Hasil Wawancara dengan Pedagang Kaki Lima (PKL)

5. Hasil Wawancara dengan Pedagang Kaki Lima (PKL)

  Permasalahan keberadaannya para PKL memang tidak terlepas dari dampak krisis ekonomi yang terjadi secara global akhir-akhir ini, bahkan memberikan dampak hingga di semua bidang. Akibat dari pemutusan hubungan kerja itu mengakibatkan pengangguran, disamping itu terdapat golongan masyarakat angkatan kerja yang mengalami kesulitan mencari pekerjaan, hah tersebut diperparah dengan minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia yang mengakibatkan semakin tertekannya perekonomian mereka. Berhubungan dengan itu, maka usaha untuk mencari nafkah salah satunya dengan cara berjualan di pinggir jalan. Masyarakat cenderung memanfaatkan ruang ataupun fasilitas umum untuk dipergunakan dalam aktivitas mereka berjualan karena memang tidak memiliki modal yang cukup untuk menyewa

  40 Wawancara Bapak Sobiron, Ketua Paguyuban Pasar Tiban, Tanggal 23 Oktober 2016, jam

  07.28 WIB.

  ruko ataupun berjualan di tempat yang semestinya dan dengan berjualan dengan memanfaatkan fasilitas publik tentu akan mengurangi biaya mereka bilamana harus menyewa toko atau kios.

  Melihat fakta yang ada menunjukan bahwa masih banyak PKL di Pasar Tiban Kota Salatiga yang memanfaatkan fasilitas-fasilitas publik yang semestinya tidak diperuntukan sebagai tempat usaha mereka, antara lain memanfaatkan trotoar dan tepi jalan. Tidak semua PKL mengetahui bahwa tempat-tempat yang mereka gunakan untuk berjualan tersebut di larang untuk di manfaatkan sebagai tempat berjualan, sebagaimana tergambar dalam tabel dibawah ini :

  Tabel 3.1.

  Pengetahuan responden mengenai tempat yang

  tidak diizinkan untuk berjualan.

  Tidak Mengetahui

  Sumber: Wawancara Penulis, 16 Oktober 2016

  Sebenarnya banyak PKL di Pasar Tiban Kota Salatiga yang mengetahui bahwa trotoar dan badan jalan memang tidak boleh di manfaatkan Sebenarnya banyak PKL di Pasar Tiban Kota Salatiga yang mengetahui bahwa trotoar dan badan jalan memang tidak boleh di manfaatkan

  Ada dua alasan yang di kemukakan oleh PKL tentang mengapa masih tetap memanfaatkan fasilitas-fasilitas publik sebagai tempat berjualan bagi mereka, yakni ada yang beralasan karena banyak pembeli yang datang karena tempat yang mereka pilih memanglah cukup strategis dan ada yang beralasan sudah adanya pelanggan ataupun mereka telah mendapatkan pembeli tetap bagi dagangan mereka, sebagaimana didata dalam tabel dibawah ini :

  Tabel 3.2

  Alasan responden menggunakan fasilitas publik

  sebagai tempat berjualan.

  Sudah ada pelanggan

  11 PKL

  Banyaknya pembeli

  Sumber : Wawancara Penulis, 16 Oktober 2016

  Ada 11 PKL (44) yang memanfaatkan trotoar dan badan jalan sebagai tempat berjualan, karena memang PKL tersebut telah mempunyai Ada 11 PKL (44) yang memanfaatkan trotoar dan badan jalan sebagai tempat berjualan, karena memang PKL tersebut telah mempunyai

  Selain itu, patroli keliling yang dilakukan setiap hari oleh Satpol PP bersama Dishub terhadap Pasar Tiban. Patroli yang dilakukan oleh Salpol PP maupun gabungan dengan Dinas Perhubungan, patroli keliling ini merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Satpol PP dengan memberlakukan 2 jadwal untuk tugas patroli (Pagi dan Sore), dalam melakukan pengawasan kepada para PKL. Nampaknya tidak semua PKL mengetahui adanya patroli keliling yang diadakan oleh instansi terkait setiap hari minggu. Hal ini terlihat dalam tabel dibawah ini :

  Tabel 3.3.

  Patroli keliling oleh Satpol-PP dan DISHUB Kota Salatiga.

  Setiap Hari Minggu

  Tidak Pernah

  Sumber : Wawancara Penulis, 16 Oktober 2016 Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa baik dari Satpol-PP maupun Dinas Perhubungan dalam melakukan patroli keliling tidak di lakukan setiap hari. Dari hasil observasi yang penulis lakukan terdapat 5 PKL (20) Sumber : Wawancara Penulis, 16 Oktober 2016 Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa baik dari Satpol-PP maupun Dinas Perhubungan dalam melakukan patroli keliling tidak di lakukan setiap hari. Dari hasil observasi yang penulis lakukan terdapat 5 PKL (20)