Kisi-kisi Angket Pola Asuh Orang Tua

TABEL 3 Kisi-kisi Angket Pola Asuh Orang Tua

Variabel Indikator Nomer Item Jumlah Item

1. Perhatian Orang tua

2. Pemberian kesempatan

berkembang Pola Asuh 3. Penetapan

aturan

Orang Tua keluarga 30, 34, 37

Jumlah Keseluruhan 37

3.5.2 Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Data-data yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi cenderung merupakan data sekunder, sedangkan data-data yang Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Data-data yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi cenderung merupakan data sekunder, sedangkan data-data yang

Peneliti menggunakan dan menggumpulkan data-data tentang:

a. Data atau absensi siswa kelas VIII SMP Setia Darma Palembang

b. Nilai raport siswa semester ganjil

c. Dokumentasi atau foto-foto pelaksanaan Penelitian

3.6 Hasil Uji Coba Instrumen Instrumen dibuat dalam bentuk tes skala likert sebanyak 37 butir (item), dimana setiap butir disiapkan 5 interval jawaban. Jawaban terendah diberi skor 1 dan jawaban tertinggi diberi skor 5. Perangkat instrumen yang telah dibuat, sebelum disebarkan kepada responden (siswa), maka perangkat instrumen tersebut terlebih dahulu di uji cobakan. Perangkat instrumen yang diuji cobakan itu disebut dengan perangkat instrumen sementara, karena kemungkinan besar setelah perangkat tersebut di uji cobakan, masih ada butir-butir instrumen yang perlu diperbaiki atau dibuang bahkan dihilangkan.

3.6.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah instrumen benar-benar valid digunakan sebagai instrumen penelitian, instrumen yang telah di susun dan disetujui pembimbing kemudian di uji cobakan dengan cara menyebarkan angket kepada Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah instrumen benar-benar valid digunakan sebagai instrumen penelitian, instrumen yang telah di susun dan disetujui pembimbing kemudian di uji cobakan dengan cara menyebarkan angket kepada

20 orang siswa kelas VIII SMP SETIA DARMA Palembang. Setelah diketahui skor dari setiap butir instrumen, maka tahap selanjutnya yaitu menentukan koefisien untuk mengetahui validitas dari tiap butir instrumen yang telah dibuat. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah, (Arikunto, 2013:211). Berikut cara perhitungan untuk menentukan validitas koefisien korelasi pada butir instrumen nomor 1:

TABEL 4 PERHITUNGAN KORELASI UNTUK BUTIR INSTRUMEN POLA ASUH ORANG TUA VARIABEL (X)

Pernyataan Butir 1 Variabel X (Uji Coba Instrumen)

2 Butir 2 Skor X Y

NO. NAMA

Soal Ke-1 Total

XY

1 01 4 141

16 19881 564

2 02 4 151

16 22801 604

3 03 5 161

25 25921 805

4 04 4 134

16 17956 536

X = Skor Instrumen Uji Coba Y = Skor Total XY = Skor Instrumen dikalikan Skor Total

Perhitungan hasil uji coba validitas instrumen, akan penulis uraikan dalam butir

2 soal nomor 1 sebagai berikut: diketahui : X = 81 , Y = 2853, X 2 = 347, Y =

Untuk menentukan koefisien korelasi:

N XY

r XY

238200 231093 r XY 6940 6561 8317060 8139609

7107 r XY

379 177451 r xy = 0,867 Valid

Demikian seterusnya setiap butir instrumen dimasukkan ke dalam tabel 5 dan diolah dengan rumus seperti diatas. Perhitungan koefisien korelasi dilakukan sebanyak

37 kali sesuai dengan butir dari angket Dari hasil perhitungan masing-masing skor instrumen variabel X tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:

TABEL 5 HASIL PENGUJIAN VALIDITAS INTRUMENT VARIABEL X POLA ASUH ORANG TUA

No. Butir Koefisien R tabel Keterangan Instrume Korelasi

r hitung >r tabel Valid

2 ) 0,071 0,444 r

hitung >r tabel Tidak Valid*

r hitung >r tabel Valid

r hitung >r tabel Valid

r hitung >r tabel Valid

r hitung >r tabel Valid

r hitung >r tabel Valid

r hitung >r tabel Valid

r hitung >r tabel Valid

r hitung <r tabel Valid

r hitung >r tabel Valid

r hitung >r tabel Valid

r hitung >r tabel Valid

r hitung >r tabel Valid

r hitung >r tabel Valid

r hitung >r tabel Valid

18 ) 0,424 0,444 r hitung >r tabel Tidak Valid*

r hitung >r tabel Valid

r hitung >r tabel Valid

21 ) 0,169 0,444 r hitung <r tabel Tidak Valid*

r hitung >r tabel Valid

23 ) 0,428 0,444 r hitung >r tabel Tidak Valid*

r hitung >r tabel Valid

r hitung <r tabel Valid

r hitung >r tabel Valid

r hitung >r tabel Valid

r hitung <r tabel Valid

30 ) -0,101 0,444 r hitung <r tabel Tidak Valid*

31 ) -0,225 0,444 r hitung <r tabel Tidak Valid*

32 ) 0,291 0,444 r hitung >r tabel Tidak Valid*

33 ) 0,419 0,444 r hitung <r tabel Tidak Valid*

34 ) -0,044 0,444 r hitung >r tabel Tidak Valid*

35 ) 0,065 0,444 r hitung >r tabel Tidak Valid*

r hitung >r tabel Valid

r hitung >r tabel Valid * )Dibuang

Dari tabel 5 diatas dapat dibaca bahwa, korelasi butir soal nomor 1 dengan skor total = 0,867 dan seterusnya. Korelasi yang digunakan adalah korelasi Product Moment . Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah jika r xy sama dengan atau lebih besar (≥) nilai r tabel yaitu 0,444 untuk taraf 5%. Jadi jika korelasi antara butir soal dengan skor total kurang dari (<) r tabel 0,444 untuk taraf 5%, maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

Dari uji coba tersebut ternyata jumlah butir yang penulis rancang sebanyak 37 soal, yang dinyatakan valid adalah 25 butir dan tidak valid 12 butir. Butir item angket yang valid digunakan untuk penelitian dan butir item angket yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian. Untuk lebih jelasnya, perhitungan validitas instrumen dapat dilihat

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik, (Arikunto, 2013:221). Suatu tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut mempunyai ketepatan hasil, artinya jika dikenakan pada objek yang sama pada lain waktu hasilnya tetap.

3.6.2.1 Uji Reliabilitas Pola Asuh Orang Tua (Variabel X)

Uji reliabilitas dilakukan dengan teknik split half (teknik belah dua) melalui dua belahan yaitu belahan pertama (ganjil) dan belahan kedua (genap). Pada belahan pertama menghitung koefisien korelasi dengan product moment, selanjutnya pada belahan kedua dicari dengan memasukan hasil perhitungan belahan pertama (ganjil) kedalam rumus Spearman Brown. Berikut akan ditampilkan tabel untuk perhitungan uji reliabilitas dengan teknik belah dua ganjil dan genap.

TABEL 6 SKOR HASIL UJI COBA ANGKET KELOMPOK ITEM GANJIL DAN GENAP VARIABEL X

2 Item 2 Item X Y

NO. NAMA

Ganjil

Genap

XY

(X) (Y)

JUMLAH

Untuk menentukan koefisien korelasi: n xy

2074160 2033570 r XY

40590 r XY

40590 r XY

2317010860 r XY 0 , 843

Dari hasil yang diperoleh yaitu 0,843>r tabel dengan taraf 5% yaitu 0,444, menunjukan adanya korelasi antara kelompok item ganjil dan genap, dan belum menunjukan tingkat reabilitasnya. Oleh karena itu untuk mengetahui reabilitas seluruh item di atas, maka dianalisis dengan rumus Spearman Brown sebagai berikut:

Dengan demikian, hasil yang diperoleh adalah reliabel karena dianggap memenuhi syarat yaitu jika r xy sam a dengan atau lebih besar (≥) r tabel yaitu 0,450 untuk taraf 5%,

3.7 Teknik Analisis Data Teknik yang di gunakan untuk menganalisis data yang telah diperoleh dalam penelitian ini yaitu menggunakan rumus korelasi product moment . Penelitian ini bersifat kuantitatif untuk mengetahui hubungan pola asuh orangtua (X) terhadap prestasi belajar siswa (Y). Rumus yang digunakan dalam perhitungan korelasi product moment :

n xy

Adapun tahapan analisis data yang akan dilakukan yaitu:

1. Melakukan analisis terhadap nilai rata-rata variabel pola asuh orang tua (X)

2. Melakukan analisis terhadap nilai rata-rata variabel prestasi nilai belajar siswa (Y)

3. Melakukan analisis korelasi variabel pola asuh orang tua (X) dengan prestasi hasil belajar siswa (Y)

4. Membuktikan hipotesis penelitian Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel X dan variabel Y dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut:

TABEL 7 PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRESTASI KOEFESIEN KORELASI

Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Kuat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Data variabel X (pola asuh orang tua) yang penulis peroleh melalui instrumen dibuat dalam bentuk tes skala likert sebanyak 25 soal dengan menggunakan alternative jawaban yaitu: SS, S, KS, TS dan STS yang masing-masing mempunyai bobot ketentuan yaitu:

a. Alternatif SS dengan nilai 5

b. Alternatif S dengan nilai 4

c. Alternatif KS dengan nilai 3

d. Alternatif TS dengan nilai 2

e. Alternatif STS dengan nilai 1 Dalam penelitian ini, angket disusun sesuai dengan aspek-aspek dan pembatasan mengenai apa yang hendak diselidiki yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Penyebaran angket ini penulis lakukan pada siswa kelas VIII.2 SMP Setia Darma Palembang yang telah penulis tetapkan sebagai sampel dalam penelitian ini. Setelah semua data dihimpun, data tersebut di olah dengan menggunakan metode korelasi dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut:

N XY ( X )( Y )

r XY =

{ N X ( X ) }{ N Y ( Y ) }

Keterangan:

N = Jumlah subyek penelitian XY = Jumlah perkalian antara skor X dan skor Y

X = Jumlah skor variabel X Y = Jumlah skor variabel Y

X 2 = Kuadrat skor X Y 2 = Jumlah dari kuadrat skor y

= Jumlah

4.1.1 Data yang di Peroleh melalui Angket

Data yang di peroleh melalui angket sesuai dengan masing-masing bobot dari nilai angket, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

TABEL 8 HASIL PENYEBARAN DAFTAR NILAI ANGKET

Jumlah No Nama

Jumlah Alternatif yang dipilih dan Nilai

STS x 1 Nilai

1 Ani Riyani

- - 100

2 Anisa Putri

- - 103

3 Lili Andri Yani

4 Lutfia Syahada

1 5 17 68 2 6 5 10 - -

5 Marsyah Gustiani 17 85 6 24 2 6 -

- - 115

6 Rosi Sasmita

21 42 - -

8 Sonia Hatina

21 63 1 2 - -

9 Sri Juniarti

11 Indah Dwi Lestari 6

- - - 105

12 Julia Puspita Sari -

13 Kalyana Tantri

14 Melinda Masha

9 45 10 40 2 6 4 8 - -

15 Nova Eranda

17 Abdul Rahman

18 Alan Refaldi

- - - 100

19 Arjun Pratama

20 Indra Saputra

1 2 - - 111

21 Octa Rizky Dwi.P 3

- - - 100

22 Rahmad Kurnia.T 3

- - - 102

23 Rahmad Saputra

24 Rama Wardana

2 10 18 72 1 3 4 8 - -

25 Deny Saputra

- - - 112

26 Eric Saputra

27 Farhan Muttaqin

1 5 4 16 2 6 18 36 - -

28 Gintar Ramadhan 3 15 2 8 18 54 2 4 - -

30 Niko Reynaldi.R

32 Nizbahul ikhwany 1

Rata-Rata (Mean)

Berdasarkan tabel diatas maka dapat dideskripsikan bahwa pada responden pertama mempunyai skor angket yang terdiri dari jawaban alternatif SS yang memiliki skor 5, S yang memiliki skor 4, KS yang memiliki skor 3, TS yang memiliki skor 2 dan STS yang memiliki skor 1 masing-masing dengan frekuensi yaitu Alternatif jawaban SS frekuensi 3 sehingga jumlah nilai skornya 15, alternatif jawaban S frekuensi 19 sehingga jumlah nilai skornya 76, alternatif jawaban KS frekuensi 3 sehingga nilai skornya 9, pada alternatif jawaban TS dan STS frekuensi 0, dengan demikian dapat dihitung jumlah nilai responden pertama dengan cara menjumlahkan jumlah nilai dari masing-masing skor maka diperoleh 100. Selanjutnya, untuk menghitung jumlah nilai responden kedua dan seterusnya dilakukan hal yang sama seperti pada responden pertama. Dibawah ini terdapat tabel mengenai deskripsi pencapaian skor untuk variabel pola asuh orang tua.

TABEL 9 DESKRIPSI PENCAPAIAN SKOR UNTUK VARIABEL POLA ASUH ORANGTUA

1. Jumlah skor

2. Mean (Skor rata-rata)

3. Skor tertinggi (maksimum)

4. Skor terendah (minimun)

5. Skor tengah (Median)

6. Skor sering muncul (Modus) 100

8. N

Berdasarkan tabel di atas terlihat skor terendah 58 sampai dengan skor tertinggi 123, dengan jumlah skor yaitu 3181, rata-rata (M) 99,41, modus (Mo) 100, dan median (Me) 102,5. Adapun untuk menentukan persentase skor rata-rata variabel pola asuh orang tua dapat dicari dengan menggunakan rumus:

P=

P= Kemudian hasil hitung P tersebut dikonsultasikan kedalam tabel interprestasi

presentase skor dibawah ini:

TABEL 10

INTERPRESTASI PRESENTASE SKOR Interval

Kategori

81% - 100%

Sangat Tinggi

Sangat Rendah

Sumber:http://akbar_maulana_bab_iii.pdf Berdasarkan tabel diatas maka 99,41% masuk kedalan kategori sangat baik yaitu dengan interval 81% - 100%.

4.1.2 Data yang di Peroleh dari Prestasi Belajar Siswa

Data yang di peroleh berdasarkan prestasi belajar siswa, untuk lebih jelas dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

TABEL 11 PRESTASI BELAJAR SISWA SAMPEL KELAS VIII.2 SMP SETIA DARMA PALEMBANG

No Nama Siswa

1. Ani Riyani

2. Anisa Putri

VIII.2

5. Marsyah Gustiani

VIII.2

6. Rosi Sasmita

VIII.2

7. Sindi Antika

VIII.2

8. Sonia Hatina

VIII.2

9. Sri Juniarti

11. Indah Dwi Lestari

VIII.2

12 Julia Puspita Sari

VIII.2

13. Kalyana Tantri

VIII.2

14. Melinda Masha

VIII.2

15. Nova Eranda

17. Abdul Rahman

VIII.2

18. Alan Refaldi

VIII.2

19. Arjun Pratama

VIII.2

20. Indra Saputra

VIII.2

21. Octa Rizky Dwi.P

VIII.2

22. Rahmad Kurnia.T

VIII.2

23. Rahmad Saputra

VIII.2

24. Rama Wardana

25. Deny Saputra

VIII.2

27. Farhan Muttaqin

VIII.2

28. Gintar Ramadhan

VIII.2

29. Herdian Dwi.S

VIII.2

30. Niko Reynaldi.R

32. Nizbahul ikhwany

VIII.2

Jumlah 2473,54 Rata-Rata (Mean)

Berdasarkan tabel diatas maka dapat dideskripsikan bahwa prestasi belajar siswa-siswi kelas VIII.2 SMP Setia Darma Palembang yang diambil dari nilai rata-rata raport semester ganjil bervariasi dari responden pertama hingga responden tiga puluh dua. Dibawah ini dapat dilihat tabel deskripsi pencapaian skor untuk variabel prestasi belajar.

TABEL 12 DESKRIPSI PENCAPAIAN SKOR UNTUK VARIABEL PRESTASI BELAJAR No.

Uraian

Skor

1. Jumlah skor

2. Mean (Skor rata-rata)

3. Skor tertinggi (maksimum)

4. Skor terendah (minimun)

5. Skor tengah (Median)

Berdasarkan tabel di atas terlihat dari skor terendah 60,79 sampai dengan skor tertinggi 85,67, dengan jumlah skor yaitu 2473,54, rata-rata (M) 77,30, tidak ditemukan modus (Mo) pada data yang diperoleh karena disebabkan nilai rata-rata siswa bervariasi serta tidak angka yang muncul lebih sering dari angka yang lain, semua angka hanya muncul sekali saja dan median (Me) 78,72.

Setelah diketahui rata-rata (M) untuk variabel prestasi belajar siswa maka langkah selanjutnya adalah menghitung persentase dari nilai rata-rata variabel prestasi belajar tersebut dengan rumus:

P=

P= Kemudian hasil hitung P tersebut dikonsultasikan kedalam tabel 10 interprestasi

presentase skor. Berdasarkan tabel 10 tersebut maka dapat dilihat bahwa 77,30% untuk variabel prestasi belajar siswa masuk kedalam kategori tinggi dengan interval 61% - 80%.

4.1.3 Analisis Data

TABEL 13 KOEFISIEN PRODUCT MOMENT HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII.2 SMP SETIA DARMA PALEMBANG

No Nama

Y² XY

1 Ani Riyani

3 Lili Andri Yani

4 Lutfia Syahada

5 Marsyah Gustiani

6 Rosi Sasmita

7 Sindi Antika

8 Sonia Hatina

9 Sri Juniarti

11 Indah Dwi Lestari

12 Julia Puspita Sari

13 Kalyana Tantri

14 Melinda Masha

15 Nova Eranda

17 Abdul Rahman

18 Alan Refaldi

19 Arjun Pratama

20 Indra Saputra

21 Octa Rizky Dwi.P

22 Rahmad Kurnia.T

23 Rahmad Saputra

25 Deny Saputra

26 Eric Saputra

27 Farhan Muttaqin

28 Gintar Ramadhan

29 Herdian Dwi.S

30 Niko Reynaldi.R

32 Nizbahul ikhwany

Setelah data diolah ke dalam tabel kerja korelasi antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar siswa dengan indeks rata-rata nilai belajar siswa pada semester ganjil maka data tersebut di masukkan pada rumus product moment .

Diketahui nilai ∑XY= 248008,12 nilai ∑X=3181 nilai ∑Y= 2473,54 nilai ∑X² =326201 nilai ∑Y² = 192204 dan nilai N = 32. N xy

rxy =

rxy =

4.1.4 Analisis Hasil Pengolahan Data

Setelah di analisis, maka di peroleh indeks korelasi = 0,670 kemudian di konsultasikan dengan “ r “ product moment yang terdapat dalam tabel untuk N = 32 dengan taraf signifikan 1% = 0,449 dan taraf signifikan 5% = 0,349 dengan demikian

= 0,670 > 0,349 taraf signifikan 5% dan = 0,670 > 0,449 untuk taraf signifikan 1%. Dalam hal ini “ r “ tabel baik taraf signifikasi 1% maupun taraf signifikasi 5%, dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan DI TERIMA. Dengan perhitungan

product moment di atas dapat dikatakan Ha yang berbunyi ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas VIII.2 SMP Setia Darma Palembang DI TERIMA, karena terdapat hubungan yang signifikan sebesar 0,670. Sedangkan untuk Ho yang berbunyi tidak ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas VIII.2 SMP Setia Darma Palembang DI TOLAK.

4.2. Pembahasan

Dari perhitungan diatas yakni antara variabel X yaitu (pola asuh orang tua) dengan variabel Y yaitu prestasi belajar siswa (nilai raport), diperoleh indeks korelasi Dari perhitungan diatas yakni antara variabel X yaitu (pola asuh orang tua) dengan variabel Y yaitu prestasi belajar siswa (nilai raport), diperoleh indeks korelasi

Sebagaimana di jelaskan pada teori – teori Bab sebelumnya bahwa prestasi seseorang itu akan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern . Faktor intern itu meliputi antara lain faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Sementara faktor ekstern meliputi faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor keluarga yang paling menentukan adalah pola asuh orang tua yang diterapkan dalam mendidik anak dirumah baik mendidik mengenai cara bertata krama, disiplin, tanggung jawab dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Pola asuh yang diterapkan orang tua dirumah secara tidak disadari mempunyai hubungan dengan prestasi belajar yang diperoleh anak disekolah. Jika pola asuh yang diterapkan baik maka kemungkinan besar prestasi belajar yang diperoleh anak juga baik begitupun sebaliknya jika pola asuh yang diterapkan kurang tepat maka prestasi belajar yang diperoleh pun akan kurang maksimal. Oleh sebab itu antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar siswa memiliki hubungan yang kuat yakni sebesar 0,670. Dengan demikian Ha yang berbunyi ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas VIII.2 SMP Setia Darma Palembang diterima, dan Ho yang berbunyi tidak ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas VIII.2 SMP Setia Darma Palembang ditolak.

Adapun menurut Muslich (2011:100), “pola asuh orang tua dapat didefinisikan sebagai pola interaksi antara anak dengan orangtua yang meliputi pemenuhan kebutuhan

fisik (seprti makan, minum dan lain-lain) dan kebutuhan psikologis (seperti rasa aman, fisik (seprti makan, minum dan lain-lain) dan kebutuhan psikologis (seperti rasa aman,

Sebagai orang tua, hal ini perlu diperhatikan terutama hal yang berhubungan dengan cara mengasuh anak dirumah jika menginginkan anak mendapat prestasi yang baik. Menurut W.J.S Purwadarminta prestasi adalah hasil yang telah di capai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)(Hamdani, 2011:137). Masalah prestasi merupakan masalah yang selalu menjadi perhatian setiap pendidikan, sehingga permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan prestasi belajar merupakan tugas orang tua, guru dan sekolah. Maka dari itu dibutuhkan kerjasama yang baik antar orang tua wali dengan pihak sekolah untuk melakukan upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.

“Orang tua adalah pendidik dalam keluarga. Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka. Dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Oleh karena itu, bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan

keluarga”, (Djamarah,2014:162). Pola asuh orang tua merupakan hubungan interaksi orang tua dengan anaknya yang melibatkan aspek sikap, nilai dan kepercayaan orang tua dengan anaknya sebagai upaya bentuk pengasuhan dan pemeliharaan.

Pola asuh orang tua akan tercermin pada sikap, kepribadian serta juga tercermin pada prestasi belajar yang dicapai anak dalam pendidikannya di sekolah. Pola asuh yang diterima anak, dapat saja berbentuk otoriter, permisive , atau demokratis. Sebagai contoh siswa yang dibesarkan dengan pola asuh demokratis dalam lingkungan keluarga akan Pola asuh orang tua akan tercermin pada sikap, kepribadian serta juga tercermin pada prestasi belajar yang dicapai anak dalam pendidikannya di sekolah. Pola asuh yang diterima anak, dapat saja berbentuk otoriter, permisive , atau demokratis. Sebagai contoh siswa yang dibesarkan dengan pola asuh demokratis dalam lingkungan keluarga akan

Seperti dalam penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Safitri dan Hidayati dengan judul Hubungan Antara Pola asuh Orang Tua Dengan Tingkat Depresi Remaja Di SMK 10 November Semarang. Berdasarkan hasil uji Chi Square didapatkan nilai sebesar 33,318 dengan nilai p sebesar 0,000 < α (0,05). Hal tersebut menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antar pola asuh orang tua dengan tingkat depresi pada remaja di SMK 10 November Semarang.

Penelitian terdahulu yang juga pernah dilakukan oleh Suharsono, Aris dan Upoyo dengan judul Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemampuan Sosialisasi Pada Anak Prasekolah Di TK PERTIWI PURWOKERTO UTARA. Hasil analisis

diketahui bahwa nilai p= 0,000, yaitu p < α (0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa, ada hubungan antara pola asuh orang tua terhadap kemampuan sosialisasi pada anak

prasekolah di TK Pertiwi Purwokerto Utara.

Kemudian penelitian terdahulu yang lain yang pernah dilakukan yaitu penelitian yang pernah dilakukan oleh Rahmawati, Sudarma dan Sulastri, dengan judul Hubungan Antara Pola Asuh Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SD Kelas IV Semester Genap Di Kecamatan Melaya-Jembrana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh orang tua dan kebiasaan belajar memberikan kontribusi yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas IV semester genap SD di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana tahun pelajaran 2012/2013. Hal tersebut dapat diketahui dari besarnya korelasi secara bersama-sama antara pola asuh orang tua dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa adalah sebesar 0,840. Dari besarnya korelasi diketahui bahwa secara bersama-sama tingkat hubungan yang dimiliki adalah sangat kuat. Oleh karena itu maka diperoleh kontribusi kedua faktor tersebut secara bersama-sama adalah 70,56%.

Sama halnya dengan hasil penelitian yang sekarang peneliti lakukan, dari hasil hitung korelasi r x sebesar 0,670 lebih besar dari r tabel baik untuk taraf signifikan 5% maupun 1%. Hasil analisis data jika dilihat dari tabel interprestasi koefisien korelasi nilai 0,670 menunjukkan bahwa pola asuh orang tua mempunyai hubungan yang kuat dengan prestasi belajar siswa. Sehingga menurut pendapat saya dalam kaitannya dengan prestasi belajar siswa, pola asuh orang tua ini merupakan pemeliharaan dan pengasuhan untuk melakukan upaya dengan berbagai cara yang akan membuat siswa menjadi termotivasi untuk belajar maka diharapkan prestasi belajar siswa pun akan semakin baik pula.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN