Asep Rahmat Saepuloh, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Dan
Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Siswa didorong untuk mengidentifikasi ciri-ciri suatu konsep berdasarkan hubungan
dengan konsep
lain. Misalnya,
siswa diminta
untuk mengidentifikasi sifat-sifat balok dengan cara membandingkan dengan sifat-
sifat kubus. 4.
Compressed conflict Pada tahap ini siswa diminta untuk memberikan deskripsi terhadap suatu
konsep lebih spesifik. Misalnya, siswa diminta untuk menjelaskan sifat-sifat balok berdasarkan unsur-unsurnya.
5. Making the connections
Pada tahap kelima siswa diminta untuk membuat kesimpulan tentang konsep yang telah dieksplorasi. Misalnya, siswa diminta untuk menyimpulkan sifat-
sifat balok. Banyaknya lembar kerja siswa disesuaikan dengan banyaknya pertemuan
dan alokasi waktu yang tersedia. Lembar kerja siswa ini memuat informasi yang diperlukan, pertanyaan yang memerlukan analisis, dan kesimpulan. Lembar kerja
siswa ini secara lengkap terdapat pada Lampiran A.2 halaman 86.
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Untuk itu pengolahan terhadap data yang telah dikumpulkan, dilakukan
secara kualitatif dan kuantitatif.
a. Analisis Data Kualitatif
Data-data kualitatif diperoleh melalui wawancara dan lembar observasi. Hasil wawancara diolah secara deskriptif dan hasilnya dianalisis melalui laporan
penulisan essay yang menyimpulkan kriteria, karakteristik serta proses yang terjadi dalam pembelajaran.
b. Analisis Data Kuantitatif
Data-data kuantitatif diperoleh dalam bentuk hasil uji instrumen, data pretes, postes, gain. Data hasil uji instrumen diolah dengan Microsoft excel 2007 untuk
memperoleh validitas, reliabilitas, daya pembeda serta derajat kesulitan soal. Sedangkan data hasil pretes, postes, dan n-gain diolah dengan software SPSS for
Asep Rahmat Saepuloh, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Dan
Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Windows. Hasil tes kemampuan representasi dan komunikasi matematis digunakan untuk menelaah peningkatan kemampuan representasi dan komunikasi
matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran melalui Model Pembelajaran Sinektik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Data yang diperoleh dari hasil tes kemampuan representasi dan komunikasi matematis diolah melalui tahapan sebagai berikut:
1 Memberikan skor jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban dan pedoman
penskoran yang digunakan. 2
Membuat tabel skor pretes dan postes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3 Menentukan skor peningkatan kemampuan representasi dan komunikasi
matematis siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dihitung dengan menggunakan rumus
gain skor normal Hake dalam Yuni, 2010: 55 yaitu: � =
� − �
�
� − �
�
dengan, g
: nilai n-gain dari hasil perhitungan S
pre
: skor pretes S
pos
: skor postes S
maks
: skor maksimum Hasil perhitungan n-gain kemudian diinterpretasikan dengan
menggunakan klasifikasi seperti pada Tabel 3.9 berikut:
Tabel 3.9 Klasifikasi Gain Ternormalisasi
Besarnya N-Gain g Klasifikasi
g ≥ 0,70 Tinggi
0,30 ≤ g 0,70 Sedang
g 0,30 Rendah
Asep Rahmat Saepuloh, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Dan
Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
4 Melakukan uji normalitas untuk mengetahui kenormalan data skor pretes,
postes dan n-gain peningkatan kemampuan representasi dan komunikasi matematis menggunakan uji statistik Shapiro-Wilk.
Adapun rumusan hipotesisnya adalah: H
: Data berdistribusi normal H
1
: Data berdistribusi tidak normal Dengan kriteria uji sebagai berikut:
Jika nilai Sig. p-value α α = 0,05, maka H
ditolak Jika nilai Sig. p-value
≥ α α = 0,05, maka H diterima.
5 Menguji homogenitas varians skor pretes, postes dan n-gain kemampuan
representasi dan komunikasi matematis menggunakan uji Levene. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah:
H : Varians skor kelas ekperimen dan kelas kontrol homogen
H
1
: Varians skor kelas ekperimen dan kelas kontrol tidak homogen Dengan kriteria uji sebagai berikut:
Jika nilai Sig. p-value α α = 0,05, maka H
ditolak Jika nilai Sig. p-value
≥ α α = 0,05, maka H diterima.
6 Setelah data memenuhi syarat uji normalitas dan homogenitas, selanjutnya
dilakukan uji perbedaan rerata skor pretes, rerata skor postes, dan uji perbedaan rerata skor n-gain.
Pertama melakukan uji perbedaan rerata pretes kemampuan representasi dan komunikasi matematis pada kelas eksperimen dan kontrol.
Hipotesis yang diajukan adalah: H
∶ �
1
= �
2
: Rerata pretes kelas eksperimen tidak berbeda secara signifikan dengan kelas kontrol
H
1
: �
1
≠ �
2
: Rerata pretes kelas eksperimen berbeda secara signifikan dengan kelas kontrol
Selanjutnya melakukan uji perbedaan rerata postes kemampuan representasi dan komunikasi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Adapun rumusan hipotesisnya adalah:
Asep Rahmat Saepuloh, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Dan
Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
H ∶ �
1
= �
2
: Rerata postes kelas eksperimen tidak berbeda secara signifikan dengan kelas kontrol
H
1
∶ �
1
≠ �
2
: Rerata postes kelas eksperimen berbeda secara signifikan dengan kelas kontrol
Kemudian untuk menguji peningkatan kemampuan representasi dan komunikasi matematis siswa yang menggunakan Model Pembelajaran
Sinektik lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional dilakukan uji perbedaan rerata n-gain uji satu pihak. Adapun
rumusan hipotesisnya adalah: H
∶ �
1
= �
2
: Rerata n-gain kelas eksperimen tidak lebih baik secara signifikan daripada kelas kontrol
H
1
∶ �
1
�
2
: Rerata n-gain kelas eksperimen lebih baik secara signifikan daripada kelas kontrol
Menurut Uyanto 2009 hubungan nilai signifikansi uji satu arah dan dua arah dari output SPSS ialah Sig.1-tailed = ½ Sig.2-tailed. Untuk uji
dua pihak kriteria pengujian dengan taraf signifikansi � = 0,05 adalah
terima H jika Sig.2-tailed
� = 0,05, H ditolak untuk hal lainnya,
sedangkan kriteria pengujian untuk uji satu pihak untuk taraf signifikansi yang sama terima H
jika Sig.1-tailed � = 0,05, H
ditolak untuk hal lainnya.
Data berdistribusi normal dan data tidak homogen maka digunakan uji t
′ dan data berdistribusi tidak normal, maka pengujiannya menggunakan uji non-parametrik untuk dua sampel yang saling bebas pengganti uji-t yaitu uji
Mann-Whitney.
G. Prosedur Penelitian