Persepsi siswa terhadap mata pelajaran PAI (di SMAN 3 kota Tangerang)

(1)

PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM

(Studi kasus di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi)

Oleh

RAHMAH NIM: 105011000113

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi Dr. Sururin, MA

( 19690206 1995032001) (19710319 1998032001)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM

( Di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi)

Oleh

RAHMAH NIM : 105011000113

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M


(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Rahmah

Nim : 105011000113

Fakultas/Jurusan : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan/ PAI

Judul Skripsi : Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan)

Dosen Pembimbing : Pembimbing I : Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi Pembimbing II : Dr. Sururin, MA

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya dengan sebenar-benarnya untuk diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana (S.Pdi) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skrispsi telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya, maka saya pun bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 18 Maret 2010

Rahmah 105011000113


(4)

ABSTRAK

Rahmah 105011000113

“Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, (Studi Kasus di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan)”.

Lingkungan sekolah merupakan tempat berkumpulnya siswa yang berlatar belakang berbeda-beda. Ditinjau dari segi psikologis, setiap siswa akan mempunyai persepsi yang berbeda, hal ini disebakan karena beberapa factor yang mempengaruhinya. Proses persepsi ini berkaitan erat dengan panca indera karena persepsi terjadi setelah siswa melihat, mendengar atau merasakan kemudian di organisasi serta diinterpretasikan. Setiap siswa akan mempunyai persepsi yang berbeda terhadap setiap mata pelajaran. Persepsi siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam perlu diketahui dengan pertimbangan bahwa siswa adalah sasaran utama dari proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dapat dilakukan upaya agar Pendidikan Agama Islam mendapat apresiasi yang menarik oleh siswa.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dan persepsi siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini memakai metode deskriptif analisis yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan keadaan sebenarnya, dan menggunakan instrument kuesioner serta wawancara sebagai sumber datanya. Dari penelitian yang telah dilakukan kepada sejumlah siswa yang menjadi sampel, maka dilakukan analisa data yang merupakan bagian penting dalam metode ilmiah untuk menjawab masalah penelitian.

Dalam menganalisa data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terlihat baik. Selain itu pelaksanaan PAI di sekolahpun juga mendukung segala kegiatan yang berkaitan dengan PAI, diantaranya kegiatan rohis, keputriaan, shalat zuhur berjamaah, dll. Ini merupakan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuh kembangkan agama siswa. Hal ini dapat dilihatdari hasil wawancara yang dilakukan oleh pihak guru agama dan kepala sekolah.


(5)

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Segala puji bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha Penyayang diantara penyayang, yang menanamkan cinta dan kasih sayang-Nya kepada seluruh hambanya, sehingga penulis pun dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam tetap terukir indah atas Nabiullah tercinta, Nabi Muhammad SAW, teladan bagi seluruh umat hingga akhir zaman. Begitu pula kepada keluarga, sahabat-sahabatnya serta umatnya, semoga kelak kita mendapatkan syafaat di hari pembalasan.

Sungguh suatu karunia terbesar yang telah Allah titipkan. Kendala, ujian dan cobaan tak menyurutkan penulis pada kehendak Tuhan. Bila kita telah berusaha dan berdo'a, Allah pasti akan menyediakan jalan yang baik. Dalam waktu yang cukup lama penulis menyelesaikan skripsi yang berjudul “ PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”. Do’a dan dorongan dari berbagai pihak banyak memberikan kontribusi dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi Sebagai Pembimbing I, dan Dr. Sururin, MA Sebagai Pembimbing II yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini dan telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya untuk memberikan petunjuk dan pengarahan kepada penulis.

4. Pimpinan seluruh Staff Akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu penulis sehingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.

5. Pimpinan dan seluruh staff karyawan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dengan meminjamkan buku-buku yang penulis butuhkan selama penyusunan skripsi ini.


(6)

6. Kepala SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan beserta jajaran yang telah membantu penulis dengan memberikan izin untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.

7. Ayahanda H.Niman dan Ibunda Hj. Maghfurah, serta nenek yang penulis sayangi dan cintai Hj. Zaenab Hanafi, yang selalu memberikan dukungan baik dari segi moril maupun materiil. 8. Kakak serta adik-adikku yang aku sayangi dan telah memberikan bantuan dan semangat

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.

9. Ka Sadat, sahabat hati yang memberikan semangat dan kontribusinya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

10.Abang Anto yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis. Semoga kita meraih kesuksesan bersama. Amin.

11.Sahabat-sahabat terbaikku Via, Awalina, Rani, Isti, May, Yona, Eer, Mahsun, Oli, dan seluruh sahabatku PAI-C/2005 yang tiada hentinya memberikan motivasi, Semoga Allah melindungi kalian semua.

12.Teman-Teman PPKT angkatan 2005, Okti, Sartika, Sony, Agus, Amar, yang telah memberikan motivasi dan bantuannya kepada penulis.

13.Ka Wawan, teman terbaikku yang selalu siap sedia meluangkan waktu dan tenaga kepada penulis di sela-sela kesibukannya. Semoga Allah membalas segala kebaikan kakak.

Akhirnya penulis hanya bisa memanjatkan doa kepada Allah SWT semoga budi baik dan bantuan-bantuan yang tak ternilai dibalas olehNya sebagai amal kebaikan. Amin yaa rabbal’alamin.

Penulis juga menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang membacanya. amin

Jakarta, Maret 2010 Penulis


(7)

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR TABEL...iv

DAFTAR LAMPIRAN...v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Permasalahan ... 6

1. Identifikasi Masalah ... 6

2. Pembatasan Masalah ... 7

3. Perumusan Masalah... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1. Tujuan Penelitian... 7

2. Manfaat Penelitian... 8

BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teoritis 1. Hakikat Persepsi a. Pengertian Persepsi... 9

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ... 12

c. Proses Terjadinya Persepsi ... 15

2. Hakikat Pendidikan Agama Islam a. Pengertian Pendidikan Agama Islam... 18

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 23


(9)

d. Faktor-Faktor Penghambat dan Penunjang Pendidikan Agama Islam

... 32

B. Kerangka Berpikir ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 37

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 37

C. Populasi dan Sampel ... 37

D. Teknik Pengumpulan Data ... 38

E. Instrument Penelitian... 39

F. Teknik Pengolahan Data... 43

G. Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan ... 45

1. Sejarah Berdiri dan Letak SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan ...45

2. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan ...46

3. Struktur Organisasi SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan 48 4. Sumber Daya ... 50

5. Bidang Pelayanan ... 55

6. Kegiatan Ekstra Kurikuler ... 56

B. Pelaksanaan PAI di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan 57

1. Kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan... 57

2. Faktor-faktor penghambat dan penunjang pelaksanaan PAI di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan. ... 57

C. Analisa dan Interpretasi Data... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 76


(10)

DAFTAR PUSTAKA... 79 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi Instrument Penelitian ( Sebelum divalidasi) ... 40

Tabel 2 Kisi-kisi Instrument Penelitian (Sesudah divalidasi)... 41

Tabel 3 Ketentuan Skala Prosentase ... 44

Table 4 Keterangan Struktur Organisasi SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan ...49

Tabel 5 Keadaan Guru SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan ... 50

Tabel 6 Keadaan Staf Tata Usaha ... 53

Tabel 7 Keadaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan menurut jumlah dan kondisi... 54

Tabel 8 Keadaan siswa-siswi SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan ... 56

Tabel. 9 Siswa mengikuti pelajaran PAI dengan baik... 58

Tabel 10 Saya suka membaca materi PAI sebelum diterangkan guru ... 59

Tabel 11 Apabila tidak mengerti, saya bertanya pada guru PAI ... 59

Tabel 12 Saya melihat, mendengarkan serta memahami penjelasan guru PAI 60 Tabel 13 Saya yakin mampu mengerjakan tugas PAI, walaupun dianggap sukar oleh ...61

Tabel 14 Aktif bertanya ketika pelajaran PAI ... 61

Tabel 15 Sebagai orang Islam saya meyakini akan adanya hari akhir oleh karena itu saya selalu beribadah dengan sungguh-sungguh... 62

Tabel 16 Saya meyakini bahwa setiap musibah adalah cobaan oleh karena itu saya bersabar dalam menghadapinya dan berusaha keluar dari masalah dan musibah itu. ...63

Tabel 17 Saya yakin Allah akan merubah nasib saya, jika saya berusaha. ... 64

Tabel 18 Sebagai orang Islam saya yakin bahwa Allah mendengar segala doa-doa ...64

Tabel 19 Sebagai orang Islam saya meyakini akan adanya malaikat Rakib oleh karena itu saya selalu berbuat baik ... 65

Tabel 20 Al-Qur’an adalah kitab suci orang Islam, oleh karena itu saya wajib membacanya. ... 66


(12)

Tabel 21 Shalat lima waktu wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang sudah

baligh/dewasa ... 66

Tabel 22 Puasa di bulan Ramadhan adalah wajib, oleh karena itu saya berusaha menjalankannya walaupun berat untuk dilaksanakan... 67

Tabel 23 Saya melakukan shalat karena kesadaran saya sendiri. ... 68

Tabel 24 Pergi haji merupakan kewajiban bagi orang yang mampu ... 69

Tabel 25 Zakat fitrah pada bulan ramadhan wajib dikeluarkan bagi orang yang mampu ...69

Tabel 26 Shalat merupakan kewajiban umat Islam, maka saya melaksanakan shalat tanpa keterpaksaan. ... 70

Tabel 27 Saya selalu memberi salam jika bertamu di rumah orang lain... 71

Tabel 28 Menjawab salam adalah wajib hukumnya oleh karena itu saya wajib menjawabnya apabila ada orang yang memberi salam... 71

Tabel 29 Saya berusaha menolong teman yang sedang dalam kesulitan, karena tolong menolong adalah kewajiban sesama manusia. ... 72

Tabel 30 Sesama teman tidak boleh saling bermusuhan. ... 73

Tabel 31 Sikap bergotong royong adalah sikap yang terpuji... 73

Tabel 32 Jika teman kamu bersalah, maka kamu akan memaafkannya ... 74

Tabel 33 Terhadap orang tua dan guru saya harus hormat... 75


(13)

Lampiran 1 : Instrumen Penelitian Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Untuk Uji Validasi Instrument

Lampiran 2 : Analisis Item Uji Coba Validitas (Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam )

Lampiran 3 : Data Hasil Uji Coba Validitas Item Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Lampiran 4 : Analisis Item Untuk Perhitungan Reliabilitas Instrument Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Lampiran 5 : Data Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrument Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Lampiran 6 : Instrument Penelitian Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Setelah Uji Coba Validitas Instrument

Lampiran 7 : Data Hasil Penelitian Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Lampiran 8 : Berita Wawancara Kepala Sekolah


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya yaitu Muhammad SAW, untuk disampaikan kepada umat manusia. Agama Islam memberikan pedoman yang menyeluruh, mencakup segala aspek kehidupan.

Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama ini diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti dan benar dalam menjalani hidupnya dan membangun peradabannya. Dengan kata lain agama diwahyukan untuk manusia, bukan manusia tercipta untuk kepentingan agama. Agama merupakan sebuah jalan, dengan bimbingan agama itulah manusia berjalan mendekati Tuhan dan mengharap ridha-Nya melalui amal kebajikan yang berdimensi vertical (ritual keagamaan) dan horizontal

(pengabdian sosial).

Islam merupakan syariat Allah yang diturunkan kepada umat manusia di muka bumi agar mereka beribadah kepada-Nya. Penanaman keyakinan terhadap Tuhan hanya bisa dilakukan melalui proses pendidikan baik di rumah, sekolah maupun lingkungan. Pendidikan Agama Islam merupakan kebutuhan manusia, karena sebagai makhluk pedagogis manusia dilahirkan dengan membawa potensi dapat dididik dan mendidik sehingga mampu menjadi khalifah di bumi, serta pendukung dan pemegang kebudayaan.1

Pendidikan agama mempunyai kedudukan yang tinggi dan paling utama karena pendidikan agama menjamin untuk memperbaiki akhlak anak-anak dan mengangkat mereka ke derajat yang tinggi, serta berbahagia dalam hidup dan kehidupannya.2

Pendidikan Agama Islam harus ditanamkan sejak kecil, sebab pendidikan pada masa kanak-kanak merupakan dasar yang menentukan pendidikan selanjutnya. Oleh sebab itu, seharusnyalah Pendidikan Agama Islam ditanamkan dalam pribadi anak sejak ia lahir bahkan sejak ia dalam kandungan dan dilanjutkan pembinaan pendidikan ini di sekolah.

Dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional, Pendidikan Agama Islam di sekolah memegang peranan yang sangat penting. Oleh karena itu Pendidikan Agama Islam di

1

Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 130

2


(15)

Indonesia dimasukkan ke dalam kurikulum nasional yang wajib diikuti oleh semua anak didik mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi.

Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah umum mempunyai peranan yang sangat strategis, dan signifikan dalam pembentukan moral, akhlak, dan etika peserta didik.3

Bagi umat Islam tentunya pendidikan agama yang wajib diikutinya adalah Pendidikan Agama Islam.4 Dalam hal ini Pendidikan Agama Islam mempunyai tujuan kurikuler yang merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang termaktub dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, yaitu:

“ Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.5

Dalam Pendidikan Agama Islam di sekolah, terdapat beberapa factor pelemah, misalnya: soal keterbatasan waktu dan metode pembelajaran. Bagaimana membelajarkan agama dengan durasi waktu 2 jam perminggu. Siswa yang hanya memperoleh Pendidikan Agama hanya dari bangku sekolah kemungkinan siswa akan mengabaikan ajaran agama yang diterimanya sama sekali, karena kalah dengan lingkungan. Oleh karena itu mereka perlu diberi pelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan, serta keluarga harus mendukung, membantu, dan melengkapi pendidikan agama yang diperoleh di sekolah.6 Jika siswa tidak diberikan pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah dan di dalam keluarga niscaya siswa tersebut jiwanya akan kosong dengan pengetahuan agama, tidak tahu tentang baik dan buruk atau tidak mengerti norma-norma agama dan susila yang kemungkinan nantinya akan cenderung menjadi orang yang tidak taat menjalankan agama dan bahkan acuh tak acuh terhadap ajaran agama.

Mengingat pentingnya Pendidikan Agama Islam dalam mewujudkan harapan setiap orang tua, masyarakat, dan membantu terwujudnya tujuan pendidikan nasional, maka

3

Departemen Agama RI, Kendali Mutu pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Derektorat Jend Pembinaan Kelembagaan Islam, 2001), h. 1

Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi…..h. 140

6


(16)

Pendidikan Agama Islam harus diberikan dan dilaksanakan di sekolah dengan sebaik-baiknya.7

Setiap orang tua berkeinginan mempunyai anak yang berkepribadian baik, dan setiap orang tua bercita-cita mempunyai anak yang shaleh yang senantiasa membawa harum nama orang tuanya, karena baik buruknya kelakuan akan mempengaruhi nama baik orang tuanya. Anak yang saleh yang senantiasa mendoakan orang tuanya merupakan amal baik bagi orang tua yang akan mengalir terus menerus pahalanya walaupun orang itu sudah meninggal dunia, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :

ﻥ! " # $

%&'( # ! )* +,-ﻥ

%.ﻝ 0 %1ﻝ

+23 %4)

%5 6 %5710

ﻝ 1

8

4) # 9

:

Artinya : Dari Abu Hurairah ra. Bahwasanya Rasulullah saw, bersabda: “Jikalau manusia itu sudah meninggal dunia, maka putuslah semua amalnya, kecuali tiga macam : yaitu shadaqah jariyah (yang mengalir kemanfaatannya), ilmu yang bermanfaat, dan anak yang soleh (yang baik kelakuannya) yang senantiasa mendoakan terhadap orang tuanya”.8

Untuk mendukung suksesnya Pendidikan Agama Islam di sekolah, peran guru agama pun sangat penting dalam membina dan mendidik siswa agar menjadi manusia yang taat dalam beragama. Bagi guru Pendidikan Agama Islam tugas dan kewajiban merupakan amanat yang diterima oleh guru atas dasar pilihannya untuk memangku jabatan guru.9 Amanat tersebut wajib dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Allah menjelaskan :

 

!"

#$

%&'

()

*+,

-

!

.#01 2(3

4+5 6

7

"8

9:1 2;

<=0>(

;8

6

?

7

Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi…..h. 137

8

Al-Imam Abi Zakariah Yahya bin Syarof An-Nawawi, Riyadhus Shalihin, Penerjemah Achmat Sunarto, (Jakarta: Pustaka Amani, 1996), h. 89

9


(17)

@A

B

6 2CD

EF

3

6

2

G

1

H

E

I

"J KL 6

M

NO

Artinya: “ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (meyuruh kamu) apabila menetapkan hokum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. Al-Nisa’, 4:58)10

Oleh sebab itu guru seharusnya mengamalkan ilmu yang diajarkannya dan berpegang teguh dengan ajaran agama. Guru agama pun sebagai contoh dan teladan bagi peserta didik dalam akhlak, kelakuan adat kebiasaan, perkataan, perbuatan dan semua gerak-geriknya. Maka jelaslah bahwa pegaruh guru agama besar sekali dalam pendidikan agama di sekolah.

Sekolah merupakan tempat berkumpulnya siswa yang berlatar belakang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, baik dari segi keadaan keluarga, ekonomi, adat istiadat, agama maupun dari segi psikologis seperti persepsi, bakat dan minatnya. Maka akan memunculkan persepsi yang berbeda-beda terhadap pelajaran yang diterima.

Dilihat dari segi psikologis, menurut penulis perbedaan persepsi pada siswa merupakan hal yang menarik, karena setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap objek yang sama. Hal ini dikarenakan berbagai macam factor yang mempengaruhinya.

Persepsi merupakan proses awal dari interaksi manusia dengan lingkungan sekitarnya. Persepsi merupakan proses subjektif pengolahan bagaimana manusia dapat menilai suatu objek. Dalam arti luasnya persepsi merupakan pandangan atau pengertian bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.11 Persepsi merupakan hal yang penting karena pandangan seseorang berperilaku terhadap suatu objek atau individu lain tidaklah sama. Persepsi siswa terhadap pendidikan agama Islam ini perlu diketahui dengan pertimbangan bahwa siswa adalah sasaran utama dari proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dengan demikian dapat dilakukan beberapa penyesuaian yang tepat agar Pendidikan Agama Islam ini mendapat apresiasi yang menarik oleh siswa.

Berkaitan dengan Pendidikan Agama Islam banyak persepsi negatif yang berkembang di kalangan sebagian siswa, berdasarkan pengamatan penulis, persepsi tersebut antara lain:

10

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, ( Bandung: Syaamil Cipta Media), h. 87 Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: pustaka Setia, 2003), h. 445


(18)

Pendidikan Agama Islam tidak menarik, tidak menyenangkan, membosankan, dan lebih memperhatikan pelajaran umum lainnya. Meski demikian, terdapat pula sebagian siswa yang mempunyai persepsi positif bahwa Pendidikan Agama Islam itu sangat penting, bahkan pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah telah diaplikasikan dikehidupan sehari-hari. Seharusnya agama bukan hanya sekedar ritualitas atau hanya memenuhi kewajiban akademis saja bagi siswa, namun Pendidikan Agama Islam pelaksanaannya harus benar-benar dirasakan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengetahui persepsi siswa terhadap Pendidikan Agama Islam, yang akan diuji kebenarannya melalui penelitian. Adapun judul penelitian ini adalah:

“PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”. (Studi Kasus di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan).

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam di sekolah?

b. Apakah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam penting untuk dipelajari di sekolah?

c. Apakah tujuan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam diadakan di sekolah? d. Apa sajakah yang menjadi faktor pelemah dalam mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam?

e. Bagaimana Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah?

f. Bagaimana Persepsi siswa di sekolah terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam?


(19)

Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah dan operasional, penulis membatasi masalah kepada :

a. Persepsi siswa di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam, Persepsi disini yaitu tanggapan atau penerimaan siswa terhadap sesuatu melalui panca indera.

b. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, kelas XI tahun ajaran 2008/2009, yang meliputi:

1. Kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan. 2. Faktor-faktor penghambat dan penunjang pelajaran Pendidikan Agama Islam

di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalahnya sebagai berikut :

a. Bagaimana pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan?

b. Bagaimana persepsi siswa di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan.

b. Untuk mengetahui persepsi siswa di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam.


(20)

Hasil penelitian yang berkenaan dengan persepsi siswa terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, ini diharapkan memberikan manfaat antara lain:

a. Teoritis

Diharapkan dapat memperkaya khazanah kepustakaan kependidikan, khususnya mengenai persepsi siswa terhadap Pendidikan Agama Islam, serta dapat menjadi bahan masukan bagi mereka yang berminat untuk menindak lanjuti hasil penelitian yang berbeda dan dengan sample penelitian yang lebih banyak.

b. Praktis

Hasil penelitian ini diharapkaan memberikan masukan bagi kepala sekolah dan guru untuk dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam guna meningkatkan mutu lembaga pendidikan.

Bagi siswa manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan sikap dan pandangan positif terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam, karena begitu pentingnya pelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga dapat diaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari.


(21)

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Deskripsi Teoritis 1. Hakikat Persepsi

a. Pengertian Persepsi

Kata persepsi berasal dari kata “perception” yang berarti “penglihatan, tanggapan, daya memahami atau menanggapi sesuatu yang diawali dengan penginderaan kemudian di transfer ke otak”.12

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia persepsi adalah “Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya”.13

Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.14

Sedangkan menurut para ahli mendefinisikan persepsi yang bermacam ragam diantaranya menurut Alisuf Sabri, persepsi adalah “proses dimana individu dapat mengenali objek, dan fakta-fakta objektif dengan menggunakan alat-alat indera”.15

Jalaludin Rahmat memaknai bahwa persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, pengalaman atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”.16

Persepsi menurut Abdul Rachman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab adalah “proses yang menggabungkan dan mengorganisasikan data-data indera seseorang (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat menyadari di sekelilingnya termasuk sadar akan dirinya sendiri. Definisi lain menyebutkan bahwa persepsi adalah kemampuan membedakan, mengelompokkan, memfokuskan perhatian terhadap satu

! " # $% &

'

( %) !%$% *% ! " +

*, ! '' & -.(

%/ 0, + , 1" *, ! %! ''(&

,2 0 ! " *% $ $, &

.


(22)

objek rangsang, dalam proses pengelompokkan dan membedakan ini persepsi melibatkan interpretasi berdasarkan pengalaman terhadap satu peristiwa atau objek”.17

Di dalam buku Psikologi Umum yang dikarang oleh Alex Sobur, banyak pengertian persepsi menurut para ahli, diantaranya :

Menurut DeVito, persepsi adalah proses ketika seorang menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang memengaruhi indra orang tersebut.

Yusuf menyebut persepsi sebagai pemaknaan hasil pengamatan. Berbeda dengan Gulo yang menyebut persepsi sebagai proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya.

Bagi Atkinson, persepsi adalah proses saat seseorang mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan.

Menurut Rudolph F. Verderber persepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi. Menurut Jhon R. Wenburg, persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna.18

Persepsi menurut Matlin yang dikutip oleh Prof.Dr, Suharnan,M.S di dalam bukunya yang berjudul Psikologi Kognitif, merupakan suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan didalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh alat indera seperti mata, telinga, dan hidung.19 Melalui persepsi inilah manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa dan pencium.20Aktifitas jiwa manusia mengenali rangsangan-rangsangan yang sampai melalui alat-alat indera dengan kemampuan manusia mengenali lingkungan hidupnya disebut persepsi.21

5 0 , 3 $ % , 0 0 0 , 6 0

! " % '' & %! %7 %7

--7-- %/ 0, .

, , 0 " '' & (

' $%! ! ! " 3 % 8 )!

''(& %! %7 '

9 % " ! " :


(23)

Dalam perspektif ilmu komunikasi, persepsi bisa dikatakan sebagai inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti dari persepsi, yang identik dengan penyandian balik (decoding) dalam proses komunikasi.22

Seseorang menangkap berbagai gejala di luar dirinya melalui lima indera yang dimiliki. Proses penerimaan rangsang ini disebut penginderaan (sensation). Tetapi pengertian akan lingkungan atau dunia disekitarnya bukan sekedar hasil penginderaan saja. Ada unsur interpretasi terhadap rangsang-rangsang yang diterima. Interpretasi ini menyebabkan seseorang menjadi subjek dari pengalamannya sendiri. Rangsang-rangsang yang diterima dan inilah yang menyebabkan seseorang mempunyai suatu pengertian terhadap lingkungan. Proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti disebut persepsi. Persepsi bukan sekedar penginderaan, karena persepsi terjadi setelah suatu penginderaan.23

Dari beberapa perspektif mengenai persepsi, maka penulis dapat menyimpulkan bahwasanya persepsi bukan sekedar proses penginderaan saja, tetapi ada unsur interpretasi di dalamnya. Persepsi juga merupakan sebuah proses pengamatan individu terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan dengan menggunakan indera yang dimilikinya. Hasil proses pengamatan tersebut menjadikan individu sadar terhadap segala sesuatu yang ada didalam lingkungannya. Disamping itu persepsi individu muncul karena adanya aktivitas mengindera, menginterpretasikan dan memberi penilaian terhadap objek-objek fisik maupun sosial yang ada dilingkungannya. Secara singkat persepsi merupakan proses menginterpretasi atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui system alat indera manusia.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan persepsi seseorang terhadap suatu objek yang sama diantaranya menurut Dirga Gunarsa yaitu:

%/ 0, .

( ; ! # ! " # $% - &


(24)

a. Motif, adalah faktor internal yang dapat merangsang perhatian. Adanya motif menyebabkan munculnya keinginan individu melakukan sesuatu dan sebaliknya. b. Kesediaan dan Harapan, hal ini akan menentukan pesan yang mana, yang akan dipilih

untuk diterima selanjutnya sebagaimana pesan yang dipilih itu akan ditata dan diinterpretasi.

c. Intensitas rangsang, kuat lemah rangsang yang diterima, akan sangat berpengaruh bagi individu.

d. Pengulangan suatu rangsang yang muncul atau terjadi secara berulang-ulang akan menarik perhatian sebelum mencapai titik jenuh.24

Sedangkan menurut Bimo Walgito mengemukakan tiga faktor yang berpengaruh terhadap persepsi yaitu :

a. Stimulus yang cukup kuat, stimulus yang melampaui lambang stimulus kejelasan akan banyak berpengaruh terhadap persepsi.

b. Fisiologis dan Psikologis, jika sistem fisiologisnya terganggu hal ini akan berpengaruh dalam persepsi seseorang. Segi psikologis yang mencakup pengalaman, perasaan kemampuan berpikir dan sebagainya. Juga akan berpengaruh bagi seseorang dalam mempersepsi.

c. Faktor Lingkungan, situasi yang melatarbelakangi stimulus juga akan mempengaruhi persepsi.25

Menurut Zikri Neni, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut :

a. Perhatian yang Selektif

Dalam kehidupan manusia setiap saat kita akan banyak menerima banyak sekali rangsang dari lingkungan. Meskipun demikian ia tidak harus menanggapi semua rangsang yang diterimanya untuk itu, individualnya memusatkan perhatian pada rangsang-rangsang tertentu saja, dengan demikian objek-objek atau gejala lain tidak akan tampil kemuka sebagai objek pengamatan.

b. Ciri-ciri Rangsang

11 1 #, ! " ,$0% 6 & %! %7

'5


(25)

Rangsang yang bergerak diantara rangsang yang diam akan lebih menarik perhatian. Demikian juga rangsang yang paling besar diantaranya yang kecil, yang kontras dengan latar belakangnya dan intensitas rangsangnya paling kuat.

c. Nilai dan Kebutuhan Individu

Seorang seniman tentu punya pola dan cita rasa yang berbeda dalam pengamatannya dibanding seorang yang bukan seniman.

d. Pengalaman Dahulu

Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi dunianya.26

Prof. Dr. Suharnan menyebutkan beberapa factor yang mempengaruhi persepsi, yaitu :

a. Familiaritas, Objek-objek yang sudah dikenal akrab akan lebih mudah dipersepsi dari pada objek-objek yang baru atau masih asing.

b. Ukuran, Objek-objek yang ditampilkan dengan ukuran besar akan lebih mudah dipersepsi atau dikenali daripada yang berukuran kecil.

c. Intensitas, Objek-objek yang memiliki warna tajam atau mencolok akan lebih mudah dikenali.

d. Konteks Objek (gerak), Objek-objek yang bergerak cenderung lebih mudah dipersepsi daripada objek yang pasif.27

Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, persepsi disebabkan oleh :

a. Perhatian : Biasanya seseorang tidak menangkap seluruh rangsang yang ada disekitarnya sekaligus, tetapi memfokuskan perhatian pada satu objek saja atau dua objek. Perbedaan focus antara satu orang dengan orang lainnya, menyebabkan perbedaan persepsi antara mereka.

b. Set : adalah harapan seseorang akan rangsang yang akan timbul. Misalnya, pada seorang pelari yang siap di garis “start” terdapat set bahwa akan terdengar bunyi pistol da saat mana ia harus mulai berlari.

.9 % "


(26)

c. Kebutuhan : Kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang, akan mempengaruhi persepsi orang tersebut. Kebutuhan-kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan pula perbedaan persepsi. Misalnya, A dan B berjalan-jalan di pertokoan. A yang kebetulan sedang lapar, mempersepsikan kompleks itu sebagai penuh dengan restoran, sedangkan B yang sedang ingin membeli arloji, mengamati kompleks itu sebgai deretan toko kelontong.

d. Sistem Nilai : Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh terhadap persepsi. Contohnya: bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga miskin mempersepsi mata uang logam lebih besar dari pada ukuran yang sebenarnya. Gejala ini tidak terdapat pada anak-anak yang berasal dari keluarga kaya.

e. Ciri Kepribadian : Ciri kepribadian akan mempengaruhi persepsi. Misalnya, A dan B bekerja disatu kantor yang sama di bawah pengawasan satu orang atasan. A yang pemalu dan penakut, akan mempersepsi atasannya sebagai tokoh yang menakutkan dan perlu dijauhi, sedangkan B yang punya lebih banyak kepercayaan diri, menganggap atasannya sebagai tokoh yang dapat diajak bergaul seperti orang biasa lainnya.

f. Gangguan Kejiwaan : Gangguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan persepsi yang disebut halusinasi.28

c. Proses Terjadinya Persepsi

Tahap awal dari proses persepsi ini adalah sensasi. Sensasi adalah kesadaran akan adanya suatu rangsang. Sensasi sama dengan penginderaan. Semua rangsang masuk dalam diri seseorang melalui panca indera, yang kemudian diteruskan ke otak yang menjadikan sadar akan adanya rangsang tersebut. Rangsang yang sekedar masuk dalam diri seseorang tetapi hanya menyadarinya tanpa mengerti atau memahami rangsang tersebut disebut sensasi. Tetapi jika disertai dengan pemahaman atau pengertian tentang rangsang tersebut dinamakan persepsi. 29

- ! 6 ; ; ! " +, + ! 1 5.&

(

? + @ $ % & + , 1"


(27)

Proses terjadinya persepsi yaitu objek yang menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini disebut proses fisiologis. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba, yaitu stimulus yang diterima melalui alat indera.

Dalam proses persepsi perlu adanya perhatian sebagai langkah persiapan dalam persepsi. Hal tersebut karena keadaan menunjukan bahwa individu tidak hanya dikenai oleh satu stimulus saja, tetapi individu dikenai berbagai macam stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitarnya. Namun tidak semua stimulus mendapat respon individu untuk dipersepsi. Stimulus mana yang akan dipersepsi atau mendapat respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan.30

Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen utama, yaitu:

1. Seleksi, adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang.

3. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk jadi tingkah laku sebagai reaksi. Proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan terhadap informasi yang sampai.

Bagi hampir semua orang, sangatlah mudah untuk melakukan perbuatan melihat, mendengar, membau, merasakan, dan menyentuh, yakni proses-proses yang sudah ada semestinya ada. Namun, informasi yang datang dari organ-organ indera, perlu terlebih dahulu diorganisasikan dan diinterpretasikan sebelum dapat dimengerti, dan proses ini dinamakan persepsi.

Menurut Pareek proses persepsi terbagi menjadi 5, sebagai berikut :


(28)

1. Proses menerima rangsangan, menerima rangsangan atau data dari berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui pancaindera.

2. Proses menyeleksi rangsangan, setelah diterima rangsangan atau data diseleksi. Tidaklah mungkin untuk memperhatikan semua rangsangan yang telah diterima. Rangsangan-rangsangan itu disaring dan diseleksi untuk diproses lebih lanjut. 3. Proses mengorganisasian, rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan

dalam bentuk pengelompokan.

4. Proses penafsiran, setelah rangsangan atau data diterima, si penerima lalu menafsirkan data itu. Dikatakan bahwa telah terjadi persepsi setelah data itu ditafsirkan. Pada dasarnya persepsi memberikan arti pada berbagai data dan informasi yang diterima.

5. Proses pengecekan, setelah data ditafsirkan, si penerima mengambil beberapa tindakan untuk mengecek, artinya bahwa data atau kesan-kesan itu dapat dicek denngan menanyakan kepada orang lain mengenai persepsi mereka.31

Jadi dapat disimpulkan proses persepsi dari berbagai pendapat, bahwa persepsi merupakan komponen pengamatan yang di dalam proses ini melibatkan pemahaman dan penginterpretasian sekaligus.

Adapun Indikator persepsi yang diukur ada tiga: 1.Seleksi(selection)

Seleksi adalah tindakan memperhatikan rangsangan tertentu dalam lingkungan. Hal ini merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak lewat penglihatan, pendengaran, pada saat proses pembelajaran pendidikan agama Islam.

2.Organisasi(organization)

Setelah menyeleksi informasi dari lingkungan, kita mengorganisasikannya dengan merangkainya sehingga menjadi bermakna.

3.Interpretasi(interpretation)

Interpretasi adalah proses subjektif dari menjelaskan persepsi ke dalam cara yang


(29)

dimengerti. Dalam hal ini bisa berupa tindakan atau reaksi yang muncul berupa tindakan-tindakan yang menunjang kearah tercapainya kemampuan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, seperti mudah menghafal, menguasai materi, mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari apabila seorang siswa mempunyai persepsi positif, akan tetapi jika siswa itu mempunyai persepsi negative terhadap Pendidikan Agama Islam muncul berupa tindakan acuh dan tidak peduli terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam, dll.

2. Hakikat Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Secara alamiah, manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan sampai meninggal dunia, mengalami proses tahap demi tahap.

Pola perkembangan manusia yang berproses demikian adalah berlangsung di atas hukum Allah yang ditetapkan oleh Allah SWT sebagai sunatullah.

Pendidikan sebagai usaha dalam membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmaniah juga harus berlangsung secara bertahap. Tidak ada satupun makhluk ciptaan Tuhan di muka bumi ini yang dapat mencapai kesempurnaan atau kematangan hidup tanpa melalui proses.

Pendidikan yang berlangsung melalui proses bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia, dilihat dari prinsip pandangan Islam adalah bersifat tabi’iyah artinya sesuai dengan tabiat hidup manusia, oleh karena itu tidak bertentangan dengan sunatullah yang ditetapkan Allah atas manusia.

Akan tetapi suatu proses yang diinginkan dalam usaha kependidikan adalah proses yang terarah dan bertujuan mengarahkan anak didik (manusia) kepada titik optimal kemampuannya agar terbukti kepribadian yang utuh sebagai manusia.

Untuk mencapai titik optimal perkembangan dan pertumbuhan, manusia harus menempuh proses kependidikan yang berlangsung secara progresif diatas kemampuan dasar masing-masing yang dipelancar dan dipengaruhi factor lingkungan, baik yang disengaja seperti alam sekitar atau pergaulan sosialnya.


(30)

Untuk mendapatkan pemahaman yang jelas tentang pengertian pendidikan agama Islam, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan arti pendidikan itu sendiri agar pembahasan mengenai arti Pendidikan Agama Islam bisa lebih terarah.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pendidikan adalah “Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan, cara mendidik”.32 Kedewasaan yang dimaksud adalah ia harus dapat menentukan diri sendiri dan bertanggung jawab sendiri.33

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 bab 1 Pasal 1 Ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.34

Dalam arti luas makna pendidikan adalah suatu usaha yang sadar yang teratur dan sistematis, yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengarui anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Sedangkan definisi yang kiranya lebih tegas yaitu pendidikan merupakan bantuan yang diberikan dengan sengaja kepada anak dalam pertumbuhan jasmani mapun rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa.35

Kenyataannya, pengertian pendidikan ini selalu mengalami perkembangan, meskipun secara esensial tidak jauh berbeda. Berikut ini dikemukakan sejumlah pengertian pendidikan yang diberikan oleh para ahli, menurut Langeveld, pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu. Pengaruh datangnya dari orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, yang ditujukan kepada orang yang belum dewasa.

( %) !%$% *% ! " +

*, ! '' & %! %7 .(

(( 1 $ *, ; ! ' + , 1" 3%$ 4 3

'''& %! %7 (

( 17 1 = ' A , ''(


(31)

Ahmad D. Marimba mendefinisikan pendidikan yang dikutip oleh Hasbullah merupakan bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Ada beberapa unsur yang terdapat dalam pendidikan antara lain yaitu, usaha yang dilakukan secara sadar, ada pendidik, ada yang dididik, mempunyai dasar dan tujuan, dan ada alat-alat yang dipergunakan.36

Pendidikan menurut Prof. S. Brojonegoro yang dikutip oleh Uyoh Sadulloh, adalah memberi tuntutan kepada manusia yang belum dewasa dalam pertumbuhan dan perkembangan, sampai tercapainya kedewasaan dalam arti rohani dan jasmani.37

Dari beberapa pengertian pendidikan yang diberikan para ahli tersebut, meskipun berbeda secara redaksional, namun secara essensial terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-faktor yang terdapat di dalamnya, yaitu bahwa pengertian pendidikan tersebut menunjukan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan, dan sebagainya.

Penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang di lakukan manusia untuk membantu perkembangan jasmani dan rohani anak didik dalam rangka membentuk kepribadian yang berkualitas menuju arah pendewasaan.

Setelah penulis uraikan pengertian di atas tentang pendidikan secara umum, langkah selanjutnya di bawah ini penulis uraikan pengertian Pendidikan Agama Islam menurut para ahli.

Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama Islam “Suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup”.38

Ahmad D. Marimba menjelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu bimbingan baik jasmani maupun rohani yang berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran dalam Islam.

(. 0, 3 4 # 2 *% " ! & 8%!

%7

(5 , ) 2 0%! " + , 1 ''.& 8%! %7

(

(- 0 , 4 ( + , 1" 3%$ 4


(32)

Prof. H.M. Arifin mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha orang dewasa Muslim yang bertakwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangan.39

Tayar Yusuf mengartikan Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah SWT, sedangkan menurut A. Tafsir pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.40

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran Agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-qur’an dan Al-hadis melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.41

Sedangkan pengertian Pendidikan Agama Islam secara formal dalam kurikulum berbasis kompetensi dikatakan bahwa

“Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Hadis melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam masyarakat hingga terwujudnya kesatuan dan persatuan bangsa.”42

Dari sekian banyak pengertian Pendidikan Agama Islam di atas pada dasarnya saling melengkapi dan memiliki tujuan yang tidak berbeda, yakni agar siswa dalam aktivitas kehidupannya tidak lepas dari pengamalan agama, berakhlak mulia dan berkepribadian utama, berwatak sesuai dengan ajaran agama Islam. Dengan demikian

( 0 , 3 $ % ( ) *

! " 3 4 1 2 *% '' & .

' 0 , 4 1 ( ('

3 $ , ( ! " $ , '' &


(33)

bahwa penididkan Agama Islam yang diselenggarakan pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan menekankan bukan hanya pada pengetahuan tehadap Islam, tetapi juga terutama pada pelaksanaan dan pengamalan agama peserta didik dalam seluruh kehidupannya.

Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa pendidikan agama Islam merupakan bimbingan terhadap anak didik agar berkembang fitrah keberagamaannya melalui pengajaran Agama Islam sehingga anak didik dapat memahami, menghayati dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dan ajaran agama tersebut dijadikannya sebagai pedoman hidupnya atau pandangan hidupnya.

Dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam, yaitu:

a. Usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life)

b. Pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran Islam.

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Sebelum lebih jauh menjelaskan tujuan pendidikan Islam terlebih dahulu dijelaskan apa sebenarnya makna dari tujuan tersebut. Secara etimologi, tujuan adalah “Arah, maksud atau haluan,” Dalam Bahasa Arab “tujuan” diistilahkan dengan “ahdaf ”. Sementara dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan “ purpose ”. Secara terminology tujuan berarti sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan selesai.43

Dalam melakukan suatu kegiatan dan baiknya selalu terarah dan tertuju. Apa yang dicita-citakan membuahkan tujuan. Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan akan dicapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan telah selesai dilaksanakan. Tujuan Pendidikan Agama Islam berisi nilai-nilai ideal yaitu nilai-nilai keislaman. Artinya tertanamnya nilai-nilai Islam ke dalam diri manusia kemudian terwujud dalam tingkah laku.

Tujuan pendidikan di Indonesia di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003, yaitu :

( $ %2 ! " 8 ),! ! * %


(34)

“Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab” 44

Indikator-indikator tujuan pendidikan diatas dapat dikelompokan menjadi empat, yaitu :

a. Hubungan dengan Tuhan, ialah beriman dan bertkwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b. Pembentuk pribadi, mencakup berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju,

tangguh, cerdas, kreatif.

c. Bidang usaha, mencakup terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, produktif.

d. Kesehatan, yang mencakup kesehatan jasmani dan rohani.45

Tujuan pendidikan berfungsi memberikan arah terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga diharapkan terhindar dari segala bentuk penyimpangan, dan tindakan yang kurang efektif dalam pelaksanaan pendidikan. Tujuan pendidikan juga merupakan faktor yang sangat penting, karena merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidikan itu. Demikian pula halnya dalam pendidikan agama, maka tujuan pendidikan agama itu lah yang hendak dicapai dalam kegiatan atau pelaksanaan pendidikan agama.

Secara umum Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran PAI, yaitu (1) dimensi keimanan peserta terhadap ajaran agama Islam; (2) dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama Islam; (3) dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran Islam; dan (4) dimensi pengamalannya, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah diimani, dipahami dan dihayati atau diinternalisasi oleh pesrta didik itu mampu menumbuhkan motivasi dalam

17 1


(35)

dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan, dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi, sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta mengaktualisasikan dan merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara.46

Ahmad Tafsir menyatakan bahwa, tujuan Pendidikan Agama Islam itu harus meliputi tiga aspek (daerah binaan, domain), yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.47 Untuk aspek kognitif, tujuannya adalah mengembangkan atau membina pemahaman agama Islam agar siswa paham akan ajaran Islam, mengembangkan kemampuan baca tulis al-Qur’an dan tarikh Islam. Pada aspek afektif, tujuan yang ingin dicapai adalah agar siswa menerima ajaran Islam tersebut. Sedangkan pada aspek psikomotorik, tujuan yang ingin dicapai adalah agar siswa terampil melakukan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.48

Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.49

Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah umum adalah segala upaya penyampaian ilmu pengetahuan agama Islam tidak hanya untuk dipahami dan dihayati, tetapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya kemapuan siswa dalam melaksanakan wudhu, shalat, puasa, dan ibadah-ibadah lain yang sifatnya hubungan dengan Allah dan juga kemampuan siswa dalam beribadah yang sifatnya hubungan antara sesama manusia, misalnya zakat, shadaqah, dan lain-lain yang termasuk ibadah dalam arti luas.50

Adapun tujuan Pendidikan Agama Islam di SMA yaitu untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,

. , $ ! (

+ , 1" *A 3%$ 4 3 '' & %! %7(

5-5 $ A 2 ( + , 1" 3%$ 4 3

5& %! %7( -.

- $ A 2 ( -.

3 $ , (


(36)

(-pengamalan, serta pengalaman peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.51

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah meningkatkan keimanan, pemahaman, pengetahuan, pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bernegara. Dengan kata lain dapat dikatakan juga bahwa tujuan akhir dari pendidikan agama Islam adalah membentuk manusia muslim yang bertaqwa kepada Allah yang selalu mengerjakan perinyah-Nya dan meninggalkan segala larangannya.

c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam meliputi lima unsur pokok, yaitu : Al-qur’an, aqidah, syariah, akhlak, dan tarikh.52

Pada tingkat Sekolah Dasar (SD) penekanan diberikan kepada empat unsur pokok, yaitu: Keimanan, ibadah, Al-Qur’an. Sedangkan pada Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) disamping keempat unsur pokok diatas maka unsur pokok syariah semakin dikembangkan. Unsur pokok tarikh diberikan secara seimbang pada setiap satuan pendidikan.53

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam di SMA meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara :

a. Hubungan manusia dengan Allah SWT b. Hubungan manusia dengan sesama manusia c. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri

d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya

0 , 3 $ % ( ) * >

0 , 3 $ % ( ) * >


(37)

Dalam mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam maka ruang lingkup materi PAI (kurikulum 1994) pada dasarnya mancakup tujuh unsur pokok, yaitu, Al-Qur’an Hadist, keimanan, syariah, ibadah, muamalah, akhlak, dan tarikh (sejarah Islam) yang menekankan pada perkembangan politik. Pada kurikulum tahun 1999 dipadatkan menjadi lima unsur pokok, yaitu Al-qur’an, keimanan, akhlak, fiqh dan bimbingan ibadah, serta tarikh/sejarah yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.54

Didalam KTSP ruang lingkup Pendidikan agama Islam dan akhlak mulia yaitu kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

Standar kompetensi kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia bertujuan membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Tujuan tersebut dicapai melalui muatan atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan.

Adapun Standar kompetensi kelompok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk tingkat SMA adalah :

1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja.

2. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, golongan social ekonomi, dan budayadalam tatanan global

3. Berpartisipasi dalam penegakkan aturan-aturan social

4. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat.

5. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain. 6. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai

cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi yang mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.


(38)

7. Menjaga kebersihan, kesehatan, ketahanan dan kebugaran jasmani dlam kehidupan sesuai dengan tuntunan agama.

8. Memanfaatkan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan secara bertanggung jawab.55

Agama Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada rasul Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh manusia, yang mengandung ketentuan-ketentuan (akidah), ibadah dan muamalah (Interaksi Sosial) dan akhlak yang menentukan proses berpikir, merasa, berbuat dan terbentuknya kata hati.

Dengan demikian, secara sistematis bahwa dalam Islam terdapat ajaran yang disebut dengan pokok-pokok ajaran Islam. Yaitu 3 pokok ajaran yang telah disyariatkan Allah kepada rasul Muhammad SAW adalah sebagai berikut, yaitu : akidah/tauhid, syariat dan akhlak (moral).56

a. Akidah

Akidah secara bahasa berarti ikatan, secara terminology berarti landasan yang mengikat, yaitu keimanan. Ajaran Islam sebagaimana dicantumkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah adalah merupakan ketentuan-ketentuan dan pedoman keimanan. Keimanan adalah suatu sikap jiwa yang diperoleh karena pengetahuan yang berproses demikian rupa sehingga membentuk tata nilai (norma) maupun pola perilaku seseorang.57

Pengertian akidah dari segi istilah sering disamakan dengan pengertian keimanan. Sayyid Sabiq ketika mendefinisikan keimanan atau akidah mengatakan bahwa akidah itu terdiri dari enam perkara, yaitu:

1) Ma’rifat kepada Allah, Ma’rifat dengan nama-nama-Nya yang mulia dan sefat-sifat-Nya yang tinggi.

2) Ma’rifat terhadap alam dan yang ada dibalik alam ini. 3) Ma’rifat terhadap kitab-kitab Allah.

, ' + , 1" 3%$ 4 3 ''5

' 5

. ,) ( ! " # 2 ! $ '' & %! %7

-5 0, $ $ ( ! " +,$


(39)

4) Ma’rifat dengan nabi-nabi dan Rasul-rasul.

5) Ma’rifat terhadap hari akhir dan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan itu. 6) Ma’rifat kepada takdir.58

Aqidah adalah awal dan akhir seruan Islam. Ia merupakan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai konsekuensi dari keyakinan ini, maka hanya Allah satu-satunya zat yang wajib disembah, dimohon petunjuk dan pertolongan, dan harus dipatuhi. Aqidah merupakan ajaran yang berlaku sepanjang sejarah manusia, yang dibawa oleh setiap Nabi dan Rasul Allah.

b. Syari’at

Secara harfiah syariat adalah jalan yang harus dilalui oleh setiap muslim. Selain aqidah (pegangan hidup), akhlak (sikap hidup), syariat (jalan hidup) adalah salah satu bagian agama Islam. Menurut ajaran Islam syariat ditetapkan Allah menjadi patokan jidup setiap muslim. Sebagai jalan hidup, ia merupakan the way of life umat Islam. Menurut imam Syafii dalam kitab ar-Risalah, syariat adalah peraturan-peraturan lahir yang bersumber dari wahyu itu mengenai tingkah laku manusia. Dalam rumusan Imam Syafii ada dua hal yang disatukan. Bagian pertama “peraturan-peraturan yang bersumber pada wahyu Allah” menunjuk kepada syariah, sedang bagian kedua “ kesimpulan-kesimpulan yang berasal dari wahyu itu”menunjuk pada fikih. Sebagai ketetapan Allah baik berupa larangan maupun dalam bentuk suruhan, syariat mengatur jalan hidup dan kehidupan manusia.

Dilihat dari segi ilmu hukum, syariat adalah norma hukum dasar yang diwahyukan Allah, yang wajib diikuti oleh orang Islam, baik dalam berhubungan dengan Allah maupun dalam berhubungan dengan sesama manusia dan benda dalam masyarakat. 59

Dalam syari’at ini terdapat ketentuan-ketentuan Agama yang merupakan suatu fasilitas untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam rangka mencapai

- 0 @ (, - *% !% 4%$ ? @ &

+ , 1" 8B ) %1 -5& %! .7 5

, $$ , ( ! " 3 4 1 2 *%


(40)

kebahagiaan di dunia dan di akhirat dengan jalan melaksanakan dan berpegang di bidang ubudiyah dan muamalah.

Ibadah dalam Islam merupakan puncak segala kepatuhan dan inti dari perasaan tentang keagungan zat yang wajib disembah. Ibadah adalah media komunikasi langsung dan integral antara makhluk dan khaliqnya.ibadah juga merupakan sarana konsultatif yang memberi pengaruh sangat dalam antara manusia dengan Tuhan, alam sekitar dan sesama manusia.60

Dalam sejarah Islam ibadah juga memberikan latihan rohani yang diperlukan manusia. Semua ibadah dalam Islam seperti sholat, puasa, haji dan zakat bertujuan membuat roh manusia agar senantiasa tidak lupa kepada Tuhan, bahkan senantiasa dekat pada-Nya, karena dengan demikian dapat mempertajam rasa kesucian yang kuat akan menjadi pengendali hawa nafsu sehingga tidak melanggar nilai-nilai moral, peraturan dan hukum yang berlaku dalam hukum Islam.

c. Akhlak

Akhlak secara etimologi (arti bahasa) berasal dari kata khalaqa, yang kata asalnya khuluqun, yang berarti : perangai, tabiat, adat atau khalqun yang berarti kejadian, buatan, ciptaan. Jadi secara etimologi akhlak itu berarti perangai, adat, tabiat atau system perilaku yang dibuat.61 Secara terminologis ( arti istilah) yang didefinisikan oleh imam Ghazali, akhlak sebagai sifat yang tertanam di dalam jiwa yang menimbulkan bermacam-macam perbuatan dengan gampang/mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Setiap perbuatan manusia yang muncul dari kesadaran jiwa seseorang merupakan akhlak, tanpa pengecualian perbuatan baik maupun perbuatan buruk. Jadi akhlak mencakup semua perbuatan manusia. Perbuatan manusia yang berniali baik disebut akhlak yang mulia/ akhlak terpuji, sedangkan perbuatan manusia yang bernilai buruk disebut akhlak jelek/ akhlak tercela.

.' ? ! < *% !% 4%$ " $ , 2 &

, 0 " *A + $, - & %! (


(1)

L

am

p

ir

an

3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 1 A 4 3 3 2 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 166 2 B 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 163 3 C 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 151 4 D 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 149 5 E 3 3 2 2 3 4 3 2 3 2 3 3 3 2 4 2 2 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 140 6 F 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 133 7 G 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4 2 2 4 3 4 2 3 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 143 8 H 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 4 2 4 4 3 4 4 4 2 4 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 146 9 I 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 4 4 3 2 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 146 10 J 4 3 3 1 4 3 3 3 2 1 3 3 2 3 3 1 4 4 4 3 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 147 11 K 3 3 2 2 2 4 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 1 4 3 3 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 152 12 L 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 150 13 M 3 3 3 2 3 4 2 2 2 2 3 3 4 1 4 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 136 14 N 4 3 2 2 4 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 1 1 4 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 148 15 O 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 2 4 2 1 4 3 3 3 3 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 147 16 P 3 2 2 2 3 3 3 2 2 1 3 3 4 3 4 1 4 4 3 2 2 3 3 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 143 17 Q 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 4 3 3 2 1 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 143 18 R 3 1 2 3 4 4 3 2 2 1 4 2 3 3 4 3 3 4 4 2 3 1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 150 19 S 3 3 2 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 2 2 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 141 20 T 3 3 2 2 3 3 3 3 1 2 3 3 4 2 3 3 2 4 4 3 3 3 3 1 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 139 21 U 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 4 3 2 4 4 2 3 1 4 1 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 136 22 V 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 4 3 2 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 128 23 W 3 3 2 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 2 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 143 24 X 3 3 1 1 3 3 2 3 2 2 3 3 4 1 3 1 2 3 3 2 2 2 3 1 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 2 3 3 3 3 3 2 4 119 25 Y 3 2 2 2 2 3 3 3 3 1 3 4 4 3 3 1 2 4 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 126 26 Z 3 3 3 2 2 3 2 2 3 1 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 2 4 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 134 27 AA 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 3 2 4 3 4 1 2 4 4 3 3 1 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 149 28 AB 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 3 2 3 3 4 3 1 4 4 2 3 2 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 137 29 AC 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 4 2 4 3 3 4 4 3 3 2 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 134 30 AD 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 150 4289 Jumlah

ANALISIS ITEM UJI COBA INSTRUMENT PERSEPSI SISWA TERHADAP PAI


(2)

NO

X

Y

X.Y

t

hitung

t

tabel

Status

1

96

312

4289

616067

13785

0,511

0,361

valid

2

85

253

12199

0,250

3

75

199

10786

0,344

4

66

156

9506

0,397

valid

5

89

279

12831

0,514

valid

6

99

333

14195

0,306

7

86

252

12371

0,604

valid

8

84

242

12038

0,205

9

78

216

11192

0,208

10

58

122

8339

0,278

11

91

283

13022

0,084

12

87

265

12452

0,072

13

103

363

14679

-0,823

14

78

218

11280

0,614

valid

15

105

375

15059

0,323

16

70

184

10068

0,247

17

69

181

9923

0,229

18

113

431

16190

0,279

19

108

396

15445

0,031

20

87

259

12471

0,092

21

77

205

11024

0,106

22

76

210

10939

0,327

23

100

342

14319

0,141

24

65

157

9395

0,473

valid

25

114

438

16340

0,355

26

106

382

15237

0,562

valid

27

106

384

15263

0,656

valid

28

109

403

15672

0,625

valid

29

111

417

15955

0,635

valid

30

104

368

14958

0,609

valid

31

108

396

15536

0,663

valid

32

110

410

15815

0,355

33

108

396

15529

0,614

valid

34

112

424

16098

0,659

valid

35

107

391

15397

0,605

valid

36

108

396

15495

0,378

valid

37

106

382

15214

0,405

valid

38

101

349

14510

0,437

valid

39

103

361

14789

0,435

valid

40

107

389

15380

0,566

valid

41

104

368

14957

0,602

valid

42

102

356

14665

0,505

valid

43

107

389

15393

0,655

valid

44

101

351

14561

0,682

valid

45

110

410

15795

0,495

valid

DATA VALIDITAS PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN PAI

Lampiran 4

9

2

1

6

9

0

2

5

8

1

0

0

8

4

6

4

6

5

6

1

5

4

7

6

6

2

4

1

6

4

0

0

7

7

4

4

7

7

4

4

8

1

0

0

8

2

8

1

6

2

4

1

8

1

0

0

7

0

5

6

7

5

6

9

7

9

2

1

8

8

3

6

6

2

4

1

6

4

0

0

5

6

2

5

5

0

4

1

7

0

5

6

4

4

8

9

5

0

4

1

5

3

2

9

7

9

2

1

6

5

6

1

5

3

2

9

8

1

0

0

0

0

2

1

0

2

0

8


(3)

Lampiran 5

DATA RELIABILITAS PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA

PELAJARAN PAI

.

(

''

'

'-..

.

-

5

-.

5-

-.

5

'.

(-'.

(-'

'(

5

'

(.-'-

( .

'-

( .

'5

(

'-

( .

'.

(-'

(

'(

(.

'5

(-'

(.-'

( .

'5

(-'

(

'

'

( )

0

,

16

30

30

96

312

2

2

1

=

=

σ

( )

0

,

24

30

30

108

396

2

2

31

=

=

σ

( )

0

,

36

30

30

66

156

2

2

4

=

=

σ

( )

0

,

24

30

30

108

396

2

2

33

=

=

σ


(4)

( )

0

,

49

30

30

89

279

2 2 5

=

=

σ

( )

0

,

19

30

30

112

424

2 2 34

=

=

σ

( )

0

,

18

30

30

86

252

2 2 7

=

=

σ

( )

031

30

30

107

391

2 2 35

=

=

σ

( )

0

,

50

30

30

78

218

2 2 14

=

=

σ

( )

0

,

24

30

30

108

396

2 2 36

=

=

σ

54

,

0

30

30

65

157

2 2 24

=

=

σ

( )

0

,

25

30

30

106

382

2 2 37

=

=

σ

(

)

0

,

25

30

30

106

382

2 2 26

=

=

σ

( )

0

,

29

30

30

101

349

2 2 38

=

=

σ

(

)

0

,

31

30

30

106

384

2 2 27

=

=

σ

( )

0

,

24

30

30

103

361

2 2 39

=

=

σ

( )

0

,

23

30

30

109

403

2 2

28

=

=

σ

(

)

0

,

24

30

30

107

389

2 2 40

=

=

σ

( )

0

,

21

30

30

111

417

2 2 29

=

=

σ

( )

0

,

25

30

30

104

368

2 2 41

=

=

σ

( )

0

,

25

30

30

104

368

2 2 30

=

=

σ

(

)

0

,

30

30

30

102

356

2 2 42

=

=

σ

( )

0

,

24

30

30

107

389

2 2 43

=

=

σ

( )

0

,

36

30

30

101

351

2 2 44

=

=

σ

( )

0

,

22

30

30

110

410

2 2 45

=

=

σ


(5)

09

,

7

22

,

0

36

,

0

24

,

0

30

,

0

25

,

0

24

,

0

24

,

0

29

,

0

25

,

0

24

,

0

31

,

0

19

,

0

24

,

0

24

,

0

25

,

0

21

,

0

23

,

0

31

,

0

25

,

0

54

,

0

50

,

0

18

,

0

49

,

0

36

,

0

16

,

0

2

=

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

=

b

σ

(

)

(

)

4

,

62

30

3

,

208333

210208

30

30

2500

210208

2 2

2

=

=

=

=

N

N

total

skor

r

kuadratsko

c

σ

(

)

24

1

0

,

11

1

,

041

0

,

89

0

,

926

25

4

,

62

09

,

7

1

1

25

25

1

1

2

2

=

×

=

×

=

=

=

t b

k

K

σ

σ

α


(6)

L

am

p

ir

an

7

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

1 A 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 94

2 B 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 91

3 C 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 89

4 D 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 92

5 E 4 2 3 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 86

6 F 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 82

7 G 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 76

8 H 2 2 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 4 84

9 I 3 2 2 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 85

10 J 3 2 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 86

11 K 3 2 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 79

12 L 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 86

13 M 3 2 3 3 2 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 81

14 N 3 1 2 3 3 1 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 81

15 O 4 4 4 2 2 3 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 87

16 P 4 3 4 3 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 90

17 Q 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 89

18 R 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 91

19 S 3 3 2 4 3 3 4 4 4 2 2 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 84

20 T 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 89

21 U 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 88

22 V 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 71

23 W 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 88

24 X 4 2 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 88

25 Y 3 3 2 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 78

26 Z 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 89

27 AA 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 94

28 AB 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 92

29 AC 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 91

30 AD 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 87

31 AE 3 3 3 3 2 2 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 78

32 AF 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 84

33 AG 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 2 83

34 AH 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 88

35 AI 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 83

36 AJ 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 84

37 AK 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 85

38 AL 4 3 3 3 4 3 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 86

39 AM 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 4 4 85

40 AN 4 4 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 86

41 AO 4 4 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 85

42 AP 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 86

43 AQ 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 88

44 AR 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 81

45 AS 2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 82

46 AT 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 88

47 AU 1 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 85

48 AV 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 84

49 AW 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 89

50 AX 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 88

4286

DATA HASIL PENELITIAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN PAI