Pariwisata dan Wisatawan Wisata

11 Gambar 2. Model keputusan konsumen Sumarwan, 2004.

2.3. Pariwisata dan Wisatawan

Menurut World Tourism Organization, tourism atau pariwisata adalah “activities of person travelling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure, business and other purposes”Suranti, 2006. Pariwisata meliputi kunjungan bisnis ataupun sekedar berlibur, akan tetapi, dalam menggolongkan perilaku kunjungan dan membuat segmen wisatawan menjadi lebih sulit dikarenakan wisatawan modern mulai menggabungkan kunjungan bisnis dan kepuasaan demi menghemat waktu dan menghemat pengeluaran Vlahovic, 2010. Business trips atau kunjungan bisnis terkadang tidak fleksibel, karena terpaut oleh waktu dan wisatawan bisnis dihubungkan dengan istilah MICE Meetings-Incentives-Conferences- Exhibition, akan tetapi kunjungan bisnis juga memperhatikan aspek waktu luang Strategi Pemasaran Perusahaan Pemerintah Organisasi Nirlaba Partai Politik Perbedaan Individu 1. Kebutuhan dan Motivasi 2. Kepribadian 3. Pengolahan Informasi dan Persepsi 4. Proses Belajar 5. Pengetahuan 6. Sikap Proses Keputusan Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Pembelian dan Kepuasan Faktor Lingkungan 1. Budaya 2. Karakteristik Sosial Ekonomi 3. Keluarga dan Rumah Tanga 4. Kelompok Acuan 5. Situasi Konsumen IMPLIKASI Strategi Pemasaran Kebijakan Publik Pendidikan Konsumen 12 para wisatawan atau representative yang telah ditunjuk oleh suatu organisasi dan terkadang wisatawan dalam kunjungan bisnis ditempatkan di hotel berbintang dan dapat pelayanan tinggi, maka kunjungan bisnis maupun liburan mempunyai unsur yang saling terkait satu sama lain Vlahovic, 2010. Wisatawan yang datang khusus berlibur mempunyai waktu lebih fleksibel dalam memilih destinasi dibandingkan para wisatawan bisnis, tetapi mempunyai kriteria destinasi lebih kompleks, dikarenakan mempunyai elastisitas harga tinggi dan oleh karena itu, pengambilan keputusan sangat tergantung dengan harga Vlahovic, 2010. Mengenali perilaku dari wisatawan bukan sesuatu hal yang mudah, karena memiliki karakter dan motivasi berbeda, contohnya segmen wisatawan yang sudah pensiun, yang sering kali memilih bepergian pada musim tidak begitu ramai low season, untuk segmen para pelajar biasanya melakukan ekskursi pada musim yang tidak begitu ramai, karena harga akan lebih murah. Sebaliknya, pada high season wisatawan dipenuhi oleh segmen keluarga yang memang hanya mempunyai waktu kebersamaan pada saat semua anggota keluarga sedang libur. Selain itu, faktor lain yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dalam memilih destinasi sering dipengaruhi oleh faktor sosial, kelompok acuan dan demografi Vlahovic, 2010. Oleh karena itu, memahami faktor-faktor yang dapat memengaruhi wisatawan dalam memilih daerah tujuan wisata dapat membantu para pemasar dalam memasarkan produk destinasinya.

2.4. Wisata

Wisata menurut UU kepariwisataan No 10 tahun 2009 adalah “kegiatan perjalanan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu dengan tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara”. Sedangkan, destinasi merupakan tempat tujuan seseorang dan destinasi dianggap sebagai letak secara geografis suatu negara, pulau, maupun kota Vlahovic, 2010. Namun, saat ini suatu destinasi dapat diinterpretasikan oleh konsumen dengan tergantung pada rencana perjalanannya, budaya 13 konsumen, alasan berkunjung, pengalaman lampau dan tingkat edukasi konsumen. Contohnya, Paris terkenal sebagai destinasi para wisatawan Jerman yang melakukan kunjungan bisnis. Eropa terkenal sebagai destinasi wisatawan Jepang yang sering melakukan perjalanan keliling Eropa dalam waktu singkat Vlahovic, 2010. Daerah tujuan wisata diberbagai dunia berkompetisi satu sama lain, sehingga sebuah destinasi harus mempunyai daya saing tinggi. Seiring berkembangnya industri pariwisata dan globalisasi mendorong suatu destinasi untuk terus melahirkan inovasi baru pada destinasinya. Menurut jurnal Tourism Hospitality Management 2010, daya saing sebuah destinasi mempunyai dimensi berikut : 1. Ekonomi 2. Sosio-kultural dan 3. Lingkungan Semakin tingginya persaingan antar daerah tujuan wisata, maka peraturan pariwisata juga akan lebih terfokus untuk membantu meningkatnya daya saing dengan cara memonitor, melakukan mengawasan dan kontrol terhadap mutu dan efisiensi sumber daya pada daerah tujuan wisata tersebut Vlahovic, 2010. Menciptakan daya saing yang kuat dalam industri pariwisata tentunya membutuhkan peran dari semua aktor pariwisata dan memerlukan perencanaa strategi pariwisata Vlahovic, 2010. Vlahovic 2010, menyebutkan tiga unsur penting yang harus diperhatikan dalam meningkatkan daya saing industri pariwisata, tiga unsur ini yaitu, manajemen sumber daya manusia SDM, teknologi informasi dan strategi. Manajemen sumber daya manusia MSDM sangat penting dalam industri pariwisata, karena kesuksesan sebuah industri pariwisata terletak pada profesionalisme dari tenaga kerjanya Vlahovic, 2010. Perlu diingat bahwa dalam pariwisata yang mempunyai peran krusial adalah tenaga kerja, “tourism is based on people”. Pariwisata tidak hanya menjual sebuah destinasi, tetapi para wisatawan juga akan memperhatikan kemampuan sebuah destinasi tersebut 14 dalam melayani wisatawan Vlahovic, 2010, maka adanya MSDM amat diperlukan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya teknologi informasi juga penting dalam industri pariwisata, sumber daya profesional era kini harus dapat meramal dan melihat perkembangan pariwisata untuk tahun-tahun yang akan datang dan untuk itu informasi teknologi sangat berperan. Pariwisata sekarang ini dipasarkan melalui informasi teknologi dan semua proses dan rantai nilai dalam pariwisata, travel, perhotelan, dan bisnis katering dipasarkan menggunakan teknologi. Informasi teknologi digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi pengeluaran dari bisnis pariwisata Vlahovic, 2010. Unsur terakhir adalah strategi sebagai keuntungan daya saing, adanya perencanaan strategi yang baik akan membantu industri bisnis pariwisata dalam meraih tujuannya Vlahovic, 2010 tanpa adanya strategi, bisnis akan tidak terarah sehingga pariwisata tidak mempunyai keuntungan daya saing yang tinggi.

2.5. Tinjauan Hasil-Hasil Penelitian Yang Relevan