2.3 Pengaruh Besi 2.3.1 Pengaruh Besi Dalam Air
Zat besi merupakan salah satu unsur logam yang mudah larut dalam air. Keberadaannya dalam air tidak dikehendaki karena kehidupan biota perairan
terganggu dan air menjadi tidak layak untuk keperluan rumah tangga, seperti rasa air tidak enak, menyebabkan berkas karat pada pakaian, peralatan rumah tangga,
porselen, dan lain-lain. Besi dalam bentuk ion Fe
2+
merupakan unsur penting di dalam air tanah karena oksigen yang terlarut dalam air tanah hanya berasal dari aktifitas mikroba
yang mengoksidasi merombak bahan organik. Jadi, oksigen di dalam air tanah tidak bersumber dari atmosfir udara dan Fe
2+
terbentuk di daerah yang kekurangan oksigen Manik, 2004.
2.3.2 Pengaruh Besi Dalam Tubuh Manusia
Adanya unsur-unsur besi dalam air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi merupakan suatu unsur yang penting dan berguna untuk
metabolisme tubuh. Untuk keperluan ini tubuh membutuhkan 7–35 mg unsur tersebut perhari, tidak hanya diperoleh dari air. Konsentrasi unsur ini dalam air
yang melebihi 2 mgl akan menimbulkan noda-noda pada peralatan dan bahan- bahan yang berwarna putih. Adanya unsur ini dapat pula menimbulkan bau dan
warna pada air minum, dan warna koloid pada air Sutrisno, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Walaupun logam ini termasuk dalam kelompok logam esensial, tapi kasus keracunan Fe sering dilaporkan terutama pada anak-anak. Keracunan Fe pada
anak terjadi secara tidak sengaja, saat anak memakan makanan yang mengandung Fe, sedangkan pada orang dewasa hal ini jarang terjadi. Walaupun toksisitas Fe
jarang menyebabakn kematian, tetapi dapat juga menyebabkan gangguan mental yang serius. Kasus toksisitas Fe pada anak kemungkinan besar terjadi karena
banyak preparat yang mengandung Fe diberikan pada anak, baik berupa obat maupun vitamin. Disamping itu, kebiasaan anak makan sembarangan di
lingkungan sekitarnya juga mempengaruhi hal tersebut. Zat besi di dalam air minum dijumpai membentuk valensi dua atau tiga.
Dalam air minum pernah dijumpai kadar besi mencapai 1 mgl yang berasal dari air tanah, padahal normalnya di dalam air minum kira-kira dibawah 0,3 mgl. Pada
pH tertentu zat besi akan mengalami perubahan sehingga air minum terasa tidak enak dan warna air juga berubah. Konsumsi zat besi lebih banyak melalui
makanan dibandingkan melalui minuman Sitepoe, 1997.
2.3.3 Sumber Besi Dalam Makanan
Besi dalam makanan berupa bentuk Fe dalam hemoglobin pangan hewani, sedangkan Fe terdapat dalam makanan nabati. Sumber Fe antara lain adalah
daging, ikan, ayam, buncis, sayuran daun, strawberry, hati, kacang polong, tomat, biji-bijian, kerang, udang, kuning telur, berbagai macam tepung, buah kering,
serta kacang merah Fe dalam daging ayam dan ikan yang memiliki ketersediaan biologis lebih tinggi dibandingkan Fe dalam sayuran, kacang-kacangan, dan
bayam dengan ketersediaan biologis paling rendah. Fe dalam kuning telur berjumlah besar, tetapi sulit diabsorpsi Widowati, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Penentuan Zat Besi