Iyus Nurzaman, 2014 Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata
Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah PBM Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data, analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat peningkatan konsistensi ilmiah dan
konsistensi representasi siswa pada mata pelajaran Fisika dengan kategori peningkatan sedang setelah melalui kegiatan pembelajaran Fisika dengan
model pembelajaran berbasis masalah PBM. Adapun secara rinci kesimpulannya adalah sebagai berikut:
1. Tingkat konsistensi representasi siswa mengalami peningkatan setelah
diterapkan model pembelajaran berbasis masalah PBM. Hal ini ditunjukan dengan nilai gain dinormalisasi sebesar 0,69 dengan kategori
peningkatan sedang. Peresentase jumlah siswa yang berada pada level konsisten bertambah dari 0 siswa menjadi 19,44 siswa, pada kategori
cukup konsisten bertambah dari 5,55 siswa menjadi 75,00 siswa, sedangkan siswa yang berada pada kategori tidak konsisten berkurang dari
94,44 siswa menjadi 2,78 siswa. 2.
Tingkat konsistensi ilmiah siswa mengalami peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah PBM. Hal ini ditandai
dengan nilai gain dinormalisasi sebesar 0,59 dengan kategori peningkatan sedang. Persentase jumlah siswa yang berada pada level konsisten
bertambah dari 0 siswa menjadi 11,11, pada kategori cukup konsisten bertambah dari 5,55 menjadi 72,22, sedangkan siswa yang berada
pada kategori tidak konsisten berkurang dari 94,44 siswa menjadi 16,67 siswa.
B. Saran
Iyus Nurzaman, 2014 Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata
Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah PBM Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, ada beberapa saran atau rekomendasi yang bisa digunakan untuk pengembangan penelitian lebih
lanjut, diantaranya: 1.
Dalam penelitian lebih lanjut, tipe kecerdasan majemuk siswa multiple intelegent dapat dijadikan pertimbangan atau diteliti keterkaitannya
dengan konsistensi ilmiah dan konsistensi representasi siswa. 2.
Dalam penelitian lebih lanjut, konsistensi ilmiah dan konsistensi representasi dapat dihubungkan dengan kemampuan siswa lain seperti
tingkat pemahaman konsep siswa atau prestasi belajar siswa. Ini untuk melihat apakah kemampuan konsistensi representasi ilmiah dan
konsistensi representasi berkorelasi atau berhubungan kuat dengan kemampuan lain siswa.
Iyus Nurzaman, 2014 Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata
Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah PBM Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, dkk.2011.
Implementasi Pembelajaran
Berbasis Multi
Representasi untuk Peningkatan Penguasaan Konsep Fisika Kuantum. Jurnal Cakrawala Pendidikan Februari 2011, Th. XXX, No.1.
Ainsworth. 1999 The Functions of Multiplerepresentations. Jurnal Computers Education, 33,131-152.
Arends, R. 2008. Learning to Teach..Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. Arikunto, S. 2009.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi Mata Pelajaran Fisika. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2013. Standar Proses Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Badan Standar Nasional Pendidikan.2013. Standar Penilaian Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Deliana, E.N. 2012. Analisis Kemampuan Multirepresentasi Siswa Dalam Menjawab Soal Tes Uraian Pada Materi Cermin Lengkung di SMP.
Skripsi pada S1 FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Etkina, E. dan Van Heuvelen, A. 2008. Using Multiple Representations to Improve Student Learning in Mechanics. Texas: Collage Board.
Hubber, P.,et.al. 2010. Teaching and Learning about Force with a representational Focus:Pedagogy and Teacher Change. Jurnal Research
Science Education.40, 5-28.
Kamus Besar
Bahasa Indonesia
Online. Tersedia:
http:kamusbahasaindonesia.orgkonsistensi20representasimirip [28
Januari 2013]
Iyus Nurzaman, 2014 Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata
Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah PBM Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Kohl, P.B., et. al. 2007. Strongly and weakly directed approaches to teaching multiple representation use in physics. Jurnal Physical Review Special
Topics - Physics Education Research 3, 010108 _2007.
Nieminen, P., Savinainen, A., Viiri, J. 2010. Force Concept Inventory-based multiple-choice test for investigating student
s’ representational consistency. Jurnal Physical Review Special Topics - Physics Education
Research 6,1-12, 020109. Nieminen, P., Savinainen, A., Viiri, J. 2011. An Intervention For Using
Multiple Representations Of Mechanics In Uppersecondary School Courses. Jurusan Pendidikan Keguruan, Universitas Jyväskylä.
Nieminen, P., Savinainen, A., Viiri, J. 2012. Relations between representational consistency, conceptual understanding of the force
concept, and scientific reasoning. Jurnal Physical Review Special Topics - Physics Education Research 8, 010123.
Panggabean, L. 2001. Satistika Dasar. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.
Rosengrant, D. 2007. Multiple Representations and Free-Body Diagrams: Do Student benefit from Using Them?. Disertasi Doktor pada State
University of
Jersey. [Online].
Tersedia http:science.kennesaw.edu~drosengrRosengrant_Disertation.pdf. [ 9
September 2013
Sahala, S. Samad, A. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pembiasan Cahaya pada Lensa terhadap Hasil Belajar
Siswa di Kelas VIII SMP Negeri 5 Ketapang. Jurnal Matematika dan IPA. 1, 2.
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito. Suminar, I. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa SMP Melalui
Pembelajaran dengan Multirepresentasi Dikaitkan dengan Kecerdasan Majemuk dalam Pembelajaran IPA. Skripsi pada S1 FPMIPA UPI
Bandung: Tidak Diterbitkan.
Sastrawati, E., dkk. 2011. Problem-based Learning, Strategi Metakognisi, dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa. Jurnal Tekno-Pedagogi,
1,2, 1-14.
Iyus Nurzaman, 2014 Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata
Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah PBM Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Ulfarina, L. 2011. Penggunaan Pendekatan Multi Representasi Pada Pembelajaran Konsep Gerak Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Dan Memperkecil Kuantitas Miskonsepsi Siswa SMP. Bandung: Tesis Program Pascasarjana UPI tidak diterbitkan.
Universitas Pendidikan Indonesia. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Yusuf, A.M. 2011. Analisis Konsistensi Respon Siswa SMA Terhadap Tes
Representasi Majemuk Menggunakan Model Numbered Head Together dalam Pembelajaran Fisika. Skripsi pada S1 FPMIPA UPI Bandung:
Tidak Diterbitkan.
105
INSTRUMEN PENILAIAN KEMAMPUAN KOGNITIF MATERI GERAK DENGAN MULTIREPRESENTASI.
Instrumen penilaian kemampuan kognitif siswa dengan multirepresentasi yang dibuat ini adalah bentuk soal pilihan ganda yang terdiri dari beberapa konsep dalam materi Gerak Lurus yang disajikan dalam bentuk representasi berbeda-beda. Ada 6 konsep utama gerak yang disajikan dalam beberapa bentuk representasi, seperti verbal,
matematis, gambar, grafik, dan diagram. Keenam tema tersebut masing-masing dibuat dalam 3 buah soal yang konsep dan kontennya sama, tapi redaksi dan bentuk penyajiannya dibuat berbeda.
Dari sini akan dilihat bagaimana kekonsistenan siswa dan pemahaman siswa terkait konsep tersebut dan sejauah mana siswa mampu melihat kesetaraan dari konsep dalam soal. Rincian tema konsep dan bentuk representasinya adalah sebagai berikut:
Tema Konsep
Indikator Soal Nomor
Soal Bentuk
Representasi
T1 Jarak dan
Perpindahan Membedakan jarak dan perpindahan berdasarkan perhitungan matematis.
2 Matematis
Menyatakan perbandingan jarak dan perpindahan suatu benda melalui deskripsi verbal. 3
Verbal
Menggambarkan gerak dari suatu benda.
4 Gambar
T2 Kecepatan
Menghitung nilai kecepatan benda berdasarkan data. 5
Matematis Menggambarkan grafik kecepatan v=ft berdasarkan data jarak tempuh.
6 Grafik
Mendiagramkan perbandingan kecepatan dua buah benda. 7
Diagram T3
Percepatan Menggambarkan grafik v=ft dari data perubahan kecepatan benda.
8 Grafik
Membandingkan percepatan benda berdasarkan data melalui deskripsi verbal. 9
Verbal Menyatakan perbandingan percepatan beberapa benda dengan simbol matematis.
10 Matematis
T4 Gerak Lurus
Beraturan GLB
Menyatakan jenis gerak benda yang bergerak dengan kecepatan konstan dari data rekam jejakpita ketik. 11
Verbal Menggambarkan grafik s=ft dari benda yang bergerak dengan kecepatan konstan.
12 Grafik
Menggambarkan rekam jejak benda yang bergerak dengan kecepatan konstan 13
Gambar T5
Gerak Lurus Berubah Beraturan
GLBB Menyatakan jenis gerak benda yang bergerak dengan percepatan konstan dari data gerak benda.
14 Verbal
Menggambarkan grafik v=ft dari sebuah benda yang mengalami gerak lurus dengan percepatan konstan. 15
Grafik Menggambarkan rekam jejak benda yang bergerak lurus dengan percepatan konstan.
16 Gambar
T6 Gerak Jatuh Bebas
Menyatakan perbandingan waktu tempuh sampai ke tanah beberapa benda berbeda yang mengalami jatuh bebas dengan pernyataan matematis.
17 Matematis
Menyatakan perbandingan waktu tempuh sampai ke tanah beberapa benda berbeda yang mengalami jatuh bebas dengan pernyataan verbal.
18 Verbal
Mendiagramkan perbandingan waktu sampai ke tanah untuk tiga buah benda yang mengalami jatuh bebas. 19
Diagram
Iyus Nurzaman, 2014 Peningkatan Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah PBM
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
106
LEMBAR JUDGEMENT INSTUMEN PENILAIAN KOGNITIF MATERI GERAK LURUS
KELAS X IPA SMA Petunjuk: Berilah tanda √ pada kolom S jika sesuai dan TS jika tidak sesuai
No So
a l
Ind ika
to r
T ema
Soal Ra
na h
K o
g nitif
Repre sent
a si
J a
wa ba
n Kesesuaian
dengan Ranah Kognitif
Kesesuai an
dengan Indikator
S TS
S TS
1 Menjelaskan
pengertian gerak
- 1.
Sebuah benda dikatakan bergerak apabila benda itu mengalami…. A.
perubahan titik acuan. B.
perubahan kedudukan relatif terhadap benda tersebut. C.
perubahan kedudukan relatif terhadap titik acuan tertentu. D.
perubahan kedudukan dan perubahan titik acuan. E.
perubahan kedudukn tanpa adanya acuan. C2
Verbal C
SaranPerbaikan: 2
Membedaka n jarak dan
perpindahan berdasarkan
perhitungan matematis.
T1 2.
Anton mengendarai motor dari kota A ke kota B sejauh 20 km. Dari kota B Anton kemudian melanjutkan perjalanan ke kota C sejauh 40 km. Dari kota C Anton kembali lagi ke B kemudian
berhenti di B untuk mengisi bensin. Besar jarak dan perpindahan yang dialami Anton berturut turut adalah....
A. 100 km dan 20 km
B. 100 km dan 100 km
C. 100 km dan 60 km
D. 20 km dan 100 km
E. 20 km dan 60 km
C2 Matematis
A
SaranPerbaikan:
107
depan sejauh 20 m, kemudian berlari lagi ke arah yang sama 40 m, lalu berbalik arah sejauh 40 m. Pernyataan yang tepat tentang pergerakan si pelari tersebut adalah....
A. Besar jarak tempuh pelari 5 kali besar perpindahannya.
B. Besar jarak tempuh dan perpindahan pelari sama.
C. Besar perpindahan dan jarak pelari berselisih 40 m.
D. Besar jarak pelari 15 kali perpindahannya.
E. Besar perpindahan pelari 3 kali jarak nya.
SaranPerbaikan: 4
. Menggambar
kan gerak dari suatu
benda. T1
4. Bayu sedang memainkan mobil mainnannya di sebuah lapangan. Dia memajukan mobil
mainannya ke kanan sejauh 2 m lalu berhenti. Kemudian dimajukan lagi 4 m ke arah yang sama. Bayu kemudian memundurkan mobil mainannya ke kiri sejauh 4 meter. Penggambaran gerak
mobil mainan Bayu dari posisi awalnya yang paling tepat adalah.... C4
Gambar A
SaranPerbaikan: 5
Menghitung nilai
kecepatan benda
berdasarkan data.
T2 5.
Dalam waktu 15 sekon, mobil Pedro menempuh jarak 600 meter, sedangkan mobil Edo hanya mampu menempuh setengah jarak Pedro dalam selang waktu tersebut. Besar kecepatan mobil
Edo dan Pedro berturut-turut adalah... A.
40 ms dan 20 ms B.
40 ms dan 40 ms C.
20 ms dan 20 ms D.
20 ms dan 40 ms E.
30 ms dan 20 ms C3
Matematis A
SaranPerbaikan:
1 2
3 4
5 6
7 8
9
A.
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
B.
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
D.
1 2
3 4
5 6
7 8
9
E.
1 2
3 4
5 6
7 8
9
C.
108
6 Menggambar
kan grafik v=ft
berdasarkan data jarak
tempuh. T2
6. Dalam waktu 10 sekon, mobil balap Rafi dapat menempuh jarak 200 m. Sedangkan dalam
selang waktu yang sama mobil balap Kevin hanya mampu menempuh jarak 100 m. Grafik kecepatan mobil mereka berupa grafik v=ft terekam oleh tim ahli club mereka. Penggambaran
grafik yang v=ft untuk kasus ini yang tepat adalah..... C3
Grafik A
SaranPerbaikan: 7
Mendiagram kan
perbandinga n kecepatan
dua buah benda.
T2 7.
Jarak dari sekolah ke rumah Romi adalah 2 km, sedangkan jarak dari sekolah ke rumah Kardun adalah 1 km. Keduanya sama-sama berangkat ke sekolah naik sepeda jam 06.30. Pada
pukul 07.00 keduanya sampai di sekolah. Jika digambarkan dengan grafik, yang menunjukan perbandingak kecepatan sepeda Romi dan Kardun adalah....
C2 Diagram
A
5 10
15 20
2 4
6 8
10 V ms
t s
R dan K
R
K
5 10
15 20
2 4
6 8
10 V
ms
t s
A.
K R
5 10
15 20
2 4
6 8
10 V ms
t s
D.
5 10
15 20
2 4
6 8
10 V ms
t s
K R
E.
5 10
15 20
2 4
6 8
10 V ms
t s
R dan K
C. B.