Proporsi Penggunaan Anggaran Analisis Pembiayaan

RPJMD Kabupaten Manggarai 2016-2021 BAB 3 – Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan 204 sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintah lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah atau dengan pemberi jasa lainnya.Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang undangan.Kewajiban dikelompokkan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.Kewajiban jangka pendek merupakan kelompok kewajiban yang diselesaikan dalam waktu kurang dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.Kewajiban jangka panjang adalah kelompok kewajiban yang penyelesaiannya dilakukan setelah 12 dua belas bulan sejak tanggal pelaporan.

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

Kebijakan pengelolaan keuangan daerah untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan alokasi dana selama tahun 2010-2015, terkait erat dengan proporsi penggunaan anggaran belanja dan pembiayaan. Analisis dilakukan terhadap proporsi belanja , yaitu belanja langsung dan belanja tidak langsung terhadap total belanja, juga menganalisis pembiayan daerah, yaitu penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.

3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran

Komposisi belanja daerah yang didasarkan pada prioritas pembangunan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah, pada dasarnya mengacu kepada evaluasi atas berbagai perkembangan pembangunan yang telah dicapai dan prioritas pembangunan pemerintah pusat dan provinsi dengan mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang disampaikan melalui RPJMD Kabupaten Manggarai 2016-2021 BAB 3 – Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan 205 DPRD dan Forum Musrenbang. Atas berbagai prioritas tersebut, ditentukan sasaran-sasaran yang mungkin dicapai serta program dan SKPD yang sesuai untuk mewujudkan pencapaian sasaran- sasaran tersebut. Belanja daerah juga merupakan cerminan dari kebijakan anggaran yang ditetapkan untuk mencapai tujuan- tujuan pembangunan sebagaimana tertera dalamdokumen perencanaan. Gambaran tentang belanja daerah yang menginformasikan mengenai proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur tertuang pada tabel sebagai berikut : Tabel 3. 6 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Manggarai No Uraian Total Belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur Total pengeluaran Belanja + Pembiayaan Pengeluaran Prosentase Rp Rp 1 Tahun anggaran n-3 335,141,681,183 656,467,735,345.00 51.05 2 Tahun anggaran n-2 372,304,024,866 757,157,456,917.00 49.17 3 Tahun anggaran n-1 385,929,263,940 871,834,356,186.00 44.27 Sumber Data : Dinas PPKAD Kab.Manggarai Berdasarkan Tabel III.6 dapat disimpulkan bahwa proporsi belanja untuk memenuhi kebutuhan aparatur dari tahun 2013 ke tahun 2015 semakin menurun yaitu dari 51,05 pada tahun 2013 menjadi 44,27 ditahun 2015.

3.2.2. Analisis Pembiayaan

Pembiayaan Daerah merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi selisih antara Pendapatan dan Belanja Daerah. Adapun pembiayaan tersebut bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran sebelumnya SiLPA, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, RPJMD Kabupaten Manggarai 2016-2021 BAB 3 – Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan 206 penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah. Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup: sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya SiLPA; pencairan dana cadangan; hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan; penerimaan pinjaman daerah; penerimaan kembali pemberian pinjaman; dan penerimaan piutang daerah. Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup: pembentukan dana cadangan; penyertaan modal investasi pemerintah daerah; pembayaran pokok utang; dan pemberian pinjaman daerah.Perkembangan Pembiayaan Daerah Kabupaten Manggarai sebagaimana tabel berikut. Pembiayaan daerah, digunakan untuk menutup adanya defisit anggaran. Perkembangan defisit anggaran Pemerintah Kabupaten Manggarai dalam kurun tahun 2013-2015 dapat digambarkan pada Tabel di bawah. Tabel 3. 7 SurplusDefisit Riil AnggaranKabupaten Manggarai NO Uraian 2013 2014 2015 Rp Rp Rp 1 Realisasi Pendapatan Daerah 664,536,384,824.00 777,016,342,958.52 964,221,908,686.33 Dikurangi realisasi: 2 Belanja Daerah 649,467,735,345.00 747,457,456,917.00 963,561,821,636.00 3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 7,000,000,000.00 9,700,000,000.00 5,998,000,000.00 Defisit riil 8,068,649,479.00 19,858,886,041.52 -5,337,912,949.67 Sumber Data : Dinas PPKAD Kab.Manggarai RPJMD Kabupaten Manggarai 2016-2021 BAB 3 – Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan 207 Diagram 3.9. SurplusDefisit Riil anggaran Dari table diatas, dapat diketahui, bahwa surplus tahun 2013 – 2014 besar, hal ini terjadi karenarealisasi pendapatan daerah melebihi besarnya realisasi belanja dan pengeluaran pembiayaan. Tabel 3. 8 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Manggarai No Uraian Proporsi dari total deficit n-3 n-2 n-1 1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran SiLPA TA sebelumnya 418.17 210.66 -1156.76 2 Pencairan Dana Cadangan - - -56,20 3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang dipisahkan - - - 4 Penerimaan Pinjaman Daerah - - - 5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjamna Daerah - 0.33 0.26 6 Penerimaan Piutang Daerah - - - Sumber Data : Dinas PPKAD Kab.Manggarai RPJMD Kabupaten Manggarai 2016-2021 BAB 3 – Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan 208 Tabel 3. 9 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran No. Uraian 2013 2014 2015 Rp dari SiLPA Rp dari SiLPA Rp dari SiLPA 1 Jumlah SiLPA 33,740,508,075.00 100 41,835,711,906.00 100 61,833,325,331.52 100 2 Pelampauan penerimaan PAD - 4,029,973,467.26 9.63 - 3 Pelampauan penerimaan dana perimbangan 2,580,807,243.00 7.65 33,018,267.13 0.08 - 4 Pelampauan penerimaan lain- lain pendapatan daerah yang sah - 965,172,981.13 2.31 620,458,042.00 1.00 5 Sisa penghematan belanja atau akibat lainnya 42,505,970,504.00 125.98 56,865,568,505.00 135.93 62,391,565,413.00 100.90 6 Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan 96,689,880.00 0.29 853,136,421.25 2.04 4,086,001,685.75 6.61 7 Kegiatan lanjutan 4,373,838,084.68 12.96 22,881,814,760.04 54.69 73,744,308,145.00 119.26 Sumber Data : Dinas PPKAD Kab.Manggarai Dari tabel di atas terlihat bahwa selama 3 tahun terakhir 2013- 2015, sebagai tahun rujukan yang dijadikan bahan laporan keuangan pemerintah daerah, adanya kecenderungan peningkatan SiLPA Sisa Lebih Hasil Perhitungan Anggaran pada setiap tahunnya. Berdasarkan ketentuan pasal 62 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Kondisi ini, sumber terjadinya SiLPA berasal dari pelampauan penerimaan PAD, pelampauan penerimaan dana perimbangan, pelampauan penerimaan lain- lain pendapatan daerah yang sah, pelampauan penerimaan pembiayaan, penghematan belanja, kewajiban kepada fihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan, dan sisa dana kegiatan lanjutan. Dari 4 empat item SiLPA pada tabel diatas terdapat 2 item yang secara signifikan berkontribusi terhadap bertambahnya penerimaan SiLPA selama tahun 2013-2015, yakni dari : RPJMD Kabupaten Manggarai 2016-2021 BAB 3 – Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan 209 Pelampauan penerimaan Pendapatan Daerah dan Sisa penghematan belanja atau akibat lainnya. Di masa mendatang diharapakan SiLPA harus semakin menurun, karena dengan semakin menurunnnya SiLPA merupakan salah satu indikasi semakin sinergisnya antara perencanaan dengan penganggaran. Selain itu semakin besar dana yang dikeluarkan untuk pembangunan maka akan memiliki multiplier effect yang besar bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Manggarai. 3.3. Kerangka Pendanaan Dalam menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah kabupaten manggarai selama 5 tahun kedepan dilakukan analisis kerangka pendanaan yang terdiri dari analisis pengeluaran periodic wajib dan mengikat serta prioritas utama. 3.3.1. Analisis pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama Analisis pengeluaran ini mencakup : 1. Belanja tidak langsung, antara lain : Belanja gaji dan tunjangan, belanja penerimaan anggota dan pimpinan DPRD serta operasional KDHWKDH, belanja bunga dan belanja bagi hasil 2. Belanja langsung, antara lain : Belanja Honorarium PNS, Belanja beasiswa pendidikan PNS, Belanja jasa kantor , Belanja sewa 3. Pembiayaan pengeluaran, antara lain : Pembentukan dana cadangan , Pembayaran pokok utang RPJMD Kabupaten Manggarai 2016-2021 BAB 3 – Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan 210 Tabel 3. 10 Pengeluaran Periodik,Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Manggarai No Uraian Tahun Rata- rata Pertum buhan 2012 2013 2014 2015 Rp Rp. Rp. Rp. A Belanja Tidak Langsung 242,400,542,809 253,894,696,393 274,547,344,129 292,499,483,806 Pertumbuhan 4.74

8.13 6.54