TEMUAN DATA LEMBAGA Evaluasi dampak usaha konveksi kelompok usaha bersama (kube) teluk amanah pada peningkatan aset anggotanya di kampung melayu Kabupaten Tengerang

37

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS

A. TEMUAN DATA LEMBAGA

1. Sejarah Singkat KUBE Teluk Amanah

Pemutusan hubungan kerja PHK yang terjadi diberbagai provinsi pada tahun 2004 telah berdampak pada kesejahteraan masyarakat dengan tidak adanya pekerjaan, masyarakat tidak mempunyai penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terlebih lagi telah terjadi krisis global pada tahun 2009 membuat Pertumbuhan ekonomi menjadi semakin memburuk. Tak terkecuali masyarakat di kampung melayu tidak sedikit yang menjadi korban PHK, hal inilah yang mendasari terbentuknya Kelompok Usaha Bersama KUBE Teluk Amanah, pada bulan juli tahun 2004 dalam bidang usaha konveksi di Kampung Melayu. Dengan beranggotakan sepuluh orang. 1 “Awalnya di daerah itu banyak yang di PHK kebetulan juga dapet bantuan dari Departemen Sosial pada tahun 2009 PHK besar-besaran, bantuan dari Departemmen Sosial, mesin jahit X-pit sepuluh unit jadi dari situ awalnya, kita sosialisasikan kepada warga dikampung itu.untuk warga yang menjadi Korban PHK.” 2 Awal terbentuk KUBE Teluk Amanah, mendapatkan informasi dari rekan-rekan LSM akan ada bantuan mesin jahit Tempat produksi pada awalnya bukan disini tapi di desa Pangkalan tahun 2004 namun dikarenakan tempat yang 1 Wawancara pribadi dengan pendamping KUBE Teluk Amanah Pak cahyadi, Kabupaten Tangerang, 6 mei 2011. terlampir 2 Ibid,. terlampir tidak memadai tempatnya pun dipindahkan disalah satu rumah anggota KUBE di Kampung Melayu sampai sekarang. Dengan satu lantai namun perkembangan KUBE yang terus meningkat lantai bangunan ditambah sehingga menjadi dua lantai dan dapat menampung anggota yang baru. Di lantai satu terdapat 10 mesin dan di lantai dua mempunyai 6 mesin. Pada awal terbentuk Anggota KUBE mendapatkan pelatihan menjahit pada saat ini KUBE Teluk Amanah dapat bersaing dengan usaha konveksi yang lain dan dapat menyamakan mutu. KUBE Teluk Amanah memiliki sistem kekeluargaan yang baik sehingga membuat anggota tetap di KUBE Teluk Amanah, pada awal pengembangan KUBE ini pernah membuat program kursus menjahit dengan bebas biaya. Namun dikarenakan anggota sudah banyak dan sudah mulai banyak pesanan tidak dapt menerima kursus menjahit lagi. Anak kursus di KUBE Teluk Amanah sudah bisa menjahit dan mampu bekerja dipabrik. Pada tahun 2004 KUBE Teluk Amanah mendapatkan bantuan dari Departemen Sosial yaitu pemberdayaan sarana pendukung produksi beberapa mesin jahit yaitu; mesin Jahit X-pit 10 unit dan 1 unit mesin obras. 3 3 Wawancara pribadi dengan pengurus KUBE Teluk Amanah Yoji Kristiani, Kebupaten Tangerang, 27 oktober 2010.

2. Visi dan Misi KUBE Teluk Amanah

a. Visi KUBE Teluk Amanah

Menumbuhkan semangat wirausaha bagi pelaku usaha bersama dapat terciptanya nilai kebersamaan dalam mensejahterakan keluarga dan mengurangi penganguran.

b. Misi KUBE Teluk Amanah

 Meningkatkan pendapatan masyarakat dan daya belinya sehingga dapat mensejahterakan kehidupannya.  Mewujudkan kemandirian usaha sosial dalam meningkatkan ekonomi keluarga.  Memberikan informasi peluang pasar dan meningkatkan pengetahuuan menajemen pemasaran dalam rangka menjaga kontinuitas pemasaran.

3. Tujuan KUBE

1. Meningkatkan kemampuan anggota kelompok KUBE di dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup sehari-hari, ditandai dengan: meningkatnya pendapatan keluarga, meningkatnya kualitas pangan, sandang papan, kesehatan tingkat pendidikan, dapat melaksanakan kegiatan keagamaan dan meningkatnya pemenuhan kebutuhan- kebutuhan sosial lainnya. 2. Meningkatkan kemampuan anggota kelompok KUBE dalam mengatasi masalah-masalah yang mungkin terjadi dalam keluarganya maupun dengan lingkungan sosialnya. Ditandai dengan adanya kebersamaan dan kesepakatan dalam pengambilan keputusan di dalam keluarga, dalam lingkungan sosial, adanya penerimaan terhadap perbedaan pendapatan yang mungkin timbul diantara keluarga dan lingkungan semakin minimnya perselisihan yang mungkin timbul antara suami dan istri atau antara orang tua dan anak dan lain-lain. 3. Meningkatkan kemampuan anggota kelompok KUBE dalam menampilkan peranan-peranan sosialnya. Baik dalam keluarga maupun lingkungan sosialnya, ditandai dengan semakin meningkatnya kepedulian dan rasa tanggung jawab dan keikutsertaan anggota dalam usaha-usaha kesejahteraan sosial dilingkungannya, semakin terbukanya pilihan bagi para anggota kelompok dalam pengembangan usaha yang lebih menguntungkan, terbukanya kesempatan dalam memanfaatkan sumber dan potensi kesejahteraan sosial yang tersedia dalamlingkungannya. 4 4 Direktorat Bantuan Sosial Fakir Miskin, Direktorat Jendral Bantuan dan Jaminan Sosial. Panduan Umum Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif Fakir Miskin Melalui Kelompok Usaha Bersama KUBE dan Lembaga Keuangan Mokro LKM Jakarta: Departemen sosial. 2004 h. 52-53.

4. Pengelola Program KUBE Teluk Amanah

Penyelenggara kegiatan ini melelui Kelompok Usaha Bersama KUBE Teluk Amanah, dengan struktur organisasi sebagai berikut: 1. Penangggungjawab Program : Kube Teluk Amanah 2. Pimpinan Program : Ahmad Muhrim 3. Sekertaris : Yoji 4. Keuangan : Dewi Komala 5. Team Work : KUBE Teluk Amanah 5

5. Struktur Organisasi KUBE

6 5 Proposal Konveksi melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial BLPS tahun 2009 Kelompok Usaha Bersama Teluk Amanah Kp. Melayu. terlampir KETUA AHMAD MUHRIM BENDAHARA DEWI SEKERTARIS YOJI ANGGOTA 1. Aini

7. Sofiah 2. David

8. Sukarni 3. Raya

9. Ipay 4. Ethek

10. Mila 5. Meriana

11. Ningsih 6. Jhon

12. Muhammad

6. Pengelolaan KUBE

1. Pengelolaan kelompok meliputi; dilakukan pendekatan kelompok, dibentuk kepengurusan sesuai dengan kebutuhan masing-masing kelompok, dipimpin oleh ketua, kegiatan kelompok diserahkan seluruhnya kepada kelompok, pengeluaran dana diserahkan pada musyawarak kelompok, menetapkan peraturan-peraturan kegiatan kelompok. 2. Pengelolaan jenis usaha meliputi; untuk mendorong dan menjamin kelangsungan masing-masing KUBE dapat mengembangkan satu atau dua jenis usaha sosial ekonomi produktif yang sesuai dengan minat, pengelolaan sepenuhnya dikelola oleh KUBE diserahkan kepada kelompok KUBE tersebut, kelompok KUBE dapat bekerjasama dengan pengusaha atau instansi terkait. 3. Strategi pengembangan meliputi; perlu adanya pengadministrasian dan pengorganisisasian kelompok yang baik, pertemuan rutin kelompok perlu disepakati dan adanya komitmen dari setiap anggota untuk melakukannya, mempertahankan azas musyawarah untuk mufakat, pengelolaan dan pengembangan KUBE harus berorientasi pada pemanfaatan dan penggalian sumber dan potensi yang tersedia dilingkungan masing-masing. Penerapan inovasi- inovasi dalam pengembangan. 7 6 Laporan UAS Praktikum II, Siti Dawiyah Di Dinas Sosial Kabupaten Tangerang, KUBE Teluk Amanah Kp. Melayu 2010 7 Direktorat Bantuan Sosial Fakir Miskin, Direktorat Jendral Bantuan dan Jaminan Sosial. Panduan Umum Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif Fakir Miskin Melalui Kelompok Usaha Bersama KUBE dan Lembaga Keuangan Mokro LKM Jakarta: Departemen sosial. 2004 h. 62-63

7. Prinsip Pengembangan KUBE

1. Penentuan nasib sendiri, anggota KUBE sebagai manusia yang memiliki harkat dan martabak, mempunyai hak untuk menentukan dirinya sendiri. Dalm nilai sepperti ini, para supervisior atau pendamping sosial yang terlibat dalam kegiatan KUBE berperan sebagai fasilitator dalam pengembangan KUBE tersebut. 2. Kekeluargaan, prinsip ini menekankan bahwa pengembangan KUBE perlu dibangun atas semangat kekeluargaan diantara sesama anggota KUBE dan lingkungannya. Nilai seperti ini akan menumbuhkan suatu semangat dan sikap kerja tanpa pamrih dalam mewujudkan keberhasilan KUBE. 3. Kegotong-royongan, kegotong-royongan berarti menuntut perlu adanya kebersamaan dan semangat kebersamaan diantara sesama para anggota KUBE. Dalam prinsip tidak menonjolkan adanya perbedaan antara atasan dan bawahan, tetapi lebih mengedepankan kebersamaan diantara sesama KBS. 4. Potensi anggota, bahwa pengelolaan dan pengembangan KUBE harus didasarkan pada kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh para anggota KUBE. Bila para anggota KUBE memiliki keterampilan dalam bidang ternak ikan maka hendaknya jenis usaha yang dikembangkan adalah bidang ternak ikan, bukan usaha lain. 5. Sumber-sumber setempat, prinsip ini menekankan bahwa pengembangan usaha yang dilakukan harus didasarkan pada ketersediaan sumber-sumber yang ada di daerah tersebut. Adalah menjadi suatu kendala bilamana suatu jenis usaha yang dikembangkan namun sumber-sumber yang menjadi bahan baku didaerah tersebut tidak tersedia. 6. Keberlanjutan, bahwa pengelolaan KUBE, kegiatan-kegiatannya, bidang usaha yang dikembangkan harus diwujudkan dalam program-program yang berkelanjutan, bukan hanya untuk sementara waktu. 7. Usaha yang berorientasi pasar, bahwa pengembangan usaha yang dilakukan harusdiarahkan pada jenis usaha yang dimiliki prospek yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pasar. 8

8. Aset yang Dimiliki KUBE Teluk Amanah Saat Ini:

TABEL 3. NO MESIN JUMLAH UNIT 1 MESIN JAHIT X-PIT 10 Unit 2 MESIN OBRAS 4 Unit 3 MESIN CAM 2 Unit 4 MESIN MH 1 Unit JUMLAH 17 Unit 8 Ibid., h. 54-56.

9. Kemitraan KUBE Teluk Amanah

Salah satu pengelolaan yang baik dan menghasilkan produksi yang dapat dijaga kualitasnya, KUBE membuktikan dengan bekerjasama pengusaha lain atau dengan perusahaan lain yang sudah mempunyai mutu dan merek yang sudah dikenal. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan terciptanya kesinambungan sehingga KUBE tidak berhenti berproduksi. Berikut perusahaan yang menjalin kemitraan dengan KUBE Teluk Amanah: 1. Little M 2. Nevada 3. Sophie Martin 4. Matahari dan 5. Crocodile

10. Sumber Dana

Program kelompok usaha bersama KUBE Teluk Amanah Usaha Konveksi tidak berdiri sendiri oleh karena itu sumberdana yang didapatkan dari berbagai pihak yaitu: 1. Departemen Sosial DEPSOS dan 2. Dinas Sosial DINSOS Kabupaten Tangerang

B. Temuan Lapangan