Rina Marlina, 2013 Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pembelajaran Demokrasi Dalam Menumbuhkan Berpikir
Kritis Siswa Studi Naturalistik Pembelajaran PKN Di SMA Pasundan 3 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
b. Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan mata
pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD NRI 1945 Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Menurut Kalidjernih, 2010:130 pendidikan kewaraganegaraan
merupakan pendidikan
pengembangan karakteristik-
karakteristik seorang warga negara melalui pengejaran tentang peraturan- peraturan dan institusi masyarakat negara. Selanjutnya, ada empat aspek yang
lazim menjadi perhatian utama pendidikan ini yaitu hak dan kewajiban, tanggung- jawab, partisipasi dan identitas dalam relasi negara-warga negara dan warga
negara dan warga negara.
2. Pendekatan Tematik
Pendekatan pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang pengembangannya dimulai dengan menentukan topik tertentu sebagai tema atau
topik sentral, setelah tema ditetapkan maka selanjutnya tema itu dijadikan dasar untuk menentukan dasar sub-sub tema dari bidang studi lain yang terkait Fogarty,
1991 dalam Setiana, 2009:17. Sejalan dengan itu Depdiknas 2007:5 menyatakan: “... pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa”.
Rina Marlina, 2013 Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pembelajaran Demokrasi Dalam Menumbuhkan Berpikir
Kritis Siswa Studi Naturalistik Pembelajaran PKN Di SMA Pasundan 3 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Adapun karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran terpadu menurut Karli dan Margaretha dalam Indrawati, 2009:22-23, yaitu:
a. Holistik, suatu gejala dan fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam
pembelajaran terpadutematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang berkotak-kotak.
b. Bermakna, pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti
yang dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya semacam antarkonsep- konsep yang berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak
pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari. c.
Autentik, pembelaran terpadutematik memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan
belajar secara langsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang
diperoleh sifatnya menjadi lebih autentik. d.
Aktif, pembelajaran terpadutematik menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna
tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus
menerus belajar.
3. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui Pendekatan