarang mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin D pada kasus dan kontrol secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.7 Distribusi Jarang Mengkonsumsi Makanan yang Mengandung Vitamin D pada Kasus dan Kontrol Osteoartritis Lutut di RS Dokter Kariadi Semarang Tahun 2007 VARIABEL KASUS N KONTROL N OR 95 CI P Asupan vitamin D - Jarang - Sering 24 40,00 36 60,00 20 31,75 43 68,25 1,43 0,68 – 3,02 0,34 JUMLAH 60 100,00 63 100,00 Keterangan : nilai p 0,05 menggunakan uji chi-square

4. Obesitas

Obesitas berat IMT 27 terbukti sebagai faktor risiko OA lutut dengan nilai p = 0,013 menggunakan uji chi-square ; OR = 2,72; 95 CI = 1,13 – 6,05. Distribusi obesitas berat pada kasus dan kontrol secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.8 Distribusi Obesitas Berat pada Kasus dan Kontrol Osteoartritis Lutut di RS Dokter Kariadi Semarang Tahun 2007 VARIABEL KASUS N KONTROL N OR 95 CI p Obesitas - Obesitas berat IMT 27 - Tidak obesitas IMT 25 26 46,43 30 53,57 14 24,14 44 75,86 2,72 1,13 – 6,05 0,013 JUMLAH 56 100,00 58 100,00 Keterangan : nilai p 0,05 menggunakan uji chi-square Obesitas ringan IMT 25 – 27 tidak terbukti sebagai faktor risiko OA lutut dengan nilai p = 0,25 menggunakan uji chi-square ; OR = 1,89; 95 CI = 0,63 – 5,62. Distribusi obesitas ringan pada kasus dan kontrol secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.9 Distribusi Obesitas Ringan pada Kasus dan Kontrol Osteoartritis Lutut di RS Dokter Kariadi Semarang Tahun 2007 VARIABEL KASUS N KONTROL N OR 95 CI p Obesitas - Obesitas ringan IMT 25 – 27 - Tidak obesitas IMT 25 9 23,08 30 76,92 7 13,73 44 86,27 1,89 0,63 – 5,62 0,25 JUMLAH 39 100,00 51 100,00 Keterangan : nilai p 0,05 menggunakan uji chi-square

5. Histerektomi

Riwayat histerektomi tidak terbukti sebagai faktor risiko OA lutut, dengan nilai p = 0,47 dengan Fisher’s Exact Test ; OR = 1,59 dan 95 CI = 0,28 – 9,2. Variabel riwayat histerektomi, nilai p menggunakan Fisher’s Exact Test dengan hipotesis satu ekor , karena terdapat 2 sel yang memiliki nilai kurang dari 5, sehingga tidak memenuhi syarat untuk menggunakan uji chi-square. Distribusi histerektomi pada kasus dan kontrol perempuan secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.10 Distribusi Riwayat Histerektomi Kasus dan Kontrol Perempuan Osteoartritis Lutut di RS Dokter Kariadi Semarang Tahun 2007 VARIABEL KASUS N KONTROL N OR 95 CI p Histerektomi - Ya - Tidak 4 8,30 44 91,70 2 5,40 35 94,60 1,59 0,28 – 9,2 0,47 JUMLAH 48 100,00 37 100,00 Keterangan : nilai p 0,05 menggunakan Fisher’s Exact Test

6. Menisektomi

Riwayat menisektomi tidak berhubungan dengan OA lutut, dengan nilai p = 0,31 menggunakan Fisher’s Exact Test ; OR = 0,32 dan 95 CI = 0,03 – 3,19. Pada variabel riwayat menisektomi, terdapat 2 sel yang memiliki nilai kurang dari 5, sehingga tidak memenuhi syarat untuk menggunakan uji chi-square , dengan demikian penghitungan nilai p menggunakan Fisher’s Exact Test dengan hipotesis satu ekor . Distribusi riwayat menisektomi pada kasus dan kontrol secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.11 Distribusi Riwayat Menisektomi pada Kasus dan Kontrol Osteoartritis Lutut di RS Dokter Kariadi Semarang Tahun 2007 VARIABEL KASUS N KONTROL N OR 95 CI P Menisektomi - Ya - Tidak 1 1,50 64 98,50 3 4,60 62 95,40 0,32 0,03 – 3,19 0,31 JUMLAH 65 100,00 65 100,00 Keterangan : nilai p 0,05 menggunakan Fisher’s Exact Test

7. Riwayat Trauma Lutut

Variabel riwayat trauma lutut secara statistik terbukti sebagai faktor risiko OA lutut. Hal ini ditunjukkan dengan nilai p = 0,017 dengan uji chi-square ; OR = 2,94; 95 CI = 1,18 – 7,33. Distribusi riwayat trauma lutut pada kasus dan kontrol secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.12 Distribusi Riwayat Trauma Lutut pada Kasus dan Kontrol Osteoartritis Lutut di RS Dokter Kariadi Semarang Tahun 2007 VARIABEL KASUS N KONTROL N OR 95 CI P Riwayat trauma lutut - Ya - Tidak 19 29,20 46 70,80 8 12,30 57 87,70 2,94 1,18 – 7,33 0,017 JUMLAH 65 100,00 65 100,00 Keterangan : nilai p 0,05 dengan uji Chi – square 8. Kebiasaan Bekerja dengan Beban Variabel kebiasaan bekerja dengan beban secara statistik terbukti sebagai faktor risiko OA lutut, dengan nilai p = 0,045 menggunakan uji chi-square ; OR = 2,10 dan 95 CI = 1,01 – 4,37. Distribusi kebiasaan bekerja dengan beban pada kasus dan kontrol secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.13 Distribusi Kebiasaan Bekerja dengan Beban pada Kasus dan Kontrol Osteoartritis Lutut di RS Dokter Kariadi Semarang Tahun 2007 VARIABEL KASUS N KONTROL N OR 95 CI p Kebiasaan bekerja dengan beban - Ya - Tidak 29 44,60 36 55,40 18 27,70 47 72,30 2,10 1,01 – 4,37 0,045 JUMLAH 65 100,00 65 100,00 Keterangan : nilai p 0,05 dengan uji chi-square Kebiasaan bekerja dengan beban dianalisis lebih lanjut berdasarkan berat beban yang biasa diangkat didorong. Pengambilan nilai titik potong cut of point dilakukan menggunakan ROC curve dan menghasilkan nilai titik potong 17,5 kg. Dengan demikian terdapat 3 kategori, yaitu bekerja dengan beban 17,5 kg, bekerja dengan beban ≤ 17,5 kg dan tidak bekerja dengan beban. Dalam analisis ini, tidak bekerja dengan beban dijadikan sebagai referensi. Berat beban 17,5 kg tidak terbukti sebagai faktor risiko OA lutut nilai p = 0,05 dengan uji chi-square ; OR = 2,56 dan 95 CI = 0,98 – 6,64. Distribusi berat beban 17,5 kg pada kelompok kasus dan kontrol dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.14 Distribusi Berat Beban 17,5 kg pada Kasus dan Kontrol Osteoartritis Lutut di RS Dokter Kariadi Semarang Tahun 2007 VARIABEL KASUS N KONTROL N OR 95 CI p Berat beban - 17,5 kg - tidak bekerja dengan beban 16 30,77 36 69,23 8 14,81 46 85,19 2,56 0,98 – 6,64 0,05 JUMLAH 52 100,00 54 100,00 Keterangan : nilai p 0,05 menggunakan uji chi-square Sedangkan berat beban ≤ 17,5 kg juga tidak terbukti sebagai faktor risiko OA lutut nilai p = 0,38 dengan uji chi-square ; OR = 1,51 dan 95 CI = 0,61 – 3,77. Distribusi berat beban ≤ 17,5 kg pada kelompok kasus dan kontrol dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.15 Distribusi Berat Beban ≤ 17,5 kg pada Kasus dan Kontrol Osteoartritis Lutut di RS Dokter Kariadi Semarang Tahun 2007 VARIABEL KASUS N KONTROL N OR 95 CI p Berat beban - ≤ 17,5 kg - tidak bekerja dengan beban 16 30,77 36 69,23 8 14,81 46 85,19 1,51 0,61 – 3,77 0,38 JUMLAH 52 100,00 54 100,00 Keterangan : nilai p 0,05 menggunakan uji chi-square Selain dianalisis berdasarkan berat beban yang biasa diangkat didorong, kebiasaan bekerja dengan beban juga dianalisis berdasarkan lama waktu bekerja dengan beban. Pengambilan nilai titik potong cut of point dilakukan menggunakan ROC curve dan menghasilkan nilai titik potong 18,5 tahun. Dengan titik potong tersebut, maka terdapat 3 kategori, yaitu bekerja dengan beban selama 18,5 tahun, bekerja dengan beban ≤ 18,5 tahun dan tidak bekerja dengan beban. Tidak bekerja dengan beban digunakan sebagai referensi dalam analisis statistik. Lama bekerja dengan beban 18,5 tahun terbukti sebagai faktor risiko OA lutut nilai p = 0,02 dengan uji chi-square ; OR = 2,84 dan 95 CI = 1,16 – 6,98. Distribusi lama bekerja dengan beban 18,5 tahun pada kelompok kasus dan kontrol dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.16 Distribusi Lama bekerja dengan Beban 18,5 tahun pada Kasus dan Kontrol Osteoartritis Lutut di RS Dokter Kariadi Semarang Tahun 2007 VARIABEL KASUS KONTROL OR 95 CI p N N Lama bekerja beban - 18,5 tahun - tidak bekerja dengan beban 20 35,71 36 64,29 9 16,36 46 83,64 2,84 1,16 – 6,98 0,01 JUMLAH 56 100,00 55 100,00 Keterangan : nilai p 0,05 dengan uji chi-square Sedangkan lama bekerja dengan beban ≤ 18,5 tahun tidak terbukti sebagai faktor risiko OA lutut nilai p = 0,78 dengan uji chi- square ; OR = 1,15 dan 95 CI = 0,42 – 3,13. Distribusi lama bekerja dengan beban ≤ 18,5 tahun pada kelompok kasus dan kontrol dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.17 Distribusi Lama Bekerja dengan Beban ≤ 18,5 tahun pada Kasus dan Kontrol Osteoartritis Lutut di RS Dokter Kariadi Semarang Tahun 2007 VARIABEL KASUS N KONTROL N OR 95 CI p Lama bekerja beban - ≤ 18,5 tahun - tidak bekerja dengan beban 9 20,00 36 80,00 10 17,86 46 82,14 1,15 0,42 – 3,13 0,78 JUMLAH 45 100,00 56 100,00 Keterangan : nilai p 0,05 menggunakan uji chi-square

9. Aktivitas Fisik Berat

Variabel kebiasaan aktivitas fisik berat secara statistik terbukti merupakan faktor risiko OA lutut. Hal ini ditunjukkan dengan nilai p = 0,04 menggunakan uji chi-square ; OR = 2,18; 95 CI = 1,03 – 4,61. Distribusi aktivitas fisik berat pada kasus dan kontrol secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.18 Distribusi Aktivitas Fisik Berat pada Kasus dan Kontrol Osteoartritis Lutut di RS Dokter Kariadi Semarang Tahun 2007 VARIABEL KASUS N KONTROL N OR 95 CI p Aktivitas fisik berat - Ya - Tidak 27 41,50 38 58,50 16 24,60 49 75,40 2,18 1,03 – 4,61 0,04 JUMLAH 65 100,00 65 100,00 Keterangan : nilai p 0,05 dengan uji chi-square Kebiasaan aktivitas fisik berat dianalisis lebih lanjut berdasarkan lama melakukan aktivitas fisik berat. Pengambilan nilai titik potong cut of point dilakukan menggunakan ROC curve dan menghasilkan nilai titik potong 10,5 tahun. Dengan titik potong tersebut, maka terdapat 3 kategori, yaitu aktivitas fisik berat selama 10,5 tahun, aktivitas fifik berat selama ≤ 10,5 tahun dan tidak biasa aktivitas fisik berat. Tidak biasa aktivitas fisik berat digunakan sebagai referensi dalam analisis statistik. Lama aktivitas fisik berat 10,5 tahun tidak terbukti sebagai faktor risiko OA lutut nilai p = 0,05 dengan uji chi-square ; OR = 2,26 dan 95 CI = 0,99 – 5,16. Distribusi lama aktivitas fisik berat 10,5 tahun pada kelompok kasus dan kontrol dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.19 Distribusi Lama Aktivitas Fisik Berat 10,5 tahun pada Kasus dan Kontrol Osteoartritis Lutut di RS Dokter Kariadi Semarang Tahun 2007 VARIABEL KASUS N KONTROL N OR 95 CI p Lama aktivitas fisik berat - 10,5 tahun - tidak aktivitas fisik berat 21 35,59 38 64,41 12 19,67 49 80,33 2,26 0,99 – 5,16 0,05 JUMLAH 59 100,00 61 100,00 Keterangan : nilai p 0,05 menggunakan uji chi-square Sedangkan lama aktivitas fisik berat ≤ 10,5 tahun juga tidak terbukti sebagai faktor risiko OA lutut nilai p = 0,26 dengan Fisher’s Exact Test ; OR = 1,93 dan 95 CI = 0,51 – 7,34. Nilai p menggunakan Fisher’s Exact Test karena terdapat 1 sel yang memiliki nilai kurang dari 5, sehingga tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji chi-square. Distribusi lama aktivitas fisik berat ≤ 10,5 tahun pada kelompok kasus dan kontrol dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.20 Distribusi Lama Aktivitas Fisik Berat ≤ 10,5 tahun pada Kasus dan Kontrol Osteoartritis Lutut di RS Dokter Kariadi Semarang Tahun 2007 VARIABEL KASUS N KONTROL N OR 95 CI p Lama bekerja beban - ≤ 18,5 tahun - tidak bekerja dengan beban 6 13,63 38 86,37 4 7,55 49 92,45 1,93 0,51 – 7,34 0,26 JUMLAH 44 100,00 53 100,00 Keterangan : nilai p 0,05 menggunakan Fisher’s Exact Test

10. Kebiasaan Olah Raga Benturan Keras

Variabel olah raga benturan keras tidak dapat dianalisis, karena tidak ada responden yang memiliki kebiasaan olah raga benturan keras. Distribusi kebiasaan olah raga benturan keras pada kasus dan kontrol dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.21 Distribusi Kebiasaan Olah Raga Benturan Keras pada Kasus dan Kontrol Osteoartritis Lutut di RS Dokter Kariadi Semarang Tahun 2007 VARIABEL KASUS N KONTROL N Kebiasaan olah raga benturan keras - Olah raga benturan keras - Tidak biasa olah raga 0 0,00 22 33,85 0 0,00 34 52,31 JUMLAH 65 100,00 65 100,00 Sedangkan responden yang memiliki kebiasaan olah raga bukan benturan keras, secara statistik tidak terbukti sebagai faktor risiko OA lutut nilai p = 0,052 dengan uji chi-square ; OR = 2,00 dan 95 CI =0,99 – 4,05. Distribusi kebiasaan olah raga bukan benturan keras pada kasus dan kontrol secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.22 Distribusi Olah Raga Bukan Benturan Keras pada Kasus dan Kontrol Osteoartritis Lutut di RS Dokter Kariadi Semarang Tahun 2007 VARIABEL KASUS N KONTROL N OR 95 CI p Kebiasaan olah raga - Bukan olah raga benturan keras - Tidak biasa olah raga 42 64,62 23 35,38 31 47,69 34 52,31 2,00 0,99 – 4,05 0 ,052 JUMLAH 65 100,00 65 100,00 Keterangan : nilai p 0,05 menggunakan uji chi-square Variabel kebiasaan olah raga lebih lanjut dibagi menjadi 3 kategori yaitu biasa melakukan olah raga ideal, biasa melakukan olah raga tidak ideal dan tidak biasa olah raga. Pembagian tersebut dilakukan berdasarkan frekuensi olah raga setiap minggu dan lama waktu setiap kali olah raga. Biasa melakukan olah raga ideal adalah responden yang biasa melakukan olah raga secara ideal, yaitu minimal 3 kali dalam seminggu dan dalam setiap kali olah raga waktu yang dihabiskan adalah 30 – 90 menit. Biasa melakukan olah raga tidak ideal adalah responden yang biasa melakukan olah raga secara rutin, namun dalam seminggu memiliki frekuensi kurang dari 3 kali dan atau dalam setiap kali olah raga kurang dari 30 menit atau lebih dari 90 menit. Sedangkan tidak biasa olah raga adalah responden yang tidak terbiasa melakukan olah raga secara rutin dalam setiap minggunya. Tidak biasa olah raga ini dijadikan sebagai referensi. Biasa olah raga ideal tidak terbukti sebagai faktor protektif OA lutut dengan nilai p = 0,26 menggunakan uji chi-square ; OR = 1,77 dan 95 CI = 0,66 – 4,78. Distribusi biasa olah raga ideal pada kelompok kasus dan kontrol dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.23 Distribusi Biasa Olah Raga Ideal pada Kasus dan Kontrol Osteoartritis Lutut di RS Dokter Kariadi Semarang Tahun 2007 VARIABEL KASUS N KONTROL N OR 95 CI p Kebiasaan olah raga - Olah raga ideal - Tidak biasa olah raga 12 34,29 23 65,71 10 27,76 34 77,27 0,77 0,66 – 4,78 0,26 JUMLAH 35 100,00 44 100,00 Keterangan : nilai p 0,05 menggunakan uji chi-square Biasa melakukan olah raga tidak ideal tidak terbukti sebagai faktor risiko OA lutut dengan nilai p = 0,36 menggunakan uji chi-square ; OR = 2,11 dan 95 CI = 0,98 – 4,56. Distribusi biasa olah raga tidak ideal pada kelompok kasus dan kontrol dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.24 Distribusi Frekuensi Biasa Olah Raga Tidak Ideal pada Kasus dan Kontrol Osteoartritis Lutut di RS Dokter Kariadi Semarang Tahun 2007 VARIABEL KASUS N KONTROL N OR 95 CI p Kebiasaan olah raga - Olah raga tidak ideal - Tidak biasa olah raga 30 56,60 23 43,40 21 38,18 34 61,82 2,11 0,98 – 4,56 0,36 JUMLAH 53 100,00 55 100,00 Keterangan : nilai p 0,05 menggunakan uji chi-square Ringkasan hasil analisis bivariat ditampilkan pada tabel berikut ini : Tabel 5.25 Ringkasan Hasil Analisis Bivariat NO VARIABEL OR 95 CI p 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

11. 12.

13. 14. Jenis kelamin perempuan Perokok berat 20 batang hari Perokok sedang 10-20 batang hari Perokok ringan 10 batang per hari Tidak biasa mengkonsumsi vitamin D 1 kali seminggu Jarang mengkonsumsi vitamin D 1 – 2 kali seminggu Obesitas berat Obesitas ringan Histerektomi Menisektomi Riwayat trauma lutut Kebiasaan bekerja beban berat Berat beban 17,5 kg Berat beban ≤ 17,5 kg 2,14 0,89 0,27 1,07 2,99 1,43 2,72 1,89 1,59 0,32 2,94 2,10 2,56 1,51 1,02 – 4,48 0,12 – 6,56 0,07 – 1,03 0,31 – 3,72 0,55 – 16,32 0,68 – 3,02 1,13 – 6,05 0 63 – 5,62 0,28 – 9,2 0,03 – 3,19 1,18 – 7,33 1,01 – 4,37 1,98 – 6,64 0,61 – 3,77 0,043 0,65 0,043 0,92 0,18 0,34 0,013 0,25 0,6 0,31 0,017 0,045 0,05 0,38 15. 16.

17. 18.

19. 20. 21. 22. Lama kerja dengan beban 18,5 tahun Lama kerja dengan beban ≤ 18,5 tahun Aktivitas fisik berat Aktivitas fisik berat 10,5 tahun Aktivitas fisik berat ≤ 10,5 tahun Kebiasaan olah raga bukan benturan keras Olah raga ideal Olah raga tidak ideal 2,84 1,15 2,18 2,26 1,93 2,00 0,77 2,11 1,16 – 6,98 0,42 – 3,13 1,03 – 4,61 0,99 – 5,16 0,51 – 7,34 0,99 – 4,05 0,66 – 4,78 0,98 – 4,56 0,01 0,78 0,04 0,05 0,26 0,052 0,26 0,36 Keterangan : nilai p 0,05 dengan uji chi-square

D. Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan guna mengetahui pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat, dan variabel bebas mana yang berpengaruh paling besar terhadap variabel terikat, menggunakan uji regresi logistik dengan metode Enter. 42 Variabel bebas yang memiliki nilai p 0,25 pada analisis bivariat dan variabel bebas yang bermakna secara biologis terhadap variabel terikat dijadikan sebagai kandidat dalam uji regresi logistik, yaitu jenis kelamin perempuan, perokok sedang, tidak biasa mengkonsumsi vitamin D, obesitas berat, riwayat trauma lutut, kebiasaan bekerja dengan beban, bekerja dengan beban 17,5 kg, lama kerja dengan beban 18,5 tahun, aktivitas fisik berat, aktivitas fisik berat 10 tahun dan kebiasaan olah raga bukan benturan keras. Kemudian variabel-variabel bebas tersebut diikutkan dalam analisis multivariat. 43 Hasil analisis multivariat menunjukkan terdapat 4 variabel independen yang patut dipertahankan secara statistik, yaitu obesitas berat OR adjusted 2,52; 95 CI 1,22 – 5,26, riwayat trauma lutut OR adjusted 2,90; 95 CI 1,09 – 7,75, kebiasaan aktivitas fisik berat OR adjusted 2,25; 95 CI 1,09 – 6,67 dan bekerja dengan beban 17,5 kg OR adjusted 2,19; 95 CI 1,05 – 6,65. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.26 berikut : Tabel 5.26 Ringkasan Penghitungan Statistik Regresi Logistik Faktor Risiko Osteoartritis Lutut NO VARIABEL β OR adjusted 95 CI p 1. Obesitas berat IMT 27 1,65 2,52 1,22 – 5,26 0,046 2. Riwayat trauma lutut 1,07 2,90 1,09 – 7,75 0,033 3. Altivitas fisik berat 1,39 2,25 1,09 – 6,67 0,006 4. Bekerja dengan beban 17,5 kg 1,68 2,19 1,05 – 6,65 0,008 Konstan 1,07 0,001 Keterangan : nilai p 0,05 dengan uji regresi logistik

E. Focus Group Discussion