LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

  a. Slogan, Motto, Lambang

  Lambang dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yaitu terdiri dari :

  1) Tulisan Arab Muhammadiyah, yang bermakna sebagai pengikut ajaran

  Nabi Muhammad SAW.

  2) Matahari bersinar dua belas, yang berarti organisasi Muhammadiyah

  berdiri tahun 1912.

  3) Dua kalimat syahadat, sebagai ikrar dalam ajaran islam yaitu

  kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan pengakuan Muhammad sebagai utusan Allah.

  4) Padi dan kapas, yang berarti memperjuangkan masyarakat adil dan

  makmur berupa sandang dan pangan.

  5) Padi, bermakna bertabiat seperti “padi” semakin berisi semakin

  merunduk

  b. Gambaran Umum

  Universitas Muhammadiyah Sidoarjo beralamatkan di Jalan Mojopahit No.666 B atau disebut dengan kampus 1 dan Jalan Raya Gelam 250 Candi atau disebut dengan kampus 2. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ini termasuk salah satu universitas swasta di Jawa Timur yang tumbuh dan

  berkembang dengan cepat. Tugas pokok Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yaitu memberikan pencerahan melalui pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berorientasi pada iman, ilmu dan amal serta pengembangan tradisi intelektual untuk kemajuan masyarakat. Pada kerangka tersebut Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) terus berusaha untuk mengembangkan sumber dayanya sehingga dapat berperan aktif di dalam proses pembangunan dengan melahirkan lulusan yang menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di atas landasan iman dan takwa yang kokoh, sehingga menjadi insan yang mandiri, mempunyai wawasan yang luas, sadar akan keberadaannya dan bermanfaat untuk masyarakat Indonesia, serta ikhlas dan bersungguh-sungguh di dalam melaksanakan tugas amar ma’ruf nahi munkar.

  c. Visi dan Misi Program Studi Akuntansi

  Setiap perguruan tinggi mempunyai visi dan misi, dimana visi dan misi tersebut merupakan motivasi bagi seluruh warga Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, baik dosen, staf maupun mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo itu sendiri, karena dengan adanya visi dan misi tersebut diharapkan mampu untuk belajar dan bekerja secara maksimal sesuai dengan visi dan misi tersebut.

  1) Visi Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Menjadikan Jurusan Program Studi Akuntansi terkemuka dan terdepan dalam pengembangan sumber daya manusia yang berwawasan global

  dengan didukung oleh teknologi informasi yang berlandaskan nilai-nilai keislaman.

  2) Misi Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

  a) Menyelenggarakan dan mengembangkan bidang ilmu akuntansi

  melalui kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat serta menghasilkan karya akademik dan temuan- temuan yang bermakna dengan mengutamakan profesionalisme dan didasari oleh kemuliaan akhlak.

  b) Mengembangkan program pendidikan bidang akuntansi yang akan

  menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas di bidang akuntansi sesuai dengan kebutuhan dunia kependidikan, dunia industri, dan pasar kerja atau kebutuhan pembangunan dengan menerapkan sistem pendidikan yang efektif, efisien dan fleksibel.

  c) Mengembangkan keahlian sumber daya manusia dalam bidang

  akuntansi yang didukung adanya teknologi informasi dengan orientasi kepada keilmuan dan keimanan.

2. Sejarah Berdirinya Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

  Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ini dirintis sejak tahun 1984 dengan dibukanya Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah Sidoarjo. Pada tahun 1987 dibentuk Badan Pembina Perguruan Tinggi Muhammadiyah Sidoarjo (BPPT-MS) sebagai badan penyelenggara perguruan tinggi Muhammadiyah di Sidoarjo. Pada waktu yang bersamaan BPPT-MS mengusulkan kepada Dikti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, melalui

  Kopertis Wilayah VII, pembukaan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian dan Sekolah Tinggi Teknik Informatika dan Komputer. Pada tahun 2000 melalui Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.241DO2000 dilakukan penggabungan semua Sekolah Tinggi menjadi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Saat itu, semua Program Studi yang ada telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional. BPPTMS selanjutnya diubah menjadi Badan Pelaksana Harian (BPH) sebagai kepanjangan tangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

  Sejak berdiri Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) berusaha untuk melakukan konsolidasi, penataan dan pengembangan kelembagaan, sehingga sejak tahun 20112012 telah memiliki empat kampus, yakni : Kampus I Jalan Mojopahit 666 B Sidoarjo, Kampus II Jalan Raya Gelam No. 250 Candi Sidoarjo, Kampus III Ma’had Umar bin Al-Khattab Komplek Perumahan IKIP V1 Kec. Gunung Anyar Surabaya, dan Kampus IV Jalan Raya Rame No. 4 Kec. Wonoayu Sidoarjo.

  Saat ini Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) memiliki delapan fakultas dengan dua puluh Program studi, yaitu : Fakultas Agama Islam dengan program studi : Pendidikan Agama Islam (S1), Pendidikan Bahasa Arab (S1), Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (S1) dan Hukum IslamAhwal Syakhsiyah (S1), Fakultas Pertanian dengan Program Studi Agroteknologi (S1) dan Teknologi Hasil Pertanian (S1), Fakultas Ekonomi dengan Program Studi Manajemen (S1) dan Akuntansi (S1), Fakultas Ilmu

  Sosial dan Ilmu Politik dengan Program Studi Ilmu Administrasi Negara (S1) dan Ilmu Komunikasi (S1), Fakultas Teknik dengan Program Studi Teknik Informatika (S1), Teknik Informatika (D3), Teknik Elektro (S1), Teknik Mesin (S1), dan Teknik Industri (S1), Fakultas Psikologi (S1) dengan Program Ilmu Psikologi (S1), Fakultas Keguruan, dan Ilmu Pendidikan dengan Program Studi : Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PGPAUD) jenjang studi S1,Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) jenjang studi (S1) dan Pendidikan Bahasa Inggris (S1), Program Pascasarjana dengan Program Studi Magister Pendidikan Islam. Sebagai bukti komitmen UMSIDA dalam meningkatkan pendidikan dibuka program unggulan Ma’had Umar bin al- Khatab (program studi D2D3-Studi Islam dan Bahasa Arab, D2-Tahfidz Alqur’an) bekerjasama dengan AMCF (Asian Muslims Charity Foundation), dan sekarang telah memproses penggabungan Akademi Kebidanan Siti Khodijah Muhammadiyah Sepanjang menjadi Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, selain itu saat ini sedang diproses Ijin Penyelenggaraan Program Studi Pendidikan IPA (S1), Pendidikan Teknologi Informasi (S1), Fakultas Hukum dengan Program Studi Ilmu Hukum (S1), Analis Kesehatan (D4), serta pada Program Pascasarjana dengan Program Studi Magister Manajemen.

  Adapun Profil Fakultas khususnya Fakultas Ekonomi dapat dilihat pada tabel

  4.1 berikut :

  Tabel 4.1 Fakultas Ekonomi, Jurusan (Program Studi) dan Status

  Terakreditasi

  Manajemen (S1)

  No.026BAN-PTAk-XS1XI2007 Terakreditasi

  Akuntansi (S1)

  No.027BAN-PTAk-XS1XI2007

  EKONOMI

  Program Pendidikan Keterampilan dan Keterampilan Bisnis Akuntansi Komputer (D1)

  SK No : E.60001691III2004

  Keuangan dan Perbankan (D1) SK No : E.600.01869III2009 Keahlian Perpajakan (D1)

  SK No : E.600.01770III2010

  Sumber : Panduan Akademik (20112012 : 3)

3. Struktur Organisasi (bagan 4.1) STRUKTUR ORGANISASI PIMPINAN UNIVERSITAS DAN FAKULTAS

  MAJELIS DIKTI

  REKTOR I

  REKTOR II

  REKTOR III

  FAKULTAS

  PASCA SARJANA

  LPPM BIRO HUMAS,

  BAHASA

  SISWAAN

  KERJASAMA DAN

  Keterangan : PROTOKOLER

  Sumber : Panduan Akademik 2011 2012

  Garis koordinasi Garis komando

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan

  Tahapan untuk memperoleh keabsahan data dalam analisis penelitian ini yaitu dengan menggunakan triangulasi data dimana data diperoleh dari hasil dokumentasi yang ditriangulasikan dengan observasi dan wawancara pada informan yang berkepentingan langsung. Berikut disajikan data informan :

  Tabel 4.2 Data Informan

  1. Imelda Dian Rahmawati,SE, Ak, M.Ak Ketua Program Studi Akuntansi

  2. Dr. Nur Efendi, S. Pd. M. Pd

  Pakar Pendidikan

  3. Nihlatul Kudus, SE. MM

  Dosen Program Studi Akuntansi

  4. Heri Widodo, SE, M.Si.Ak

  Dosen Program Studi Akuntansi

  5. Joni Hariyanto, SE, Ak

  Dosen Program Studi Akuntansi

  7 Wiwid Hariyanto, SE.M.Si

  Dosen Program Studi Akuntansi

  8 Mei Bifandita

  Mahasiswi Program Studi Akuntansi

  9 Yulia

  Mahasiswi Program Studi Akuntansi

  10 Yunita

  Mahasiswi Program Studi Akuntansi

  Sumber : data wawancara, 2013

1. Pelaksanaan Metode Problem Based Learning (PBL) di Program Studi

  Akuntansi Fakultas Ekonomi UMSIDA

  Pada penelitian ini penulis berusaha untuk mencari tahu bagaimana proses pelaksanaan metode problem based learning yang berjalan di Program Studi Akuntansi selama ini, tentunya yang berkaitan dengan studi interpretif yaitu telaah dosen maupun mahasiswa akuntansi dalam proses menginterpretasikan metode pembelajaran berbasis problem based learning.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, maka dapat diketahui seperti apakah proses pelaksanaan metode problem based learning di Program Studi Akuntansi selama ini. Tanggapan pertama diberikan oleh Ibu Imelda Dian Rahmawati, SE. Ak. M.Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi, beliau berpendapat bahwa proses pelaksanaan metode problem based learning ini sebenarnya sudah dilakukan oleh beberapa dosen Akuntansi, walaupun penggunaannya masih terdapat kombinasi antara metode problem based learning ini dengan metode ceramah (lecturing) maupun dengan metode lain. Beliau juga berpendapat bahwa proses pembelajaran di dalam kelas tidak harus tergantung pada satu metode saja, namun akan lebih baik jika dikombinasikan dengan metode lain. Berikut komentarnya : “Saya rasa memang metode problem based learning ini bagus, tetapi saya

  rasa akan lebih baik jika digunakan bersamaan dengan metode lain, jadi tidak hanya berfokus pada satu metode saja untuk membuat mahasiswa aktif, tetapi bisa dilakukan kombinasi dengan metode lainnya”. (Petikan

  wawancara dengan IDR, SE.Ak.M.Ak Ketua Program Studi Akuntansi UMSIDA pada tanggal 03 Juni 2013).

  Hal ini memang sesuai dengan triangulasi data yang yang dilakukan oleh peneliti dengan membandingkan hasil wawancara dengan dokumentasi yaitu berupa jurnal kegiatan perkuliahan milik Ibu Nihlatul Kudus, SE.MM, Ibu Sarwenda Biduri, SE. M.SA dan jurnal perkuliahan milik Ibu Dina Dwi Oktavia R, SE. M.SA (Lihat lampiran 2,3 dan 4).

  Hal ini kemudian dibenarkan oleh Bapak Dr.Nur Effendi, S. Pd. M.Pd selaku pakar pendidikan dan dosen Program Studi FKIP, Beliau menyampaikan bahwa proses pelaksanaan metode problem based learning

  ini dapat diterapkan pada Program Studi Akuntansi maupun di Program Studi lainnya, karena dari penerapan metode ini nantinya mampu membentuk pola pikir tingkat tinggi, yang artinya berpikir diatas kemampuan biasanya dalam artian berpikir pada permasalahan atau hipotesis yang terjadi kedepannya. Beliau juga menyampaikan bahwa di dalam metode problem based learning ini lebih berfokus pada student centered yaitu penerapan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa, sehingga nantinya diharapkan mahasiswa dapat berpartisipasi secara aktif, memiliki daya kritis, mampu menganalisa dan dapat memecahkan masalahnya sendiri. Oleh sebab itu penerapan metode ini harus tetap ada monitoring dari dosen pengampu agar pelaksanaannya tetap maksimal dan tidak keluar dari konteks materi yang dibahas. Pada Program Studi Akuntansi sendiri terdapat beberapa dosen telah menerapkan pelaksanaan metode problem based learning ini walaupun penggunaannya belum maksimal, dalam artian belum terstruktur dengan baik tentang tahapan- tahapan apa saja yang harus ada dalam metode problem based learning ini.

  Tanggapan yang sama juga diberikan oleh Bapak Heri Widodo, SE. M.Si.Ak selaku dosen dan Dekan Fakultas Ekonomi UMSIDA, Beliau mengampu mata kuliah diantaranya Etika Bisnis dan Profesi, Audit 1 dan Audit 2, Manajemen Keuangan. Beliau berpendapat bahwa sistem pembelajaran yang digunakan di Program Studi Akuntansi pada saat mengampu mata kuliah, beliau dulu lebih dominan menggunakan metode ceramah (lecturing) namun, saat ini lebih banyak menggunakan metode

  diskusi (pemecahan suatu kasus) yang merujuk pada problem based learning, untuk materi-materi tertentu tergantung pada materi yang diajarkan. Materi yang bisa dikembangkan secara diskusi (kasus) lebih banyak menggunakan diskusi, karena dengan metode tersebut mampu mengajarkan mahasiswa lebih aktif. Beliau juga berpendapat bahwa metode ceramah yang selama ini dipakai di Program Studi Akuntansi dirasa hanya berpusat pada dosen sehingga mahasiswa cenderung kurang aktif. Berikut petikan wawancaranya :

  “Kalau saya dulu lebih banyak menggunakan model ceramah, jadi lebih dominan menggunakan metode ceramah, tapi untuk akhir-akhir ini saya lebih banyak menggunakan model diskusi, untuk materi-materi tertentu yang bisa dikembangkan secara diskusi saya lebih banyak menggunakan diskusi karena dengan menggunakan metode tersebut mampu mengajarkan mahasiswa agar bisa berkembang, jika menggunakan model ceramah disini yang berperan aktif adalah dosen tetapi jika menggunakan diskusi lebih banyak mahasiswa yang dituntut untuk berperan aktif”. (Petikan

  wawancara dengan HW, SE. M. Si. Ak Dosen dan Dekan Program Studi Akuntansi UMSIDA pada tanggal 12 Juni 2013).

  Hal tersebut sesuai dengan hasil triangulasi data yang dibuktikan dengan jurnal kegiatan perkuliahan (lihat lampiran 5).

  Tanggapan kedua dibenarkan oleh salah satu mahasiswa Program Studi Akuntansi S1 semester 4 Yunita, Berikut kutipan wawancaranya :

  “Sebenarnya sebagian dosen di Program Studi Akuntansi sudah memberlakukan metode kasus tetapi hanya sebagian saja, banyak yang masih cenderung menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas. Metode pemecahan masalah (kasus) yang selama ini digunakan oleh beberapa dosen dalam penyampaian materi di kelas lebih bagus jika dibandingkan dengan metode ceramah karena dengan kegiatan yang dilakukan pada saat problem based learning berlangsung dimungkinkan adanya aktivitas mahasiswa dalam proses pembelajaran tersebut, dan pembelajaran yang diterima oleh mahasiswa lebih mengena”. (Petikan

  wawancara dengan YN Mahasiswa Program Studi Akuntansi UMSIDA pada tanggal 17 Juni 2013).

  Menurut pengakuan dari Yunita dengan metode pembelajaran yang masih menggunakan metode lama (lecturing) mahasiswa cenderung tidak aktif dan malas, sedikit motivasi untuk mengikuti, karena pada proses pembelajaran berlangsung mahasiswa cepat bosan mendengarkan materi yang disampaikan oleh dosen dan tidak sedikit yang sulit dimengerti.

  Sementara itu, kesiapan infrastruktur pendukung yang dalam hal ini sifatnya sebagai pendukung, namun komponen ini menjadi sangat vital dalam mendukung pelaksanaan metode problem based learnig ini. Tanggapan yang diberikan oleh Bapak Dr. Nur Effendi, S. Pd. M. Pd selaku pakar pendidikan menyampaikan harus adanya sosialisasi atau pelatihan pada dosen maupun mahasiswa di Program Studi Akuntansi guna mendukung keterlaksanaan metode problem based learning ini, karena tanpa adanya sosialisasi dan uji coba metode problem based learning ini tentu tidak bisa dilakukan. Beliau juga menyampaikan bahwa sarana penunjang harus ada, salah satunya adalah buku materi penunjang itu sudah pasti, sarana laboratorium maupun sarana-sarana pendukung lainnya. Di samping itu sarana pendukung tidak hanya terbatas pada fasilitas-fasilitas di kampus saja berikut kutipan wawancaranya : “Andaikata sarana pendukung itu tidak ada di kampus, bisa menggunakan

  sarana pendukung tersebut dilingkungan sekitar kita untuk mengambil masalah. Contoh jika kita belajar tentang neraca, di lingkungan sekitar kita sudah banyak permasalahan seperti itu, didekat rumah kita misalnya terdapat koperasi, kita bisa mengambil sarana penunjang dari koperasi tersebut untuk mengambil suatu permasalahan, dengan menggunakan sarana koperasi itu secara otomatis kita telah melakukan pembelajaran neraca secara sederhana”. (Petikan wawancara dengan Dr. NE, S. Pd. M.Pd.

  pakar pendidikan dan dosen Program Studi FKIP pada tanggal 10 Juni 2013).

  Tanggapan mengenai bagaimana proses pelaksanaan metode problem based learning untuk mata kuliah di Program Studi Akuntansi disampaikan oleh Ibu Imelda Dian Rahmawati,SE.Ak.M.Ak yang menyatakan bahwa belum tentu setiap mata kuliah dapat diterapkan dengan menggunakan metode problem based learning ini, harus dilihat dulu muatan materinya, jika materi tersebut berisi tentang metode hitung (cara menghitung), akuntansi lanjutan, dan akuntansi pengantar tidak dapat diberikan murni hanya dengan metode problem based learning saja tetapi harus ada ceramah (lecturing) terlebih dahulu, dalam artian dosen harus memberikan (menerangkan) materi terlebih dahulu. Jadi dilihat dulu muatan materinya, jika materi tersebut adalah tatanan konsep dimungkinkan bisa diterapkan dengan metode problem based learning ini.

  Hal ini juga dibenarkan oleh pakar pendidikan dan juga dosen FKIP Bapak Dr. Nur Effendi,S.Pd. M.Pd berikut kutipan wawancaranya : “Bahwa beberapa mata kuliah termasuk mata kuliah praktikum mungkin

  bisa diterapkan dengan metode problem based learning, namun perlu adanya uji coba apakah metode problem based learning ini efektif atau tidak untuk diterapkan pada mata kuliah, terutama mata kuliah praktikum tersebut. Jika tidak, maka itu akan terdapat semacam instrumen keterlaksanaan, instrumen keterlaksanaan mengindikasikan antara hambatan dan ketercapaian apa yang dilakukan di dalam pembelajaran, selama hal itu tidak memenuhi kriteria maka merupakan sebagian dari hambatan dan merupakan bagian dari evaluasi, jadi metode problem based learning ini bisa atau tidak untuk diterapkan pada setiap mata kuliah di Program Studi Akuntansi, tidak bisa problem based learning itu harus digeneralisir pada semua mata kuliah, mata kuliah praktikum maupun mata kuliah-mata kuliah lain”. (Petikan wawancara dengan Dr.NE, S.Pd.M.Pd. Pakar

  Pendidikan dan Dosen UMSIDA pada tanggal 10 Juni 2013).

  Berdasarkan data dari informan di atas, dapat diketahui bahwa proses pelaksanaan metode problem based learning di Program Studi Akuntansi

  selama ini sudah terdapat beberapa dosen yang menggunakan metode problem based learning ini, walaupun penggunaannya belum terstruktur dengan baik, di samping itu untuk menerapkan metode problem based learning ini pada setiap mata kuliah di Program Studi Akuntansi perlu adanya uji coba maupun sosialisasi terlebih dahulu sebelum metode problem based learning ini diterapkan hal ini bertujuan agar nantinya pembelajaran bisa benar-benar maksimal dan menyenangkan sedangkan untuk rincian mata kuliah apa saja yang dapat diterapkan di Program Studi Akuntansi, tidak terdapat pembedaan karena semua mata kuliah bisa untuk diterapkan dengan metode ini. Sementara itu untuk infrastruktur pendukung diperlukan guna mendukung terlaksananya metode problem based learning ini. Selama ini sudah terdapat beberapa infrastruktur pendukung di Program Studi Akuntansi diantaranya buku penunjang, laboratorium, maupun sarana penunjang lain di dalam maupun diluar lingkungan kampus dan diperlukan pelatihan maupun sosialisasi kepada dosen dan mahasiswa guna mendukung maksimalisasi keterlaksanaan metode problem based learning ini.

2. Respon Dosen dan Mahasiswa Akuntansi atas Kemanfaatan Metode

Problem Based Learning di Program Studi Akuntansi.

  Pelaksanaan metode problem based learning ini mendapat respon yang baik dan positif dari informan (dosen dan mahasiswa akuntansi), sebagaimana tanggapan yang disampaikan oleh Ibu Nihlatul Kudus, SE.MM salah satu dosen mata kuliah Analisa Laporan Keuangan di Program Studi Akuntansi. Metode problem based learning merupakan model pembelajaran

  yang sangat bagus karena dari metode tersebut mampu memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk mencari jawaban dari tugas-tugas maupun memecahkan suatu kasus (permasalahan) yang diberikan oleh dosen dan melatih mahasiswa agar mampu berinteraksi dengan teman serta mengungkapkan pendapatnya atas permasalahan (kasus) yang diberikan tersebut. Metode problem based learning ini lebih efektif jika dibandingkan dengan metode ceramah (lecturing). Berikut komentarnya : “Metode problem based learning merupakan metode pemecahan atas suatu

  kasus (permasalahan), menurut saya sangat bagus sekali karena untuk memberikan atau meningkatkan motivasi kepada mereka (mahasiswa) agar mereka (mahasiswa) berusaha keras untuk mencari jawaban atas permasalahan (kasus) yang diberikan oleh dosen, memecahkan permasalahan (kasus) tersebut dengan teman-teman kelompoknya, kemudian menyampaikan pendapatnya, itu menurut saya sangat bagus dan perlu untuk diterapkan oleh dosen jika dibandingkan dengan metode ceramah (lecturing)”. (Petikan wawancara dengan NK,SE.MM dosen

Program Studi Akuntansi pada tanggal 10 Juni 2013).

  Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan informan lain yaitu dosen yang pernah mengampu mata kuliah Audit 1 dan 2, Manajemen Keuangan yakni Bapak Heri Widodo,SE.M.Si.Ak Beliau berpendapat bahwa penggunaan metode problem based learning itu baik dan bisa diterapkan pada mata kuliah, dalam artian dengan penggunaan metode problem based learning ini mahasiswa dituntut mampu untuk menyelesaikan sebuah permasalahan baik permasalahan tersebut dipecahkan dengan cara individu maupun dengan cara kelompok. Dalam hal ini akan lebih baik jika diterapkan dengan cara kelompok artinya interaksi di sini tetap ada. Beliau juga mengatakan bahwa metode problem based learning ini mampu untuk menumbuhkan kreatifitas mahasiswa, pembelajaran

  menjadi lebih menyenangkan, tidak lagi membosankan, dan hasilnya akan lebih maksimal.

  Respon yang sama juga diberikan oleh Bapak Wiwit Hariyanto,SE. M.Si dosen mata kuliah Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Beliau juga berpendapat bahwa metode problem based learning ini sangat bagus namun pengimplementasiannya butuh kesiapan dari dosen maupun mahasiswa terlebih dahulu, karena dari kegiatan metode problem based learning tersebut nantinya diharapkan akan terjadi komunikasi dua arah antara mahasiswa dan dosen. Berikut petikan wawancaranya : “Metode problem based learning itu bagus karena dari penerapan metode

  tersebut akan terjadi komunikasi dua arah antara mahasiswa dan dosen, mampu memotivasi bagaimana mahasiswa mengemukakan pendapatnya, hal ini menurut saya perlu untuk diterapkan dan dikembangkan karena di dalam proses belajar mengajar itu akan berhasil jika terjadi komunikasi dua arah”. (Petikan wawancara dengan WH,SE.M.Si dosen Program Studi

Akuntansi pada tanggal 21 Juni 2013).

  Tanggapan keempat diberikan oleh salah satu mahasiswi Program Studi Akuntansi S1 semester 6 yaitu Mei Bifandita, mengatakan bahwa penggunaan metode problem based learning di dalam pembelajaran di kelas sangat perlu karena dari pelaksanaan metode ini mahasiswa lebih mengerti dan mengena jika dibandingkan dengan metode lain (ceramah), karena dengan metode ini mampu melatih mahasiswa untuk aktif menyampaikan pendapat, dan melatih mahasiswa bagaimana nantinya bisa untuk menerapkan akuntansi ini di dunia kerja.

  Berdasarkan dari uraian beberapa tanggapan atau interpretif dari informan kunci di atas maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan yang

  dilakukan oleh Program Studi Akuntansi terkait dengan metode problem based learning selama ini mendapat respon yang positif dari dosen maupun mahasiswa Program Studi Akuntansi karena metode problem based learning ini mampu memberikan motivasi dan kreatifitas mahasiswa, melatih mahasiswa agar mampu berinteraksi dengan teman untuk mengungkapkan pendapatnya, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, terjadi komunikasi dua arah antara mahasiswa dan dosen, dan melatih mahasiswa bagaimana nantinya bisa untuk menerapkan akuntansi di dunia kerja, hal itu merupakan manfaat yang diperoleh informan (sebagian dosen) yang sudah menerapkan metode problem based learning ini.