Definisi Operasional Teknik Pengumpulan Data

Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik simple random sampling. Teknik simple random sampling ini merupakan teknik pengambilan sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Sugiyono, 2013:120. Penulis memilih teknik simple random sampling ini karena populasi homogen, atau dengan kata lain populasi pada penelitian ini dianggap memiliki kemampuan yang sama dalam menulis cerpen dan juga tidak berstrata karena populasi pada penelitian ini seluruhnya adalah siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung. Adapun cara pengambilan sampel dilakukan dengan undian. Melalui cara undian itu didapatkan sampel untuk penelitian ini yaitu kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VII E sebagai kelas kontrol.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional sangat penting agar penulis dan pembaca memiliki persepsi yang sama tentang penelitian yang akan dilakukan. Penulis medefinisikan variabel-veriabel yang akan diteliti sebagai berikut. 1. Model sinektik adalah suatu rencana atau pola pembelajaran yang mempertemukan berbagai macam unsur, dengan menggunakan kiasan untuk memperoleh satu pandangan baru. 2. Media film merupakan media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang. 3. Pembelajaran menulis cerpen adalah pembelajaran menulis sebuah karangan narasi yang pendek, yang menyajikan cerita serta masalah yang tidak terlalu rumit untuk dipecahkan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dalam bentuk tes. Teknik pengumpulan data berupa tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa. Tes pada penelitian ini terdiri dari tes awal prates dan tes akhir pascates. Tes awal Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dilakukan sebelum siswa diberi perlakuan berupa pembelajaran yang menggunakan model sinektik dengan media film pendek pada kelas eksperimen, sedangkan tes akhir diberikan setelah siswa diberi perlakuan berupa pembelajaran yang menggunakan model sinektik dengan media film pendek pada kelas eksperimen. Tes akhir ini dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan setelah perlakuan khusus pada kelas eksperimen. Adapun tes akhir ini dilakukan di kelas kontrol agar peneliti dapat membandingkan hasil akhir dari kelas kontrol ini dengan kelas eksperimen. 1. Instrumen Tes Instrumen tes yang digunakan untuk tes adalah lembar tes. Lembar tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis cerita pendek. Dalam penelitian ini, tes dilakukan dua tahap yaitu tahap prates dan tahap pascates. Berikut adalah lembar tes yang digunakan untuk menguji kemampuan siswa baik prates maupun pascates. Berikut pedoman kriteria penilaian cerpen yang digunakan dalam penelitian ini. Tes Menulis Cerita Pendek Kerjakanlah soal berikut dengan seksama Buatlah sebuah cerita pendek dengan judul yang menarik dengan tema bebas kemudian perhatikan pula hal-hal berikut. 1 Kelengkapan unsur-unsur cerita pendek mencakup alur, tokoh, latar, sudut pandang, penceritaan, dan gaya bahasa. 2 Kepaduan antarunsur cerpen. 3 Kesesuain penggunaan bahasa dan EYD. Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2 Pedoman Kriteria Penilaian Cerpen No Aspek yang Dinilai Kriteria dan Skor 1. Kelengkapan aspek formal 25 = Memuat judul, nama pengarang, dialog dan narasi 20 =Hanya memuat tiga sub aspek misalnya hanya memuat judul, nama pengarang dan narasi 15 =Hanya memuat dua subaspek misalnya hanya memuat judul dan narasi 10 =Hanya memuat satu subaspek misalnya hanya memuat narasi 2. Kelengkapan unsur intrinsik cerpen 25 = memuat 1. fakta cerita alur, tokoh dan latar 2. sarana cerita sudut pandang 3. penceritaan, dan gaya bahasa 4. pengembangan isi yang relevan dengan judul. 20 = memuat ketiga subaspek namun tidak lengkap misalnya dalam fakta cerita hanya memuat alur dan tokoh tanpa disertai latar yang jelas 15 = hanya memuat dua subaspek misalnya hanya memuat fakta cerita dan sarana cerita 10 = hanya memuat satu subaspek misalnya hanya memuat fakta cerita 3. Keterpaduan unsurstruktur cerpen 25 = Struktur disusun dengan memerhatikan 1 kaidah plot kelogisan, rasa ingin tahu, Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kejutan dan keutuhan dan penahapan plot awal, tengah dan akhir 2 dimensi tokoh fisiologis, psikologis, dan sosiologis 3 dimensi latar tempat, waktu, dan sosial 20 = Memuat ketiga subaspek namun tidak lengkap misalnya kaidah plot hanya menunjukan rasa ingin tahu dan kejutan, namun tidak menunjukan keutuhan 15 = Hanya memuat dua subaspek 10 = Hanya memuat satu subaspek 4. Kesesuaian penggunaan bahasa cerpen 25 = menggunakan 1 kaidah EYD 2 keajekan penulisan 3 ragam bahasa yang disesuaikan dengan dimensi tokoh dan latar 20 = memuat ketiga subaspek namun tidak lengkap misalnya masih ditemukan kata- kata yang tidak sesuai dengan EYD 15 = hanya memuat dua subaspek misalnya hanya menggunakan kaidah EYD dan keajekan penulisan 10 = hanya memuat satu subaspek misalnya hanya menggunakan kaidah EYD Sumber: Sumiyadi. 2010. Kriteria Penilaian Cerpen 2. Instrumen Perlakuan Instrumen perlakuan dalam penelitian ini berupa rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan faktor penting dalam melaksanakan pembelajaran sebagai pedoman bagi guru untuk mencapai Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tujuan dari pembelajaran yang dilaksanakan. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN Sekolah : SMP Negeri 29 Bandung Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia KelasSemester : VII2 Topik : Teks Cerita Pendek Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Kompetensi Inti

Dokumen yang terkait

DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN KECIL-KECIL PUNYA KARYA (KKPK) SEBAGAI ALTERNATIF MATERI PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DI SMP

1 60 18

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandarlampung Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012)

0 7 53

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS IX SEMESTER GANJIL SMP 17.3 KATIBUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 65

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 01 Pagelaran Tahun Ajaran 2014/1015)

3 19 59

PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 8 82

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE FISHBOWL PADA SISWA SMA

1 8 6

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE IMAGE STREAMING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS XI SMA DARUL FALAH CIHAMPELAS

0 1 6

View of PENERAPAN METODE MENCARI PASANGAN DENGAN MEDIA KARTU JODOH DALAM MENULIS KREATIF CERITA PENDEK

0 0 10

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI KASUS DI KELAS XI SMK NEGERI 5 SURAKARTA)

0 2 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI MELALUI METODE SPIDER CONCEPT MAP (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 20112012) TESIS Disusun untuk memenuhi sebagia

0 0 250