- Serbuk Koagulan PAC
- Granul Koagulan Tawas
3.5 Prosedur Pengujian 3.5.1 Prosedur Penyiapan Sampel air baku air sungai
a. disiapkan 2 buah jerigen b. diambil air baku di sungai hulu belawan dengan cara berlawanan arah
sungai dan dengan jarak 5 m. c. dimasukkan air baku ke dalam beaker gelas 1000 ml.
d. air baku siap di lakukan penelitian
3.5.2 Prosedur Pembuatan Koagulan PAC
a. Disiapkan bahan dan alat yang akan digunakan b. Diambil serbuk pac sebanyak 10 mg dan di timbang dengan konsentrasi 1
c. Dilarutkan dalam 1000 ml menggunakan akuades di homogenkan
3.5.3 Prosedur Pembuatan Koagulan Tawas
a. Disiapkan bahan dan alat yang akan digunakan b. Diambil granul Tawas sebanyak 10 mg dan di timbangdengan konsentrasi
1 c. Dilarutkan dalam 1000 ml menggunakan akuades di homogenkan
3.5.4 Prosedur Metode Jartest
a. Masing-masing beaker gelas yang berisi air baku 1000 ml di pastikan tidak basah kondisi luar kering.
b. Dibuat label di setiap masing-masing beaker gelas yang akan diisi koagulan PAC dan untuk tawas
c. Dimasukkan koagulan PAC sebanyak 10 ml ke masing-masing beaker gelas dan koagulan Tawas sebanyak 10 ml ke masing-masing beaker gelas
d. Dimasukkan ke dalam alat jar test e. Dihidupkan alat jartest dan lampu jar test
e. Diturunkan alat pengadukan pada jar test tepat di posisi tengah beaker gelas f. Tekan kecepatan mixer dengan kekuatan 140 rpm dan tekan tombol
kecepatan waktu selama 5 menit, setelah itu atur kembali kecepatan mixer 50 rpm dengan kecepatan 10 menit, kemudian matikan kecepatan mixer
dengan cara mengembalikan ke posisi nol terlebih dahulu kemudian atur waktu selama 20 menit.
g. Di ukur kekeruhan masing-masing air yang telah di Jartest dengan cara mengambil air secukupnya yang kemudian dimasukan kedalam kuvet.
Setelah itu, masukan kuvet tersebut ke dalam alat turbidimeter. Didapat nilai kekeruruhan dengan satuan NTU
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Air baku ditambahkan dengan koagulan PAC Poly Aluminium Chloride dan Tawas menggunakan metode Jar test dengan dosis yang berbeda namun
konsentrasi yang sama dengan menggunakan 5 sampel. Konsentrasi PAC Poly Aluminium Chloride dan Tawas yang digunakan pada penelitian ini adalah 1.
Berikut merupakan Kekeruhan Air baku sebelum penambahan koagulan PAC Poly Aluminium Chloride dan Tawas yang dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Data kekeruhan Air baku sebelum penambahan koagulan PAC dan
Tawas menggunakan turbidimeter No.
Sampel Air Baku
Kekeruhan 1
Sampel 1 63,5
2 Sampel 2
62,7 3
Sampel 3 64,3
4 Sampel 4
60,9 5
Sampel 5 61,7
Setelah terjadi penambahan koagulan setiap sampel menghasilkan nilai kekeruhan yang berbeda-beda menggunakan alat turbidimeter dengan dosis ppm
yang berbeda. Setelah pengujian kekeruhan dari kelima sampel dengan dosis yang berbeda diperoleh simpangan baku dari kelima sampel. Berikut merupakan hasil
kekeruhan menggunakan koagulan PAC dengan dosis yang berbeda-beda dengan hasil rata-rata kekeruhan dan simpangan bakunya. Hasil tersebut dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2 Data kekeruhan dari lima sampel air baku dengan penambahan
koagulan PAC menggunakan metode Jar test dan turbidimeter
Untuk dapat melihat lebih jelas efektitivitas kekeruhan koagulan PAC Poly Aluminium Chloride dari tabel 4.1 di atas maka dapat dilihat dari gambar grafik.
Berikut merupakan gambar grafik rata-rata pengujian kekeruhan dar kelima sampel dengan dosis berbeda dapat dilihat pada gambar grafik Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Grafik rata-rata simpangan baku kekeruhan dari kelima sampel air
baku menggunakan koagulan PAC Poly Aluminium Chloride. No.
Sampel Kekeruhan dengan Dosis PAC yg berbeda NTU
19 ppm 21 ppm
23 ppm 25 ppm
27 ppm 29 ppm 1.
2. 3.
4.
5 Sampel 1
Sampel 2 Sampel 3
Sampel 4 Sampel 5
18,6 18,1
18,7 19,2
19,1 1,27
1,25 1,26
1,20 1,19
1,01 1,14
1,08 1,35
1,27 0,74
1,06 0,92
1,20 1,11
0,50 0,63
0,57 0,69
0,60 0,40
0,42 0,44
0,53 0,51
Rata-rata ± SD
18,74 ± 0,439
1,23 ± 0,036
1,17 ± 0,138
1,00 ± 0,17
0,598 ± 0,070
0,46 ± 0,057
Tabel 4.3 Uji statistika one way anova dari kelima sampel dilihat dari parameter
kekeruhan menggunakan koagulan PAC
ANOVA
Konsentrasi Kekeruhan Sum of
Squares Df
Mean Square F
Sig. Between Groups
1329.460 5
265.892 6276.464 .000
Within Groups 1.017
24 .042
Total 1330.476
29
Homogeneous Subsets
Konsentrasi Kekeruhan
Dosis koagulan pac N
Subset for alpha = 0.05 1
2 3
Tukey HSD
a
Dosis PAC 29 ppm 5
.4600 Dosis PAC 27 ppm
5 .5980
Dosis PAC 25 ppm 5
1.0060 Dosis PAC 23 ppm
5 1.1700
Dosis PAC 21 ppm 5
1.2340 Dosis PAC 19 ppm
5 18.7400
Sig. .892
.513 1.000
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan statistika yang signifikan dengan probabilitas lebih kecil dari 0.05 antara jumlah nilai
kekeruhan setelah dilakukan Jar test terhadap 5 jenis dosis koagulan PAC Poly Aluminium Chloride
[F265.8 = 6276, P: 0.000]. karena itu H
O
ditolak dan menerima H
1.
Selain koagulan PAC Poly Aluminium Chloride, penambahan koagulan Tawas juga menghasilkan nilai kekeruhan yang berbeda-beda pada setiap
dosisnya. Berikut merupakan hasil kekeruhan menggunakan koagulan Tawas yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.4 Rata-rata kekeruhan dari kelima sampel air baku dengan penambahan
koagulan Tawas menggunakan metode Jar test dan turbidimeter
Untuk dapat melihat lebih jelas efektitivitas kekeruhan koagulan Tawas dari tabel 4.3 di atas maka dapat dilihat dari gambar grafik. Berikut merupakan
gambar grafik rata-rata pengujian kekeruhan dari kelima sampel dengan dosis berbeda dapat dilihat pada gambar grafik Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Grafik rata-rata simpangan baku kekeruhan dari kelima sampel air
baku menggunakan koagulan Tawas. No.
Sampel Kekeruhan dengan Dosis Tawas yg berbeda NTU
19 ppm
21 ppm 23 ppm 25 ppm
27 ppm 29 ppm 1.
2. 3.
4.
5 Sampel 1
Sampel 2 Sampel 3
Sampel 4 Sampel 5
20,3 19.9
21,2 20,5
19,6 10,50
10,30 13,60
12,90 10,20
6,27 7,35
9,06
10,30 7,01
4,30 6,20
4,93 6,37
5,42 2,91
4,33 3,20
3,32 3,19
2,60 3,65
2,72 2,51
2,62
Rata-rata ± SD
20,3 ± 0,61
11,5 ± 1,62
7,998 ± 1,64
5,444 ± 0,866
3,39 ± 0,546
2,82 ± 0,46
Tabel 4.5 Uji statistika one way anova dari kelima sampel dilihat dari parameter
kekeruhan menggunakan koagulan Tawas
ANOVA
Konsentrasi Kekeruhan Sum of
Squares Df
Mean Square F
Sig. Between
Groups 1080.858
5 216.172
186.021 .000
Within Groups 27.890
24 1.162
Total 1108.748
29
Homogeneous Subsets
Konsentrasi Kekeruhan
Dosis koagulan Tawas N
Subset for alpha = 0.05 1
2 3
Tukey HSD
a
Dosis Tawas 29 ppm 5
2.8200 Dosis Tawas 27 ppm
5 3.3900
3.3900 Dosis Tawas 25 ppm
5 5.4440
Dosis Tawas 23 ppm 5
7.9980 Dosis Tawas 21 ppm
5 Dosis Tawas 19 ppm
5 Sig.
.958 .059
1.000
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan statistika yang signifikan dengan probabilitas lebih kecil dari 0.05 antara jumlah nilai
kekeruhan setelah dilakukan Jar test terhadap 5 jenis dosis koagulan PAC Poly Aluminium Chloride
[F216.172 = 186.021, P: 0.000]. karena itu H
O
ditolak dan menerima H
1.
4.2 Pembahasan
Nilai kekeruhan sebelum ditambahkan koagulan PAC dan Tawas adalah 63,5 serta nilai Ph 6,9. Kekeruhan tersebut memiliki nilai yang cukup tinggi
sehingga perlu dilakukan proses pengolahan air baku. Menurut Rosariawari, 2013 Kekeruhan dihilangkan melalui pembubuhan sejenis bahan kimia dengan
sifat-sifat tertentu yang disebut flokulan. Umumnya flokulan tersebut adalah tawas, namun dapat pula garam Fe III atau salah satu polielektrolit organis.
Selain pembubuhan flokulan diperlukan pengadukan sampai flok-flok terbentuk. Flok-flok ini mengumpulkan partikel-partikel kecil dan koloid tersebut
bertumbukan dan akhirnya bersama-sama mengendap. Kekeruhan dipengaruhi oleh: benda-benda halus yang disuspensikan seperti lumpur dan sebagainya,
adanya jasad-jasad renik plankton dan warna air. Dalam penilitian ini, untuk menurunkan kekeruhan ditambahkan koagulan
PAC dan Tawas yang akan dihasilkan koagulan yang lebih efektif dan dibandingkan dengan Kesepakatan Sasaran Mutu Instalasi Pengolahan Air
PDAM Tirtanadi dan PERMENKES No. 492MENKESPERIV2010. Setelah penambahan koagulan PAC, nilai rata-rata kekeruhan setiap sampel dengan uji
statistika one way anova adalah 18.74 NTU, 1.23 NTU, 1.17 NTU, 1.00 NTU, 0,59 NTU dan 0,46 NTU sedangkan dengan penambahan koagulan Tawas nilai
kekeruhan menjadi 20.3 NTU, 11.5 NTU, 7.99 NTU, 5.44 NTU, 3.39 NTU dan 2.82 NTU. Hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa total rata-
rata kekeruhan air baku setelah diberi penambahan koagulan PAC adalah sebesar 3.86 NTU sedangkan total rata-rata kekeruhan air baku setelah diberi penambahan
koagulan tawas adalah sebesar 8.57 NTU. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa koagulan PAC lebih efektif dibandingkan dengan koagulan Tawas karena
mampu menurunkan tingkat kekeruhan sampai 93.83 dari rata-rata kekeruhan awal yaitu sebesar 62.62 NTU menjadi 3.86 NTU sedangkan koagulan tawas
hanya mampu menurunkan kekeruhan 86.31 yaitu dari tingkat kekeruhan 62.62 NTU menjadi 8.57 NTU.
Oleh karena itu, saat pengolahan air baku menjadi air bersih dosis optimum yang dapat dipergunakan adalah dengan menggunakan koagulan PAC
dosis 21 ppm dengan kekeruhan yang akan dihasilkan 1.23 NTU yang dibandingkan sesuai dengan Kesepakatan Sasaran Mutu Instalasi Pengolahan Air
PDAM Tirtanadi yaitu ≤ 2 dan sesuai dengan PERMENKES No.
492MENKESPERIV2010 yaitu maksimal 5 NTU. Pada kondisi dosis 23 ppm, 25 ppm, 27 ppm dan 29 ppm kekeruhan air bersih juga sudah memenuhi
persyaratan. Namun, pada saat pengolahan air baku menjadi air bersih, penambahan koagulan PAC yang digunakan adalah pada dosis 21 ppm
disebabkan penggunaan koagulan yang dipakai lebih sedikit sehingga lebih menguntungkan dan efisien.