Pengaruh strategi spiritual teaching terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI (Al-Islam) SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan

(1)

PENGARUH STRATEGI SPIRITUAL TEACHING

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN

PAI (AL-ISLAM) SMP MUHAMMADIYAH PARAKAN

TANGERANG SELATAN

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

Puji Sendari

NIM: 18100110000034

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2014 M/1436 H


(2)

(3)

Motto

Barang siapa yang tidak tahu nikmatnya

waktu belajar,


(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

ABSTRAK

Puji Sendari (18100110000034) “Pengaruh Strategi Spiritual Teaching Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI (Al-Islam) SMP

Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan”. Jurusan Pendidikan Agama

Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Strategi spiritual teaching adalah rencana cermat melalui sebuah proses penyampaian dan penanaman pengetahuan atau keterampilan yang berkaitan dengan suatu mata pelajaran, kepada siswa yang dilakukan oleh guru dalam kerangka pengabdian kepada Allah swt sebagai Sang Maha Pemilik Ilmu, dalam praktek model pembelajaran strategi spiritual dengan cara mencintai profesi dan anak didiknya. Motivasi adalah keadaan internal organisme yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi spiritual teaching dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam (Al-Islam) dan hubungannya dengan motivasi belajar siswa tersebut, khususnya di SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif korelatif dengan metode survai tehnik korelasional, yaitu memusatkan perhatian pada pengumpulan data dalam kondisi dan waktu tertentu dari kedua variabel yang diteliti, kemudian dikorelasikan guna menjawab masalah yang telah dirumuskan.

Adapun subjek penelitian ini adalah siswa/siswi SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014 yang seluruhnya berjumlah 270 siswa.

Dari penelitian yang penulis lakukan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa dari hasil perhitungan korelasi tata jenjang spearman diperoleh koefisienkorelasi  sebesar 0,911. Nilai rtable angka kritik product spearman pada taraf signifikansi

0,05 dan 0,01 adalah sebesar 0,364 dan 0,478. Dengan demikian rhitung lebih besar

dari rtabel yaitu 0,364 < 0,911 > 0,478 yang berarti terdapat hubungan yang positif

antara variabel X dengan variabel Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara strategi spiritual teaching dengan motivasi belajar siswa pada pelajaran PAI (Al-Islam).

PUJI SENDARI


(9)

(10)

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Sang Penguasa Alam. Hanya karena takdir dan iradat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan, walaupun sedikit banyak terdapat halangan dan rintangan. Shalawat dan salam senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah menjadi sinar terang dalam perjalanan hidup umat manusia, semoga kita mendapatkan syafaatnya kelak dihari akhir. Amin.

Penyusunan skripsi ini merupakan kajian singkat tentang “PengaruhStrategi Spiritual Teaching Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI

(Al-Islam) SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan” .Selama

penyusunan skripsi ini, dan penulis belajar di FakultasTarbiyah dan Keguruan Prodi Penddikan Agama Islam (PAI), tidak sedikit bantuan dari berbagai pihak yang penulis telah dapatkan.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Nurlena Rifa‟i, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Abdul Madjid Khon, M.A, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. DR. Sururin, MA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan banyak waktu, tenaga dan fikiran untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak dan ibu dosen jurusan PAI yang telah mentransfer ilmu selama perkuliahan.

5. Jonisar, SE Kepala SMP Muhammadiyah Parakan, dewan guru, Agung Setiawan, ST selaku wakasek, dan siswa/siswi SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan yang telah memberikan izin penelitian dan kerjasama yang baik dalam memberikan data-data yang diperlukan penulis dalam penelitian ini.


(11)

6. Secara khusus skripsi ini Penulis persembahakan kepada kedua orang tua Penulis yang tercinta, Ayahanda Suman dan Ibunda Sarmi sebagai ungkapan terima kasih yang tiada terhingga yang telah membesarkan dan mendidik Penulis dengan penuh cinta dan kasih sayang.

7. Suami tercinta Irwan Tumanggor dan Kakak dan adik tersayang, DR. H. Salman Tumanggor, Hj. Mulyanah, S.Pd, Dwi Prayitno, Aning Fitriyaningsih, Sambodo, Gita Nurdiati, Slamet Sugiharto terima kasih atas dorongan semangat tiada tara dan membantu Penulis baik Moril maupun Materiil sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman yang dengan setia menemani, NaniSeftyaningsih, S.Pd.I, Ir. Dwi Arti Yulianingsih, Nuryeti dan teman-teman seperjuangan kelas DMS PAI-B angkatan 2011 yang tidak bias Penulis sebutkan satu per satu, kalian semua yang terhebat dan dari kalianlah Penulis banyak belajar segalahal yang Penulis belum tahu dalam hidup ini. Terima kasih untuk semua perjalanan indahnya selama kurang lebih 4 tahun kita bersama. 9. Terima kasih juga kepada semua pihak yang turut serta membantu dalam

kelancaran penyusunan skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan semua pihak di dalamnya, penulis hanya mampu mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga kebaikannya mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Mudah–mudahan skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca skripsi ini.

Penulis

PujiSendari 18100110000034


(12)

DAFTAR ISI MOTTO

LEMBAR PERNYATAAN

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah... 4

C.Pembatasan Masalah ... 5

D.Perumusan Masalah ... 5

E.Tujuan Penelitian ... 6

F. Kegunaan Peneitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A.Deskripsi Teoritik ... 7

1. Strategi Spiritual Teaching ... 7

a. Pengertian Strategi Spiritual Teaching ... 7

b. Strategi Spiritual Teaching dalam pembelajaran PAI (Al-Islam) ... 8

2. Motivasi Belajar ... 11

a. Pengertian Motivasi Belajar ... 11

b. Pentingnya Motivasi dalam Upaya Belajar dan Pembelajaran ... 12

c. Macam-Macam Motivasi Belajar ... 13

3. Pendidikan Agama Islam ... 15

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 15

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 15

c. Pendekatan Pendidikan Agama Islam ... 17

d. Pendekatan Spiritual Teaching dalam Pembelajaran PAI (Al-Islam) ... 19

B.Hasil Penelitian yang Relevan ... 20

C.Kerangka Berpikir ... 21

D.Hipotesis Penelitian/Pertanyaan penelitian ... 22


(13)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

B. Metode dan Desain Penelitian ... 23

C. Populasi dan Sampel ... 24

D. Teknik Pengumpulan Data ... 24

E. Instrumen Penelitian ... 26

F. Teknik Analisis Data ... 28

G. Hipotesis Statistik ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 31

1. Latar Belakang Berdirinya SMP Muhammadiyah ParakanTangerang Selatan ... 31

2. Visi danMisi SMP Muhammadiyah Parakan ... 34

3. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan ... 36

4. Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Muhammadiyah Parakan ... 39

B. Deskripsi Data ... 40

1. Strategi Spiritual Teaching ... 41

2. Motivasi Belajar Siswa ... 43

C. Pengujian Hipotesis ... 45

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 45

E. Keterbatasan Penelitian... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 47

B. Implikasi ... 48

C. Saran ... 48

Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran Daftar Riwayat Hidup


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi tentang Strategi Spiritual Teaching ... 27

Tabel 3.2 Kisi-Kisi tentang Motivasi Belajar Siswa... 28

Table 3.3 Pedoman Pemberian Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi ... 30

Tabel 4.1 Kegiatan Ekstrakurikuler SMP Muhammadiyah Parakan Tahun Pelajaran 2014-2015 ... 34

Tabel 4.2 Guru SMP Muhamamadiyah ParakanTangerang Selatan Tahun Ajaran 2014-2015 ... 37

Tabel 4.3 Jumlah Siswa SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan Menurut Tingkat dan jenis Kelaminnya ... 38

Tabel 4.4 Jumlah Pegawai SMP Muhamadiyah Parakan ... 38

Tabel 4.5 Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Muhammadiyah Parakan ... 39

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Data Spiritual Teaching (X) ... 42

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Data Motivasi Belajar Siswa (Y) ... 44


(15)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 DistribusiFrekuensi Data Spiritual Teaching (X) ... 42 Grafik 4.2 DistribusiFrekuensi Data MotivasiBelajarSiswa (Y) ... 44


(16)

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Dalam struktur ajaran Islam, pendidikan akhlak adalah yang terpenting. Penguatan akidah adalah dasar. Sementara, ibadah adalah sarana, sedangkan tujuan akhirnya adalah pengembangan akhlak mulia.1 Rasulullah saw. Bersabda:

ْ َ َ

َلاَق َُْ ُها َييضَر َةَرْ يَرُ ْيَِا

:

مَلَسَ يْيَلَ ُها ىَلَص يها ُلْوُسَر َلاَق

:

اًناَْْيا َْْييمْؤُمْلا ُلَمْكَا

اًقُلُخ ْمُهُ َسْحَا

.

ْميهيئاَسييل ْمُكُراَييخ ْمُكُراَييحَ

(

يذمرلا ا ر

.

َلاَقَ

:

ٌ ْيي َص ٌ َسَح ُ ْيي َح

)

Dari Abu Hurairah ra, berkata : Rasulullah saw. bersabda:”orang mukmin yang paling sempurna imannya yaitu orang yang paling baik budi pekertinya di antara mereka, dan orang yang paling baik di antara kamu sekalian yaitu orang yang paling baik terhadap isterinya”. (HR. At-Turmudzy)2

Dalam hadits lain Rasulullah saw bersabda:

َلاَق اَمُهْ َ ُها َييضَر يصاَعْلا ي ْب يرْمَ ي ْب يها ي ْبَ ْ َ َ

:

مَلَسَ ْيَلَ ُها ىَلَص يها ُلْوُسَر ْ ُكَي ََْ

ُلْوُقَ ي َناَك َ اًشِ َفَ تُم َاَ اًشيحاَف

:

اًقَاْخَا ْمُكََسْحَا ْمُكيراَييخ ْ يم َنيا

(

يل فقتم

)

Dari Abdullah bin Amr bin Al „Ash ra, berkata : “Rasulullah saw. sama sekali bukanlah orang yang keji dan bukan pula orang yang jahat; dan bahwasanya beliau bersabda: “Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kamu sekalian adalah yang paling baik budi pekertinya”. (HR. Bukhari Muslim)3

Akhlak mulia adalah salah satu tanda kesempurnaan keimanan dan ketakwaan seorang muslim. Karena itu, tidak dikatakan sempurna keimanan dan ketakwaan seorang muslim jika ia tidak memiliki akhlak mulia. Tidak aneh jika baginda Rasulullah saw pun menyebut muslim yang berakhlak mulia sebagai manusia terbaik. Dengan kata lain, hanya akhlak mulia yang dipenuhi dengan sifat kasih

1 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti : Buku Guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013), h. iii

2 An-Nawawi, Riyadhus Shalihin, terj. Muslich Shabir (Semarang : PT Karya Toha Putra, 2004), h. 324-325

3Ibid, h. 324


(18)

sayang sajalah yang bisa menjadi bukti kekuatan akidah dan kebaikan ibadah. Sejalan dengan itu, Pendidikan Agama Islam diorientasikan pada pembentukan akhlak yang mulia, penuh kasih sayang, kepada segenap unsur alam semesta. Hal tersebut selaras dengan Kurikulum 2013 yang dirancang untuk mengembangkan kompetensi yang utuh antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Selain itu, peseta didik tidak hanya diharapkan bertambah pengetahuan dan wawasannya, tapi juga meningkat kecakapan dan keterampilannya serta semakin mulia karakter dan kepribadiannya atau yang berbudi pekerti luhur. Salah satu kompetensi yang dikembangkan adalah Kompetensi Inti memuat kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang dikembangkan ke dalam Kompetensi Dasar. Perubahan perilaku dalam pengamalan ajaran agama dan budi pekerti menjadi perhatian utama.4

Pengembangan kompetensi ini diterapkan dalam pembelajaran PAI, diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang optimal sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu "Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.5

Dengan adanya pendidikan, akan timbul dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba dan memotivasi diri untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Pada intinya pendidikan itu bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.Dalam menjalankan misi dan mencapai tujuan tersebut, seorang guru harus dapat mengantarkan anak didiknya kepada kehidupan yang lebih baik secara spiritual. Dengan demikian akan mengalirkan energi kecerdasan, kemanusiaan dan kemuliaan pada setiap muridnya. Agar dapat mengembangkan potensi itu guru

4ibid, h. vii

5 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) UU RI No. 20 Tahun 2003,


(19)

haruslah memiliki kesiapan mental dan spiritual. Maka dalam proses pembelajaran guru dapat menggunakan suatu strategi spiritual teaching.

Strategi spiritual teaching adalah rencana cermat melalui sebuah proses penyampaian dan penanaman pengetahuan atau keterampilan yang berkaitan dengan suatu mata pelajaran, kepada siswa yang dilakukan oleh guru dalam kerangka pengabdian kepada Allah swt sebagai Sang Maha Pemilik Ilmu, dalam praktek model pembelajaran dengan cara mencintai profesi dan anak didiknya.6 Seorang guru tidak hanya mentransfer pengetahuan (transfer of knowledge) kepada peserta didik tetapi juga dapat membangkitkan suasana hati yang sejuk dan nyaman. Untuk menciptakan suasana tersebut, maka yang harus dilakukan guru adalah mengetuk dan menyentuh hati peserta didik dan guru juga mengajar dengan melibatkan hatinya. Oleh karena itu guru harus memiliki kecerdasan spiritual atau kecerdasan ruhaniah. Dengan adanya kecerdasan ini guru senantiasa menampilkan sosok dirinya yang penuh moral cinta dan kasih sayang.

Guru merupakan kawan bermain, teman dikala susah sekaligus orang tua yang siap membimbing yang selalu memberikan rasa cinta, kasih dan sayang. Murid tidaklah dipandang sebagai obyek yang hanya mempunyai dua pilihan mematuhi peraturan atau hukuman, tetapi murid sebagai satu kesatuan yang utuh dalam interaksi guru dan murid. Guru harus mengetahui kondisi kejiwaan murid dan permasalahan yang dihadapi sehingga guru mampu memberikan solusi yang tepat dan sekaligus dapat memotivasi siswanya.

Motivasi adalah keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah. Ada beberapa fungsi motivasi dalam proses pembelajaran, yaitu memberi semangat terhadap siswa dalam kegiatan belajarnya, memberi petunjuk pada tingkah laku yang selaras dengan peningkatan kemampuan belajar dan pemberi spirit untuk terus belajar dengan baik.7

6Abdullah Munir, Spiritual Teaching agar Guru Senantiasa Mencintai Pekerjaan dan Anak Didiknya, (Yogyakart: Pustaka Insan Madani, 2009), h. 80-82

7Ngainun Naim dan Ahmad Patoni, Materi Penyusunan Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (MPDP PAI), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 62


(20)

Dalam pelajaran PAI sangat erat kaitannya dengan akhlak atau karakter peserta didik. Oleh karena itu guru PAI harus senantiasa memperlihatkan sifat sayang kepada siswanya setiap saat, baik di dalam maupun di luar sekolah. Jika seorang guru bersikap penuh kasih, di mata siswa, guru akan mewujud menjadi sosok yang kharismatik. Siswa akan mencintai guru dengan cara mengidolakannya serta menempatkan ia sebagai sosok yang berwibawa.

Respon balik berupa rasa cinta siswa, lebih lanjut diwujudkan melalui sikap-sikap yang positif. Misalnya kepatuhan, motivasi belajar, kecintaan terhadap tugas, penghormatan, dan rasa ingin selalu menghargai guru yang dicintainya. Sikap-sikap seperti itulah yang akan menimbulkan dampak positif terhadap perkembangan siswa. Dengan begitu, siswa akan merasakan bahwa belajar sudah bukan lagi sebagai kewajiban, tetapi sebagai kebutuhan bahkan keasyikan. Maka akan muncul gairah untuk berprestasi di dalam jiwa siswa. Guru yang mengajar pun, pada akhirnya akan merasakan bahwa mendidik siswa adalah sesuatu yang ringan dan menyenangkan.

Di sekolah perguruan Muhammadiyah terdapat mata pelajaran yang menjadi ciri khas Muhammadiyah, yaitu mata pelajaran Al-Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab. Karena SMP Muhammadiyah merupakan salah satu sekolah umum, sebagaiamana di sekolah umum lainnya yang terdapat mata pelajaran PAI, maka di SMP Muhammadiyah mengganti mata pelajaran PAI dengan Al-Islam. Berdasarkan pernyataan di atas, maka penulisan ini mengambil judul

“Pengaruh Strategi Spiritual Teaching terhadap Motivasi Belajar Siswa pada

Mata Pelajaran PAI (Al-Islam) SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang

Selatan”.

B.

Identifikasi Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang ingin diungkap dalam tulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Dalam mengembangkan potensi siswa diperlukan suatu strategi dalam pembelajaran PAI


(21)

2. Guru belum memiliki langkah-langkah dalam strategi spiritual teaching dalam pembelajaran PAI

3. Adanya metode spiritual teaching dapat memberikan respon balik kepada siswa seperti tingginya motivasi belajar siswa

C.

Pembatasan Masalah

Batasan-batasan masalah yang ditentukan dalam penyusunan skripsi ini, yaitu strategi spiritual teaching, motivasi belajar siswa SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (Al-Islam).

Strategi spiritual teaching adalah rencana cermat melalui sebuah proses penyampaian dan penanaman pengetahuan atau keterampilan yang berkaitan dengan suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa yang dilakukan oleh guru dalam kerangka pengabdian kepada Allah sebagai sang Maha Pemilik Ilmu. Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif atau daya menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu. Dalam hal belajar motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan serangkaian kegiatan belajar. Motivasi siswa dapat timbul dari dalam diri individu (motivasi intrinsik) dan dapat timbul dari luar diri siswa/motivasi ekstrinsik.

Strategi spiritual teaching dalam pembelajaran meliputi guru memiliki rasa kasih sayang dan cinta kepada siswa sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (Al-Islam).

D.

Perumusan Masalah

Dari permasalahan tersebut, perumusan permasalahan yang akan diteliti

adalah sebagai berikut

1. Bagaimanakah strategi spiritual teaching dalam pembelajaran PAI (Al-Islam) di SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan ?


(22)

2. Bagaimanakah motivasi belajar siswa SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan pada mata pelajaran PAI (Al-Islam) ?

3. Apakah terdapat pengaruh antara strategi spiritual teaching terhadap motivasi belajar siswa SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (Al-Islam) ?

E.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Mengetahui strategi spiritual teaching dalam pembelajaran PAI (Al-Islam) 2. Mengetahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI (Al-Islam) 3. Mengetahui pengaruh strategi spiritual teaching terhadap motivasi belajar

siswa SMP pada mata pelajaran PAI (Al-Islam)

F.

Kegunaan Penelitian

1. Bagi Pembaca

Penulisan ini bagi pembaca untuk memberikan gambaran dan mengukur kinerja guru berdasarkan strategi pengajaran yang dilakukan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.

2. Bagi Penulis

Bagi penulis penelitian ini sendiri untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang strategi spiritual teaching, khususnya strategi spiritual teaching diterapkan dalam pembelajaran PAI (Al-Islam)

3. Bagi Dunia Pendidikan

Bagi dunia pendidikan penelitian ini dapat mengembangkan wawasan ilmu dalam dunia pendidikan pada umumnya dan program pengajaran khususnya.


(23)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A.

Deskripsi Teoritik

1.

Strategi

Spiritual Teaching

a.

Pengertian Strategi

Spiritual Teaching

Kata “strategi” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.8

Strategi dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang Rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Sedangkan menurut Kemp sebagaimana dikutip Wina Sanjaya mengartikan strategi sebagai suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.9

Spiritual menurut bahasa adalah batin; kejiwaan, moral dan rohani.10 Spiritual berasal dari kata spirit, yang mana kata spirit mempunyai beberapa arti,yaitu: kehidupan, nyawa, jiwa, dan napas.11 Al-Ghazali mengartikan kata spiritual dengan menggunakan empat istilah, yakni al-qalb, al-ruh, al-nafs, al-aql.Keempat istilah tersebut ditinjaudarisegifisik memiliki perbedaan arti, dalam pengertian pertama al-qalb berarti qalbjasmani (kalbu jasmani), al-ruh berarti ruh jasmanidanlathif,al-nafsberartihawa nafsu dan sifat pemarah, serta al-aql berartiilmu. Sedangkan dalam pengertian kedua, keempat istilah itu

8 Qonita Aliya, Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar, (Bandung : PT Indah Jaya Adipratama, 2009), h. 751

9Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta : Prenada Media Group, 2006), h. 126

10Qonita Aliya, Op.cit, h. 748

11 H. Jalauddin, Psikologi Agama, (Jakarta:Rajawali Pers, 2012),h. 330


(24)

mengandung arti yang sama, yaknijiwaatauspiritualitas manusia yang mempunyai hakikat, diri, dan zat manusia.12

Adapun “Teaching” disini berarti mengajar. Mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Untuk proses mengajar sebagai proses menyampaikan pengetahuan, akan lebih tepat diartikan dengan menanamkan ilmu pengetahuan seperti yang dikemukakan Smith bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau keterampilan (teaching is imparting knowledge)13

Dari sini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan strategi spiritual teaching adalah rencana cermat melalui sebuah proses penyampaian dan penanaman pengetahuan atau keterampilan yang berkaitan dengan suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa yang dilakukan oleh guru dalam kerangka pengabdian kepada Allah sebagai sang Maha Pemilik Ilmu.

Dalam praktek model pembelajaran dengan pendekatan spiritual, dengan cara mencintai profesi dan anak didiknya.Cinta guru terhadap profesinya bisa berwujud profesionalisme, totalitas, ketulusan, kesabaran, dan kerelaan dalam menghadapi resiko-resiko yang harus ditanggung.Adapun cinta guru terhadap siswa diberikan melalui kedekatan, keakraban, penerimaan yang tulus, atau cairnya hubungan yang terbangun bersama mereka. Curahan cinta, kasih dan sayang guru kepada siswaakan menghasilkan sesuatu yang spektakuler, yaitu respons balik dari siswaberupacinta, kepatuhan dan prestasi.

b.

Strategi

Spiritual Teaching

dalam Pembelajaran PAI

Guru mempunyai peran strategis untuk memastikan proses

pembelajaran siswa sesuai dengan pola pikirnya sering “gagal”, karena

12 http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2115260pengertian-strategi-spiritual-teaching/#ixzz2xa1oTDom


(25)

penyajian materi pada umumnya berbentuk klasikal, sehingga sulit menerapkan strategi yang beragam di dalam kelas. Sementara, kemampuan satu siswa dengan lainnya berbeda. Ada salah satu strategi yang sangat sederhana, agar guru menjadi bagian dari kehidupan siswanya, yaitu strategi spiritual teaching. Dengan adanya strategi ini guru dapat menciptakan suasana belajar yang asyik, gembira dan menyenangkan, sehingga dapat membangkitkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran dan mampu mengangkat kemampuan berpikir mereka.

Untuk menciptakan suasana yang menyenangkan, menurut Abdullah Munir, ada beberapa langkah yang diterapkan dalam strategi ini, yaitu14 1) Teladan baik atau mulia.

Keteladanan dalam pendidikan merupakan metode yang berpengaruh dan terbukti paling berhasil dalam mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual, dan etos sosial anak. Di antara keteladan baik yang diterapkan di sekolah adalah sebelum kegiatan belajar mengajar

berlangsung, siswa wajib membaca do‟a dengan khidmad yang

dipandu oleh seorang guru.

Pendidikan dengan memberi teladan secara baik dari pengajar sangat memberi bekas dalam memperbaiki peserta didik, memberi petunjuk, dan mempersiapkannya untuk menjadi anggota masyarakat yang secara bersama-sama membangun kehidupan.15

2) Murid-murid adalah obyek dan sasaran utama dari proses aktivitas belajar mengajar dan pendidikan.

Oleh karena itu, murid unsur utama yang dengannya seorang guru berinteraksi.Kurikulum, sistem pengajaran dan lain-lainnya pada dasarnya dibuat untuk merealisasikan tujuan pengajaran dan pendidikan bagi murid. Berpijak pada posisi murid dalam proses

14Abdullah Munir, Spiritual Teaching agar Guru Senantiasa Mencintai Pekerjaan dan Anak Didiknya, (Yogyakart: Pustaka Insan Madani, 2009), h. 5

15 Dumilah Wicesa At-Tanabany, Mendidik Anak seperti Rasul, (Jakarta : Kunci Aksara, 2012), h. 26-28


(26)

belajar mengajar, maka perlu diletakkan garis-garis besar dan kaidah-kaidah interaksi dengan murid agar tujuan pengajaran dan pendidikan bisa terealisasikan. Tumpuan itu semua adalah akhlak yang baik.16 3) Melembutkan hati

Hati mempunyai peran sangat penting dalam mewarnai aktivitas hidup. Suasana hati yang sedih seringkali menghalangi bentuk-bentuk kreativitas, menyedot banyak energi dan antusias seseorang.17

Apabila seorang guru mampu mengeksplorasi diri sehingga daya tangkap pancaindera siswa meliputi penglihatan, pendengaran, dan rasa dapat dikoordinasikan dengan baik, akan menyelaraskan suasana belajar dengan suasana hati. Dengan suasana hati yang penuh suka cita mampu menjadikan pikiran dan kreativitas mengalir deras, merangsang kuat pada perasaan, ide dan wawasan.18

4) Menyemaikan benih kasih sayang

Mendidik dengan hati, cinta dan kasih sayang merupakan hal yang diperintah oleh Nabi Muhammad saw. Beliau bersabda :

ْم بدا اْ نس ْحا ْمكداْ ا اْ مرْكا

Sayangilah anak-anak kalian dan didiklah mereka dengan budi pekerti yang mulia (HR. Ibnu Majah)19

Bila anak didik dengan penuh rasa cinta, kasih dan sayang, di dalam dirinya akan tumbuh sifat-sifat positif, seperti kepercayaan diri yang tinggi, berani, dan tidak mudah patah semangat.20 Dengan demikian seorang guru ketika mengajar harus dapat mengendalikan emosi dan memberikan rasa kasih sayang kepada siswa-siswanya, karena jika

16 http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2115281-langkah-langkah-strategi-spiritual-teaching/#ixzz2xsMwNQx8

17 Imam Maliki Ralibi, Fun Teaching, (Cikarang : Duha Khazanah, 2008), h. 25

18Ibid, h. 26

19 Jalal al-Din al-Suyuti, al-Jāmi‟ al-Śagīr, (Beirut: Dar al Fikri), tt. h. 49

20Nanang Fatchurrahman, Teaching with Love Pendekatan Cinta dan Akhlak Mulia dalam Pembelajaran,(Jakarata:Izzatul Fitroh Lendean Pustaka, 2008), h. 19


(27)

seorang siswa merasa disayangi oleh gurunya maka ia akan menjadi lebih fokus dan memperhatikan pelajarannya.

5) Beristiqamah diri

Ada beberapa hal bahan motivasi diri agar guru dapat senantiasa menikmati pekerjaannya sehingga bisa beristikamah dalam bekerja, di antaranya adalah a) Ingat janji Allah, b) Mengelola resiko, c) Milikilah totalitas, d) Membandingkan diri dengan orang lain, e) Figur nyata untuk bercermin, f) Membekali dengan segudang keterampilan, g) Luruskan niat, antisipasi masalah21

6) Idikator Cinta

Ada tiga hal yang menjadi indikator cinta seorang guru terhadap profesi dan anak-anak didiknya. Pertama, pasokan energi yang berlimpah. Dalam indikator ini seorang guru harus bersemangat ketika mengajar, dapat mengelola waktu dengan baik dan berusaha untuk selalu hadir.Kedua, kesediaan untuk berkorban. Indikator ini meliputi menciptakan pembelajaran efektif, menerangkan meteri dengan jelas, menguasai materi, menggunakan sumber belajar yang tepat, mengadakan evaluasi.Ketiga, kesiapan untuk selalu memberi yang terbaik.22 Indikator ini meliputi selalu berbuat baik, menjadi suri tauladan kepada siswa, dan memberi penguatan.

2.

Motivasi Belajar

a.

Pengertian Motivasi Belajar

Dalam membahas tentang Motivasi sering kita menemukan beberapa istilah yang mengandung relevansi dengan motivasi.Diantara, kebutuhan, dorongan dan instink.Motivasi adalah suatu konstruk (construct) terjadinya tingkah laku.

Motivasi dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu bergerak

21 Munir, Op.cit., h. 77-95


(28)

melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.23

Menurut Mc. Donald, sebagaimana yang dikutip Zikri Neni Iska motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai

dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap

adanya tujuan.24

Dalam arti luas belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psio-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya.Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.25

Motivasi dalam kegiatan belajar adalah keseluruhan daya pengerak didalam diri siswa yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar.

b.

Pentingnya Motivasi dalam Upaya Belajar dan

Pembelajaran

Motivasi dianggap penting dalam upaya belajar dan pembelajaran dilihat dari segi fungsi dan nilainya atau manfaatnya.Uraian diatas menuunjuukkan, bahwa motivasi mendorong timbulnya tingkah laku dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku. Fungsi motivasi adalah : 1) Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. tanpa motivasi

tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.

2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

23Qonita Aliya, Op.cit, h. 472

24 Zikri Neni Iska, Perkembangan Peserta Didik Persfektif Psikologi, (Jakarta : Kizi Brother‟s,

2011), h. 76

25 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2011, h. 20


(29)

3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.26

Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.Seseorang melakukan usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yag baik. Dengan kata lain, adanya usaha yang tekun, terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.27

c.

Macam-Macam Motivasi Belajar

Dalam membicarakan macam-macam motivasi belajar, penulis hanya akan membahas dari dua macam sudut pandang, yaitu motivasi yang berasal dari dalam pribadi seseorang yang disebut dengan motivasi intrinsik dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang disebut dengan motivasi ekstrinsik.

1. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau fungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.28Motivasi ini dapat terjadi dalam kegiatan belajar, misalnya seorang siswa melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain.

26 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2012), h. 108 27 Sardiman, Op.cit. ,h. 85-86


(30)

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.29 Sebagai contoh seseorang belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya atau temannya.

Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat guru gunakan guna mempertahankan minat anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan. Bentuk-bentuk motivasi tersebut adalah :30

a. Memberi angka b. Hadiah

c. Pujian

d. Gerakan tubuh e. Memberi tugas f. Memberi ulangan g. Mengetahui hasil h. Hukuman

Selain bentuk motivasi di atas, Sardiman menambahkan bentuk motivasi lainnya, yaitu:31

a. Saingan/kompetensi b. Ego-involvement c. Hasrat untuk belajar d. Minat

e. Tujuan yang diakui 29Ibid, h. 91

30 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar mengajar, (Jakarta:Renika Cipta, 2010), h. 149


(31)

Dengan adanya macam-macam motivasi itu, guru dapat mengembangkan dan mengarahkan siswa untuk dapat melahirkan hasil yang bermakna.

3.

Pendidikan Agama Islam

a.

Pengertian Pendidikan Agama Islam

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata didik, yang berarti memelihara dan memberi latihan mengenal akhlak dan kecerdasan pikiran. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dari usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses atau cara perbuatan mendidik.32

Di dalam Peraturan Pemerintah RI No. 55/2007 pasal 1yang terdapat dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa pendidikan agama adalahpendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.33

b.

Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan adalah suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan hal yang penting dalam kegiatan pendidikan, karena tidak saja akan memberikan arah kemana harus dituju, tetapi juga memberikan ketentuan yang pasti dalam memilih materi (isi), metode, alat, evaluasi dalam kegiatan yang dilakukan.

Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang

32Tim Penyusun Pusat Kamus Bahasa, Op. cit, h. 157

33Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) UU RI No. 20 Tahun 2003, (Pamulang : SL Media), 2011, h. 147


(32)

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang:34

1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur;

2) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; 3) sehat, mandiri, dan percaya diri; dan

4) toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.

Pendidikan Agama Islam di sekolah umum dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.35 Selanjutnya, dalam Peraturan Pemerintah RI No. 55/2007 dijelaskan bahwa pendidikan agama bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaanya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.36Dengan demikian pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, pengamatan, dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dalam kurikulum 2013 tujuan Pendidikan Agama Islam dijelaskan secara terperinci, yaitu Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi Inti (KI) dirancang dalam empat kelompok, yaitu berkenaan dengan sikap spiritual (Kompetensi Inti 1), sikap sosial Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Keempat kelompok tersebut menjadi acuan dari Kompetensi Dasar

34 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar, (Batam : Balitbang), 2013, h. 1

35Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) UU RI No. 20 Tahun 2003,

(Pamulang : SL Media), 2011, h. 57


(33)

(KD) dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. 37

Kompetensi Inti (KI) yang terdapat dalam Pendidikan Agama Islam meliputi:38

KI-1. Meghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI-2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KI-3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian.

KI-4. Mencoba, mengolah, dan menyajikan, dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang dalam sudut pandang/teori).

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalahkonten atau kompetensi yang terdiri dari sikap, keterampilan dan pengetahuan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.39

c.

Pendekatan Pendidikan Agama Islam

Berpijak pada rumusan di atas, dalam pembelajaran tersebut dicantumkan dalam kompetensi inti (KI) dan dijabarkan dalam kompetensi dasar (KD). Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka dalam

37Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar, Op.cit, h. 5 38 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan Agama islam dan Budi Pekerti : Buku Guru untuk SMP/MTs Kelas VII, (Jakarta : Politeknik Negeri Media Kreatif), 2013, h. 1


(34)

pelaksanaan PAI guru harus menggunakan pendekatan. Ada beberapa pendekatan yang digunakan PAI, antara lain adalah:

1) Pendekatan pengalaman, yaitu memberikan pengalaman keagamaan kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan.40 Pengalaman diperlukan dan selalu dicari selama hidup, namun tidak semua pengalaman dapat bersifat mendidik (educative experience), karena ada pengalaman yang tidak bersifat mendidik (miseducative experience). Suatu pengalaman yang tidak bersifat mendidik, jika guru tidak membawa anak kea rah tujuan pendidikan, akan tetapi menyelewengkan tujuan itu, mislnya mendidik anak menjadi pencopet. Karena itu ciri-ciri pengalaman yang edukatif menurut Witherington dalam Syaiful Bahri Djamarah adalah berpusat pada suatu tujuan yang berarti bagi anak (meaningful), kontinu dengan kehidupan anak, interaktif dengan lingkungan, danmenambah integrasi anak.41

2) Pendekatan pembiasaan, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk senantiasa mengamalkan ajaran agamanya. Adalah sangat penting menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik pada awal kehidupan anak seperti melaksanakan salat lima waktu, berpuasa, suka menolong orang yang dalam kesusahan dan membantu fakir miskin. Dengan pembiasaan itulah diharapkan peserta didik mengamalkan agamanya secara berkelanjutan.

3) Pendekatan fungsional, yaitu menyajikan ajaran agama Islam dengan menekankan kepada segi kemanfaatannya bagi peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari, sesuai dengan tingkat perkembangannya.42 4) Pendekatan keteladanan, yaitu memperlihatkan keteladanan, baik

yang berlangsung melalui penciptaan kondisi pergaulan yang akrab

40Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 1, h. 170

41Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakrta : PT Renika Cipta, 2002), Cet. 2, h. 61


(35)

antara personal sekolah, perilaku pendidikan dan tenaga pendidikan lain yang mencerminkan akhlak terpuji, maupun yang tidak langsung melalui suguhan ilustrasi berupa kisah-kisah teladan.

5) Pendekatan terpadu, yaitu pendekatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran dengan memadukan secara serentak beberapa pendekatan. Pendekatan terpadu dalam pendidikan agama Islam (Al-Islam) meliputi keimanan, pengalaman, pembiasaan, rasional, emosional, fungsional dan keteladanan.

d.

Pendekatan

Spiritual Teaching

dalam Pembelajaran PAI

(Al-Islam)

Ketika kegiatan belajar mengajar berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat, serta mau memahami anak didiknya dengan segala konsekuensinya. Semua kendala yang terjadi dan dapat menjadi penghambat jalannya proses belajar mengajar, baik yang berpangkal dari perilaku anak didik maupun yang bersumber dari luar diri anak didik, harus dihilangkan. Oleh karena itu guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana. Adapun pendekatan yang dapat digunakan dalam spiritual teaching dalam pembelajaran PAI (Al-Islam) adalah:

1) Pendekatan pembiasaan, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk senantiasa mengamalkan ajaran agamanya. Seperti mengucap

salam, shalat zuhur berjama‟ah, shalat dhuha dan lain-lain.

2) Pendekatan keteladanan, yaitu memperlihatkan keteladanan, baik yang berlangsung melalui penciptaan kondisi pergaulan yang akrab antara personal sekolah, perilaku pendidikan dan tenaga pendidikan lain yang mencerminkan akhlak terpuji, maupun yang tidak langsung melalui suguhan ilustrasi berupa kisah-kisah teladan.

3) Pendekatan emosional

Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada di dalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan masalah perasaan. Seseorang yang mempunyai perasaan pasti dapat merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniah maupun


(36)

perasaan rohaniah. Perasaan rohaniah di dalamnya ada perasaan intelektual, perasaan estetis, perasaan etis, perasaan sosial, dan perasaan harga diri.

Emosi mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian seseorang. Oleh karena itu guru melakukan pendekatan emosional dalam pengajaran PAI. Pendekatan emosional dimaksudkan untuk menggugah perasaan dan emosi anak didik dalam menyakini, memahami, dan menghayati ajaran agamanya.43

4) Pendekatan Pembinaan

Pembinaan adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yg dilakukan secara efisien

dan efektif untuk memperoleh hasil yg lebih baik. Dalam pengajaran PAI pendekatan ini berupa penanaman nilai-nilai akhlak karimah, seperti mengucap salam dan menghargai teman

5) Pendekatan Religius

Religius adalah sifat religi atau keagamaan. Dalam pendekatan ini, guru PAI harus memiliki sifat keagamaan yang dapat diterapkan di sekolah terutama kepada siswa. Misalnya membaca al-Qur‟an sebelum pembelajaran di mulai, melatih siswa menghafal al-Qur‟an dan muhadharah.

B.

Hasil Penelitian yang Relevan

Dari penelitian ini, penulis menemukan beberapa sumber kajian lain yang telah lebih dahulu membahas terkait dengan spiritual teaching dan motivasi belajar siswa pada pelajaran PAI (Al-Islam), yaitu :

Imroatus Sholihah (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 2010) NIM : 06410066. Judul : Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Penerapan Spiritual Teaching dengan Motivasi Belajar pada Mata Pelajaran Pendidikan Agaman Islam di Kelas XI SMA UII Banguntapan Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010.

Subtansi: Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara persepsi siswa tentang penerapan


(37)

spiritual teaching dengan motivasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas XI SMA UII Banguntapan Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010

Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa :

1. Persepsi siswa tentang penerapan spiritual teaching di kelasXI SMA UII Banguntapan Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010 masuk dalam kategori cukup positif.

2. Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas XI SMA UII Banguntapan Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010 termasuk dalam kategori cukup kuat.

3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara persepsi tentang Penerapan Spiritual Teaching (X) dengan Motivasi Belajar pada Mata Pelajaran Pendidikan Agaman Islam (Y) di Kelas XI SMA UII Banguntapan Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010. Hal ini berarti semakin positif persepsi siswa tentang penerapan spiritual teaching, maka semakin kuat motivasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agaman Islam di Kelas XI SMA UII Banguntapan Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010.

Pembeda: Perbedaan dengan penulis terdahulu adalah penulis membahastentangstrategi spiritual teaching yang memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI (Al-Islam), sedangkan penulis terdahulu membahas persepsi siswa tentang penerapan spiritual teaching dalam pelajaran PAI.

C.

Kerangka Berpikir

Keadaan anak-anak di masa kini adalah tantangan agar setiap guru harus lebih mengoptimalkan kedekatan, wibawa dan pengawasan terhadap anak didiknya. Dalam menghadapi tantangan itu di dalam rancangan kurikulum 2013 disebutkan untuk mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik. Untuk mengembangkan sikap tersebut maka guru harus dapat berperan tidak hanya sebagai pemberi perintah dan tugas, tetapi juga agen


(38)

pembentuk sikap dengan memberikan kehangatan yang dibungkus cinta dan kasih sayang.44

Dalam pembelajaran PAI (Al-Islam) Guru dapat membentuk sikap siswa dengan memberikan strategi spiritual teaching dalam pembelajaran PAI (Al-Islam). Strategi spiritual teaching merupakan suatu cara yang dilakukan seorang guru dalam pembelajaran yang didalamnya dimasukkan nilai-nilai keagamaan atau keislaman. Dengan menggunakan strategi ini guru dapat merubah suasana kelas menjadi lebih kondusif dan menyenangkan sehingga peserta didik yang mengikuti pelajaran PAI (Al-Islam) menjadi lebih termotivasi.Motivasi belajar adalah kekuatan tersembunyi di dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas.

D.

Hipotesis Penelitian/Pertanyaan Penelitian

Ha : “Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Strategi Spiritual

Teaching terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP Muhammadiyah

Parakan Tangerang Selatan pada Mata Pelajaran PAI (Al-Islam) ”.

Ho :“Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Strategi Spiritual

Teaching terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP Muhammadiyah

Parakan Tangerang Selatan pada Mata Pelajaran PAI (Al-Islam)”.

44 Nanang Fatchurrahman, Teaching with Love Pendekatan Cinta dan Akhlak Mulia dalam Pembelajaran, (Jakarta : Izzatul Fitroh Lendean Pustaka, 2008), h. 6


(39)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian strategi spiritual teaching dengan motivasi belajar siswa SMP Muhammadiyah Parakan, penulis memulai penelitian dari bulan April 2014 sampai Juni 2014, semester genap Tahun Ajaran 2013/2014. Sekolah ini beralamat di Jl. Pamulang 2 Benda Barat 11 Komp.Ritan RT 03/09 Kelurahan Pondok Benda Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan Banten 15416. Telp. (021) 74701265.

B.

Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai. Hal ini penulis secara langsung ke lapangan tempat penelitian dilaksankan. Data yang digunakan adalah data kuantitatif, dengan menggunakan pendekatan korelasional untuk mengkaji dua variabel, yaitu variabel bebas (X) adalah strategi spiritual teaching terhadap variabel terikat (Y) adalah motivasi belajar siswa.

Untuk mengetahui pengaruh antara hubungan korelasional kedua variable ini, dalam penelitian digambarkan dalam bentuk konstelasi antara variabel X dan variabel Y, seperti gambar di bawah ini :

Korelasi antara variabel strategi spiritual teaching dengan variabel motivasi belajar siswa.

Keterangan :

X = Strategi spiritual teaching Y = Motivasi belajar siswa

X

Y


(40)

C.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang terdiri dari manusia, tumbuhan, peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian. Populasi target dalam penelitian ini adalah siswa SMP Muhammadiyah Parakan Kota Tangerang Selatan yang berjumlah 156 siswa dari jumlah keseluruhan 270 siswa SMP tersebut.

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai representasi atau wakil populasi bersangkutan.45 Untuk menyederhanakan pengumpulan dan pengolahan data, penulis menggunakan teknik random

(random sampling) dari 156 siswa SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang

Selatan, penulis mengambil 30 orang siswa sebagai sampel penelitian.

D.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tiga macam teknik pengumpulan data, yaitu

1. Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.46 Maksud dari observasi ini adalah penulis ingin meihat secara langsung kegiatan pembelajaran itu sendiri, apakah guru yang memiliki spiritual teaching, siswa termotivasi untuk pembelajaran PAI (Al-Islam)

2. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.47 Dalam hal ini penulis menelusuri dokumen-dokumen yang ada di lembaga tersebut, yang di perlukan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Data yang diperoleh dari dokumentasi akan penulis uraikan ke dalam bab 4 gambaran hasil penelitian, antara lain

4545 Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2001), Cet. 5, h. 57

46 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya :2010), Cet. 6, h. 220


(41)

tentang gambaran umum SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan, sejarah singkat berdirinya, visi dan misi sekolah, keadaan guru, dan administrasi guru yaitu RPP PAI (Al-Islam) yang menggunakan pendekatan strategi spiritual teaching.

3. Wawancara atau interview merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden dan mencatat atau merekam jawaban responden. Caranya adalah dengan mengemukakan sejumlah pertanyaan tidak terstruktur kepada objek yang diteliti, yaitu seseorang yang mengetahui motivasi belajar siswa terhadap pelajaran PAI (Al-Islam) yaitu guru dan siswa.

4. Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Penulis membuat dua buah angket yang berkaitan dengan strategi spiritual teaching guru PAI sebanyak 30 pernyataan dan angket yang berkaitan dengan motivasi belajar siswa sebanyak 30 pernyataan dengan empat alternatif jawaban, yaitu

a) tidak pernah b) kadang-kadang c) sering dan d) selalu.

Tiap-tiap jawaban penulis beri skor sebagai berikut: a. Skor jawaban positif

1) Jawaban a skor 1 2) Jawaban b skor 2 3) Jawaban c skor 3 4) Jawaban d skor 4 b. Skor jawaban negatif 1) Jawaban a skor 4 2) Jawaban b skor 3 3) Jawaban c skor 2 4) Jawaban d skor 1


(42)

E.

Instrumen Penelitian

Instrument merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner (angket) untuk memperoleh data tentang strategi guru mengenai strategi spiritual teaching (variabel X) dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI (Al-Islam) (variabel Y) di SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan. Pengembangan instrument tersebut didasarkan kerangka teori yang telah disusun. Selanjutnya dikembangkan dalam indikator-indikator kemudian dijabarkan dalam butir-butir pertanyaan.

1. Angket Variabel Strategi Spiritual Teaching dalam Pembelajaran PAI (Al-Islam)

Angket ini disusun untuk mengetahui strategi spiritual teaching yang diterapkan dalam pembelajaran PAI (Al-Islam) di SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan. Selanjutnya kisi-kisi instrumen ini disusun berdasarkan 5 indikator guru yang telah dirumuskan Abdullah Munir, yaitu :

a. Teladan yang baik atau mulia

b. Murid-murid adalah obyek dan sasaran utama dari proses aktivitas belajar mengajar dan pendidikan

c. Melembutkan hati dan menyemaikan benih kasih sayang d. Beristiqamah diri


(43)

Tabel 3.1

Kisi-Kisi tentang Strategi Spiritual Teaching

Sub Variabel Indikator Item

Teladan yang baik atau mulia

a. Memulai pembelajaran dengan

berdo‟a

b. Membaca do‟a setelah pelajaran selesai

c. Menjadi tauladan siswa d. Tidak pendendam

1

2

3,4,5,6 7 Murid-murid adalah

obyek dan sasaran utama dari proses aktivitas belajar mengajar dan pendidikan

a. Melindungi dan mendampingi murid

b. Memperhatikan siswa yang lemah

8,9, 10,11,12

13, 14, 15, 16

Melembutkan hati dan menyemaikan benih kasih saying

a. Menyayangi setiap murid b. Memaafkan kesalahan murid c. Dapat menguasai diri

17, 18 19, 20 21, 22 Beristiqamah diri a. Memiliki totalitas

b. Figur nyata untuk bercermin c. Membekali dengan segudang

keterampilan

23 24, 25 26

Indikator cinta a. Pasokan energi yang berlimpah b. kesediaan untuk berkorban c. kesiapan untuk selalu memberi

yang terbaik

27, 28 29 30

2. Angket Variabel Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI (Al-Islam)

Angket ini digunakan untuk mendeskripsikan motivasi belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran PAI (Al-Islam). Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:


(44)

1. Mendorong timbulnya tingkah laku 2. Motivasi sebagai pengarah

3. Motivasi sebagai penggerak

4. Motivasi dalam mempertahankan minat

Tabel 3.2

Kisi-Kisi tentang Motivasi Belajar Siswa

Sub Variabel Indikator Item

Mendorong timbulnya tingkah laku

Mempersiapkan diri dalam belajar Meluangkan waktu belajar

1, 2, 3, 4, 5,6 7, 8, 9, 10 Motivasi sebagai

pengarah

Mendapatkan hasil yang baik Tidak lekas puas

11, 12, 13, 14 15, 16, 17, 18, 19, 20 Motivasi sebagai

penggerak

Menyelesaikan tugas 21, 22, 23, 24, 25, 26 Motivasi dalam

mempertahankan minat

Memberikan hasil ulangan 27, 28, 29, 30

F.

Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, langkah selanjutnya adalah pengolahan data untuk membuktikan hipotesa. Dalam analisa data penulis menggunakan analisa statistik, dengan menggunakan pendekatan pengaruh dua variabel, yaitu variabel strategi spiritual teaching (variabel X) dan motivasi belajar siswa (variabel Y), dengan cara menghitung koefisien korelasi antara varibel X dan variabel Y menggunakan rumus korelasi Tata Jenjang dari

Spearman48


(45)

Keterangan :

 : Angka Indeks Korelasi Tata Jenjang

6 & 1 : Bilangan konstan (tidak boleh diubah-ubah) D : Selisih dari tiap pasangan ranking n : Banyaknya pasangan data

G.

Hipotesis Statistik

Pada bagian akhir bab II telah dijelaskan tentang hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis selalu dirumuskan dalam bentuk hipotesis nol (H0) dan

hipotesis alternative (H1).

H0 : “Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Strategi Spiritual Teaching terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI (Al-Islam) SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan”.

H1 :“Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Strategi Spiritual Teaching terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI Kelas VII SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan”.

Berdasarkan hipotesis penelitian di atas dapat dirumuskan dengan menggunakan hipotesis statistik, yaitu

Ekspresi H1 adalah hipotesis penelitian, sedangkan H0 adalah negasi atau

ingkaran dari H1 yang akan diuji melalui data sampel secara statistik. Jadi dalam

pengujian hipotesis yang diuji adalah H0, sedangkan kesimpulan mengenai H1

adalah konsekuensi logis dari hasil pengujian H0. Hal ini mengandung arti jika H0

H0: ρ ≤ 0

H1

:

ρ > 0 6 ∑ D2  = 1 –


(46)

di tolak maka H1 diterima dan sebaliknya. Untuk dapat memberi interpretasi

terhadap kuatnya hubungan variabel X dan Y, digunakan tabel berikut :

Tabel 3.3

Pedoman Pemberian Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi

Keterangan

0,00-0,199 Tidak ada korelasi 0,20-0,399 Korelasi rendah 0,40-0,599 Korelasi sedang 0,60-0,799 Korelasi kuat 0,80-1,000 Korelasi sangat kuat

Jika koefesien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan

searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefesien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah (dan sebaliknya).


(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Latar Belakang Berdirinya SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan

SMP Muhammadiyah Parakan Pondok Benda didirikan pada hari Sabtu, 01 Juli 2003 bermula dari jasa besar Hj. Arsa Bin Ritan yang mewakafkan tanahnya seluas 1000 m2 tahun 1989 yang lalu.

Kemudian berdasarkan musyawarah keluarga besar Hj. Arsa Bin Ritan pada tanggal 06 April 2002 di Mushalla At-Taqwa jejak Hj. Arsa di ikuti oleh anak-anaknya bersama seperti Ny. Mulyati, Ny. Mulyanah, Syafrudin dan Supriyadi mewakafkan pula tanah mereka masing-masing 250 m2 dan luas seluruhnya tanah wakaf milik Muhammadiyah seluas 2000 m2. Selanjutnya tahun 2005 dibeli lagi 250 m2 oleh sekolah, dan ditambah lagi 336 m2, sehingga luasnya menjadi 2.586 m2.

Pendiri SMP Muhammadiyah Parakan Pondok Benda didasari kepada keadaan riil masyarakatnya yang masih tertinggal di bidang Pendidikan.Dan untuk mengejar ketertinggalan itu atas dorongan PDM Kab. Tangerang Majelis Dikdasmen bersama-sama dengan Kepala SMK Muhammadiyah 01 Ciputat Drs.Salman Tumanggor,M.Pd., Kepala SMP Muhammadiyah 22 Pamulang Moh.Badrus,S,Pd., dan Kepala SMP Muhammadiyah 17 Drs.Babay Sobari mengupayakan dan mewujudkan adanya bangunan SMP Muhammadiyah di Parakan tersebut.

Atas berkat rahmat Allah SWT. Untuk tahap pertama awal tahun 2003 telah berdiri dengan kokoh dan megah 4 (empat) ruang belajar baru yang permanen yang dilengkapi dengan fasilitas olah raga seperti volley ball, badminton, futsal dan tennis meja selanjutnya, tahun 2007 mendapat bantuan ruang kelas baru sebanyak 2 (dua) lokal dan 1 (satu) ruang untuk laboratorium IPA. Berturut-turut setiap tahun ada penambahan lokal,


(48)

sehingga total lokal dari Perguruan Muhammadiyah Parakan sampai dengan tahun 2010 sebanyak 18 (delapan belas) lokal ruang belajar.

Dan pada awal Juli 2003 telah menerima murid baru untuk pertama kalinya sebanyak 20 orang, dan setiap tahun rata-rata diterima 2 (dua) rombongan belajar.

SMP Muhammadiyah Parakan memperoleh izin operasional dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang No.421.0/584/Dis P&K/2005 tanggal 29 Desember 2005.dan berdasarkan hasil Akreditasi yang dilakukan oleh BAN Sekolah/Madrasah Prov.Banten yang ditetapkan tanggal 14 Desember 2007 SMP Muhammadiyah Parakan Terakreditasi B (80,86).

Saat ini, SMP Muhammadiyah Parakan menempati lantai 1 dan 2 dari bangunan Perguruan Muhammadiyah Parakan, berdampingan dengan sejumlah unit pendidikan lainnya, yaitu TK Islam, SD, SMP dan SMK.

Fungsi pe nge mbanga n SMP Muhamma diya h Parakan adala h mengakses, menginterpretasi, mengkritik, mengkreasi dan mengembangkan kapasitas para peserta didiknya. Kelima fungsi tersebut dibingkai dalam suasana yang Islami, sehingga diharapkan setelah lulus dari SMP Muhammadiyah Parakan, para peserta didik tersebut bisa menghadapi tantangan zaman dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai luhur agama Islam.

Sistem pendidikan yang digunakan di SMP Muhammadiyah Parakan adalah sistem pendidikan dengan jenjang belajar tiga tahun. Dalam masa tersebut para siswa harus dapat mengikuti tats tertib yang berlaku di SMP Muhammadiyah Parakan, termasuk dalam hal ini mereka diharuskan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di seko lah, baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.


(49)

Administrasi Kegiatan Belajar Mengajar

Pembelajaran di SMP Muhammadiyah Parakan dilaksa nakan setiap hari Senin sampai Jum‟at, dengan rincian sebagai berikut:

Hari Senin masuk pukul 06.30 WIB dan pulang pukul 15.00.Hari Selasa sampai Kamis masuk pukul 06.30 WIB dan pulang pukul 13.50 WIB.

Hari Jum‟at KBM dimulai pukul 06.30 WIB dan pulang pukul 11.50 WIB. Setelah siswa melakukan kegiatan ekskul sampai pukul 13.50 WIB. Sementara itu, setiap siswa diwajibkan memakai seragam sekolah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, yaitu:

a. Hari Senin memakai celana panjang/rok panjang putih dan kemeja putih lengkap dasi berwarna biru berlogo Muhammadiyah Parakan. b. Hari Selasa memakai celana panjang/rok panjang bermotif hijau dan

kemeja putih lengkap dengan rompi bermotif serupa c. Hari Rabu memakai seragam Pramuka/Hizbul Wathan.

d. Hari Kamis memakai celana panjang/rok panjang putih dan pakaian batik.

e. Hari Jumat memakai celana panjang/rok panjang putih dan pakaian takwa/koko.

Selain kegiatan pembelajaran di kelas, SMP Muhammadiyah Parakan juga menyelenggarakan sejumlah kegiatan ekstrakurikuler yang, bisa diikuti siswa untuk mengembangkan minat dan bakat mereka, yaitu sebagai berikut:


(50)

Tabel 4.1

Kegiatan Ekstrakurikuler SMP Muhammadiyah Parakan Tahun Pelajaran 2014 – 2015 49

No. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

Nama Pembina Hari Waktu

1 Marawis Syaifullah Jum‟at 13.00-14.30

2 Tapak Suci Tien Wahyu Dwi A,S.Pd.I Kun

Jum‟at 13.00-14.30

3 Hizbul Wathan Khairul Soleh Jum‟at 13.00-14.30

4 Paskibra Tita Jum‟at 13.00-14.30

5 Komupter Agung Setiawan, ST Jum‟at 13.00-14.30 6 Futsal/ Sepak Bola Okrina Irwandi Jum‟at 13.00-14.30 7 Bahasa Inggris Nurazizah, S.Pd.I Jum‟at 13.00-14.30 8 Rohis Hj.Mulyanah HN, S.Pd.I Jum‟at 13.00-14.30 9 Tari Saman Hj. Sugiyanti, SE Jum‟at 13.00-14.30 10 KIR Hasan Nuddin Malau, S.Pd. Jum‟at 13.00-14.30 11 Bulu Tangkis Anto Tumanggor, S.Pd. Jum‟at 13.00-14.30 12 Tenis meja Sukiman, S.Pd Jum‟at 13.00-14.30

2. Visi dan Misi SMP Muhammadiyah Parakan

Dalam upaya memfokuskan tujuan serta mengembangkan aspek-aspek yang termasuk dalam ruang lingkup pendidikan, maka SMP Muhammadiyah Parakan menetapkan visi dan misi sebagai berikut:

Visi

Sumber daya manusia yang islami terampil dan handal serta berwawasan.


(51)

Misi

Untuk mewujudkan visi sekolah SMP Muhammadiyah Parakan tersebut, diperlukan suatu misi berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Misi sekolah SMP Muhammadiyah Parakan yang disusun berdasarkan visi di atas, antara lain sebagai berikut.

a. Mendorong SDM yang religius dan berwawasan b. Mendidik SDM yang memiliki kualifikasi uggulan c. Membentuk SDM yang memiliki keterampilan standar

Di setiap kerja komunitas pendidikan, kami selalu menumbuhkan disiplin sesuai aturan bidang kerja masing-masing, saling menghormati dan saling percaya dan tetap menjaga hubungan kerja yang harmonis dengan berdasarkan pelayanan prima, kerjasama, dan silaturahmi. Penjabaran misi di atas meliputi:

a) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.

b) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah.

c) Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat berkembang secara optimal.

d) Menumbuhkan dan mendorong keunggulan dalam penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

e) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa sehingga terbangun siswa yang kompeten dan berakhlak mulia.

f) Mendorong lulusan yang berkualitas, berprestasi, berakhlak tinggi, dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa.


(52)

3. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan

a. Keadaan Guru

Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan. Karena figur seorang guru baik dalam ruang geraknya maupun aktivitasnya selalu diperhatikan oleh siswa.Oleh sebab itu, guru adalah salah satu faktor yang menun jang keberhasilan program pendidikan.

Adapun jumlah guru yang bertugas di SMP Muhammadiyah Parakan Pamulang Tangerang Selatan Selatan pada tahun pembelajaran 2013/2014 ini berjumlah 23 orang.dengan jumlah guru laki-laki sebanyak 10 orang dan guru perempuan sebanyak 13 orang. Berikut adalah tabel keadaan guru SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan

Tabel 4.3

Guru SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan Tahun Ajaran 2014-2015

No Nama Pendidikan

Jenis Kelamin

L/P

Bidang Study

1. Drs. Sukoco DM, MP.d S2 L IPS

2. Jonisar, SE S1 L IPS

3. Agung Setiawan, ST S1 L TIK

4. Hasan Nuddin Malau, S.Pd S1 L IPA 5. Drs. Yusman Nasution S1 L B. Indonesia 6. Ir. Dwi A. Yulianingsih S1 P Matematika 7. Ninin Kairunnisah, A.Md D3 P SBK 8. Tien Wahyu DA, S.Pd S1 P B. Inggris 9. Faisal Multadzam T, S.Pd S1 L B. Inggris 10. Anto Tumanggor, S.Pd S1 L IPS 11. Yayuk Budianti, S.Pd S1 P Matematika 12. Nani Seftyaningsih, S.Pd.I S1 P B. Arab 13. Okrina Irwandi SMA L Penjaskes


(53)

No Nama Pendidikan

Jenis Kelamin

L/P

Bidang Study

14. Farida Aryani, S.Pd S1 P IPA 15. Rahmawati, S.Pd S1 P Al-Islam

16. Diana Azwina, S.Sos S2 P PKn

17. Yayat Hayati Nufus, M.Pd S2 P B. Inggris/KMD

18. Puji Sendari S1 P Al-Islam

19. Sukiman, S.Pd S1 L Penjaskes

20. Jumini, A.Md D3 P Prakarya

21 Ali Buto, S.Pd S1 L KMD

22. Nur Kamaliah S1 P B. Indonesia

23. Untari S1 P Matematika

Sekolah-sekolah Muhammadiyah tidaklah sama dengan sekolah-sekolah umum lainnya. Muhammadiyah menerapkan sistem pendidikan integral, yakni dengan menggabungkan ilmu-ilmu agama (ukhrawi) dengan ilmu-ilmu pengetahuan umum (duniawi). Dengan begitu, lulusan instansi pendidikan Muhammadiyah diharapkan tercetak sebagai pribadi intelek dan berakhlak mulia. Dalam menerapkan ilmu-ilmu agama sekolah Muhmmadiyah memasukkan pelajaran Al-Islam sebagai salah satu cirri khasnya. Sehingga pelajaran PAI diganti dengan pelajaran Al-Islam.

b. Keadaan Siswa-siswi

Jumlah siswa-siswi SMP Muhammadiyah Parakan Pamulang Tangerang Selatan Selatan pada tahun pembelajaran 2013/2014 ini adalah 270 orang yang terdiri dari tiga angkatan dengan masing-masing angkatan terdiri atas 8 rombongan belajar.


(54)

Tabel 4.3

Jumlah Siswa SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan, Menurut Tingkat dan Jenis Kelaminnya.50

Kelas

Jenis Kelamin

Jumlah Jumlah Kelas Pria Wanita

VII 45 38 83 3

VIII 39 34 73 2

IX 35 33 114 3

Jumlah 119 105 270 8

c. Keadaan Karyawan

Keberadaan karyawan sangat diperlukan dalam suatu lembaga pendidikan, karena dapat membantu terlaksananya proses belajar mengajar yang baik dan kondusif. Bisa dibayangkan, seandainya tidak ada orang-orang yang menangani masalah di luar pengajaran yang khusus, maka kegiatan pendidikan di suatu sekolah tidak akan berjalan dengan baik dan terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan.

Tabel 4.4

Matriks Jumlah Pegawai SMP Muhammadiyah Parakan51 No. Status Pegawai Jumlah Pegawai

1. Pegawai Administrasi 2

2. Pustakawan 1

3. Pesuruh 2

4. Penjaga Sekolah 1

Jumlah 6

50Sumber: Dokumentasi SMP Muhammadiyah Parakan 51Sumber: Dokumentasi SMP Muhammadiyah Parakan


(55)

4.Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Muhammadiyah Parakan

SMP Muhammadiyah Parakan memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap sehingga dapat menunjang kegiatan belajar mengajar dengan baik, sarana dan prasarana tersebut diantaranya mulai dari ruang sekolah yang memadai maupun sarana lain seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5

Keadaan Sarana dan PrasaranaSMP Muhammadiyah Parakan 1. Ruang Pendidikan

No Jenis Ruangan Jumlah Kondisi

a. Ruang teori/kelas 8 B

a

ik

b. Ruang laboratorium 2

c. Ruang Infokus 2

d. Ruang perpustakaan/media 1

2. Ruang Administrasi

No Jenis Ruangan Jumlah Kondisi

a. Ruang kepala sekolah 1

B

a

ik

b. Ruang wakil kepala sekolah 1

c. Ruang guru 1

d. Ruang BK 1

e. Ruang TU 1

3. Ruang Penunjang

a. Ruang Ibadah 2

B

a

ik

b. Ruang IPM 1

c. Ruang UKS 1

d. Ruang Bimbingan 1

e. Ruang Serba Guna/Aula 1

f. Koperasi Sekolah 1

g. Kantin Sekolah 1


(56)

B. Deskripsi Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode observasi, dokumentasi, wawancara, dan penyebaran angket.Observasi yang penulis lakukan adalah untuk mengetahui bagaimana strategi spiritual teaching guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Instrument yang digunakan berbentuk checklist yang berisi pengamatan penulis terhadap strategi spiritual teaching guru Pendidikan Agama Islam (Al-Islam). Penulis melakukan observasi langsung ke lapangan untuk mendapatkan data-data yang lebih akurat dengan melihat dan mengamati langsung ke dalam kelas.

Kemudian penulis juga melakukan wawancara dengan guru agama dan siswa, berkaitan dengan masalah strategi spiritual teaching guru Pendidikan Agama Islam (Al-Islam) dan motivasi belajar siswa. Selanjutnya dokumentasi, metode ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang gambaran umum SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan, sejarah singkat berdirinya, visi dan misi sekolah, keadaan guru.

Setelah itu penulis menyebarkan angket.Angket yang penulis gunakan adalah angket tertutup, yaitu pertanyataan dan jawabannya sudah penulis sediakan.Dalam angket tersebut terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) yang dilambangkan dengan X dan variabel terikat (dependent variable) yang dilambangkan dengan Y.

Data variabel X yaitu Strategi Spiritual Teaching dijaring dengan menggunakan instrument berbentuk kuesioner yang disebar kepada 30 responden yaitu siswa SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan.Kuesioner tersebut berbentuk angket tertutup yang terdiri dari 30 butir pernyataan dengan kriteria pemberian skor 1 sampai 4. Karena butir pernyataan berjumlah 30, maka rentang skor teoritik data variabel X adalah skor 1-30 dan skor harapan 30 -120


(1)

Lampiran No

Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 2 4 1 4 4 3 4 2 4 4 3 1 4 2 4 1 4 98

2 3 2 4 2 1 3 2 2 1 3 4 4 4 2 3 2 4 3 2 4 2 2 2 2 4 3 1 2 3 4 80

3 2 2 4 3 4 2 2 4 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 2 4 2 3 2 1 4 3 1 2 1 2 85

4 3 4 3 4 3 4 1 2 3 1 4 4 3 2 4 2 3 4 4 3 1 3 2 2 2 3 1 2 2 4 83

5 2 4 4 2 4 4 4 3 2 1 3 4 3 2 4 3 3 4 2 3 2 2 3 2 4 3 2 4 1 3 87

6 2 4 3 3 2 4 2 4 3 4 3 4 4 2 4 1 3 4 4 4 1 4 4 3 4 4 2 2 3 4 95

7 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 1 4 2 4 103

8 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 1 2 4 4 4 3 4 4 1 4 4 2 1 1 4 99

9 4 4 2 2 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 3 2 1 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 100

10 4 4 2 4 3 3 4 1 2 2 2 2 3 2 2 3 2 4 4 3 4 2 4 1 3 3 2 3 2 4 84

11 2 3 3 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 1 2 2 3 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 4 79

12 4 4 2 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 1 4 1 3 4 4 4 2 4 3 4 2 4 2 2 3 4 97

13 3 4 2 2 1 2 3 4 2 3 3 4 2 3 3 3 4 3 2 4 4 4 2 3 4 3 2 1 3 3 86

14 4 4 3 3 3 2 4 3 4 4 2 3 3 2 4 3 4 4 3 3 1 2 3 1 4 2 3 2 2 4 89

15 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 4 2 3 2 3 4 4 4 3 3 4 101

16 4 4 4 4 3 3 2 4 4 2 3 4 4 1 4 2 2 4 2 4 3 3 4 1 4 3 1 2 2 4 91

17 3 3 2 3 2 4 2 3 3 4 3 4 2 3 3 1 4 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 1 4 82

18 2 4 3 4 3 4 4 2 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 2 4 2 3 3 2 4 3 4 3 2 4 94

19 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 2 3 4 2 2 2 3 4 1 3 4 2 1 4 1 4 3 88

20 4 2 4 3 1 2 4 1 4 4 4 2 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 4 93

21 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 104

22 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 106

23 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 105

24 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 4 2 2 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 2 90

25 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 3 2 4 3 4 3 4 2 3 4 3 4 3 3 4 3 4 102

26 1 4 3 3 1 2 2 4 3 4 2 4 4 2 2 3 1 3 3 4 2 4 1 1 3 3 3 3 2 4 81

27 3 3 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4 96

28 4 2 1 4 3 4 1 3 3 4 4 2 1 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 90

29 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 109

30 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 108

Jumlah 82 90 81 82 75 81 75 77 81 79 81 86 84 59 98 63 78 85 78 90 67 78 80 60 82 78 62 65 63 92 2697 DATA PENELITIAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (Y)

Butir Soal Instrumen


(2)

Lampiran

REKAPITULASI DATA PENELITIAN VARIABEL X DAN VARIABEL Y

No Skor

Responden Strategi Spiritual Motivasi Belajar Teaching (I) Siswa (II)

1 95 98

2 78 80

3 82 85

4 81 83

5 84 87

6 93 95

7 100 103

8 97 99

9 98 100

10 80 84

11 77 79

12 94 97

13 71 86

14 79 89

15 96 101

16 86 91

17 75 82

18 87 94

19 76 88

20 83 93

21 99 104

22 102 106

23 103 105

24 85 90

25 101 102

26 73 81

27 92 96

28 88 90

29 89 109

30 104 108


(3)

Lampiran

Tabel Perhitungan Untuk Mencari Angka Indeks Korelasi Rho

No Skor Rank

D = R1 - R2 D2 Responden I II I = R1 II = R2

1 95 98 10 11 -1 1

2 78 80 25 29 -4 16

3 82 85 21 24 -3 9

4 81 83 22 26 -4 16

5 84 87 19 22 -3 9

6 93 95 12 14 -2 4

7 100 103 5 6 -1 1

8 97 99 8 10 -2 4

9 98 100 7 9 -2 4

10 80 84 23 25 -2 4

11 77 79 26 30 -4 16

12 94 97 11 12 -1 1

13 71 86 30 23 7 49

14 79 89 24 20 4 16

15 96 101 9 8 1 1

16 86 91 17 17 0 0

17 75 82 28 27 1 1

18 87 94 16 15 1 1

19 76 88 27 21 6 36

20 83 93 20 16 4 16

21 99 104 6 5 1 1

22 102 106 3 3 0 0

23 103 105 2 4 -2 4

24 85 90 18 18 0 0

25 101 102 4 7 -3 9

26 73 81 29 28 1 1

27 92 96 13 13 0 0

28 88 90 15 18 -3 9

29 89 109 14 1 13 169

30 104 108 1 2 -1 1


(4)

Lampiran

UJI HIPOTESIS

DENGAN RUMUS PRODUCT TATA JENJANG DARI SPEARMAN

Diketahui n = 25

∑ D2

= 161

Keterangan :

 : Angka Indeks Korelasi Tata Jenjang

6 & 1 : Bilangan konstan (tidak boleh diubah-ubah) D : Selisih dari tiap pasangan ranking

n : Banyaknya pasangan data

6 x 399 2394

 = 1- = 1- = 1-0,0887 = 0,911 30 (900-1) 26970

Kesimpulan :

Harga kritik r Product Tata Jenjang Spearman pada  = 0,05 sebesar 0,364 dan 0,01 sebesar 0,478

Nilai  yang diperoleh di atas kemudian dibandingkan dengan rtabel maka

diperoleh  > rtabel yaitu 0,364 < 0,911> 0,478

Dengan demikian terima H1 yang berarti terdapat hubungan positif antara

variabel X dan variabel Y

6 ∑ D2  = 1 –


(5)

Lampiran

KOEFISIEN DETERMINASI

KD = 2 X 100% = (0,911)2 X 100% = 0,8299 X 100% = 82,99%

Nilai koefisien determinasi (KD) yang diperoleh berdasarkan perhitungan di atas adalah sebesar 82,98%. Dapat disimpulkan bahwa variabel Y dipengaruhi oleh variabel X sebesar 82,99% sisanya 17,01% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar faktor variabel X


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Puji Sendari Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Januari 1983 Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Menikah Agama : Islam

Alamat : Jl. Puspitek Raya Kp. Buaran RT 001/003 Buaran Serpong Tangerang Selatan Banten 15316

No. Telp : 085775016581 IPK : 3,25

1988-1994 : SD Negeri Buaran I 1994-1997 : MTs Negeri Tangerang

1997-2000 : SMK Muhammadiyah 1 Ciputat 2011-2015 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

IDENTITAS DIRI