Potensi sumberdaya lahan KE
53 Tabel 32 lanjutan
Program Kegiatan
Indikator Kinerja 5. Peningkatan
penerapan teknologi
pertanian a. Pengadaan prasarana dan
sarana teknologi pertanian dan peternakan
b. Pengadaan alat pengolahan hasil
- Bertambahnya jumlah alat mesin pertanian dan peterakan
- Bertambahnya alat
pengolahan hasil pertanian
Dalam rangka mendorong peningkatan produksi sekaligus pendapatan dan kesejahteraan petani serta untuk mewujudkan pemantapan ketahanan pangan
daerah guna mendukung ketahanan pangan nasional, Bupati Kubu Raya melalui Peraturan Bupati Kubu Raya Nomor 60 tahun 2009, membuat suatu kebijakan
mengenai pemanfaatan hasil produksi beras lokal bagi Pegawai Negeri Sipil PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya. Kebijakan ini memberikan
kepastian pembelian gabah petani oleh pemkab, sehingga petani bisa lebih fokus dalam meningkatkan produksi usaha tani padinya. Kebijakan ini secara tidak
langsung juga telah menciptakan suatu pasar sistemik dimana usaha dapat mengalir dari hulu sampai ke hilir secara berkelanjutan.
Penyediaan beras untuk masyarakat miskin raskin, Pemkab Kubu Raya melakukan nota kesepahaman dengan Bulog Divisi Regional Divre Kalimantan
Barat untuk melakukan penyerapan beras dari petani lokal Kubu Raya untuk selanjutnya dikembalikan lagi ke warga miskin di Kubu Raya. Untuk menjamin
ketersediaan lahan pertanian di setiap daerah, Pemerintah Kubu Raya bahkan sudah merancang untuk membuat perda sawah abadi yang nantinya diawali dengan
Peraturan Desa Perdes oleh desa-desa di Kubu Raya, sehingga ketersediaan lahan pertanian tetap terjaga.
d.
Posisi yang strategis
Kabupaten Kubu Raya secara geografis, berbatasan langsung dengan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Barat, yaitu Kota Pontianak, sehingga Kubu Raya
berfungsi sebagai daerah penyangga dalam berbagai aspek, baik aspek ketersediaan pangan, aspek pemukiman dan lain-lain. Jarak yang dekat dengan pusat ibu kota
memudahkan dalam pemasaran produk, terutama dalam hal efisiensi waktu dan biaya transportasi, sehingga komoditas pertanian khususnya tanaman pangan
mempunyai akan meningkatkan daya saing.
Berdasarkan Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kubu Raya, kawasan strategis di Kabupaten Kubu Raya, dibagi
menjadi : Kawasan Strategis Provinsi, yaitu kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi dengan sektor unggulan pertanian, berada di
Kawasan Usaha Agropolitan Terpadu KUAT, terdiri dari : a Agropolitan sungai Kakap, meliputi Desa Sungai Kakap, Sungai Rengas dan Punggur dan b
Agropolitan Rasau Jaya, meliputi Desa Rasau Jaya, Pinang, Bintang Mas, Kubu, Pematang Tujuh dan sekitaranya. Kawasan Strategis Kabupaten, terdiri dari : a
kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, meliputi : kawasan pengembangan pelabuhan di Kecamatan Batu Ampar; Kawasan Terpadu
Mandiri KTM Rasau Jaya di Kecamatan Rasau Jaya dan Kawasan Minapolitan dengan sektor unggulan perikanan, terdiri dari : Kecamatan Batu Ampar,
54 Kecamatan Kubu dan kecamatan Sungai kakap serta b kawasan strategis dari sudut
kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, meliputi kawasan perlindungan bakau mangrove di Kecamatan Batu Ampar.
e.
Kondisi Agroklimat
Unsur-unsur iklim curah hujan, suhu udara, penyinaran matahari dan kelembaban udara merupakan faktor lingkungan yang sangat berpengaruh dan
menentukan tingkat pertumbuhan dan produksi tanaman. Berdasarkan data curah hujan Stasiun Klimatologi Supadio, daerah Kabuaten Kubu Raya termasuk dalam
tipe iklim Af Koppen, yaitu tipe iklim tropika basah, sedangkan menurut Schmidt dan Ferguson termasuk tipe hujan A dengan nilai Q = 2,5. Berdasarkan klasifikasi
Zone Agroklimat Oldeman mempunyai 9 bulan basah dan tidak mempunyai bulan kering, dan termasuk dalam Zone Agroklimat A Distannak, 2009. Dari segi curah
hujan dan tipe iklim Oldeman, Kabupaten Kubu Raya tergolong sangat sesuai bagi komoditas tanaman pangan.
Berdasarkan data suhu yang dicatat di Supadio terlihat bahwa suhu udara rata- rata bulanannya 26,7
o
C dengan variasi bulanan relatif kecil, berkisar 26,2
o
C sampai dengan 27,33
o
C. Kelembaban relatif tidak mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan tanaman, namun demikian kelembaban yag berlebihan
kurang baik karena dapat mendorong perkembangan penyakit tanaman. Dari kelembaban relatif di Kabupaten Kubu Raya rata-rata bulanan sebesar 87 dengan
variasi kelembaban relatif bulanan 84 sampai dengan 89. Pengaruh penyinaran matahari terhadap pertumbuhan tanaman terdapat dalam proses-proses fotosintesa
dan fotostimulus misalnya fotoperiodisme. Dengan demikian pada tanaman hijau, radiasi berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan transpirasi atau
kehilangan air yang mengakibatkan timbulnya kebutuhan air tanaman. Dengan rata- rata lama penyinaran di Kabupaten Kubu Raya berkisar 60,3. Rerata penyinaran
matahari bulanan terpanjang terjadi pada bulan Juni sebesar 69,1 dan terpendek terjadi pada bulan Desember sebesar 49,8.
2.
Kelemahan
Dalam pengembangan lahan sawah untuk menunjang kecukupan pangan di Kabupaten Kubu Raya, faktor internal yang menjadi kelemahan yaitu :