Manfaat Magang Kambing Peranakan Etawa

commit to user

B. Tujuan Magang

1. Tujuan umum a. Agar mahasiswa memperoleh pengalaman yang berharga dengan mengenali kegiatan di lapangan kerja yang ada di bidang peternakan secara luas. b. Meningkatkan pemahaman kepada mahasiswa mengenai hubungan antara teori dan penerapannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat menjadi bekal bagi mahasiswa dalam terjun ke masyarakat. c. Agar mahasiswa memperoleh ketrampilan kerja dan pengalaman kerja yang praktis yakni secara langsung dapat menjumpai, merumuskan serta memecahkan masalah yang ada dalam kegiatan di bidang peternakan. d. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi, pemerintah, instansi terkait dan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan mutu pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui secara langsung kondisi umum Peternakan Kambing Peranakan Etawa Bumiku Hijau Yogyakarta. b. Mengetahui segala aspek yang terkait dengan kegiatan yang ada di Peternakan Kambing Peranakan Etawa Bumiku Hijau Yogyakarta.

C. Manfaat Magang

- Mengetahui kesesuaian dan penerapan ilmu yang dipelajari di lapangan. - Mengetahui faktor-faktor eksternal di lapangan yang mempengaruhi pengaplikasian teori ilmu. - Menambah pengalaman dan ketrampilan kerja. - Mahasiswa mampu berkomunikasi dan mengintegrasikan diri dalam lingkungan perusahaan. - Mampu menganalisis permasalahan dan kendala dalam pengelolaan dan pengembangan usaha peternakan. commit to user commit to user II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kambing Peranakan Etawa

Kambing banyak dipelihara oleh penduduk pedesaan Mulyono, 2003. Dijelaskan lebih lanjut, alasannya pemeliharaan kambing lebih mudah dilakukan daripada ternak ruminansia besar. Kambing cepat berkembang biak dan pertumbuhan anaknya juga tergolong cepat besar. Menurut Sarwono 2005, nilai ekonomi, sosial, dan budaya beternak kambing sangat nyata. Dijelaskan lebih lanjut, besarnya nilai sumber daya bagi pendapatan keluarga petani bisa mencapai 14-25 dari total pendapatan keluarga dan semakin rendah tingkat per luasan lahan pertanian, semakin besar nilai sumber daya yang diusahakan dari beternak kambing. Pendapatan dan nilai tambah beternak kambing akan semakin nyata jika kaidah-kaidah usaha peternakan diperhatikan. Kaidah-kaidah itu antara lain penggunaan bibit yang baik, pemberian pakan yang cukup dari segi gizi dan volume, tatalaksana pemeliharaan yang benar, serta memperhatikan permintaan dan kebutuhan pasar. Kambing adalah hewan dwi guna, yaitu sebagai penghasil susu dan sebagai penghasil daging Williamson dan Payne, 1993. Kambing PE adalah bangsa kambing yang paling populer dan dipelihara secara luas di India dan Asia Tenggara Devendra dan Burns, 1994. Ciri-ciri kambing PE adalah warna bulu belang hitam putih atau merah dan coklat putih, hidung melengkung, rahang bawah lebih menonjol, jantan dan betina memiliki tanduk, telinga panjang terkulai, memiliki kaki dan bulu yang panjang Sosroamidjojo, 1991. Kambing PE telah beradaptasi terhadap kondisi dan habitat Indonesia Mulyono, 2003. Mulyono dan Sarwono 2005 menyatakan, bila tata laksana pemeliharaan ternak kambing yang sedang bunting atau menyusui dan anaknya baik, maka bobot anak kambing bisa mencapai 10-14 kgekor ketika disapih pada umur 90-120 hari. Menurut Williamson dan Payne 1993, untuk kambing pedaging ada kecenderungan menunda penyapihan untuk 3 commit to user memberikan kesempatan anak kambing memperoleh keuntungan yang maksimal dari susu induknya.

B. Tatalaksana Penyediaan Pakan