1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah : 1.
Bagaimanakah keanekaragaman vegetasi pada lokasi Kawasan Ekowisata Tangkahan Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat ?
2. Berapakah jumlah carbon tersimpan tegakan hutan pada lokasi Kawasan
Ekowisata Tangkahan Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1.
Mengetahui keanekaragaman vegetasi pada lokasi Kawasan Ekowisata Tangkahan Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat ?
2. Mengestimasi potensi jumlah carbon tersimpan tegakan hutan pada lokasi
Kawasan Ekowisata Tangkahan Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat ?
1. 4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah : 1.
Sebagai informasi bagi peneliti dan instansi terkait mengenai keadaan dan kelimpahan vegetasi pada lokasi lokasi Kawasan Ekowisata Tangkahan
Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat
Universitas Sumatera Utara
2. Sebagai informasi bagi peneliti dan instansi terkait tentang dugaan
cadangan karbon tersimpan pada pohon lokasi Kawasan Ekowisata Tangkahan Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat
Universitas Sumatera Utara
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hutan
Menurut Soerianegara dan Indrawan 1988 hutan merupakan masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai oleh pohon-pohon dan mempunyai keadaan
lingkungan yang berbeda dengan keadaan lingkungan di luar hutan. Selanjutnya didalam UU RI no 41 Tahun 1999 menyatakan bahwa hutan adalah satu kesatuan
ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak
dapat dipisahkan. Dilanjutkan pada pasal Pasal 6 ayat 1 disebutkan bahwa hutan mempunyai tiga fungsi, yaitu fungsi konservasi, fungsi lindung, dan fungsi produksi,
sedangkan pada ayat 2 dikatakan bahwa Pemerintah menetapkan hutan berdasarkan fungsi pokok yaitu hutan konservasi, hutan lindung, dan hutan produksi.
Stuktur dan komposisi hutan dapat diketahui dengan menghitung jumlah, distribusi, frekuensi dan dominansi. Soerianegara dan Indrawan 1988 membedakan
masyarakat tumbuh-tumbuhan di dalam hutan sebagai berikut : a. Seedling semai yaitu permudaan mulai kecambah sampai setinggi 1,5 m.
b. Sapling pancang, sapihan yaitu permudaan yang tingginya 1,5 m sampai pohon- pohon muda yang berdiameter kurang dari 10 cm.
c. Pole tiang yaitu pohon-pohon muda yang berdiameter 10 - 35 cm.
Universitas Sumatera Utara
d. Pohon dewasa yaitu pohon yang berdiameter lebih dari 35 cm yang diukur 1,3 meter dari permukaan tanah.
2.2. Komposisi tegakan hutan
Dalam ekologi hutan satuan yang diselidiki adalah satuan tegakan yang merupakan asosiasi konkrit, analisis vegetasi yang dapat digunakan untuk
mempelajari susunan dan bentuk vegetasi masyarakat tumbuh-tumbuhan adalah :
1. Mempelajari tegakan hutan, yaitu tingkat pohon dan permudaannya.
2. Mempelajari tegakan tumbuhan bawah, yang dimaksud tumbuhan bawah adalah suatu
jenis vegetasi dasar yang terdapat di bawah tegakan hutan kecuali padang rumputalang- alang, dan vegetasi semak belukar Soerianegara dan Indrawan, 1988.
Menurut Kusmana 1997 dan Indriyanto 2006 mengemukakan bahwa untuk keperluan deskripsi vegetasi ada 3 tiga parameter yang penting untuk dianalisis
yaitu frekuensi, kerapatan dan dominansi. Indeks Nilai Penting INP diperoleh dengan menjumlahkan frekuensi relatif, kerapatan relatif, dan dominansi relatif.
Indeks keanekaragaman H’ digunakan untuk mengukur stabilitas komunitas, yaitu kemampuan suatu komunitas untuk menjaga dirinya tetap stabil meskipun ada
gangguan terhadap komponen-komponennya.
2.3. Pemanasan