BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Karakteristik Subjek Penelitian
Sampel penelitian ini berkisar dari usia 21-55 tahun. Pada kelompok pemakai kayu siwak paling banyak berusia 26-35 tahun dengan jumlah 8 orang 40,
sedangkan pada kelompok pemakai sikat gigi paling banyak berusia 36-45 tahun berjumlah 8 orang 40 Tabel 3.
Tabel 3. Karakteristik umur subjek penelitian
Kategori Umur tahun
Kayu Siwak Sikat Gigi
n n
21-25 3
15 3
15 26-35
8 40
4 20
36-45 7
35 8
40 46-55
2 10
5 25
Total 20
100 20
100
Pada kelompok kasus paling banyak menggunakan kayu siwak lebih dari 5 tahun dengan jumlah 8 orang 40, kemudian 3-5 tahun sebanyak 7 orang 35 dan
kurang dari 3 tahun sebanyak 5 orang 25 Tabel 4. Tabel 4. Lama pemakaian kayu siwak pada kelompok pemakai kayu siwak
Lama Pemakaian Kayu Siwak n
3 5
25 3-5
7 35
5 8
40
Total 20
100 4.2 Pemeriksaan Skor Plak
Hasil analisis statistik terhadap kedua kelompok sampel menunjukkan terdapat perbedaan yang antara skor plak pemakai kayu siwak dan skor plak pemakai
sikat gigi sebelum dilakukan perlakuan baseline p0,05 Tabel 5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Analisis rerata skor plak awal pemakaian baseline pada pemakai kayu siwak dan sikat gigi dengan menggunakan uji T tidak berpasangan
Kelompok Perlakuan n
Rerata ± SD Nilai p
Kayu siwak 20
2,23±0,37 0,035
Sikat gigi 20
1,95±0,41 Rerata skor plak pada kelompok perlakuan pemakai kayu siwak adalah
2,23±0,37 dan sesudah memakai kayu siwak 1,90±0,48. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang antara skor plak sebelum dan sesudah
pemakaian kayu siwak p=0,000. Rerata skor plak kelompok kontrol sebelum memakai sikat gigi adalah
1,95±0,41 dan sesudah memakai sikat gigi 0,62±0,30. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang antara skor plak sebelum pemakaian sikat gigi
dengan skor plak sesudah pemakaian sikat gigi p=0,000 Tabel 6. Tabel 6. Rerata skor plak sebelum dan sesudah memakai kayu siwak dibandingkan
sikat gigi
Kelompok Perlakuan
n Rerata Skor Plak
Analisis Statistik
Sebelum Sesudah
Selisih X
SD X
SD X
SD
Kayu Siwak 20
2,23 0,37
0,95 0,48
1,28 0,52
p=0,000 Sikat Gigi
20 1,95
0,41 0,62
0,30 1,33
0,22 p=0,000
Pada kelompok kayu siwak rerata skor plak terbesar sebelum perlakuan pada regio lingual rahang bawah 2,40 dan setelah perlakuan pada regio lingual rahang
bawah 1,14. Pada kelompok pemakai sikat gigi rerata skor plak terbesar sebelum perlakuan pada regio lingual rahang bawah 2,39 dan setelah perlakuan pada regio
lingual rahang bawah 0,89 Tabel 7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7. Rerata skor plak sebelum dan sesudah memakai kayu siwak dan sikat gigi pada regio fasial dan lingual
Kelompok Perlakuan
n Sebelum
Sesudah
Fas. RA
Lin. RA
Fas. RB
Lin. RB
Fas. RA
Lin. RA
Fas. RB
Lin. RB
Kayu Siwak 20
2,14 2,38
2,01 2,40
0,94 1,10
0,82 1,14
Sikat Gigi 20
1,81 2,02
1,87 2,39
0,49 0,80
0,47 0,89
Uji statistik dengan uji T tidak berpasangan antara selisih rerata skor kelompok kontrol dengan kelompok kasus menunjukkan nilai p=0,700 p0,05
Tabel 8. Artinya tidak terdapat perbedaan yang antara penurunan rerata skor plak kelompok kasus dengan penurunan rerata skor plak kelompok kontrol.
Tabel 8. Analisis hasil pengukuran selisih kelompok pemakai siwak dengan kelompok pemakai sikat gigi menggunakan uji T tidak berpasangan
Kelompok n
Selisih Rerata ± SD Nilai p
Pemakai kayu siwak 20
1,28±0,53 0,700
Pemakai sikat gigi 20
1,33±0,22
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN