Pembiakan spesimen Persiapan bahan coba

Gambar 5. Penimbangan Media PDA Gambar 6. Pemanasan media Ohyo JP2 6000, Japan Hot plate

4.8.2 Pembiakan spesimen

Candida albicans yang digunakan adalah stem-cell yang diisolasi dari rongga mulut. Dengan menggunakan ose, biakan murni tersebut digoreskan zig-zag dan rapat pada media padat Potato Dekstrose Agar PDA. Biakan jamur diinkubasi dalam suasana anaerob pada suhu 37 o C selama 24 jam, kemudian diamati koloni yang tumbuh. Setelah hasil didapat, dilakukan pembuatan suspensi Candida albicans dengan mengambil 2-3 ose koloni, dimasukkan kedalam NaCl 0,9 dan disetarakan dengan standar MC Farland 1 x 10 8 CFU ml. Suspensi diambil dengan menggunakan kapas lidi dan buat goresan penuh pada media padat Potato Dekstrose Agar PDA. Universitas Sumatera Utara Gambar 7. Stem-cell Candida Gambar 8. Pembuatan goresan albicans pada media PDA

4.8.3 Persiapan bahan coba

Pada penelitian ini, digunakan bubuk kitosan blangkas Trimurni et al, 2007 yang berasal dari cangkang blangkas melalui proses deasetilasi kitin dengan menggunakan larutan alkali NaOH. Proses dilanjutkan pada dua tahap yaitu proses deproteinasi dengan pemberian NaOH 2 M untuk mengurangi protein dan proses demineralisasi dengan pemberian HCL 2 M untuk menghilangkan kandungan mineral CaCO 3. Setelah proses-proses tersebut, didapatkan bubuk kitosan blangkas dengan derajat diasetilasi dan berat molekul yang tinggi yakni 84,20 dan 893.000 Mv. Pembuatan suspensi bahan coba dilakukan dengan mencampurkan bubuk kitosan blangkas dengan asam asetat 1 lalu ditambahkan bahan pelarut vehicle yakni gliserin 100. Konsentrasi yang digunakan adalah 0,25; 0,5; 1. Sejumlah bahan coba yaitu 0,25 gr bubuk kitosan untuk konsentrasi 0,25; 0,5 gr bubuk kitosan untuk konsentrasi 0,5 dan 1 gr bubuk kitosan untuk konsentrasi 1 dicampur dengan 100 ml asam asetat 1 secara merata divortex. Hasil pencampuran dari setiap konsentrasi tersebut diambil sebanyak 9 ml dan dimasukkan ke dalam tabung sesuai label, lalu ditambahkan dengan bahan pelarut gliserin 100 sebanyak 1 ml kedalam masing- masing konsentrasi. Universitas Sumatera Utara Gambar 9. Penimbangan bubuk kitosan blangkas Gambar 10. Larutan kitosan Ohyo JP2 6000, Japan blangkas dan gliserin

4.8.4 Uji efek antifungal

Dokumen yang terkait

Efek Antibakteri Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Sebagai Perancah Dengan Ekstrak Batang Kemuning Terhadap Fusobacterium Nucleatum Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar(In Vitro)

3 56 72

Efek Antibakteri Konsentrasi Ekstrak Batang Kemuning (murraya paniculata) Terhadap fusobacterium nucleatum Sebagai Bahan alternatif medikamen Saluran akar gigi (in vitro)

3 81 82

Efek Antibakteri Kitosan Blangkas (Lymulus polyphemus) Bermolekul Tinggi Terhadap Fusobacterium nucleatum (Penelitian In Vitro)

1 38 82

Perbedaan Daya Hambat Kitosan Blangkas (Lymulus polyphemus) Bermolekul Tinggi Dengan Pelarut Gliserin Dan VCO (Virgin Coconut Oil) Terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 (Penelitian IN-VITRO)

1 52 88

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 8 13

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 0 2

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 0 6

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 0 26

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 0 4

Efek Antibakteri Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Sebagai Perancah Dengan Ekstrak Batang Kemuning Terhadap Fusobacterium Nucleatum Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar(In Vitro)

0 0 14