Latar Belakang Masalah PERBANDINGAN MODIFIKASI BOLA BERTALI DENGAN ROKET TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING DI SDN CIBITUNG KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG.
moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Pendidikan jasmani berarti program pendidikan lewat gerak atau permainan dan olahraga. Di dalamnya terkandung arti
bahwa gerakan, permainan, atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Mendidik disini dapat berupa keterampilan fisik dan
motorik, keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, dan bisa juga keterampilan emosional dan sosial.
Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan
dan olahraga, internalisasi nilai-nilai sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran
konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam
pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran sesuai dengan yang diharapkan.
Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah modal yang sangat penting dalam upaya peningkatan mutu sumber daya manusia, hasil
yang diharapkan itu akan dapat dicapai dalam waktu cukup lama dan melalui berbagai proses yang tersusun secara sistematis. Oleh karena itu, pendidikan
jasmani dan olahraga harus terus ditingkatkan dan dilakukan dengan kesabaran dan keikhlasan. Hal ini tentu diperlukan suatu tindakan yang mendukung
terciptannya pembelajaran yang kondusif dan anakpun nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran.
Menurut Suherman 2011: 83 berdasarkan kerangka dasar kurikulum 2004, maka ruang lingkup program pembelajaran pendidikan jasmani dan standar
kompetensi kelas 6 Sekolah Dasar meliputi hal-hal sebagai berikut: 1.
Permainan dan olahraga. 2.
Aktifitas pengembangan. 3.
Aktifitas uji diri. 4.
Aktifitas ritmik. 5.
Aktifitas Air. 6.
Pendidikan luar kelas outdoor education. Permainan dan olahraga berisikan kegiatan dari berbagai jenis permainan
dan olahraga, baik yang terstruktur maupun tidak dilaksanakan secara perorangan
atau beregu termasuk pengembangan nilai-nilai yang terkandung di dalam permainan seperti pengembangan kerjasama, sportifitas, kejujuran, berpikir kritis,
dan mengikuti peraturan yang berlaku. Adapun standar kompetensi permainan dan olahraga adalah mengkombinasikan berbagai unsure dasar keterampilan dasar
sepak bola, bola basket, kastikippersrounderssoft ball, atletik dan permainan net dengan control yang meningkat dan memiliki pengetahuan serta nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya. Aktifitas pengembangan berisikan kegiatan-kegiatan yang berfungsi untuk
mebentuk postur tubuh yang ideal, pengembangan komponen kebugaran jasmani, serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, seperti latihan kekuatan, daya
tahan, kelenturan, keseimbangan, dan kelentukan. Bentuk-bentuk yang dilakukan latihan adalah senam kesegaran jasmani, senam aerobic, pull up, sit up, back up,
push up, dan lain-lain. Aktifitas uji diri berisikan kegiatan-kegitan yang berhubungan dengan
ketangkasan seperti senam lantai, senam alat, dan aktifitas fisik lainnya yang bertujuan untuk melatih keberanian dan kapasitas diri.
Aktifitas ritmik berisikan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bebagai gerak irama seperti gerak irama bebas, gerak irama modifikasi dan gerak
irama menetap SKJ. Aktifitas air berisikan kegiatan-kegiatan di dalam air, seperti permainan air,
berbagai gaya renang dan keselamatan di air serta etika di dalam kolam renang. Pendidikan luar kelas outdoor education berisikan kegiatan-kegiatan di
luar kelas dan kegiatan di alam terbukabebas, seperti bermain di lingkungan sekolah bermain ke taman-taman, bermain di sela-sela perkampungan, lahan
pertanian, berkemah, mendaki gunung, dan menelusuri aliran sungai serta unsur perilaku yang berkaitan dengan kreatfitas alam terbuka
Salah satu materi pembelajaran pendidikan jasmani berdasarkan kurikulum yang ada di sekolah dasar yaitu atletik. Saputra 2001: 1 mengungkapkan
pengertian “atletik adalah salah satu aktifitas fisik yang dapat diperlombakan atau dipertandingkan dalam bentuk kegiatan jalan, lari, lempar, dan lompat”.
Atletik dapat menjadi salah satu kegiatan yang digemari dalam pendidikan jasmani disekolah dasar sesuai dengan ciri perkembangannya, siswa disekolah
dasar pada dasarnya sudah terampil melakukan unsur gerakan kegiatan atletik seperti berjalan, berlari, melempar dan melompat. Atletik dapat meningkatkan
kualitas fisik siswa sehingga lebih bugar, karena itu atletik sering pula dijadikan sebagai kegiatan pembuka atau penutup satuan ajar pendidikan jasmani disekolah
dasar. Atletik dapat menjadi unsur kegembiraan dan sifat-sifat tertentu, seperti kegigihan, semangat berlomba, dan lain sebagainya. Salah satu bentuk pengajaran
atletik yang seringkali diberikan di sekolah dasar adalah mengenai pembelajaran lempar lembing.
Menurut Muhtar 2010: 111 bahwa lempar lembing adalah sebagai berikut: Lempar lembing adalah suatu bentuk gerakan melempar suatu alat yang
berbentuk panjang dan bulat dengan berat tertentu yang terbuat dari kayu, bambu atau metal untuk perlombaan yang dilakukan dengan satu tangan
untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Melempar bagi siswa sekolah dasar, menjadi bagian keterampilan gerak dasar yang dilakukan dengan anggota badannya. Keterampilan itu disebut
keterampilan manipulatif. Dalam upaya membina dan pengembangan kemampuan tersebut, guru perlu merancang proses pembelajaran yang lebih menarik bagi
siswa agar mereka lebih giat mempelajarinya. Di dalam kehidupan sehari-hari tidak banyak kesempatan untuk melempar, sehingga kemampuan anak melempar
agak kurang berkembang dan akan tetap demikian apabila kekurangan ini tidak diatasi. Tugas utama seorang guru pendidikan jasmani adalah menciptakan
kesempatan yang merangsang anak-anak untuk mengembangkan kemampuannya melempar dalam suasana bermain secara bebas. Penyajian tugas gerak lempar
dengan cara bermain akan menciptakan prasyarat keterampilan yang menguntungkan bagi keterampilan gerak dominan pada tahap selanjutnya akan
dapat ditingkatkan tehnik lemparan dengan aturan yang berlaku dalam keterampilan atletik yang sesungguhnya.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa antara lain kurang kreatifnya guru Pendidikan jasmani di sekolah dalam membuat dan
mengembangkan media pembelajaran sederhana, guru miskin akan model-model pembelajaran, sehingga dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah
dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang monoton, guru hanya menggunakan metode ceramah dan metode tugas, karena mereka hanya mengejar bagaimana
materi pelajaran tersebut dapat selesai tepat waktu, tanpa memikirkan bagaimana pembelajaran itu bermakna dan dapat diaplikasikan oleh siswa dalam
kesehariannya. Selain itu juga faktor lain dalam pengajaran pendidikan jasmani dan hal ini
khusunya pembelajaran atletik yang dianggap membosankan dan kurang disenangi oleh siswa adalah model pembelajaran guru yang tidak menyesuaikan
dengan karakteristik, kemampuan, dan perkembangan anak. Guru pendidikan jasmani mengajarkan materi dan memperlakukan siswa sama dengan orang
dewasa. Seharusnya apabila guru akan menyediakan tugas gerak bagi siswa harus menyesuaikannya dengan keadaan siswa, karena karakteristik siswa sekolah dasar
berbeda dengan orang dewasa. Untuk mengatasi hal tersebut diatas diperlukan kemasan baru dalam bentuk
kegiatan yang menarik minat belajar anak dan menyenangkan untuk dilakukan oleh anak. Guru harus berusaha seoptimal mungkin dalam merancang tugas gerak
yang menggembirakan. Tanpa itu, mustahil mutu pengajaran atletik akan meningkat. Bahkan, akan tumbuh sikap tidak senang pada anak-anak terhadap
kegiatan atletik, terutama lempar lembing. Melalui program yang direncanakan secara baik, anak-anak dilibatkan
secara aktif dalam kegiatan fisik yang tinggi intensitasnya. Pendidikan jasmani juga tetap menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan yang ada
disekitarnya dengan banyak mencoba, sehingga kegiatannya tetap sesuai denganminat anak, lewat pendidikan jasmanilah anak-anak menemukan saluran
yang tepat untuk bergerak bebas dan meraih kembali keceriaannya, sambil terangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh.
Pembelajaran Pendidikan jasmani harus lebih dikembangkan ke arah yang lebih optimal sehingga peserta didik akan lebih inovatif, terampil, kreatif, dan
memiliki kesegaran jasmani dan kebiasaan hidup sehat serta memiliki
pengetahuan dan pemahaman gerak manusia. Kita sebagai calon tenaga pendidik di sekolah dasar yang memdalami bidang pendidikan jasmani harus dapat
mengembangkan teknik-teknik pengajaran yang lebih digemari oleh siswa sebagai bekal pada saat terjun langsung dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di
sekolah dasar nantinya. Sehingga dapat memberikan jalan keluar dari masalah yang selama ini dihadapi oleh para guru pendidikan jasmani, dalam pembelajaran
pendidikan jasmani pada umumnya dan pembelajaran atletik yaitu teknik dasar lempar lembing pada khususnya, serta mampu memperbaiki proses pembelajaran
pendidikan jasmani yang akhirnya mampu meningkatkan partisipasi aktif dan kemampuan siswa dalam bidang olahraga pada umumnya, di bidang penguasaan
teknik dasar lempar lembing pada khususnya. Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti mengambil judul
“Perbandingan Modifikasi Bola Bertali dengan Roket Terhadap Hasil Pembelajaran Lempar Lembing diSDN Cibitung Kecamatan Buahdua Kabupaten
Sumedang ”.