Analisis Hasil Penelitian Latar Belakang Masalah

vi

C. Analisis Hasil Penelitian

1. Aset-Aset Nyata yang Dimiliki Anggota KUBE .......... 52 2. Aset-Aset Tidak Nyata yang Dimiliki Anggota KUBE ............................................................ 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................ 66 B. Saran .................................................................................. 67 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. ... 68 LAMPIRAN vii DAFTAR TABEL Tabel 1. Skema Pembentukan dan Pengembangan KUBE 26 Tabel 2. Kerangka dan Jumlah Informan 33 Tabel 3. Aset yang Dimiliki KUBE Teluk Amanah Saat Ini 44 Tabel 4. Aset-Aset Nyata yang Dimiliki Anggota Sebelum dan Setelah Mengikuti Program KUBE 55 Tabel 5. Aset-Aset Tidak Nyata yang Dimiliki Anggota Sebelum dan Sesudah mengikuti Program KUBE 62 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa relevan untuk dikaji terus menerus, ini bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada sejak lama dan masih hadir di tengah-tengah kita saat ini, melainkan pula karena kini gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis multidimensional yang masih dihadapi oleh bangsa Indonesia. 1 Seperti yang dirumuskan oleh Parsudi Suparlan kemiskinan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah yaitu suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan dalam literatur Islam miskin dibedakan dengan fakir menurut Ali Yafie membuat rumusan definisi miskin ialah yang memiliki harta benda atau pun mata pencaharian atau kedua-duanya, hanya menutupi seperdua atau lebih dari kebutuhan pokok. Sedangkan yang disebut fakir ialah mereka yang tidak memiliki sesuatu harta benda atau tidak mempunyai mata pencaharian tetap, atau mempunyai harta benda tetapi hanya menutupi kurang dari seperdua kebutuhan pokoknya. 2 1 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Pemberdayakan Rakyat, Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. 2005, h. 131. 2 Ahmad Sanusi, Agama Di Tengah Kemiskinan Refleksi atas Pandangan Islam dan Kristen dalam Perspektif Kerjasama Antara Umat Beragama Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu. 1999, h. 13-14 Kemiskinan memuncak pada periode 1997-1999, setelah dalam kurung waktu 1976-1996 tingkat kemiskinan menurun secara spektakuler dari 40,1 persen menjadi 11,3 persen. Jumlah orang miskin kembali meningkat dengan tajam, terutama selama krisis ekonomi, penelitian yang dilakukan BPS, UNDP dan UNSFIR menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin pada priode 1996-1998, meningkat dengan tajam dari 22,5 juta jiwa menjadi 49,5 juta jiwa atau bertambah sebanyak 27,0 juta jiwa. Sementara itu, International Labour Organisation ILO memperkirakan jumlah orang miskin di Indonesia pada akhir tahun 1999 mencapai 129,6 juta atau sekitar 66,3 persen dari seluruh jumlah penduduk BPS,1999. 3 Kemiskinan di Kabupaten Tangerang tahun 2004 sebanyak 246.000 jiwa, tahun 2005 sebanyak 251.200 jiwa, tahun 2006 sebanyak 279.090 jiwa. 4 Menurun di tahun 2007 sebanyak 159.226 jiwa. Tahun 2008 Keluarga miskin paling tinggi di Kecamatan Teluknaga 12.008 KK, Rajeg 11.017 KK, dan Kresek 8.892 KK. 5 Pada tahun 2009 tercatat jumlah orang miskin sebanyak 348.268 jiwa. 6 Pengangguran dan kemiskinan sangat berkaitan seperti yang didefinisikan Sahri Muhammad, fakir ialah yang tidak memiliki alat produksi dengan pendapatan per-harinya sangat rendah dan sengsara, tidak punya harta untuk 3 www.bps.go.id 4 Imal Istimal, “ Kemiskinan Di Banten Harus Segera Diakhiri ” artikel diakses pada tanggal 21 Juni 2011 dari http:akangimal.wordpress.comcategoryartikel 5 Tim Redaksi, “Kemiskinan di Banten Terus Meningkat” artikel diakses pada tanggal 15 april 2011 dari http:www.radarbanten.commod.php?mod=publisherop=viewarticleartid =235 63 6 Laporan Realisasi Kegiatan Pembangunan Bidang Urusan Sosial Tahun Anggaran 2009 di Kabupaten Tangerang. memenuhi penghidupannya, termasuk penganggur yang tidak memiliki modal kecuali tenaganya, yang berarti memerlukan lapangan kerja. 7 Pengangguran juga menjadi masalah sosial jika tingkat pengangguran tinggi, sumber daya menjadi terbuang percuma dan tingkat pendapatan masyarakat akan merosot. Situasi ini menimbulkan kelesuan ekonomi yang berpengaruh pula pada emosi masyarakat dan kehidupan keluarga sehari-hari. 8 Menurut teori human capital kualitas sumber daya manusia selain ditentuka oleh kesehatan, juga ditentukan oleh pendidikan. Meskipun kesehatan telah mendapat perhatian dalam dekade belakangan ini, di banyak negara sedang berkembang seperti Indonesia, salah satu strategi yang telah lama diterapkan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah peningkatan pendidikan. Pendidikan dipandang tidak hanya dapat menambah pengetahuan tetapi dapat juga meningkatkan produktivitas. 9 Dalam pengembangan sumber daya manusia termasuk di dalamnya adalah meningkatkan partisipasi manusia melalui perluasan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan, peluang kerja, dan berusaha. Dapatlah dikatakan pengembangan sumber daya manusia mengandung pengertian upaya meningkatan keterlibatan manusia dalam proses pembangunan. Dengan demikian, manusia seharusnya diletakkan sebagai inti dalam pembangunan. Pembangunan harus bergerak disekitar manusia, bukan manusia di sekitar pembangunan. 7 Ahmad Sanusi, Agama Di Tengah Kemiskinan Refleksi atas Pandangan Islam dan Kristen dalam Perspektif Kerjasama Antara Umat Beragama Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1999, h. 14 8 “Dampak Pengangguran Terhadap Pembangunan Nasional Ekonomi Masyarakat”, artikel diakses pada 11 mei 2011 dari http:requestartikel.comdampak-pengangguran-terhadap- pembangunanasionalekonomi masyarakat-201011200.html 9 Tadjuddin Noer Effendi, Sumber daya Manusia Peluang Kerja dan Kemiskinan yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1995, h. 15 Pembangunan harusnya berasal dari manusia, dilakukan oleh manusia, dan untuk kepentingan manusia. 10 Pengangguran Tecatat 4,5 juta orang atau 5 pada tahun 1997 menjelang krisis ekonomi, menjadi sekitar 6,5 juta orang atau 7 tahun 2000, dan menjadi 9,5 juta orang atau 9,5 tahun 2003. Demikian juga jumlah setengah pengangguran maningkat dari 29 juta orang pada 1997 menjadi sekitar 31 juta orang tahun 2000 dan tahun 2003. 11 Penganggurang mengalami naik turun pada tahun 2004 sampai 2008 namun sempat meninggi pada tahun 2005 sebesar 11.2 dan menurun pada tahun 2008 mencapai 8,39, pengangguran terus menurun hingga tahun 2010 sebesar 7,14. 12 Di Kabupaten Tangerang tercatat 45.639 angkatan kerja yang belum mendapatkan pekerjaan. 13 Tahun 2009 tercatat kurang lebih pengangguran sebesar 160 ribu warga 14 dan Angka pengangguran tahun 2010 mencapai 224.157 orang atau 12,46 dari total angkatan kerja sebanyak 1,8 juta orang. Hadi Hartono, anggota Badan Anggaran DPRD Kabupaten Tangerang, mengatakan angka itu lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu sebanyak 228.429 orang atau 13,28 dari total angkatan kerja. 15 10 Ibid., h. 5 11 Prathama Rharjda dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi, 3 th Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2008, h. 382 12 www.bps.go.id 13 “Jumlah Pengangguran Terus Meningkat”, artikel diakses pada 11 mei 2011 dari http:www.suarakarya-online.comnews.html?id=145967 14 Artikel diakses pada 11 mei 2011 dari http:www.disnakertransbanten.netindex.php? link=dtlid=78 15 “ Angka Pengangguran di Kabupaten Tangerang 12,46”. artikel diakses pada 11 mei 2011 dari http:bataviase.co.idnode454907 Diperlukan usaha produktif yang membutuhkan keterampilan untuk dapat mempertahankan hidup. Allah membekali manusia Adam dengan mengajarinya nama benda apa saja, pengetahuan yang kelak sangat bermanfaat baginya Adam saat diturunkan kebumi. 16 Dan Allah telah menyediakan keperluan manusia dibumi. Allah berfirman: “Dan sesungguhnya, kami telah menetapkan kamu dibumi dan disana kami sediakan sumber penghidupan untukmu, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur”. Al-A‟raf7:10 Ayat ini menegaskan sebagian dari sekian banyak karunia Allah yang telah dianugrahkan kepada hamba-Nya yaitu bahwa Dia telah menyediakan bumi ini untuk manusia tinggal dan berdiam diatasnya. Bebas berusaha dalam batas-batas yang telah digariskan, diberikan perlengkapan kehidupan. 17 Didukung juga pada pasal 33 UUD 1945 merupakan dasar dari sistem demokrasi Indonesia yaitu: “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan” 18 Untuk itu pemerintah mendukung usaha kesejahteraan sosial dengan dibuat program-program pro masyarakat. Untuk mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, makmur dan merata baik materi maupun spiritual. 19 16 Tafsir Al-quran Tematik. Kerja dan Tenaga kerjaan, Lajnah pentashihan mushaf Al- Quran Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI. 2010. hl. 63 17 Ibid., h. 66 18 Anni Charani Sumantri, dkk., Naskah Akademik Peraturan Perundang-undangan Tentang Perlindungan Usaha Kecil Jakarta. Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman RI. 97-98. hl. 12 19 Tafsir Al-quran Tematik, hl. 190 Usaha kesejahteraan sosial merupaka usaha terencana dan terarah yang meliputi berbagai bentuk intervensi sosial dan pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan manusia, mencegah dan mengatasi masalah sosial, serta memperkuat institusi-institusi sosial. 20 Usaha kesejahteraan sosial itu sendiri, pada dasarnya merupakan suatu program ataupun kegiatan yang didesain secara kongkrit untuk menjawab masalah, kebutuhan masyarakat ataupun meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha kesejahteraan dapat ditujukan pada individu, keluarga, kelompok-kelompok dalam komunitas, ataupun komonitas secara keseluruhan. 21 Salah satu program pro masyarakat yaitu Kelompok Usaha Bersama KUBE yang menjadi sarana untuk meningkatkan usaha ekonomi produktif, menyediakan sebagian kebutuhan yang diperlukan bagi keluarga fakir-miskin, menciptakan keharmonisan hubungan sosial antar warga, menyelesaikan masalah sosial yang dirasakan keluarga fakir-miskin, pengembangan diri dan sebagai wadah bebagai pengalaman antar anggota. 22 Salah satu KUBE yang dapat terus bertahan adalah usaha Konveksi KUBE Teluk Amanah yang berada di Kampung Melayu Kabupaten Tangerang. KUBE Teluk Amanah juga berhasil memenuhi kriteria yaitu masuk dalam kategori KUBE maju. dan menjadi KUBE berprestasi di tingkat Propinsi Banten pada tahun 2011. Namun masih ada kekurangan karena KUBE belum bisa mandiri atau memproduksi sendiri. Disamping itu program ini berdampak pada kehidupan 20 Edi Suharto, Analisis Kebijakan Publik Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial, edisi revisi Bandung: CV. Alfabeta. 2005, h. 35 21 Isbandi Rukminto Adi. Ilmu Kesejahteraan Sosial Dan Pekerjaan Sosial. 2 th FISIP UI Press. 2005. h. 86 22 Panduan Umum Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif Fakir Miskin Melalui Kelompok Usaha Bersama KUBE Dan Lembaga Keuangan Mikro LKM. Direktorat Bantuansosial Fakir Miskin, Direktorat Jendral Dan Jaminan Sosial Departemen Sosial Ri. 2004. hl. 49 anggota KUBE yaitu Anggota dapat hidup lebih produktif sehingga anggota mendapatkan penghasilan dan berfungsi dalam lingkungan keluarga dan sosial. Keberadaan KUBE Teluk Amanah sudah tujuh tahun berdiri oleh karena itu anggota yang mengikuti program ini merasakan dan mendapatkan hasil yang nyata dan tidak nyata. Dengan dasar inilah penulis terdorong untuk melakukan penelitian dan kajian ilmiah dan sekaligus dijadikan sebagai pembahasan skripsi dengan judul: Evaluasi Dampak Usaha Konveksi Kelompok Usaha Bersama KUBE Teluk Amanah Pada Peningkatan Aset Anggotanya Di Kampung Melayu Kabupaten Tangerang.

B. Batasan Dan Perumusan Masalah