Ilmu Alam Ilmu Sosial

A. Ilmu Alam

Berikut ini diberikan beberapa pandangan tentang science atau sains yang dapat berarti pengetahuan ilmiah pada umumnya, tertapi dapat pula berarti ilmu yang mempelajari tentang alam saja atau ilmu kealaman. Dengan mencermati pandangan-pandangan ini dapat ditentukan mana yang termasuk ilmu pada umumnya dan mana yang termasuk ilmu kealaman. Connant dalam science, man and society menyatakan bahwa masyarakat awam memandang science sebagai aktivitas manusia yang bekerja dalam laboratorium yang penemuannya memungkinkan berjalannya industri modern dan pembuatan obat secara besar-besaran. Connan juga mengemukakan bahwa science merupakan serangkaian konsep dan skema konseptual yang dikembangkan sebagai hasil eksperimen dan observasi yang berguna bagi observasi dan eksperimen selanjutnya. Suppe seorang ahli fisika berpendapat bahwa science adalah pengetahuan tentang alam natural world yang di[peroleh dari interaksi indra dengan dunia tersebut.

B. Ilmu Sosial

3 Pengetahuan tentang masyarakat dan tingkah laku timbul kemudian, dan dalam perkembangannya ini juga dipelajari menggunakan langkah yang ilmiah pula. Dengan demikian kemudian pengetahuan tentang masyarakat dipandang sebagai ilmu juga. Sebagai mahluk jasmani dan rohani, mausia memiliki beragai kebutuhan yang kebanyakan harus dilakukan bersama orang lain secara kerjasama. Kebutuhan tersebut disamping kebutuhan biologis juga memerlukan kebutuhan emosional antara lain kasih sayang, pengakuan penghargaan pengertian rasa aman dan aktualisasi diri. Sebagai individu manusia memiliki keinginan, aspirasi dan motivasi. Sebagai mahluk sosial yang memiliki interelasi, interaksi dengan anggota lain dengan masyarakat. Hubungan yang komplek antar individu dan kelompok dibahas dalam studi ilmu sosial yang meliputi sosiologi, ilmu ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya. Dalam pengembangan ilmu-ilmu ini dapat dilakukan penelitian dengan menggunakan eksperimen, namun tidak disaratkan bahwa eksperimen harus dilaksanakan. Bahkan karena susahnya mengontrol variabel dalam penelitian sosial untuk memperoleh data kuantitatif perlu digunakan statistik dengan berbagai persyaratan tertentu dan jumlah sampel yang benar. 4 Data kualitatif disamping diperoleh dengan observasi perlu digunakan angket dan atau wawancara. Misalnya wawancara harus dilakukan terhadap responden yang mewakili kelompok masyarakat pengunjung puskesmas tertentu untuk mengetahui kualitas pelayanannya kepada para pasien. Sebaliknya model wawancara dan angket tidak dapat digunakan dalam penelitian bidang kimia atau fisika. Jadi ilmiah tidaknya suatu metode tergantung dari sifat atau karakteristik penelitian itu sendiri. Dalam penelitian bidang sosial meskipun digunakan eksperimen dengan metode kuantitatif, namun observasi perlu harus dilakukan sebagai pengecekan silang. Hal ini disebabkan karena jawaban manusia terhadap pertyanyaan yang diajukan melalui angket atau wawancara tidak sesuai dengan tingkah laku sebenarnya. Dalam ilmu kealaman dikenal dengan adanya generalisasi dan dalam ilmu sosial pun terjadi generalisasi apabila banyak keadaan menunjukkan sifat hal yang sama. Perbedaan atara generalisasi hasil penelitian bidang science dan hasil penelitian bidang ilmu sosial adalah bahwa generalisasi dalam penelitian science sifatnya eksak, sedangkan generalisasi penelitian sosial lebih bersifat kecenderungan. Sebagai contoh, air yang dipanaskan pada suhu 100 derajat 5 celscius dan pada tekanan udara 1 atm dimana penelitian itu dilakukan, pasti akan mendidih. Sebaliknya generalisasi hasil penelitian sosial misalnya” kekuasaan itu cenderung kepada korupsi atau power tends to corrupt” menunjukkan bahwa masih mungkin terjadi kekecualian. Hal ini disebabkan karena sukar sekali untuk mendapatkan siatusi yang betul-betul sama di berbagai tempat penelitian.

1.2. Ilmu Pendidikan.