Jenis Pekerjaan Daerah Tempat Tinggal

Pendidikan Responden Ta ma t P asc a Sa rja na Ta m at S arj an a Ta ma t Ak ad em i Ta ma t S LT A Ta m at S LT P Ta m at S D Tid ak ta ma t S D Tid ak p er na h s ek ola h Pe rs e n ta s e 40 30 20 10 Status responden kasus kontrol 3 9 25 25 14 9 15 12 3 29 15 18 12 8 Grafik 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan pada Kelompok Kasus dan Kontrol di RSDK Semarang Tahun 2007

3. Jenis Pekerjaan

Berdasarkan jenis pekerjaan, pada kelompok kasus paling sedikit adalah responden yang bekerja sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak 3 orang 5 dan paling banyak adalah pensiunan dulu bekerja yaitu sebanyak 23 orang 35. Sedangkan pada kelompok kontrol, paling sedikit adalah responden yang bekerja sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak 2 orang 3 dan paling banyak adalah wiraswasta yaitu sebanyak 21 orang 32. Gambaran distribusi responden berdasarkan jenis pekerjaan pada kelompok kasus dan kontrol dapat dilihat pada grafik berikut : Jenis Pekerjaan Sekarang Tidak bekerja Pensiunan dulu bek Wirasw asta Pegaw ai sw asta PNS ABRI P e rs e n ta se 40 30 20 10 Status responden kasus kontrol 17 28 32 3 20 18 35 25 5 17 Grafik 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan pada Kelompok Kasus dan Kontrol di RSDK Semarang Tahun 2007

4. Daerah Tempat Tinggal

Daerah tempat tinggal responden dibedakan menjadi 2, yaitu Kota Semarang dan luar Kota Semarang. Dari 130 responden penelitian, sebanyak 115 88 responden berasal dari Kota Semarang dan hanya 15 12 responden berasal dari luar Kota Semarang, yaitu Blora 1 responden, Kudus 1 responden, Demak 3 responden, Mranggen 6 responden dan Kendal 1 responden. Distribusi responden berdasarkan daerah tempat tinggal responden dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Daerah Tempat Tinggal Distribusi faktor risiko responden dianalisis menggunakan tabel silang berdasarkan daerah tempat tinggal responden Kota Semarang dan luar Kota Semarang. Hasil analisis menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara distribusi faktor risiko responden yang berasal dari Kota Semarang dengan responden yang berasal dari luar Kota Semarang. Berdasarkan hasil tersebut, maka untuk selanjutnya analisis hubungan setiap faktor risiko dengan kejadian OA lutut tidak dibedakan antara responden yang berasal dari Kota Semarang dengan responden yang berasal dari luar Kota Semarang. Ringkasan hasil analisis silang tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Analisis Silang Faktor Risiko dengan Daerah Tempat Tinggal Responden NO VARIABEL p 1. Jenis kelamin 0,21 2. Kebiasaan merokok - Perokok berat 20 batang hari - Perokok sedang 10 - 20 batang hari - Perokok ringan 10 batang hari 0,45 0,79 0,21 3. Kebiasaan konsumsi vitamin D - Tidak biasa konsumsi vitamin D 1 kali seminggu - Jarang konsumsi vitamin D 1 – 2 kali seminggu 0,35 0,72 4. Obesitas - Obesitas berat IMT 27 - Obesitas ringan IMT 25 – 27 0,31 0,17 5. Histerektomi 0,29 6. Menisektomi 0,46 7. Riwayat trauma lutut 0,45 8. Kebiasaan bekerja dengan beban 0,14 9. Kebiasaan aktivitas fisik berat 0,08 10. Kebiasaan olah raga 0,33 Keterangan : nilai p menggunakan uji chi-square .

C. Analisis Bivariat