Metodologi Penelitian

F. Metodologi Penelitian

1. Obyek Penelitian Sepanjang pengamatan diketahui bahwa dalam dua dasa warsa terakhir ini sebenarnya cukup banyak organisasi-organisasi Muslim yang memiliki semangat untuk menghidupkan sunnah Nabi secara massif di Indonesia. Sebagian bahkan memiliki jaringan kerja internasional, terutama dengan sasaran memerangi peradaban Barat yang dianggap kafir. Namun demikian studi ini hanya difokuskan pada kajian gerakan menghidupkan sunnah Nabi yang dilakukan oleh Jamaah Tabligh (JT), Nahdlatul Ulama (NU), Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Muhammadiyah, dan Salafi. Gerakan mereka memiliki implikasi yang cukup signifikan terhadap perubahan kebijakan pemerintah dalam hal menangani masalah sosial dan politik. Kajian ini dilakukan di beberapa lembaga pengkajian hadis yang berafiliasi 1. Obyek Penelitian Sepanjang pengamatan diketahui bahwa dalam dua dasa warsa terakhir ini sebenarnya cukup banyak organisasi-organisasi Muslim yang memiliki semangat untuk menghidupkan sunnah Nabi secara massif di Indonesia. Sebagian bahkan memiliki jaringan kerja internasional, terutama dengan sasaran memerangi peradaban Barat yang dianggap kafir. Namun demikian studi ini hanya difokuskan pada kajian gerakan menghidupkan sunnah Nabi yang dilakukan oleh Jamaah Tabligh (JT), Nahdlatul Ulama (NU), Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Muhammadiyah, dan Salafi. Gerakan mereka memiliki implikasi yang cukup signifikan terhadap perubahan kebijakan pemerintah dalam hal menangani masalah sosial dan politik. Kajian ini dilakukan di beberapa lembaga pengkajian hadis yang berafiliasi

1. Kebutuhan Data Adapun data yang dibutuhkan untuk keperluan penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Struktur kelembagaan, karakteristik tokoh dan pengikut, kebijakan, dan program kerja organisasi terkait dengan living hadith dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir.

2. Isu-isu sosial keagamaan yang dipergunakan sebagai saluran menghidupkan sunnah Nabi dalam bentuk melakukan petisi, protes, demonstrasi, dan perlawanan.

3. Mimbar dan jaringan komunikasi yang dipergunakan untuk memberi makna dan menunjukkan manfaat gerakan menghidupkan sunnah Nabi, terutama bagi kehidupan sosial beragama, berbangsa, dan bernegara.

4. Keyakinan, simbol, ritual, dan tindakan yang dikemas untuk mempertegas siapa kawan/lawan, membangun persamaan persepsi, dan mempengaruhi opini publik, terutama di seputar "kesesatan hidup" akibat dari meninggalkan sunnah Nabi.

5. Bentuk-bentuk kerjasama yang dibangun untuk melakukan kampanye, menciptakan ide-ide baru pergerakan, dan menghubungkan kepentingan pemerintah dan rakyat, atau kepentingan elit dan massa.

6. Bentuk-bentuk kebijakan pemerintah atau sosial masyarakat yang disusun dan diimplementasikan untuk memberi respons gerakan menghidupkan sunnah Nabi, baik di tingkat nasional maupun lokal.

7. Bentuk-bentuk konsensus baru antara pemerintah, kekuatan politik, kelompok kepentingan, dan elite religius yang dilembagakan untuk memberi respons gerakan menghidupkan sunnah Nabi, baik di tingkat nasional maupun lokal.

2. Sumber Data Data yang dibutuhkan dikumpulkan dari:

1. Pimpinan, tokoh-tokoh, pengikut/simpatisan dan mantan pengikut organisasi- organisasi Muslim yang melakukan gerakan menghidupkan sunnah Nabi, baik di tingkat nasional maupun lokal.

2. Elit-elit agama, kalangan intelektual, media massa, tokoh-tokoh masyarakat, dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat.

3. Dokumentasi hasil-hasil studi terkait dengan gerakan menghidupkan sunnah Nabi di Indonesia. Data-data seputar pemahaman umat Islam Indonesia yang tergabung dalam sebuah pergerakan keagamaan juga menjadi sorotan utama penelitian ini.

3. Teknik Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan teknik:

1. Studi dokumentasi atau survey dokumen, yaitu mengumpulkan laporan-laporan resmi tentang gerakan menghidupkan sunnah Nabi, liputan media massa (koran dan majalah),

serta analisis yang disampaikan dalam bentuk makalah atau artikel. 74 Melalui metode

74 Studi dokumentasi merupakan studi tentang bahan yang penting dalam penelitian kualitatif. Dokumen dalam konteks penelitian ini diperlukan terutama untuk memperkaya landasan-landasan teoritis dan eksplorasi data masa lalu yang

berkaitan dengan tema penelitian ini. Oleh karena itu, lewat studi dokumentasi, peneliti mengumpulkan buku, jurnal, surat kabar terutama koran lokal atau sumber-sumber tertulis lainnya yang berkaitan dengan aktifitas pergerakan keagamaan di Indonesia pasca orde baru. Lihat Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), 195.

dokumentasi ini, data dapat dikategorikan ke dalam dua jenis, yaitu formal dan informal. Data formal berarti data resmi yang dikumpulkan dari tulisan-tulisan yang dipublikasikan oleh institusi suatu pergerakan. Sedangkan data informal diperoleh dari hasil pemikiran orang-orang yang berafiliasi pada suatu institusi gerakan keagamaan.

2. Melakukan wawancara mendalam (In-depth interview) kepada pimpinan, tokoh-tokoh, dan pengikut organisasi-organisasi Muslim yang melakukan gerakan menghidupkan

sunnah Nabi. 75

3. Melakukan pengamatan langsung kepada anggota masyarakat, terutama seputar penilaian mereka terhadap manfaat gerakan menghidupkan sunnah Nabi.

4. Metode Analisis Data Sebagaimana lazimnya penelitian kualitatif, analisa data dilakukan sejak saat

pengumpulan data dilakukan. Jadi tidak perlu menunggu sampai data selesai terkumpul semuanya. Data yang telah terkumpul setiap kali selesai melakukan wawancara misalnya, segera ditranskrip dan langsung dianalisis. Setelah itu dilakukan semacam refleksi secara berkala yang hasilnya kemudian digunakan sebagai acuan bagi pencarian data baru pada tahap berikutnya.

Secara umum, penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sebagai pijakan analisisnya. Tiga paradigma sosiologi (fakta sosial, definisi sosial, dan perilaku sosial) akan menuntun jalannya analisis data. Pertama-tama, data yang ditemukan di lapangan akan dilihat dengan paradigma fakta sosial. Analisis deskriptif-kritis adalah pilihan yang tepat untuk tahap ini. Selanjutnya, data tersebut juga dibaca dengan paradigma definisi sosial untuk menelusuri jejak agregat definisi (makna tindakan) di balik fakta sosial. Berikutnya, paradigma perilaku sosial juga penting digunakan untuk melihat perilaku sosial yang didasarkan pada teks-teks keagamaan. Analisis wacana, sejarah sosial, dan sejarah ide juga digunakan untuk membantu mengungkap makna di balik realita-realita sosial umat Islam dalam kaitannya dengan gerakan menghidupkan sunnah Nabi.

Sebagai perangkat analisisnya, Penelitian ini juga melibatkan pendekatan critical reading yang menjadi ciri khas pendekatan teori post-kolonial yang lazim dipakai dalam bidang sastra. Sastra dan teori post-kolonial menginvestigasi apa yang akan terjadi ketika dua budaya bertemu dan bertentangan dan ketika salah satu dari keduanya dan dengan ideologi-ideologinya berkuasa dan menganggap lebih superior dari yang lain.

Secara sistematis, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengikuti tiga tahap analisis data yaitu; reduksi data, penyajian (display) data, dan penarikan kesimpulan serta verifikasi. Ketiga prosedur dan teknik analisis data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Reduksi data. Data atau informasi yang ada dikelompokkan sesuai dengan topik permasalahan penelitian.

b. Penyajian (display) data. Setelah data direduksi, tersusun secara sistematis dan dikelompokkan sesuai dengan jenis dan polanya, selanjutnya disusun dalam bentuk

75 Banyak hal yang dapat diperoleh dari informan lewat cara ini (wawancara mendalam). Teknik wawancara tak terstruktur merupakan tehnik wawancara yang dipilih dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data dengan wawancara

tak terstruktur menurut Dedy Mulyana relevan dengan penelitian ini karena memungkinkan pihak yang diwawancarai untuk mendefinisikan diri dan lingkungannya atau untuk menggunakan istilah-istilahnya sendiri berdasarkan kultur dan tradisi yang mereka anut. Sebagian besar wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan alat recorder atas seizin informan. Cara ini diperlukan untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam mengutip setiap pernyataan yang disampaikan informan. Lihat Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), 145-6 dan 231-2. Lihat juga Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), 183.

bagan-bagan atau narasi-narasi sehingga membentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai dengan permasalahan penelitian.

c. Pengambilan kesimpulan dan verifikasi. Setelah melewati tahap pertama dan kedua, selanjutnya langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah mengambil kesimpulan. Kesimpulan diambil berdasarkan hasil reduksi dan penyajian data. Setelah mendapatkan kesimpulan langkah selanjutnya adalah verifikasi. Verifikasi dilakukan dengan cara mencari data baru yang lebih mendalam untuk mendukung kesimpulan yang sudah didapatkan. Tahap ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan interpretasi dari hasil wawancara dengan sejumlah informan yang dapat mengaburkan makna persoalan

sebenarnya dari fokus penelitian ini. 76

Untuk menguji keabsahan data penelitian, perlu juga dilakukan pemeriksaan keabsahan

data melalui lima langkah, yaitu: 77

(1) Memperpanjang waktu penelitian. 78 Penelitian ini direncanakan berlangsung dua belas bulan, yakni dari bulan Agustus 2014 hingga Agustus 2015. Namun karena ternyata masih banyak data baru yang menarik, penelitian ini diperpanjang hingga beberapa bulan dan berjalan mengalir seiring dengan perkembangan yang ada. (2) Ketekunan pengamatan, yaitu menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Ketekunan pengamatan ini dilakukan untuk memahami dan mendapatkan data secara mendalam. Untuk kepentingan ini pengamatan dapat dilakukan secara berulang kali untuk memperoleh hasil yang maksimal.

(3) Triangulasi. Proses trianggulasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara membandingkan hasil wawancara dengan hasil pengamatan. Di samping itu, peneliti juga akan melakukan pengamatan atas perilaku komunikasi informan pada momen yang berbeda. Cara seperti ini merupakan teknik trianggulasi dengan memanfaatkan penggunaan sumber. Pada kasus-kasus wawancara yang kurang meyakinkan, penulis lebih cenderung menggunakan temuan hasil pengamatan langsung di lapangan. (4) Member check. Teknik ini dilakukan dengan cara mengkonfirmasikan kembali hasil penelitian (seperti tipologi, model, kesimpulan, dan lain sebagainya) kepada informan. Hal ini akan dilakukan untuk menghindari kesalahan penafsiran atau kesalahan mengutip pernyataan informan. (5) Pemeriksaan sejawat melalui diskusi. Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat, seperti teman-teman dosen, mahasiswa, atau peneliti. Dari diskusi inilah peneliti melakukan pengecekan kembali terhadap data yang kurang cocok atau kurang serasi dengan fokus penelitian.

Dokumen yang terkait

AKIBAT HUKUM PENOLAKAN WARISAN OLEH AHLI WARIS MENURUT KITAB UNDANG - UNDANG HUKUM PERDATA

7 73 16

ANALISA YURIDIS PENETAPAN AHLI WARIS BERDASARKAN HUKUM WARIS BW (Studi Putusan Pengadilan Negeri Jember No. 67/Pdt.G/2011/PN.Jr)

2 49 18

HADIS SAHIH MUTAWATIR

0 9 8

ANALISIS YURIDIS KEABSAHAN PERJANJIAN KREDIT YANG DILAKUKAN TANPA PERSETUJUAN AHLI WARIS (ANALISA PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NO. 777 PK/Pdt/2010)

1 6 7

HAK AHLI WARIS YANG MURTAD DALAM PEMBAGIAN WARIS DITINJAU DARI KOMPILASI HUKUM ISLAM

0 14 17

PENGAWASAN DINAS KESEHATAN TERHADAP PRAKTIK AHLI GIGI DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Skripsi)

11 37 29

KONTRIBUSI ANGGOTA TIM AHLI DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI (Kajian Deskriptif pada Siswa Kelas XI IPA2 Semester Genap SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014

0 8 57

KONTRIBUSI ANGGOTA TIM AHLI DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI (Kajian Deskriptif pada Siswa Kelas XI IPA2 Semester Genap SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 8 58

KONSTRIBUSI ANGGOTA TIM AHLI DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI (Kajian Deskriptif pada Siswa Kelas XI IPA4 Semester Genap SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 7 63

KONSTRIBUSI ANGGOTA TIM AHLI DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI (Kajian Deskriptif pada Siswa Kelas XI IPA4 Semester Genap SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 6 63