bahwa Palmas adalah bagian dari Filipina. Namun saat pengambilan Pulau tersebut berada pada kekuasaan Belanda, sehingga putusan dari Arbitrator Max
Huber memenangkan Belanda karena telah menerapkan kedaulatannya sejak awal abad 18, walaupun awalnya Spanyol telah menguasainya dan kemudian
menyerahkan pada AS. d. Akresi
Akresi adalah suatu nama yang ditujukan pada suatu proses untuk mendapatkan wilayah baru melui proses alamiah, yakni tanpa campur tangan
manusia. Hal ini dapat kita temukan padanannya dalam pembentukan suatu daratan baru yang terhubung dengan wilayah daratan yang telah ada. Dalam hal
kemunculan suatu wilayah baru tersebut dalam wilayah suatu negara maka wilayah tersebut secara otomatis menjadi bagian dari wilayah negara tersebut.
Contohnya terjadinya letusan volkano di bawah laut pada Januari 1986 di kawasan Pasifik, hingga memunculkan pulau baru yang masuk wilayah teritorial
Jepang, dimana daratan tersebut disebut sebagai Pulau Iwo Jima. e. Aneksasi annexation
Istilah penaklukan atau conquest memiliki padanan dengan aneksasi atau annexation. Penggunaan teknik ini pada saat ini sudah ditinggalkan
mengingat hal ini dapat merupakan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip fundamental dalam hubungan internasional sebagaimana yang tercantum dalam
piagam PBB. Yang mana sejak LBB penggunaan kekerasan perang sebagai instrument bagi kebijakan nasional telah dilarang. Bahkan secara eksplisit
terdapat dalam the stimson doctrine of non recognition 1932 yang menyatakan apabila dalam upaya untuk perolehan suatu wilayah dengan menggunakan
kekerasan maka perolehan tersebut tidak akan diakui. Oleh karena itu, pada saat ini teknik penaklukan hanya menjadi kajian akademik.Jawahir Thontowi dan
Pranoto Iskandar,2006:179-182.
c. Wilayah Negara.
Wilayah Negara meliputi, i. Wilayah daratan termasuk tanah di bawahnya, yang merupakan tempat
pemukiman atau kediaman dari warga negara atau penduduk negara yang
bersangkutan. Demikian pula di wilayah itu pula pemerintah negara melaksanakan dan mengendalikan segala kegiatan pemerintahannya. Antara
wilayah daratan negara haruslah tegas batas-batasnya. Pada umumnya batas- batas wilayah daratan itu ditetapkan berdasarkan perjanjian-perjanjian garis
batas wilayah antara negara-negara yang berbatasan itu. ii. Wilayah perairan, disebut juga sebagai perairan territorial yang merupakan
bagian wilayah suatu Negara yang tunduk pada kedaulatan suatu negara. Wilayah perairan dibagi menjadi dua yaitu,
a. Laut territorial Laut territorial, merupakan jalur laut yang terletak pada sisi luar garis
pangkal dan sebelah luar yang dibatasi oleh garis atau batas luar. Dalam Konvensi Hukum Laut Internasional disepakati lebar laut territorial adalah
12 mil diukur dari garis pangkal yang ditarik pada pantai pada waktu air laut surut.
b. Perairan pedalaman, yang meliputi: 1. Laut pedalaman
Perairan dalam adalah perairan yang berada pada sisi darat dalam garis pangkal lurus dan sisi luar dari bekas garis pangkal normal.
Terjadi karena penarikan garis pangkal lurus dari ujung ke ujung. Dengan penerapan penarikan garis pangkal lurus pada pantai yang
berliku-liku atau pada pantai yang di depannya terdapat gugusan pulau maka akan mengakibatkan adanya bagian perairan atau laut yang
terletak disebelah dalam dari garis pangkal lurus. 2. Perairan darat
Bagian perairan yang terletak pada sisi dalam dari garis pangkal normal maupun bekas garis pangkal normal. Perairan darat dapat
terdiri atas, perairan sungai, danau, terusan, waduk, perairan pada pelabuhan.
iii. Wilayah dasar laut dan tanah yang terletak dibawahnya. Wilayah kedaulatan negara meliputi dasar laut dan tanah yang ada dibawahnya yang terletak
dibawah perairan. Segala sumber daya alam yang terkandung didalamnya menjadi hak dan kedaulatan negara sepenuhnya, sehingga wilayah
kedaulatan negara menyatu dalam wilayah daratan, tanah dibawahnya, serta wilayah perairan, dasar laut, dan tanah yang ada dibawah wilayah perairan
tersebut. vi. Wilayah Ruang Udara.
Ruang udara merupakan bagian dari wilayah Negara yang terletak diatas permukaan wilayah daratan dan diatas permukaan wilayah perairan seperti
yang disebutkan dalam UNCLOS Pasal 2 ayat 1 dan 2. I Wayan Parthiana,1990:103-119
d. Hak dan Kewajiban Negara.