Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas akibat kelas fungsional jalan dan tata guna lahan Derajat Kejenuhan

15 kendaraan lainnya serta kendaraan masuk dan keluar lahan di samping jalan. Tabel III.9. Menunjukkan Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Akibat Hambatan Samping Faktor penyesuaian Hambatan samping Lebar bahu efektif Rata-rata Ws m Type jalan Kelas hambatan samping SFC ≤ 0,5 m 1,0 m 1,5 m ≥ 2 m Empat lajur terbagi 42 D Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi 1,00 0,98 0,95 0,91 0,86 1,00 0,98 0,95 0,92 0,87 1,00 0,98 0,96 0,93 0,89 1,00 0,99 0,98 0,97 0,96 Empat lajur tak terbagi 42 UD Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi 1,00 0,96 0,92 0,88 0,81 1,00 0,97 0,94 0,89 0,83 1,00 0,97 0,95 0,90 0,85 1,00 0,98 0,97 0,96 0,95 Empat lajur tak terbagi 22 UD Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi 1,00 0,96 0,91 0,85 0,76 1,00 0,97 0,92 0,87 0,79 1,00 0,98 0,95 0,91 0,86 1,00 0,98 0,97 0,95 0,93 Sumber: Departemen Pekerjaan Umum, 1997

5. Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas akibat kelas fungsional jalan dan tata guna lahan

Untuk tujuan perhitungan, guna lahan ditentukan sebagai persentase dari segmen jalan dengan pengembangan tetap dalam bentuk bangunan. Tabel III.10. menunjukkan faktor penyesuaian kecepatan arus bebas akibat kelas fungsional jalan dan tata guna lahan. 16 Tabel III.10. Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Akibat Kelas Fungsional Jalan dan Tata Guna Lahan Faktor penyesuaian FFV RC Pengembangan samping jalan Type jalan 0 25 50 75 100 Empat lajur terbagi Arteri Kolektor Lokal 1,00 0,99 0,98 0,99 0,98 0,97 0,98 0,97 0,96 0,96 0,95 0,94 0,95 0,94 0,93 Empat lajur tak terbagi Arteri Kolektor Lokal 1,00 0,97 0,95 0,99 0,96 0,94 0,97 0,94 0,92 0,96 0,93 0,91 0,945 0,915 0,895 Dua lajur tak terbagi Arteri Kolektor Lokal 1,00 0,94 0,90 0,98 0,93 0,88 0,97 0,91 0,87 0,96 0,90 0,80 0,94 0,88 0,84 Sumber: Departemen Pekerjaan Umum, 1997 Maka penentuan kecepatan arus bebas pada kondisi sesungguhnya dapat dihitung dengan rumus: FV = FVo + FVw x FFV SF x FFV RC …………………………… III.4 dengan: FV = kecepatan arus bebas sesungguhnya kmjam FV O = kecepatan arus bebas dasar kmjam FV W = penyesuaian akibat lebar lajur lalu lintas FFV SF = faktor penyesuaian akibat hambatan samping dan lebar bahu FFV RC = faktor penyesuaian akibat kelas fungsional jalan dan tata guna lahan.

8. Derajat Kejenuhan

Yang dimaksud dengan derajat kejenuhan adalah perbandingan rasio lalu lintas smpjam terhadap kapasitas smpjam. Rumus: DS = C Q ………………………………………………………………... III.5 17 dengan DS : derajat kejenuhan Q : volume arus lalu lintas pada jam puncak C : kapasitas

B. Mengidentifikasi Kerusakan

Survei dilakukan untuk mengidentifikasikan kerusakan- kerusakan yang terjadi pada perkerasan jalan yang nantinya dipergunakan untuk meningkatkan efisiensi, penjadwalan dan kontrol penggunaan dana dari kegiatan rutin. Pengidentifikasian di sini mencangkup jenis-jenis kerusakan, luas kerusakan dan kelas kerusakan. Adapun jenis-jenis kerusakan yang diamati dan kreteria pengukuran dapat dilihat pada Tabel III.11. Tabel III. 11. Kreteria Pengukuran Berdasarkan Type Kerusakan. No. Type Kerusakan Kreteria Pengukuran 1. Deformasi a. Ambles b. Keriting c. SungkurJembul Kedalaman mm diukur di bawah penggaris 1,2 m Kedalaman mm diukur di bawah penggaris 1,2 m jarak dari puncak ke puncak gelembung Kedalaman mm diukur di bawah penggars 1,2 m 2. Retak a. Retak bulan sabit, retak diagonal, retak tengah, retak melintang. b. Retak blok, retak kulit buaya tak memanjang. Lebar retak mm yang paling dominan lebar. Lebar retak mm yang paling dominan lebar, jarak antar celah lebar kotak. 3. Kerusakan tepi a. Rusak tepi b. Penurunan tepi Lebar maksimum dari lapis permukaan yang lepas mm. Tinggi penuranan mm 4. Cacat permukaan a. Pengelupasan Ketebalandari lapisan yang mengelupas