2. Berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. 3. Keterampilan setiap siswa disamaratakan.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel acak atau random sampling. Pada teknik ini, secara teoritis semua anggota dalam populasi
mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Cara random sampling yang peneliti gunakan adalah cara
tradisional. Dimana langkah penentuan kelompoknya adalah 1 Mendata populasi yang akan ditemui. Populasi disini adalah kelas XI IPA yang
memiliki 4 kelas, 2 Menuliskan dalam kertas kelompok atau kelas XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4, dan XI IPA 5. setelahnya digulung dan dimasukan
kedalam gelas, 3 Lalu dikocok hingga kertas keluar dari gelas, 4 kelas yang tertera di kertas adalah kelas XI IPA 2 dan kelas XI IPA 3.
Tabel 3.1 Sampel Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
KELAS JUMLAH
JENIS KLAMIN PUTRI PUTRA
Eksperimen 28
19 9
Kontrol 28
20 8
Setelah proses penentuan, kelompok eksperimen yang akan mendapatkan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan rasa
empati, yaitu kelas XI IPA 2 sebanyak 28 orang, dan kelas kontrol yang akan diberikan pembelajaran secara konvensional, yaitu kelas XI IPA 3
sebanyak 28 orang.
D. Desain Penelitian
Untuk memperlancar proses penelitian maka perlu dilakukan langkah-langkah yang akan peneliti lakukan dalam penelitian ini. Desain penelitian yang dibuat
secara cermat akan memberikan gambaran yang lebih jelas pada kaitannya dengan penyusunan hipotesis dengan tindakan yang akan diambil dalam proses penelitian
selanjutnya. Desain penelitian ini diharapkan bisa menjadi pedoman bagi peneliti
dalam melaksanakan setiap langkah-langkah penelitian yang akan diambil agar proses penelitian berjalan sesuai dengan prosedur yang benar. dalam rangka
melakukan penelitian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, desain penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Design. Desain
penenlitiannya sebagai berikut: Bagan 3.1
Desain Penelitian
R = Responden O1 = Kelompok Eksperimen penerapan perrmainan pretest
O2 = Kelompok Eksperimen penerapan permainan posttest O3 = Kelompok kontrol pretest
O4 = Kelompok kontrol prosttest
X = Perlakuan
E. Program Perlakuan
Dalam penelitian, sampel yang terpilih telah dibagi menjadi dua kelompok yang akan diberikan perlakuan berbeda. Kelompok yang terpilih sebagai
kelompok eksperimen akan diberikan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kelompok yang terpilih sebgai kelompok kontrol
akan diberikan pembelajaran seperti biasa dengan model pembelajaran konvensional.
Dalam program perlakuan kooperatif tipe STAD yang diterapkan, setiap perlakuan memenuhi lima elemen penting yang telah dijelaskan Metzler
1999 yaitu presentasi kelas, pembentukan tim belajar, mengadakan kuis secara individu atau kelompok,pemberian skor kemajuan individual, dan
rekognisi tim.
R O
1
X O
2
R O
3
O
4
Tidak hanya penerapan model pembelajaran saja, pemberian pengalaman pembelajaran sosial berupa empati. Guru harus memberikan pengalaman
yang menggugah empati anak setiap pertemuan. Dalam program perlakuan ini, guru menerapkan delapan komponen yang dapat menanamkan empati,
yaitu mengenali perasaan diri sendiri, menyediakan waktu menyendiri untuk berpikir apa yang telah terjadi, memandang masalah dari sudut pandang orang
lain, menjadi pendengar yang baik, menghayati fenomena berbagai hal yang
kita jumpai setiap hari, mengatur dan mengatasi gejolak emosi dalam
menghadapi reaksi positif maupun negatif, dan berkorban untuk kepentingan orang lain.
Program perlakuan ini terdiri dari pra-pengajaran, pengajaran, dan pasca- pengajaran. Pada saat pra-pengajaran, guru melakukan persiapan diri untuk
berpartisipasi dalam pembelajaran, guru juga memahaman konsep empati pada pembelajaran pendidikan jasmani yang akan diajarkan dan pemahaman
pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif . Setelah proses pra-pengajaran selesai, guru melakuakan treatment pada
setiap kelompoknya. pada proses pengajaran, guru memposisikan pemahaman konsep empati pada alam pikir, selain itu guru juga
memposisikan pemahaman
pelaksanaan pembelajaran
menggunakan indikator model pembelajaran kooperatif. Setelah itu guru merangkai kegiatan
sesuai konsep dan indikator empati yang telah ditetapkan, merangkai kegiatan sesuai dengan pola pembelajaran dengan indikator model pembelajaran
kooperatif yang telah ditetapkan dan mengkoordinasikan pembelajaran pendidikan jasmani dengan indikator empati dan indikator model
pembelajaran kooperatif. Pada pertemuan pertama guru menyebarkan angket skala empati agar diisi
oleh kelompok eksperimen dan kontrol untuk pengambilan data awal sebelum diberikan perlakuan pretest. Pertemuan kedua dan ketiga guru memberikan
perlakuan berupa permainan pada pembelajaran sepak bola. Guru menyisipkan pengalaman belajar pada setiap permainan. Pada pertemuan ini
guru lebih mengingatkan kepada siswa agar siswa peduli kepada siswa lainnya pada setiap pembelajaran.
Pertemuan keempat dan kelima guru memberikan perlakuan berupa permainan pada pembelajaran atletik lari sambung. Pada pertemuan ini guru
mengajak anak untuk berempati tidak hanya kepada teman-temannya tetapi kepada lingkungan sekitarnya. Pertemuan keenam dan ketujuh guru
memberikan perlakuan berupa permainan pada pembelajaran senam lantai. Pada pertemuan ini guru lebih tegas kepada siswa yang masih tidak peduli
kepada siswa lainnya. Guru lebih gencar membantu siswa agar menumbuhkan rasa empati pada diri siswa.
Pertemuan kedelapan dan kesembilan guru memberikan perlakuan berupa permainan pada pembelajaran senam irama. Pada pertemuan kali ini guru
melepas siswa agar mampu berempati tanpa instruksi guru. Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengexplore kemampuan berinteraksi dari
masing-masing individu. Pertemuan kesepuluh dan kesebelas guru memberikan perlakuan berupa permainan pada pembelajaran pola hidup
sehat. Pada pertemuan ini guru kembali mengingatkan akan berempati kepada siswa dan lingkungan lainnya.
Pertemuan kedua belas dan ketiga belas guru memberikan perlakuan berupa permainan pada pembelajaran luar sekolah. Pada pertemuan ini
pengalaman belajar dan berinteraksi pada pembelajaran sebelumnya sangat berpengaruh pada keberhasilan setiap kelompoknya. Dan pertemuan keempat
belas guru kembali menyebarkan angket skala empati agar diisi oleh kelompok eksperimen dan kontrol untuk pengambilan data akhir setelah
diberikan perlakuan posttest. Selesai proses pengajaran guru memberikan refleksi kepada siswa berupa
diskusi antar kelompok dan memberi masukan dengan cara yang baik dan tidak mencemooh orang lain, diskusi pemahaman materi secara psikomotor,
kognitif dan rasa empati, dan penekanan pentingnya kerjasama kelompok untuk mengembangkan rasa empati siswa
F. Instrumen Penelitian