8 dengan kisaran nilai fase sebesar 90
o
-120
o
. Sedangkan untuk komponen K1, kisaran nilai amplitudonya sebesar 30-35 cm dengan kisaran nilai fase sebesar
180
o
. Gelombang pasut yang menjalar masuk ke dalam Teluk Bone berasal dari
gelombang pasut yang menjalar melalui Laut Flores dan Laut Banda. Kedua laut ini memiliki batimetri yang dalam sehingga pasut dengan amplitudo yang tinggi
secara simultan akan melewati kedua laut ini. Di Perairan Timur Indonesia memiliki karakteristik bahwa pasut ganda berperan lebih besar karena adanya
pertemuan penjalaran gelombang dari Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, sedangkan komponen pasut diurnal lebih mendominasi di Perairan Indonesia
bagian Barat seperti di Laut Jawa dan Laut Cina Selatan Ray, 2005.
2.2. Pasang Surut
2.2.1. Perambatan gelombang pasut
Gelombang pasut menjalar pada samudera di bumi sebagai gelombang panjang yang bersifat progresif, yang dapat termodifikasi oleh refleksi pantulan
balik, gaya Coriolis dan friksi. Gaya-gaya dan gelombang ini yang paling memberikan pengaruh terhadap kehidupan di daerah pesisir, dari semua
gelombang panjang yang ada di samudera. Gelombang pasang surut dibentuk dari gaya gravitasi yang terbentuk dari posisi matahari dan bulan serta gaya-
gaya lainnya yang mempengaruhi gelombang ini. Periode dari semua gaya yang bekerja pada gelombang ini harus diketahui untuk dapat memahami fenomena
pasang surut yang terjadi. Beberapa hal tersebut yang menyebabkan gelombang pasang surut memerlukan perlakuan yang istimewa daripada
gelombang lainnya Dietrich, 1963.
9
Sumber: Modifikasi dari Pond dan Pickard 1983 Gambar 4. Klasifikasi Gelombang pasut sederhana: a diurnal, b semi-diurnal
equal, c semi-diurnal unequal. HW = high water, LW = low water, HHW = higher high water, LLW = lower low water, LHW = lower high
water, HLW = higher low water
Penjalaran gelombang pasut di bagian pesisir, secara sederhana dibedakan atas konstanta pasut tunggal dan ganda yang disebabkan oleh gaya
pembangkit pasut yang bekerja. Pada Gambar 4, untuk pasut tunggal terdapat satu puncak dan satu lembah di setiap satu hari periode bulan 24.8 jam,
sementara untuk pasut ganda terdapat dua pasang dan dua lembah dalam selang waktu interval yang sama. Untuk pasut ganda, di beberapa daerah akan
memiliki nilai pasang tertinggi yang sama dan nilai surut terendah yang juga sama, sehingga disebut juga pasang ganda equal. Di beberapa daerah lainnya
pasang tertinggi tidak selalu memiliki nilai yang sama begitu pula nilai surut terendah, sehingga disebut juga pasut ganda unequal. Pada waktu neap tide, di
beberapa lokasi pasut campuran dominan ganda berubah menjadi pasut tunggal dalam waktu yang singkat di setiap bulannya Pond dan Pickard, 1983.
Gambar 5 menunjukkan pola pembentukan sirkulasi amphidromic yang terjadi di lautan pada Belahan Bumi Utara BBU. Titik amphidromic adalah
posisi atau daerah basin di lautan, yang memiliki pengaruh pasut paling kecil, dimana puncak dari gelombang pasut berotasi melewati satu siklus pasut.
24 h LW
HW
DIURNAL jarang
a 24 h
LW LW
HW HW
SEMI-DIURNAL equal
cth: Atlantic b
HLW 24 h
LLW LHW
HHW
SEMI-DIURNAL unequal
cth: Pasific c
8
Sumber: Modifikasi dari Garrison 2006 Gambar 5. Pembentukan Sirkulasi Amphidromic. a Satu puncak gelombang pasut masut ke dalam basin samudera pada BBU.
b Gelombang yang terbentuk bergerak ke arah kanan dikarenakan efek gaya Coriolis, menyebabkan pasang tinggi pada daerah basin di pesisir bagian Timur. c Gelombang tidak dapat bergerak terus ke arah kanan yang disebabkan adanya
daratan, sehingga puncak gelombang bergerak ke arah Utara, mengikuti garis pantai dan menyebabkan pasang tinggi pada daerah basin di pesisir bagian Utara. d Gelombang bergerak secara terus menerus dalam sebuah basin berlawanan arah
jarum jam, membentuk pasang tinggi pada pesisir bagian barat dan melengkapi siklus tertutupnya.
Puncak dari gelombang pasut masuk ke dalam basin dan dibelokkan ke
kanan BBU akibat gaya coriolis AP = Titik Amphidromic
Pasang tinggi
Pasang tinggi
Pasang tinggi
Surut rendah Surut
rendah Pasut Naik
Pasut Naik
Pasut turun Pasut
turun
10
11 Akibat dari bentuk dan posisi dari daratan di sekitar basin samudera, puncak dan
lembah pasut saling menghilangkan pada titik ini. Gelombang pasut yang dipengaruhi oleh gaya Coriolis dikarenakan volume yang cukup besar dari
pergerakan air laut dengan gelombang pasut. Gelombang pasut bergerak berlawanan arah dengan jarum jam di sekitar titik amphidromic pada BBU dan
searah dengan jarum jam pada BBS. Amplitudo pasut semakin besar apabila semakin jauh dengan titik amphidromic Garrison, 2006.
2.2.2. Arus pasut dan arus residu