HASIL DAN PEMBAHASAN Bagaimana Hubungan antara Nilai Tukar Rupiah dengan Suku Bunga (BI Rate) di Indonesia?

pengujian untuk menentukan hubungan sebab akibat antara variabel dalam sistem VAR. Hubungan sebab akibat diuji dengan uji kausalitas Granger. Model VAR dapat digunakan untuk melihat dampak perubahan dari satu variabel terhadap variabel lainnya secara dinamis. Caranya dengan memberikan shock pada salah satu variabel endogen. Shock yang diberikan biasanya sebesar satu standar deviasi dari variabel disebut Innovations. Penelusuran pengaruh shock yang dialami oleh satu variabel terhadap nilai semua variabel saat ini dan beberapa periode mendatang disebut teknik Impulse Response Function IRF. Sedangkan Forecast Error Decomposition Variance FEDV bertujuan memprediksi kontribusi persentase varian setiap variabel karena adanya perubahan variabel tertentu dalam sistem VAR. Analisis FEDV digunakan untuk menggambarkan relatif pentingnya setiap variabel dalam sistem VAR karena adanya shock.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji stasioneritas menunjukkan bahwa data kurs dan suku bunga tidak stasioner pada level melainkan stasioner pada difference pertama. Untuk dapat melakukan peramalan, maka dilakukan penentuan model VAR dimana dilakukan pemilihan panjang lagged optimum terlebih dahulu. Berdasarkan Akaike Information Criterion AIC dan Schwarz Criterion lampiran 1, didapatkanlah panjang lagged optimum untuk model ini yaitu lagged satu. Maka, model VAR yang diajukan untuk diuji adalah: DKURS = C1DKURS-1 + C2DSB-1 + C3.........................1 DSB = C4DKURS-1 + C5DSB-1 + C6.............................2 dimana: KURS = Kurs Rupiah terhadap Dollar AS SB = BI Rate Sebelum melakukan estimasi parameter model peramalan, dilakukan uji kausalitas Granger terlebih dahulu untuk mengetahui apakah suku bunga mempengaruhi kurs dan apakah kurs mempengaruhi suku bunga dengan menggunakan variabel kurs dan suku bunga yang sudah stasioner difference pertama. Hasil uji statistik lampiran 2 menunjukkan bahwa perubahan suku bunga mempengaruhi perubahan kurs Rupiah terhadap Dollar AS, sedangkan perubahan kurs Rupiah terhadap Dollar AS tidak mempengaruhi perubahan suku bunga. Maka, model yang akan diestimasi adalah hanya model 1. Selanjutnya, hasil estimasi parameter model lampiran 3 menunjukkan bahwa suku bunga berpengaruh secara signifikan terhadap kurs Rupiah terhadap Dollar AS dengan Adjusted R- squared sebesar 0,221734. Artinya, perubahan kurs Rupiah terhadap Dollar AS pada satu bulan yang lalu dan perubahan suku bunga pada satu bulan yang lalu menjelaskan perubahan kurs Rupiah terhadap Dollar di bulan sekarang sebesar 22,17 persen, sedangkan 77,83 persen lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model. Hasil estimasi parameter model 1 adalah sebagai berikut: DKURS = 0.0348844465441DKURS-1 + 749.823414084DSB-1 + 25.1393635675 0.10361 166.795 27.0002 [0.33670] [4.49548] [0.93108] dimana: KURS = Kurs Rupiah terhadap Dollar AS SB = BI Rate = Standard errors [] = t-statistics Persamaan model di atas dapat dibaca bahwa perubahan kurs Rupiah terhadap Dollar AS dalam satu bulan sebelumnya sebesar satu rupiah menyebabkan kenaikan kurs Rupiah terhadap Dollar AS pada bulan sekarang sebesar Rp 0,03 dengan asumsi yang lainnya konstan. Perubahan suku bunga dalam satu bulan sebelumnya sebesar satu persen menyebabkan kenaikan kurs Rupiah terhadap Dollar AS pada bulan sekarang sebesar Rp 749,82 dengan asumsi yang lainnya konstan. Apabila yang lainnya konstan, perubahan kurs Rupiah terhadap Dollar AS pada bulan sekarang adalah sebesar Rp 25,14. Sementara itu, dari output lampiran 4 dapat dikatakan bahwa apabila perubahan pertumbuhan suku bunga mengalami shock, maka akan menyebabkan terjadinya kenaikan kurs Rupiah terhadap Dollar AS pada bulan kedua dan selanjutnya perubahan kurs Rupiah terhadap Dollar AS akan menurun secara perlahan pada bulan-bulan berikutnya hingga bulan kesepuluh. Selanjutnya dari lampiran 5 adanya shock pada perubahan pertumbuhan suku bunga memiliki kontribusi yang kian meningkat terhadap varians dari perubahan kurs Rupiah terhadap Dollar AS sepanjang periode. Dari bulan kedua perubahan suku bunga sudah memiliki kontribusi lebih dari 13 persen terhadap varians perubahan kurs Rupiah terhadap Dollar AS dan semakin lama semakin meningkat kontribusinya. Hal ini menggambarkan bahwa perubahan suku bunga berkontribusi penting terhadap perubahan kurs Rupiah terhadap Dollar AS karena adanya shock. Dari hasil uji kointegrasi Johansen lampiran 6, ternyata suku bunga dan kurs Rupiah terhadap Dollar AS tidak memiliki kointegrasi. Artinya, tidak terdapat hubungan jangka panjang antara suku bunga dan kurs Rupiah terhadap Dollar AS.

IV. KESIMPULAN