Disamping itu, Agusta 2000 menyebutkan bahwa minyak atsiri lempuyang wangi mengandung komponen
α-pinena, kamfena, ß-pinena, β-cis- osimena,
α-terpinena, 3-karena, sineol, 4-karena, β-linalool, DL-kamfor, 4-metil- 11-metilelil-3-sikloheksen-1-ol, isokariofilena,
α-kariofilena, patchulana, α- farnesena, kariofilena oksida, dan germakron.
d. Khasiat tanaman
Rimpang Zingiber aromaticum Val. berkhasiat sebagai obat asma, merangsang membran mukosa lambung, mengurangi rasa nyeri, pembersih darah,
menambah nafsu makan, pereda kejang, untuk mengobati penyakit empedu, penyakit kuning, radang sendi, batuk rejan, kolera, anemia, malaria, penyakit
syaraf, nyeri perut, mengatasi penyakit yang disebabkan cacing, dan masuk angin. Pada pemakaian luar, digunakan untuk mengatasi rasa nyeri Sudarsono dkk.,
2002. Ekstrak air dan ekstrak metanol rimpang Zingiber aromaticum Val. terbukti memiliki aktivitas penghambatan terhadap enzim CYP3A4 Usia et al.,
2005. Selain itu, rimpang Zingiber aromaticum Val juga berperan dalam menghambat aktivitas HIV dan kanker Dai et al., 1997.
2. Radikal bebas
Radikal bebas merupakan suatu molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan dalam orbital terluarnya sehingga sangat reaktif. Radikal ini
cenderung mengadakan reaksi berantai yang apabila terjadi di dalam tubuh akan dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan yang berlanjut dan terus-menerus
Wahdaningsih, 2013. Beberapa kerusakan yang dapat timbul akibat serangan radikal bebas antara lain kerusakan protein, DNA, peroksidasi lipid, kerusakan
membran sel, terutama penyusun membran sel berupa asam lemak tidak jenuh yang merupakan bagian dari fosfolipid serta protein, menimbulkan autoimun, dan
menyebabkan penyakit degeneratif. Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas umumnya bersifat kronis, yaitu dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyakit
tersebut menjadi nyata terjadi akumulasi dalam tubuh. Contoh penyakit yang sering dihubungkan dengan radikal bebas adalah penyakit jantung koroner dan
kanker. Akan tetapi, keberadaan radikal bebas tidak selamanya berbahaya bagi
tubuh. Misalnya, radikal bebas berperan dalam pencegahan penyakit yang disebabkan mikroba melalui sel-sel darah khusus Tuminah 2000.
Radikal bebas diduga merupakan penyebab kerusakan sel yang mendasari timbulnya berbagai macam penyakit, seperti kanker, jantung koroner, rematik
artritis, penyakit respiratorik, katarak, penyakit hati, serta berperan utama pada proses penuaan dini. Radikal bebas terbentuk dalam tubuh sebagai produk
samping proses metabolisme, selain itu juga dapat berasal dari luar tubuh yang terserap melalui pernafasan atau kulit Bast et al., 1991.
3. DPPH 1,1-Diphenyl-2-Picrylehydrazyl
Senyawa DPPH adalah radikal yang distabilkan oleh delokalisasi elektron bebas secara menyeluruh dan menyebabkan DPPH tidak mudah membentuk
dimer. Pencampuran radikal DPPH dengan substansi yang mampu menyumbangkan sebuah atom hidrogen akan memunculkan bentuk tereduksi
yang ditunjukkan oleh perubahan warna ungu menjadi kuning. Perubahan warna ini dapat diukur secara spektrofotometri Wahdaningsih, 2013. Metode ini
banyak dipilih karena mempunyai tingkat akurasi yang tinggi dan relatif lebih mudah dikerjakan. DPPH merupakan radikal bebas yang stabil pada suhu kamar,
cepat teroksidasi oleh temperatur dan udara. Sebagai pembanding dalam pengujian aktivitas antioksidan digunakan vitamin C. Penentuan kadar senyawa
fenolat total dan aktivitas antioksidan ini dapat ditentukan dengan menggunakan spektrofotometer Visibel Yan et al, 2006; Waterhouse, 1999.
4. Antioksidan